Read More >>"> Sebuah Penantian (Bab 2 Ternyata Luka Ini Belum Sembuh) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sebuah Penantian
MENU
About Us  

Bab 2 Ternyata Luka Ini Belum Sembuh

Sementara itu diruangan rehabilitasi medik chaca sedang fokus melatih pasien yang sudah operasi kekuatan ototnya yang kaku sehingga harus dilatih agar  normal kembali.
“ahh akhirnya selesai juga”. Tanpa disengaja dokter baru itu mendekat kearahnya.
“tolong kamu bawakan nanti rekam medis pasien pasca operasi  tadi”. Dan seseorang tersebut langsung pergi begitu saja. Chaca baru mau menyanggah dokter tersebut sudah menghilang. “misterius banget sih,bertanya kek nama aku siapa”. “Bukan berarti yah aku mau kenalan”dia berbalik melihat orang disampingnya. Chaca  tidak sendiri dia bersama bella karena rencananya mereka ingin kekantin karena sudah waktunya istirahat. 


“Bego”. Dia setengah frustasi.” Kenapa malah begini,seharusnya aku bertanya apa kabar cha”.
 Setelah fandi selesai sholat dia menuju kantin, dia berjalan kekantin sendirian karena di rumah sakit ini fandi belum mempunyai teman untuk pergi bersama. 
Di tengah suasana kantin, chaca dan bella juga berada disana. Bella tidak sengaja melihat dokter Fandi sendirian, dia lagi mencari tempat duduk  yang kosong  tetapi dia tidak menemukan meja kosong. 
“cha itu dokter fandi, panggil dia dari tadi tidak dapat meja kosong”. Memang kantin rumah sakit selalu penuh saat jam istirahat apalagi saat bel rumah sakit berbunyi yang menandakan istirahat, detik berikutnya kantin sudah dipadati oleh orang. 
“dokter Fandi sini duduk”. Panggil chaca sambil melambaikan tangan. Seseorang yang dipanggil tersebut berjalan menuju chaca. 
“aku duduk yah”. Dengan nada kikkuk nan dingin.
Ditengah keheningan yang tercipta tidak ada yang ingin memulai percakapan. Hingga sebuah suara memecah keheningan. “eh kalian aku boleh duduk disini ngak soalnya sudah tidak ada meja kosong”. Ucap seorang  dokter cantik nan muda  dia tidak sendirian dia ditemani dengan suaminya. Dokter tersebut namanya Eliza dia dokter gigi disini sekaligus sahabat chaca. 

“kenapa luh baru muncul neng, udah selesai liburnya mba”. Kata chaca yang tetap tidak menatap eliza. Eliza ini merupakan sahabat chaca tapi dulu sebelum kejadian itu terjadi. Tapi chaca dan eliza tetap berhubungan baik meskipun setiap melihat eliza hatinya sakit.
“pasti bulan madunya seru yah mba sampai-sampai lupa sama sahabatnya”.kata bella,bella memang tidak tau tentang kejadian yang terjadi antara kedua sahabatnya tersebut.
Eliza langsung duduk tanpa persetujuan mereka. Eliza bukan hanya dokter cantik tetapi dia juga ceria dan baik hati sekali, munkin itu yang membuat seseorang yang ada dihati chaca direbut oleh sahabatnya, bukan direbut sih tapi faktanya hanya chacalah yang punya perasaan tersebut. Lelaki itu juga merupakan salah satu dokter disini tapi dia dokter spesialis anak. 
Kalian pasti bertanyakan apakah eliza tau kalau chaca punya rasa sama suaminya, tentu saja tidak . chaca orangnya tidak tegaan dan tidak enakan. Biarlah sakitnya ia tanggung  sendiri. Tapi Setiap kali sahabatnya tersebut berbicara mengenai lelaki itu chaca hanya menahan sakit yang ada di dadanya. Tapi sekarang dia tidak berhak untuk memiliki perasaan karena seseorang itu sudah jadi suami orang.
Sebuah suara mampu mengembalikan pikiran Chaca ke dunia nyata. Suara itu berasal dari depan Chaca siapa lagi kalo bukan si Fandi. “Nama kamu siapa?”dengan santainya melahap makanannya. “eh ah nama aku Chaca ferdiansyah  panggil aja aku chaca”.


Dikantin begitu banyak orang dan tempat duduk serta meja sudah full. Tapi sebuah suara yang familiar memanggilku otomatis aku berjalan kearahnya dengan rasa gugup. Selang beberapa menit tidak ada yang memulai percakapan tiba-tiba ada sebuah suara. Suara itu bukan dari orang yang didepanku melainkan orang lain yang tidak kukenal tapi aku salah dia tidak sendiri dia bersama seorang lelaki tapi oh shit aku kenal lelaki yang ada disamping cewek itu. Dan aku menatap wanita yang ada didepanku dia bertanya tapi tidak menoleh dengan nada suara yang sedikit dingin. Apa yang sebenarnya terjadi aku kira laki-laki itu masih bersama dengan wanita yang ah jangan kusebut, tapi ternyata memang dia sudah menikah dengan wanita iya wanita lain ternyata. 
Aku lihat wanita yang ada didepanku tidak nyaman dan pikirannya tidak berada disini, andai saja aku dulu lebih dulu. Dengan keberanian penuh aku bertanya yang pasti jawabannya sudah kutau.

 Diantara percakapan Chaca dan Fandi yang kikuk sebuah suara menyelah percakapan mereka.

“kamu dokter Fandi kan?”. Tanya seorang laki-laki disebelahnya
“iya,kita bisa ketemu disini yah. Lama tidak bertemu”. Dia tersenyum ramah
“Hahahaha, kenalin ini istri saya,Eliza.maaf seandainya ku tau dokter Fandi ada disini akan ku undangan”. Lelaki itu tetap bertahan dengan muka cerianya. Seolah-olah mereka berdua orang yang sudah akrab sekali.  Dilain sisi ada hati yang sedang tercabik.
“tidak apa-apa dokter Alan, kemarin juga saya baru sampai di Jakarta”. 
Nama suami Eliza adalah Alan Mahardika seorang dokter spesialis Anak dan dia baru menikah dengan Eliza beberapa hari yang lalu.
Diantara dua percakapan lelaki tersebut ketiga wanita tersebut sibuk membahas tentang pernikahan sahabatnya itu dan bulan madunya. Meskipun ada luka, Chaca pintar menyembunyikan perasaannya. 
Rasanya Chaca ingin kabur kesuatu tempat tanpa diketahui oleh orang-orang,dia ingin tidak ada satupun yang tau. Tapi hidup akan terus berjalan dan mimpi-mimpinya masih banyak yang ia ingin raih.
Waktu istirahat sudah selesai mereka yang sudah selesai makan langsung ke aktivitasnya masing-masing.
“tunggu cha”. Suara itu berasal dari dokter Alan.
Rasanya Chaca  ingin segera berteleportasi detik ini. Dia pun berbalik dengan senyumannya.
“iya ada apa dok”.  Rasanya berat sekali untuk mengeluarkan suara.
“nanti kamu keruanganku,aku ingin berbicara soal pasien kemarin soal kasus anak yang terkena cerebral palsy”. Setelah dia mengatakannya dokter Alan langsung menyusul istrinya dengan riang.
Masih ditempat yang sama,disana Chaca membeku, rasanya darah diotaknya ikut membeku. Hingga sebuah suara menyadarkannya.
“Chaca kamu ingat mengenai rekam medis pasien harus kamu kumpul disaya sore nanti”. Chaca hanya mengangguk pasrah dan menghela napas berat. Sebenarnya dokter Fandi ini siapa.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • Nutnut

    Wkwkwk thanks udah di kritik tengah malam aku nulisnya hehehe

    Comment on chapter Bab 1 Hari Senin
  • SusanSwansh

    Insan, insang mah alat pernapasan ikan. Hehe.

    Comment on chapter Bab 1 Hari Senin
Similar Tags
Carnation
14      14     0     
Mystery
Menceritakan tentang seorang remaja bernama Rian yang terlibat dengan teman masa kecilnya Lisa yang merupakan salah satu detektif kota. Sambil memendam rasa rasa benci pada Lisa, Rian berusaha memecahkan berbagai kasus sebagai seorang asisten detektif yang menuntun pada kebenaran yang tak terduga.
Zona Erotis
12      12     0     
Romance
Z aman dimana O rang-orang merasakan N aik dan turunnya A kal sehat dan nafsu E ntah itu karena merasa muda R asa ingin tahu yang tiada tara O bat pelipur lara T anpa berfikir dua kali I ndra-indra yang lain dikelabui mata S ampai akhirnya menangislah lara Masa-masa putih abu menurut kebanyakan orang adalah masa yang paling indah dan masa dimana nafsu setiap insan memuncak....
DanuSA
1051      453     0     
Romance
Sabina, tidak ingin jatuh cinta. Apa itu cinta? Baginya cinta itu hanya omong kosong belaka. Emang sih awalnya manis, tapi ujung-ujungnya nyakitin. Cowok? Mahkluk yang paling dia benci tentu saja. Mereka akar dari semua masalah. Masalalu kelam yang ditinggalkan sang papa kepada mama dan dirinya membuat Sabina enggan membuka diri. Dia memilih menjadi dingin dan tidak pernah bicara. Semua orang ...
Sepasang Dandelion
174      106     0     
Romance
Sepasang Dandelion yang sangat rapuh,sangat kuat dan indah. Begitulah aku dan dia. Banyak yang mengatakan aku dan dia memiliki cinta yang sederhana dan kuat tetapi rapuh. Rapuh karena harus merelakan orang yang terkasihi harus pergi. Pergi dibawa oleh angin. Aku takkan pernah membenci angin . Angin yang selalu membuat ku terbang dan harus mengalah akan keegoisannya. Keindahan dandelion tak akan ...
Senja Kedua
118      83     0     
Romance
Seperti senja, kau hanya mampu dinikmati dari jauh. Disimpan di dalam roll kamera dan diabadikan di dalam bingkai merah tua. Namun, saat aku memiliki kesempatan kedua untuk memiliki senja itu, apakah aku akan tetap hanya menimatinya dari jauh atau harus kurengkuh?
SHEINA
9      9     0     
Fantasy
Nothing is Impossimble
Dua Sisi
136      97     0     
Romance
Terkadang melihat dari segala sisi itu penting, karena jika hanya melihat dari satu sisi bisa saja timbul salah paham. Seperti mereka. Mereka memilih saling menyakiti satu sama lain. -Dua Sisi- "Ketika cinta dilihat dari dua sisi berbeda"
pendiam dan periang
11      11     0     
Romance
Dimana hari penyendiriku menghilang, saat dia ingin sekali mengajakku menjadi sahabatnya
Memoar Damar
29      24     0     
Romance
Ini adalah memoar tiga babak yang mempesona karena bercerita pada kurun waktu 10 sampai 20 tahun yang lalu. Menggambarkan perjalanan hidup Damar dari masa SMA hingga bekerja. Menjadi istimewa karena banyak pertaruhan terjadi. Antara cinta dan cita. Antara persahabatan atau persaudaraan. Antara kenangan dan juga harapan. Happy Reading :-)
Ocha's Journey
13      13     0     
Romance
Istirahatlah jika kau lelah. Menangislah jika kau sedih. Tersenyumlah jika kau bahagia. Janganlah terlalu keras terhadap dirimu sendiri.