Read More >>"> Love Finds (Bab 13) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Finds
MENU
About Us  

Apartment Devlin mewah sekali. Jauh lebih mewah dari apartmentnya. Begitu masuk ke dalam bangunan tinggi itu, mereka disambut wangi lobby yang mewah, kehangatan interiornya dan temaram lampu yang memberikan kesan romantis, ataukah itu hanya perasaan Jean saja. Devlin masih memegang tangan Jean dan menuntunnya ke lift. Jean menggigil karena dinginnya AC dalam lift. "Kau tidak apa-apa?"

"Aku kedinginan," Jean menangkupkan kedua tangannya menutupi hidung dan mulutnya untuk mendapatkan kehangatan dari nafasnya. "Menurutmu Cas akan baik-baik saja?" menurut Jean ini saat yang tepat untuk membahas mengenai Cassandra dan menyadarkan Devlin.

"Apa maksudmu Jean?"

"Oh~ Dev, kau buta atau pura-pura tidak tau kalau dia menyukaimu? Dan kau ... kau malah memperlakukannya seperti itu."

"Seperti apa?" Devlin memutar tubuhnya menghadap Jean. Matanya menatap Jean lekat-lekat.

Jean membuang tatapannya ke langit-langit dan ke lantai lift yang bermotif indah untuk mengumpulkan keberaniannya. Kemudian diberanikannya menatap kembali ke arah Devlin dan sebelum keberaniannya menguap cepat-cepat ia berkata, "kau memberikan piring makanmu yang diisi Cas kepadaku, kemudian kau mengantarku pulang dengan mobilnya. Maksudku, kalau aku jadi Cas aku akan sangat marah jika pacarku melakukan itu."

Devlin tergelak lucu. Tawanya begitu lepas dan Jean teringat ketika Devlin mengalahkan Mike dan teman-temannya waktu pesta barbekyu terakhir kalinya. Ia ikut tersenyum lebar, "hei, aku serius disini kau malah menertawakanku."

Devlin memberikan senyum miringnya dan kali ini Jean tidak membuang muka, ia menikmati senyum khas Devlin yang indah itu. Devlin baru akan menjawab bahwa Cas bukanlah pacarnya, namun bel lift berbunyi menandakan mereka telah sampai di lantai yang diinginkan.

Lift berhenti dan terbuka di lantai tigapuluh, Jean ternganga melihat kemewahan di depannya. Lobby lift itu berbentuk bundar dengan radius sekitar tiga meter berlapis marmer Travertine bermotif yang dipoles mengkilap. Ditengah ruangan dihiasi sebuah meja bundar dari kayu jati yang kokoh dan diatasnya dihiasi vas bunga besar dari kristal yang berisi bunga segar. Sepertinya ini tempat berkumpul para penghuni apartment di lantai yang sama. Mereka langsung dihadapkan pada empat pintu kayu yang lebar dan Devlin membuka pintu nomor 303.

Devlin langsung masuk ke kamarnya yang tembus pandang karena hanya dibatasi partisi kaca dari ruang tamu. Jean masuk perlahan-lahan karena enggan. Seorang janda masuk ke apartment lelaki lajang, apa kata tetangganya? Kamar studio Devlin sama mewahnya dengan lobby lift, namun sedikit berantakan. Jean menebarkan pandangan sekeliling, dan menyimpulkan Devlin menggunakan jasa asisten rumah tangga, namun sepertinya tidak setiap hari studionya dibersihkan.

Jean mendekati area dapur yang maskulin, tangannya menelusuri pintu lemari berwarna hitam. Dapur itu hanya berupa sebuah garis lurus dengan top table dan back-splash berlapis Black Gold. Di depan dapur itu terdapat meja bar yang juga berfungsi sebagai meja makan. Pencahayaan redup dengan lampu gantung yang artistik sangat menggoda. Dibatasi partisi kotak-kotak dan kaca setinggi plafon, disitulah ranjang Devlin berada. Ranjang queen size itu terbuat dari besi berwarna hitam yang minimalis diapit nakas yang dipoles cat duco hitam serasi dengan wallpaper berwarna taupe metalik. Kasurnya berantakan dengan bed cover yang setengahnya jatuh ke lantai, Jean menelan ludahnya dan bertanya-tanya apakah ada orang lain yang tinggal disini, apakah seorang wanita?

Devlin keluar dari open closetnya yang terletak berseberangan dengan ranjang. "Lepaskan bajumu." Jean terkejut, darahnya naik ke pipinya. Hal itu membuat Devlin tertawa, kilatan di matanya memikat. "Aku tidak mau kau masuk angin. Mandi dan ganti bajumu dengan ini. Aku ada mesin pengering baju, kau bisa menggunakannya untuk mengeringkan bajumu disana. Setelah itu aku akan mengantarmu pulang."

Karena Jean masih diam, Devlin memutar tubuh Jean dan mendorongnya ke arah kamar mandi. "Aku akan berganti pakaian disini, jadi jangan cepat-cepat keluar. Atau kau akan melihatku telanjang." Devlin memberikan senyum miringnya ketika Jean memalingkan wajahnya terkejut mendengar informasi Devlin. Buru-buru Jean masuk ke kamar mandi dan menguncinya. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, entah karena membayangkan dia akan menggunakan pakaian Devlin, atau karena bayangan akan Devlin tanpa apapun.

Devlin sudah berganti pakaian dan membuatkan sepoci teh krisan yang menggunakan gula batu sebagai pemanis. Ia sedang duduk di minibarnya sambil menuangkan teh ke dua buah cangkir ketika Jean muncul mengenakan bajunya, dan dia ternganga.

Devlin sengaja memilihkan kaos tidurnya yang agak panjang agar bisa menutupi kaki Jean, tapi ternyata baju itu tidak cukup panjang untuk menutupi keindahannya. Rambut Jean yang masih lembab tersampir membingkai wajahnya, wajahnya tanpa make-up, dan kerapuhannya menggugah Devlin. Tanpa sadar ia menelan ludah dengan susah payah.

 

 

"Hmm ... bagaimana menggunakannya?" Tatapan Devlin membuatnya canggung. Baju ini seharusnya tidak terlalu pendek, namun tatapan Devlin membuatnya seakan-akan ia keluar dari kamar mandi tanpa busana. Jean buru-buru menuju mesin pengering menghindari tatapan Devlin. Ia menutup mesin pengering setelah melemparkan pakaian basah dan jaket Devlin ke dalamnya.

Jean merasakan kehangatan tubuh Devlin dan segera berbalik untuk memberi tempat, tetapi terlambat. Devlin menjepit tubuh Jean diantara mesin pengering dan tubuhnya. Jean melihat ke wajah Devlin dan mendapati lelaki itu sedang berkonsentrasi menyambungkan kabel mesin ke stop kontak, kemudian pandangannya turun ke mesin pengering. Tombol start ditekan.

Baru kemudian wajah Devlin terkonsentrasi pada Jean, wajahnya muram dan Jean tidak bisa menebak apa yang dipikirkan atau akan dilakukan Devlin. Tidak ada kata-kata yang keluar diantara mereka. Devlin menurunkan kepalanya, bibirnya perlahan mendekati bibir Jean dan berhenti dua senti didepannya. Kehangatan nafas Devlin membelainya, Jean tidak bergeming.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (10)
  • dede_pratiwi

    Ceritanya keren. ku udah like and komen. tolong mampir ke ceritaku juga ya judulnya 'KATAMU' jangan lupa like. makasih :)

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    @aisalsa09 lanjut sis wkwkwk...

    Comment on chapter Bab 15
  • aisalsa09

    Aku baru baca smpe part 15, kok jadi takut James otak kematian Mike ya? Wkwk. Ya ampun otakku

    Comment on chapter Bab 15
  • YUYU

    Kang isa.. dah ak revisi elipsisnya hahaha... nuhun kang. Ada lg?

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    ???? Tq bgt diarah keun

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    Oooo... Bsk ak japri y

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Paragraf 13.

    Apa yang akan terjadi pak? ....

    ( Apa yang terjadi, Pak? .... )

    Begitu pun pargraf di bawahnya.
    ---- "Jangan khawatir pak. Istri bapak ----
    ( ---- "Jangan khawatir, Pak. Istri Bapak ---- )

    Kayaknya masih ada lagi, deh. Aku baru baca sampai bab 4 dulu. Suka dari alurnya, menarik. Kalau tanda baca bisa sambil jalan, hehehe.

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Di bab 1, paragraf 9.
    Di situ ada kalimat:
    ---- Devlin.....? -----
    Elipsis, atau titik tiga di apit oleh spasi. ( ... )
    Kalau ditambahi dengan tanda tanya. ( ...? )
    Begitu pun untuk tanda seru atau lainnya. ( ...! / ...?! )

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    Terima kasih @Kang_Isa bgn mana atuh kang mohon petunjuknya... ak coba cek n edit.

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Halo, Yuyu. Salam kenal, ya. Ceritanya cukup menarik, alurnya lumayan menyentuh. Segi tanda baca, sama beberapa kosakata masih ada yang kurang pas kalau menurutku. Salam semangat, ya.

    Comment on chapter Bab 1
Similar Tags
The Reason
169      70     0     
Romance
"Maafkan aku yang tak akan pernah bisa memaafkanmu. Tapi dia benar, yang lalu biarlah berlalu dan dirimu yang pernah hadir dalam hidupku akan menjadi kenangan.." Masa lalu yang bertalian dengan kehidupannya kini, membuat seorang Sean mengalami rasa takut yang ia anggap mustahil. Ketika ketakutannya hilang karena seorang gadis, masa lalu kembali menjerat. Membuatnya nyaris kehilan...
CATATAN DR JAMES BONUCINNI
50      36     0     
Mystery
"aku ingin menawarkan kerja sama denganmu." Saat itu Aku tidak mengerti sama sekali kemana arah pembicaraannya. "apa maksudmu?" "kau adalah pakar racun. Hampir semua racun di dunia ini kau ketahui." "lalu?" "apa kau mempunyai racun yang bisa membunuh dalam kurun waktu kurang dari 3 jam?" kemudian nada suaranya menjadi pelan tapi san...
Bulan dan Bintang
51      29     0     
Romance
Orang bilang, setiap usaha yang sudah kita lakukan itu tidak akan pernah mengecewakan hasil. Orang bilang, menaklukan laki-laki bersikap dingin itu sangat sulit. Dan, orang bilang lagi, berpura-pura bahagia itu lebih baik. Jadi... apa yang dibilang kebanyakan orang itu sudah pasti benar? Kali ini Bulan harus menolaknya. Karena belum tentu semua yang orang bilang itu benar, dan Bulan akan m...
Perfect Candy From Valdan
27      19     0     
Romance
Masa putih abu-abu adalah masa yang paling tidak bisa terlupakan, benarkah? Ya! Kini El merasakannya sendiri. Bayangan masa SMA yang tenang dan damaiseperti yang ia harapkan tampaknya tak akan terwujud. Ia bertanya-tanya, kesalahan apa yang ia buat hingga ada seorang senior yang terus mengganggunya. Dengan seenaknya menyalahgunakan jabatannya di OSIS, senior itu slalu sukses membuatnya mengucapka...
A & O
29      17     0     
Romance
Kehilangan seseorang secara tiba-tiba, tak terduga, atau perlahan terkikis hingga tidak ada bagian yang tersisa itu sangat menyakitkan. Namun, hari esok tetap menjadi hari yang baru. Dunia belum berakhir. Bumi masih akan terus berputar pada porosnya dan matahari akan terus bersinar. Tidak apa-apa untuk merasakan sakit hati sebanyak apa pun, karena rasa sakit itu membuat manusia menjadi lebih ma...
Special
52      34     0     
Romance
Setiap orang pasti punya orang-orang yang dispesialkan. Mungkin itu sahabat, keluarga, atau bahkan kekasih. Namun, bagaimana jika orang yang dispesialkan tidak mampu kita miliki? Bertahan atau menyerah adalah pilihan. Tentang hati yang masih saja bertahan pada cinta pertama walaupun kenyataan pahit selalu menerpa. Hingga lupa bahwa ada yang lebih pantas dispesialkan.
Thantophobia
29      19     0     
Romance
Semua orang tidak suka kata perpisahan. Semua orang tidak suka kata kehilangan. Apalagi kehilangan orang yang disayangi. Begitu banyak orang-orang berharga yang ditakdirkan untuk berperan dalam kehidupan Seraphine. Semakin berpengaruh orang-orang itu, semakin ia merasa takut kehilangan mereka. Keluarga, kerabat, bahkan musuh telah memberi pelajaran hidup yang berarti bagi Seraphine.
The Twins
58      25     0     
Romance
Syakilla adalah gadis cupu yang menjadi siswa baru di sekolah favorit ternama di Jakarta , bertemu dengan Syailla Gadis tomboy nan pemberani . Mereka menjalin hubungan persahabatan yang sangat erat . Tapi tak ada yang menyadari bahwa mereka sangat mirip atau bisa dikata kembar , apakah ada rahasia dibalik kemiripan mereka ? Dan apakah persahabatan mereka akan terus terjaga ketika mereka sama ...
When You're Here
52      36     0     
Romance
Mose cinta Allona. Allona cinta Gamaliel yang kini menjadi kekasih Vanya. Ini kisah tentang Allona yang hanya bisa mengagumi dan berharap Gamaliel menyadari kehadirannya. Hingga suatu saat, Allona diberi kesempatan untuk kenal Gamaliel lebih lama dan saat itu juga Gamaliel memintanya untuk menjadi kekasihnya, walau statusnya baru saja putus dari Vanya. Apa yang membuat Gamaliel tiba-tiba mengin...
ENAM MATA, TAPI DELAPAN
4      3     0     
Romance
Ini adalah kisah cinta sekolah, pacar-pacaran, dan cemburu-cemburuan