Read More >>"> Nirhana : A Nirrathmure Princess (20. Nurani) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Nirhana : A Nirrathmure Princess
MENU
About Us  

Pertarungan Sina dan presdir Choi berlangsung seimbang. Keduanya sama-sama kuat, padahal sebelumnya Sina terkena racun yang amat sangat mematikan untuk tubuhnya. Tapi sepertinya memang benar, gadis itu bukanlah gadis biasa. Ia takkan mudah dikalahkan.

“Kekuatannya benar-benar setara dengan ksatria bodoh itu. Ah, tidak tidak. Bahkan lebih hebat lagi, dia masih memiliki kekuatan lain dalam dirinya.” Presdir Choi menggumam, ia terus berfikir selama bertarung. Karena jika mengandalkan kekuatannya saja, sudah kelihatan siapa yang lebih unggul. “Otakku yang cerdas! Ayolah bekerja!”

Sina mengeluarkan belatinya, menyerang presdir Choi dari segala arah. Terlihat kekuataannya semakin meningkat. Ia sungguh sangat berbeda dari biasanya. Serangannya sangat lihai, dan penuh perhitungan. Dan sorot matanya, memperlihatkan kebencian yang dalam.

Darah mengucur kelantai. Terdengar suara jeritan yang bahkan menggema hingga keseluruh bagian dalam instansi. Para penjaga yang sedari tadi mencari keberadaan mereka, akhirnya menemukan petunjuk. Mereka menyerbu ruangan paling besar di instansi tersebut. Namun begitu masuk, mereka terkejut melihat seseorang yang sedang meringis kesakitan di sudut ruangan.

“Presdir Choi!!”

Beberapa penjaga menghampiri presdir yang hampir pingsan karena pendarahan di tangan kirinya yang terlalu banyak. Kini, pria itu tak memiliki kedua tangannya. Ia mungkin bisa menahan sakit di salah satu lengan, namun bagaimana rasanya bila kedua lengan dipotong dalam waktu yang tidak begitu jauh?

“Serang dia!”

Sina, gadis bersayap itu sudah tidak dapat mengendalikan amarahnya. Cahaya yang sedari tadi keluar dari tubuhnya, kini berganti warna dan aura. Aura gelap yang terlihat lebih buruk dari milik presdir Choi keluar dari setiap pergerakannya.

Sina mengeluarkan dua buah belati ditangannya. Dengan tatapan yang mengerikan, ia menghabisi seluruh penjaga dihadapannya tanpa ampun.

“Sina sayangku, dengarkan mommy ya.”

“Hm?”

“Kau bukanlah monster, meski mereka bilang begitu. Karena monster yang sesungguhnya adalah mereka yang rela melakukan berbagai cara, dan membuang hati nurani untuk mencapai tujuannya.”

Presdir Choi berusaha menjauh dari tempatnya semula. Ia berusaha bangkit, dan terus memikirkan cara agar bisa keluar dari ruangan ini. Di hadapannya kini, ajal sedang menghampirinya. Tapi tujuan hidupnya belum tercapai, jadi ia takkan rela untuk mati. Tidak untuk sekarang.

“Hati nurani?”

Sina menggumam pelan ditengah aksinya. Tinggal beberapa penjaga yang harus dilewati agar sampai ke tempat pria tua itu. Ia melihat kedepan, sungguh tak pernah terlintas dipikirannya selama ini bahwa ia akan melukai manusia sesamanya. Tidak sedikitpun, apalagi membantai mereka. Mengapa ia harus sampai membunuh orang lain, memotong kedua tangan pria itu hanya untuk menyelamatkan hidupnya seorang? Apakah ini hal yang benar?

Aura gelapnya memudar, bahkan sayapnya pun menghilang. Ia menjatuhkan kedua belatinya. Bukan, dia sama sekali tidak ingin menyerah. Sina masih melawan mereka, namun dengan tangan kosong. Untungnya, dahulu ia pernah berlatih bela diri dan sedikit mahir.

“Aku rasa tidak ada cara lain..”

 

***

“Akh! Kenapa dari tadi kita tidak sampai sih? Dan juga kenapa tidak ada bus atau ojek yang lewat sini?”

Tiara memandang Andrew dengan tajam, “Memang siapa yang memaksamu ikut? Aku kan bilang kalian disana saja!”

Andrew memberenggut, “Kau juga kan butuh teleport-ku juga! Setidaknya bilang terimakasih lah.”

“Daripada membantu dengan pamrih, lebih baik jangan membantu!”

Ghara memegangi kepalanya, “Duh, sakit kepalaku! Aku ini ksatria bukan baby sister!”

Andrew dan Tiara saling memalingkan wajahnya. Mereka kompak melipat tangannya bergaya seperti anak kecil yang sedang berebut mainan baru dari sang ayah.

“Ayolah. Lihat nih di handphone ku! Hanya tinggal tiga kilometer saja ‘kok.”

Meski telah dilerai oleh Ghara, mereka tetap tidak ingin saling berdamai. Keduanya berjalan namun tidak ingin berdampingan dan saling mendahului satu sama lain. Haha, merepotkan sekali yah.

“Setidaknya, mereka jadi berjalan lebih cepat sekarang. Bagus, ksatria Varagha. Kau melakukannya dengan sangat baik.”

Ghara berlari menyusul mereka yang telah jauh didepan. Sesekali ia mencoba merasakan pergerakan tanah di bawahnya. Hanya itu yang bisa dilakukannya saat ini, untuk mencari tahu sejauh mana perkembangan pertarungan di tempat itu.

“Sepertinya Putri Sina memang sengaja mengirim kami ke tempat yang jauh, agar tidak dapat menyusulnya. Dia mencoba melindungi kami, semoga saja tuhan juga melindunginya.”

“Hei, cepat! Dasar lamban!!”

“Iya-iya..”

Duarrr!!!!

Terlihat sebuah ledakan besar tak jauh dari lokasi mereka berlari kini, tepat sekitar tiga ratus meter didepan mereka.

Mereka berhenti dan merunduk di tepi jalan ibu kota yang lumayan sepi itu. Beberapa warga yang sebelumnya sedikit tenang setelah terjadinya gempa beberapa saat yang lalu itu menjadi waspada dan sedikit panik. Mereka yang penasaran menghampiri pusat ledakan yang berasal dari sebuah gedung tua yang sudah lama tak terpakai.

“Bukankah, gedung itu..”

Tiara berlari secepatnya dengan perasaan tidak tenang. Gedung itu, adalah gerbang masuk menuju instansi dimana Sina bertarung didalamnya.

“Sina!!!” Tiara tersungkur karena tak kuat melihat keadaan gedung tua itu. Semuanya hancur, habis tak tersisa. “Sina..”

 

***

“Aku tidak punya cara lain.” Sina menggumam. Seluruh penjaga telah kalah dibuatnya. Sebagian dari mereka mengalami luka berat, akibat pukulan gadis itu. Siapa sangka, Sina yang menghabiskan hampir seluruh masa mudanya mengalami depresi justru sangat hebat di bidang ilmu bela diri? Bahkan mampu melawan mereka sendiri?

“Aku tidak tahu, apakah kau dalang dari semua ini atau ada orang lain diatasmu.” Kini Sina berada persis dihadapan Presdir Choi yang sudah tak berkutik. Pria itu, sudah tak punya pilihan.

“Selamat, kau berhasil menyudutkanku. Ah, aku ingin bertepuk tangan tapi apa dayaku.” Presdir Choi menyunggingkan senyumnya. Sesekali ia terbatuk karena bagian dalam tubuhnya yang terluka berat.

“Aku tidak pernah berniat menyakiti siapapun, meskipun aku pernah depresi berat. Tapi kau yang duluan memancingku, tahu.”

“Hahaha!! Huahahaha!!” Presdir Choi tertawa terpingkal-pingkal, seakan tidak ada apapun yang terjadi padanya. “Obat itu, menurutmu membantu pemulihanmu atau malah menambah depresimu?”

“Kau!! Bagaimana kau.. Apa maksudmu?”

“Menurutmu mengapa bibimu berbohong kepadamu selama bertahun-tahun? Obat itu juga dia yang berikan padamu bukan? Dan juga, aksiku ini bukan hanya aku sendiri tahu.”

Sina tersentak. Pria tua yang angkuh ini apa sedang berusaha menghasut dirinya?

“Aku tahu kau pasti sangat terkejut. Kau terlalu polos untuk dunia yang kejam ini..”

“Begitu, ya?”

Sina menggerak-gerakan tangannya, keluar sengatan listrik yang cukup besar. “Sebenarnya aku berubah pikiran.”

“Hm?”

Sengatan listrik itu lama kelamaan menjadi energi yang sangat kuat dan menakutkan. “Jadi, kau akan membunuhku ya?”

Gadis itu tersenyum sarkas, “kita lihat saja.”

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    waaah kasihan sekali depresi sampai 12 tahun but premisnya oke banget, gimana kisahnya manusia depresi 12 tahunnn bikin penasaran??? 1 bulan ada masalah aja udah kaya org gila hehehe. :( udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter 1. Lost Then
Similar Tags
Manusia
62      44     0     
Romance
Manu bagaikan martabak super spesial, tampan,tinggi, putih, menawan, pintar, dan point yang paling penting adalah kaya. Manu adalah seorang penakluk hati perempuan, ia adalah seorang player. tak ada perempuan yang tak luluh dengan sikap nya yang manis, rupa yang menawan, terutama pada dompetnya yang teramat tebal. Konon berbagai macam perempuan telah di taklukan olehnya. Namun hubungannya tak ...
Blue Diamond
75      52     0     
Mystery
Permainan berakhir ketika pemenang sudah menunjukkan jati diri sebenarnya
DELION
96      60     0     
Mystery
Apa jadinya jika seorang perempuan yang ceria ramah menjadi pribadi yang murung? Menjadi pribadi yang dingin tak tersentuh, namun dibalik itu semua dia rapuh sepert bunga i Dandelion tapi dia tidak bisa menyesuaikan dirinya yang mulai hidup di dunia baru dia belum bisa menerima takdir yang diberikan oleh tuhan. Kehilangan alasan dia tersenyum itu membuat dirinya menjadi kehilangan semangat. Lal...
Regrets
37      29     0     
Romance
Penyesalan emang datengnya pasti belakangan. Tapi masih adakah kesempatan untuk memperbaikinya?
Teater
740      381     0     
Romance
"Disembunyikan atau tidak cinta itu akan tetap ada." Aku mengenalnya sebagai seseorang yang PERNAH aku cintai dan ada juga yang perlahan aku kenal sebagai seseorang yang mencintaiku. Mencintai dan dicintai. ~ L U T H F I T A ? Plagiat adalah sebuah kejahatan.
Surat Kaleng Thalea
99      59     0     
Romance
Manusia tidak dapat menuai Cinta sampai Dia merasakan perpisahan yang menyedihkan, dan yang mampu membuka pikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan. -Kahlil Gibran-
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
217      135     0     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...
in Silence
7      7     0     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
Satu Koma Satu
386      208     0     
Romance
Harusnya kamu sudah memudar dalam hatiku Sudah satu dasawarsa aku menunggu Namun setiap namaku disebut Aku membisu,kecewa membelenggu Berharap itu keluar dari mulutmu Terlalu banyak yang kusesali jika itu tentangmu Tentangmu yang membuatku kelu Tentangmu yang membirukan masa lalu Tentangmu yang membuatku rindu
Starlight and Integra
200      121     0     
Fantasy
Siapakah sebenarnya diriku? Apa saja yang sebenarnya disembunyikan oleh orang-orang di sekitarku? Dimana kekeasihku Revan? Mungkinkah dia benar-benar telah tewas saat peristiwa pelantikan prajurit itu? Atau mungkinkah dia ditangkap oleh Kerajaan Integra, musuh kerajaanku? (Roselia Hope, warga Kerajaan Starlight)