Read More >>"> Parloha (04.15) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Parloha
MENU
About Us  

04.15

            Kok bisa kepikiran. Kok. Bisa. Kepikiran. Dewasa ini, kalimat itu pulak yang seringkali keluar dari mulut orang-orang ini waktu takjub ngelihat sesuatu yang menurutnya kreatif. Kok bisa kepikiran. Terkait soal apapun itu: Monyet naik sepeda mini, solo gitar John Petrucci, korek api bentuk lightsaber, sampai robot-robotan Transformers yang bisa berubah jadi truk. Seminggu yang lalu, “Kok bisa kepikiran lah ya” keluar dari mulut Romi mengomentari ilmuwan Sir Isaac Newton yang mengkalkulasi gravitasi berdasarkan jatuhnya apel. Dari situ berlanjut pulak keheranannya menuju Albert Einstein kok bisa kepikiran soal E=mc2, hingga ngobrol kesana-sini sampai ke persoalan Mark Zuckerberg menciptakan Facebook. Kok bisa kepikiran? Luar biasa takjub dia. Kok bisa kepikiran. Dari sana dia tonton satu kreator video tentang kreasi daur-ulang barang bekas, yang kemudian nggak berhenti dia puja-puja sampai semua orang dalam kontaknya harus nonton video yang sama. Pun, dengan pembukaan lewat: “Kok bisa kepikiran.” Disebarnya via status serta messenger.

            Nah sekarang pertanyaannya, kira-kira apa kalimat yang mampu lebih tolol dari pada respon ‘kok bisa kepikiran’ dalam menanggapi suatu ide? Ada nggak? Pertanyaan ignoran macam apa yang kiranya mampu turun lebih dalam melampaui level kerendahan intelejensi akan pertanyaan ‘kok bisa kepikiran’? Memang orientasi otak Romi ini cuma sebatas tidur, kerja, makan, sama nongkrong. Cuma anggapan bahwa semua orang di dunia ini sama kayak dia, semua harus tentang dia, dan alam semesta yang berputar mengelilingi dirinya ini ibarat setaik-taiknya taik yang dikeluarkan orang macam taik. Ya Jelas lah! apa lagi contoh ignoransi yang lebih sempurna dari ini? Egonya sebesar wallpaper muka dia sendiri yang mampang utuh di layar ponselnya, tapi otaknya kosong melompong macam perut anak ketujuh pengemis dipinggir jalan. Bukan masalah kali sebenarnya, kalau saja dia nggak ngebongkar sendiri kedunguannya dengan membagi video sambil berkomentar ‘kok bisa kepikiran’ tadi sama orang lain yang akhirnya bikin sadar beberapa orang akan keterpurukan bangsa sendiri yang sumpah amit-amit bodohnya minta ampun, hingga harus melanjutkan hari-hari mereka jadi lebih pesimis terhadap masa depan. Kecewa akan fakta jika orang-orang macam Romi ini masih terus eksis diantara kelompok sosial yang rela menderita kebotakan dini demi sebuah proses berpikir.

            Astaga dangkalnya, sudah tentulah bisa kepikiran! Karena ada masalah! Orang kepikiran bikin korek karena punya problem macam mana caranya bikin api. Sir Isaac Newton punya masalah penasaran kenapa apel bisa jatuh kebawah. Kreator origami di Facebook punya masalah kebanyakan konsumsi barang bekas yang nggak bisa main asal buang. Semua orang di dunia ini putar kepala buat mecahin masalah. Bukan macam Romi, punya masalah tapi nunggu masalahnya diselesaikan orang lain yang kepikiran. Kan mantap kali. Jadi, wahai Romi yang dungu, bisa ketemu bentuk macam begitu karena semua orang menggunakan kepalanya untuk memecahkan masalah. Bukan cuma itu aja malah, tapi trial & Error! Mengkritisi, serta improvisasi demi hasil yang maksimal. Nah berarti kau masuk pengecualian, mungkin. Romi yang kemampuanmu sebatas memperbaiki rantai sama rem tangan kereta. Sekalipun nggak pernah lewat dikepalamu, kalau satu-satunya fungsi otak manusia ini adalah untuk ‘bisa kepikiran’. Sudah pastilah, kalkulasi Isaac Newton dan rumus Einstein merupakan sesuatu yang luar biasa. Seluruh manusia mengapresiasi dan menggunakan bahan para beliau tadi untuk berkembang. Termasuk pula kreator origami, tidak diragukan kreasinya merupakan sesuatu yang impresif. Namun untuk tercengang kenapa dia bisa kepikiran sementara kau nggak bisa, merupakan penghinaan terbesar terhadap mereka karena secara harfiah kau menarik intelejensi otak-otak kreatif tadi untuk turun sejajar ke level otakmu. Kan kurang ajar! Pantaslah Sutra bikin kondom. Pulaknya udah terlalu banyak orang-orang yang suka komentar ‘kok bisa kepikiran’ macam kau ini, yang mengeja istilah “feminin” pun jadi “feminim.” Cuih.

            Didalam kedai, Mawan buka mulut: “Ya nggak bisa jugalah gitu, Lor. Kau samakan semua orang macam kau ya susah! Itu kan pujian namanya. Kita heran sama kemampuan otak-otak pinter tadi yang bisa mikir kayak gitu.” Jawab Mawan menanggapi proporsi diatas yang ternyata berasal dari mulut Kolor.

            “Pujian dari Hongkong! Enggak lah. Itu sama aja abang menghina kalau dia setolol abang. Sori. Misal tadi abang akui kalau dia jago, udah! Itu udah cukup. Itu aja. Nggak usah lagi tambahi pakai kalimat ‘kok bisa kepikiran’ cuma karena abang nggak kepikiran. Semua kita udah ada di bagiannya masing-masing bang. Abang jago bikin teh susu, rasanya pun makjang! Macam-nikmat-kasturi, tapi kan nggak pernah kubilang ‘kok bisa kepikiran’ abang teknik bikin susu gitu cuma karena aku nggak paham cara bikinnya. Kok bisa kepikiran? Ya karena belajar.” Jawab Kolor berbusa.

            “…Patatmu lah.” Jawab Mawan.

            Jepri nyambung, “Nah! Itu dia. Bentar dulu! Berarti kan gara-gara belajar lama kau dari pengalaman, makanya kau tadi yang usulkan buat nyabut dompet sama nelanjangi mayat Kambeng! Cemana!?” Serang Jepri. “Kami ini semua belom pernah ngurusin mayat sedetail itu. Apalagi Mawan. Makanya kan pas tadi responnya: “Kok bisa kepikiran kau Lor?” Katanya samamu. Aku pun dalam hati mikir gitu juga. Cemana kau bilang ini?” Tambah Jepri.

            “Aaaa, kalau gini udah nyari kambing hitam lagi klen ini. Satu Kambeng aja kita urus dulu. Yang coklat ini satu pun kita udah buntad, mau klen tambahi lagi satu?” Jawab Kolor dengan suara mengendap dibalik saputangan yang menutup wajahnya, sementara dua tangannya menarik paksa celana jeans berdebu untuk lepas dari kaki Kambeng. Jepri memegangi kedua tangan kaku mayat yang sisa kepalanya ditutupi kaos World Tour Pink Floyd ukuran XXL yang didapat Mawan dari Loak. Kakang duduk lipat kaki dilantai yang nggak kena darah sambil memeriksa isi dompet Kambeng. ATM dan kartu member Minimarket yang paling pertama dikeluarkannya. Satu lembar $1 bergambar George Washington terselip bersamaan dengan 1 Riyad serta satu lembar pecahan Rp. 50.000 bergambar muka mantan presiden Soeharto keluaran era Orde Baru. SIM yang bakal kadaluarsa dalam empat bulan lengket menempel dengan KTP-nya yang masih berupa kertas berwarna kuning berlaminasi.

            “Masih lama? Udah jam berapa ini. Kambeng ini masih hidup pun udah bau.” Kata Kakang. Tidak ada yang merespon. Macam tukang olah di Pajak Singa, Kakang menyambut semua barang yang dilempar Kolor sama Jepri. Setelah diperiksa, dimasukkannya satu-persatu kedalam plastik kresek yang biasa untuk tempat sampah, senada sama komentar-komentar yang dibilangnya soal barang-barang. “Tengok ini bang, kaos kaki anak ini pun belang. Lebih panjang yang kiri!” Katanya sambil melambaikan dua kaos kaki hitam yang satu polos, yang satu bertuliskan Diadora. “Sayang kali  sepatunya ini. Cuma tumit belakangnya nya yang udah tipis. Yang lain bagus bang. Liat dah. Ori kayaknya ini. Ini pun buang?” Dia tanya sambil mengacungkan sepasang Converse All Star ukuran 39. “Semua satukan disitu Kang. Jangan ambil resiko! Kau, perkara sepatu busuk…” Kata Jepri. “Tempat Tekang kau cari semua gitu barangnya. Mau warna pink pun kau ada.” Tambahnya.

            “Tapi kan nggak ori.” Bantah Kakang.

            “Bisa pulak nggak ori!? Tekang beli barang langsung bergoni-goni dari Simpang Selayang. Cemananya kau?” Balas Jepri lagi.

            “Bisa rupanya abang bedakan ori sama KW?”

“Masa nggak kau perhatikan barang-barang lainnya? Dalam satu goni itu nanti sampai jaket almamater Oxford pun ada. Berarti kan dari Inggris barang-barangnya tadi. Ada rupanya barang KW di Inggris?” Kata Jepri mendebat.

“Bukan itu pertanyaanku barusan. Lagian mentang-mentang Inggris nggak bisa pakai KW rupanya?” Kata Kakang.

            “Kubilang satukan dalam plastik, kau satukan aja. Jangan miskin kali kau sampai sepatu mayat pun kau asin[1]-kan.” Tutup Jepri.

            “Siapa pulak yang mau pakai sepatu Kambeng!? Sepatuku lebih bagus. Malah kubeli baru ini ya! kan tadi aku cuma bilang ‘sayang’ karena ori. Lagian barang Kambeng pulak mau ku asinkan? Dia yang sering ngasinin barangku!” Jawab Kakang.

            “Ribut kali kau Kang! Nggak ori itu ah! Sama Jepri pulak kau berdebat ori KW, dia ahli loak di satu Berastagi ini.” Protes Mawan.

            “Nggak masuk akal kurasa, jauh kali orang Inggris jualan barang bekas ke Berastagi?” Protes Kakang lagi.

            “Tolong Kang, diam aja kau! Tolong. Ini aja kau urus.”  Kata Kolor sambil melempar celana jeans.

            Kakang merogoh satu-persatu kantong celana. Dari kantong kecil ekstra di kanan, ia menemukan pick gitar warna ungu. “Ini pun nggak boleh kusimpan?” Katanya sambil mengangkat pick. Jepri merespon, “Bisa rupanya kau main gitar?”

            “Paling enggak, ada bekas barangnya kupegang lah.” Jawab Kakang.

            “Sukak hatimu lah Kang!” protes Mawan.

Tiba-tiba Kakang teriak “Haiiyyah! Terus ini cemana!?” Jeritnya mengagetkan ketiga orang.

“Pukimaknya ini! Mulutmu itu babi!” Mawan marah.

            “Tengok ini!” Balas Kakang sambil mengangkat tinggi tangannya yang mengkilap memantulkan cahaya lampu. Di genggamannya, percik kerlap-kerlip bercahaya dari satu gantungan kunci besi berbentuk simbol Decepticon. Rantai kecilnya bergoyang-goyang, bergantung satu buah kunci kontak bertuliskan: Honda.

            “Mampus kita.” Kata Jepri.

            Kan! ternyata satu pun nggak ada yang kepikiran soal kereta Kambeng. Kok bisa nggak kepikiran!?

           

 

[1]Asin = Idiom masyarakat sekitar tentang status barang yang sudah hilang dicuri.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
karachi
5      5     0     
Short Story
kisah elo
Teman
23      17     0     
Romance
Cinta itu tidak bisa ditebak kepada siapa dia akan datang, kapan dan dimana. Lalu mungkinkah cinta itu juga bisa datang dalam sebuah pertemanan?? Lalu apa yang akan terjadi jika teman berubah menjadi cinta?
NI-NA-NO
23      18     0     
Romance
Semua orang pasti punya cinta pertama yang susah dilupakan. Pun Gunawan Wibisono alias Nano, yang merasakan kerumitan hati pada Nina yang susah dia lupakan di akhir masa sekolah dasar. Akankah cinta pertama itu ikut tumbuh dewasa? Bisakah Nano menghentikan perasaan yang rumit itu?
A & O
30      18     0     
Romance
Kehilangan seseorang secara tiba-tiba, tak terduga, atau perlahan terkikis hingga tidak ada bagian yang tersisa itu sangat menyakitkan. Namun, hari esok tetap menjadi hari yang baru. Dunia belum berakhir. Bumi masih akan terus berputar pada porosnya dan matahari akan terus bersinar. Tidak apa-apa untuk merasakan sakit hati sebanyak apa pun, karena rasa sakit itu membuat manusia menjadi lebih ma...
Night Wanderers
250      113     0     
Mystery
Julie Stone merasa bahwa insomnia yang dideritanya tidak akan pernah bisa sembuh, dan mungkin ia akan segera menyusul kepergian kakaknya, Owen. Terkenal akan sikapnya yang masa bodoh dan memberontak, tidak ada satupun yang mau berteman dengannya, kecuali Billy, satu roh cowok yang hangat dan bersahabat, dan kakaknya yang masih berduka akan kepergiannya, Ben. Ketika Billy meminta bantuan Julie...
Error of Love
36      25     0     
Romance
Kita akan baik-baik saja ketika digoda laki-laki, asalkan mau melawan. Namun, kehancuran akan kita hadapi jika menyerah pada segalanya demi cinta. Karena segala sesuatu jika terlalu dibawa perasaan akan binasa. Sama seperti Sassy, semua impiannya harus hancur karena cinta.
In your eyes
159      100     0     
Inspirational
Akan selalu ada hal yang membuatmu bahagia
Hati Yang Terpatahkan
31      20     0     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Persinggahan Hati
47      29     0     
Romance
Pesan dibalik artikel Azkia, membuatnya bertanya - tanya. Pasalnya, pesan tersebut dibuat oleh pelaku yang telah merusak mading sekolahnya, sekaligus orang yang akan mengkhitbahnya kelak setelah ia lulus sekolah. Siapakah orang tersebut ? Dan mengakhiri CInta Diamnya pada Rifqi ?
V'Stars'
30      20     0     
Inspirational
Sahabat adalah orang yang berdiri di samping kita. Orang yang akan selalu ada ketika dunia membenci kita. Yang menjadi tempat sandaran kita ketika kita susah. Yang rela mempertaruhkan cintanya demi kita. Dan kita akan selalu bersama sampai akhir hayat. Meraih kesuksesan bersama. Dan, bersama-sama meraih surga yang kita rindukan. Ini kisah tentang kami berlima, Tentang aku dan para sahabatku. ...