Read More >>"> Love Finds (Bab 10) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Finds
MENU
About Us  

Jean terkejut ketika Dora menarik tangan Jean dan menyeretnya ke ruang pantry tempat kemarin ia memergoki Jean dan James berpelukan. "Konferensi pers," katanya.

Walaupun posisi Jean diatas Dora, tetapi hanya Dora yang bisa melakukan ini ke Jean, memaksanya berbicara. "Sekali lagi Dora, tidak ada apa-apa. Aku hanya lelah kemudian James menawarkan bahunya padaku dan aku menikmati kenyamanan itu." Jean bersandar ke lemari dapur.

"Sesuatu terjadi sebelumnya bukan? Seorang suster memergoki ruang periksa James, waktu itu ada seorang polisi yang sulit ditangani katanya." Gaya bicara Dora seakan-akan layaknya wartawan.

Jean terkekeh, ia teringat lagi wajah Devlin dan ada rasa hangat yang merayap perlahan di dadanya. "Itu Devlin Roland, Dora. Kau ingat waktu aku cerita mengenai teman alm. suamiku?"

"Oh ... bukankah dia orang yang kau coba hindari? Sampai keluar kota begini?" Dora teringat lagi ketika Jean baru bergabung ke rumah sakit ini--wanita cantik dengan wajah kusut, pikirnya. Suatu waktu, Dora memergoki Jean menangis dan menanyakan alasannya. Jean bercerita mengenai latar belakang dirinya, statusnya dan kehidupannya di Jakarta. Itu awal persahabatan mereka. Nama Devlin tersangkut di cerita itu, Jean pergi dari Jakarta karena ia membenci pria itu dan sekaligus menyayanginya secara bersamaan, dan menurut Jean itu masalah.

"Ya, dia."

"Apakah kau akan pergi menghidari dia lagi, Jean-ku sayang?" Jean terdiam atas pertanyaan Dora, ia tidak tau harus merespon apa. "Maksudku kau sudah lebih dewasa sekarang. Dua tahun waktu yang lama untuk kau berpikir lebih jernih mengenai perasaanmu terhadapnya."

"Ah~ Dora, mengenai Devlin, aku tidak tau apa perasaanku terhadapnya. Semuanya mengenai Devlin itu ... rumit." Jean mengingat lagi kejadian kemarin. "Ketika bertemu dengannya kemarin, aku hilang kata-kata. Aku merindukannya, tapi juga marah dan mungkin benci padanya. Sialnya, kami makan malam bersama."

"Apa? Berdua?"

Jean terkekeh, "berlima Dora, dengan James dan seorang dokter wanita. Kau tau ada dr. baru disini? dr. Cassandra. Entah apakah mungkin aku yang lupa ada informasi itu atau informasi itu tidak sampai padaku." Jean penasaran mengenai Cassandra.

"Sepertinya ada, tetapi mungkin kita sesama wanita tidak terlalu memperhatikan jika yang masuk adalah sesama jenis." Dora tertawa, "ada sesuatu dengannya?"

"Sepertinya dia pacar Devlin. Mereka terlihat akrab." Jean menjawab sambil termenung.

"Bagaimana James, dia tau mengenai Devlin?"

"Tidak, dia tidak tau. Aku menceritakan sedikit--dengan singkat siapa Devlin. Kau tau, Devlin hampir memukulnya karena James mencegahku mengambil darahnya dengan gugup. Bagaimana tidak gugup, lelaki itu ... dia orang terakhir yang paling kuharapkan untuk bertemu. Melihatnya, seperti kembali ke masa lalu waktu sebelum segalanya berubah." Jean menghela nafas berat. Diputarnya tubuhnya menuju ke mesin kopi. "Aku mau membuat hot latte, kau mau sesuatu Dora?" Dora mengangguk.

Mesin kopi mulai berdengung menggiling kopi dan melakukan tugasnya sesaat setelah tombol start di tekan. "Aku memanggil James dengan nama Mike." Jean menutup matanya.

"Apa?!!" Dora bangkit berdiri, kursinya ikut terangkat sangking terkejut. "Ah~ itu kesalahan besar sayangku."

Jean mengangguk-angguk setuju. "Sekarang aku benar-benar berpikir untuk tidak menemui James lagi. Aku tidak tau bagaimana harus bersikap. Aku menyakiti perasaannya." Dalam diam mereka berdua menyesap kopinya perlahan.

Seorang suster muda membuka pintu dengan terburu-buru mencari Jean. "Jean! Kau dibutuhkan di ruangan isolasi." Nafas suster muda itu memburu.

"Mel, ada apa?" Jean dan Dora tersentak bangun dari kursinya.

"Dua orang lelaki ... " Mellisa melihat telapak tangannya, rupanya dia mencatat nama lelaki itu di tangannya, "inspektur Devlin Roland dan Edward Manengke perlu bertemu dengan pasien yang kita rawat di ruang isolasi. Dr. Cassandra juga disana karena dia mendampingi polisi-polisi itu."

Oh~ hanya itu yang keluar dari mulut Jean. Dia, Dora dan Mellisa berjalan cepat menyusuri lorong untuk sampai ke ruang isolasi. Devlin dan Edward berdiri diluar pintu isolasi, begitu pula Cas.

"Selamat siang, Jean." Devlin dan Edward menganggukkan kepalanya memberi salam. "Kami ada keperluan dengan pasien di dalam, kami ingin menanyai mereka mengenai kecelakaan yang terjadi beberapa waktu lalu."

""Paling kau hanya dapat menginterogasi Rustam yang luka bakarnya paling ringan, hanya di sekitar bahu dan tangan saja dan luka bakarnya tidak sampai 40%." Jean memberikan keterangan kondisi pasien. "Apakah mungkin pemeriksaan bisa ditangguhkan ke minggu depan? Atau kalian akan kami kabari lagi setelah kondisi mereka membaik."

"Jean, kami memerlukan keterangan mereka sekarang. Hasil lab di lapangan mengenai ledakan kapal kemarin sudah keluar dan hasilnya tidak menggembirakan."

"Apa itu hasilnya Dev?"

Edward dan Devlin berpandangan. "Ikut aku," Devlin mengajak Jean ketempat yang lebih sepi untuk menginformasikan kepada Jean hasil lab polisi dengan tujuan agar Jean mengerti bahwa kerjasamanya dan keterangan dari pihak rumah sakit diperlukan dalam hal ini. "Jean, ledakan kapal kemarin bukan ledakan biasa. Kami menemukan detonator bom di TKP--Tempat Kejadian Perkara. Kemungkinan ada indikasi aktivitas terorisme di Surabaya, tapi mengenai ini kami belum pasti. Oleh karena itu, aku harus mendapatkan informasi apakah korban kapal meledak kemarin itu terlibat atau tidak."

Jean merasa kakinya kebas lalu ia bersandar ke dinding, wajahnya pucat dan matanya menatap kosong. Devlin dapat melihat jelas trauma yang masih melekat di ingatan Jean. Hanya jari manis Mike yang utuh dapat diidentifikasi, kata Bambang--petugas otopsi. Devlin buru-buru lari ke kamar otopsi untuk mendampingi Jean sebelum ia melihat pemandangan menyakitkan itu, tetapi ia terlambat.

"Kau baik-baik saja Jean?" Devlin menyentuh bahu Jean dan Jean menghindar.

"Aku ... aku baik-baik saja." Ketika Jean menatapnya, ada bara kemarahan di mata Jean.

"Biarkan kami bicara, Jean. Kau dan suster lain, dan Cas, menunggu diluar. Pengambilan keterangan ini sifatnya rahasia, kami tidak bisa membaginya dengan orang lain." Terang Devlin.

Jean mengangguk, mereka kembali ke depan ruang isolasi. Jean memberikan perintah kepada Dora dan Mellisa untuk menggiring anggota keluarga pasien yang berjaga agar keluar dari kamar isolasi itu. Devlin dan Edward masuk ke dalam, sekitar satu jam kemudian mereka keluar dan digantikan para suster yang masuk untuk mengecek kondisi pasien secara fisik dan emosional pasca interogasi. Devlin, Edward dan Cas meninggalkan lantai itu.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (10)
  • dede_pratiwi

    Ceritanya keren. ku udah like and komen. tolong mampir ke ceritaku juga ya judulnya 'KATAMU' jangan lupa like. makasih :)

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    @aisalsa09 lanjut sis wkwkwk...

    Comment on chapter Bab 15
  • aisalsa09

    Aku baru baca smpe part 15, kok jadi takut James otak kematian Mike ya? Wkwk. Ya ampun otakku

    Comment on chapter Bab 15
  • YUYU

    Kang isa.. dah ak revisi elipsisnya hahaha... nuhun kang. Ada lg?

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    ???? Tq bgt diarah keun

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    Oooo... Bsk ak japri y

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Paragraf 13.

    Apa yang akan terjadi pak? ....

    ( Apa yang terjadi, Pak? .... )

    Begitu pun pargraf di bawahnya.
    ---- "Jangan khawatir pak. Istri bapak ----
    ( ---- "Jangan khawatir, Pak. Istri Bapak ---- )

    Kayaknya masih ada lagi, deh. Aku baru baca sampai bab 4 dulu. Suka dari alurnya, menarik. Kalau tanda baca bisa sambil jalan, hehehe.

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Di bab 1, paragraf 9.
    Di situ ada kalimat:
    ---- Devlin.....? -----
    Elipsis, atau titik tiga di apit oleh spasi. ( ... )
    Kalau ditambahi dengan tanda tanya. ( ...? )
    Begitu pun untuk tanda seru atau lainnya. ( ...! / ...?! )

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    Terima kasih @Kang_Isa bgn mana atuh kang mohon petunjuknya... ak coba cek n edit.

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Halo, Yuyu. Salam kenal, ya. Ceritanya cukup menarik, alurnya lumayan menyentuh. Segi tanda baca, sama beberapa kosakata masih ada yang kurang pas kalau menurutku. Salam semangat, ya.

    Comment on chapter Bab 1
Similar Tags
Jika Aku Bertahan
153      96     0     
Romance
Tidak wajar, itu adalah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan pertemuan pertama Aya dengan Farel. Ketika depresi mengambil alih kesadarannya, Farel menyelamatkan Aya sebelum gadis itu lompat ke kali. Tapi besoknya secara ajaib lelaki itu pindah ke sekolahnya. Sialnya salah mengenalinya sebagai Lily, sahabat Aya sendiri. Lily mengambil kesempatan itu, dia berpura-pura menjadi Aya yang perna...
Rasa yang Membisu?
6      4     0     
Romance
Menceritakan 4 orang sahabatnya yang memiliki karakter yang beda. Kisah cerita mereka terus terukir di dalam benak mereka walaupun mereka mengalami permasalahan satu sama lain. Terutama kisah cerita dimana salah satu dari mereka memiliki perasaan terhadap temannya yang membuat dirinya menjadi lebih baik dan bangga menjadi dirinya sendiri. Pertemanan menjadikan alasan Ayu untuk ragu apakah pera...
Babak-Babak Drama
2      2     0     
Inspirational
Diana Kuswantari nggak suka drama, karena seumur hidupnya cuma diisi itu. Ibu, Ayah, orang-orang yang cuma singgah sebentar di hidupnya, lantas pergi tanpa menoleh ke belakang. Sampai menginjak kelas 3 SMP, nggak ada satu pun orang yang mau repot-repot peduli padanya. Dian jadi belajar, kepedulian itu non-sense... Tidak penting! Kehidupan Dian jungkir balik saat Harumi Anggita, cewek sempurna...
Comfort
19      12     0     
Romance
Pada dasarnya, kenyamananlah yang memulai kisah kita.
Rumah Laut Chronicles
27      20     0     
Horror
Sebuah rumah bisa menyimpan misteri. Dan kematian. Banyak kematian. Sebuah penjara bagi jiwa-jiwa yang tak bersalah, juga gudang cerita yang memberi mimpi buruk.
Akhir SMA ( Cerita, Cinta, Cita-Cita )
44      26     0     
Romance
Akhir SMA yang tidak pernah terbayangkan dalam pikiran seorang cewek bernama Shevia Andriana. Di saat masa-masa terakhirnya, dia baru mendapatkan peristiwa yang dapat mengubah hidupnya. Ada banyak cerita terukir indah di ingatan. Ada satu cinta yang memenuhi hatinya. Dan tidak luput jika, cita-cita yang selama ini menjadi tujuannya..
BLACK HEARTED PRINCE AND HIS CYBORGS
149      63     0     
Romance
Ingin bersama siapa kau hidup hingga di hari tuamu? Sepasang suami istri yang saling mencintai namun dalam artian yang lain, saat akan reuni SMA pertama kali memutuskan saling mendukung untuk mendapatkan orang yang masing-masing mereka cintai. Cerita cinta menyakitkan di SMA yang belum selesai ingin dilanjutkan walaupun tak ada satupun yang tau akan berakhir seperti apa. Akankah kembali menya...
Chahaya dan Surya [BOOK 2 OF MUTIARA TRILOGY]
291      125     0     
Science Fiction
Mutiara, or more commonly known as Ara, found herself on a ship leading to a place called the Neo Renegades' headquarter. She and the prince of the New Kingdom of Indonesia, Prince Surya, have been kidnapped by the group called Neo Renegades. When she woke up, she found that Guntur, her childhood bestfriend, was in fact, one of the Neo Renegades.
FORGIVE
20      14     0     
Fantasy
Farrel hidup dalam kekecewaan pada dirinya. Ia telah kehilangan satu per satu orang yang berharga dalam hidupnya karena keegoisannya di masa lalu. Melalui sebuah harapan yang Farrel tuliskan, ia kembali menyusuri masa lalunya, lima tahun yang lalu, dan kisah pencarian jati diri seorang Farrel pun di mulai.
Cinta Aja Nggak Cukup!
26      22     0     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...