Read More >>"> Parloha (01.30) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Parloha
MENU
About Us  

01:30

Si Kakang ini masih muda, masih dihitung anak bawang kalau di kedai. Gabungannya sama bapak-bapak semua. Memang tusuk pakai pensil itu kedengarannya macam John Wick. cuma tetap alasan dibaliknya kan self-defense. Kalau alasan yang sama, supir lintas Sumatera jauh lebih sangar. Kau bayangkan, bisa dia tikam dada Bajing Loncat sambil nyetir. Di turun-turunan. Lari 90km/jam, tanpa pijak rem pulak! Jadi apapun cerita Kakang sama yang lain, tetap nggak laku. Tapi cobaklah misalkan kau itu. Tujuanmu mulia, mau belajar di kampung orang, biar kau jadi orang. Rupanya terpaksa putus tengah jalan karena kau tak rela di sodomi. Disitu mana bisa pikir panjang kau, yang penting kekmana caranya jangan sempat di coleknya pun! Apalagi sampai masuk ke anus. Jadi apa bisa kau bikin ya kau bikin. Pensil dapat ya pensil lah. “Cak-cuk-cak-cuk” kau gas dilehernya, muncratan darah tadi ke mukamu. Sementara kau mahasiswa, motong ayam pun kau nggak berani. Cemana nggak terus lengket dikepalamu pengalaman itu? Nah, kau paham kali hal kayak gini, karena kau Jepri.

Sekali lagi cobak kau jadi Jepri sekarang. Jadi kadang masih mau kau dengarkan pas anak muda itu cerita soal detail kejadiannya. Yang penting, ngangguk-angguk aja kau sebentar, trus kau keluarkan reaksi yang sesuai sama mood cerita. Udah, beres. Dia pun jadi tak baper[1], kau pun bisa lanjut ke cerita lain. Kadang kalau ada tugas disuruh Perot yang masih nggak-berat-berat-kali, kau ajak juga dia. Kalau sekedar menumbuki[2] muka geng motor atau negosiasi masalah sabu kan masih bisa dia diandalkan. Tak apa-apalah, biar kuat mentalnya. Cuma namanya anak-anak, tahu dia masih panjang jalannya. Tak bisa juga kita abaikan soal sifat oportunisnya. Kan wajar, belum paham dia soal loyalitas. Jadi kadang jangan juga kita tutup mata. Apalagi situasi macam ini, udahlah barusan dia main nyelonong masuk tanpa ngetok-ngetok, udah ternampaknya pulak terlalu banyak soal situasimu sama Mawan. Yang pistol lah diatas meja, gulungan karpet berisi mayat Kambeng, lantai pun berantakan. Senyumnya tadi pas masuk langsung hilang sampai matanya melotot. Itu pulak yang bikin kau jadi siaga! Situasi apalah namanya ini, kecele?

Syukur kali tadi langsung ditahan Mawan pas dia mau lari. Kalau enggak, udahlah jadi tambah kerjaan. Bisa jadi makin tak sehat kau mikir. Sekarang ajapun kau susah bisa menebak apa kira-kira isi kepalanya. Memang iya, kau bukan khawatir dia bisa jadi lawan, cuma jangan abaikan kemungkinannya gan[3]. “Sumpah bang! Aku tadi mau nginjem mobil abang sebentar!” katanya pulak. Mana mungkin. Yang ada suntuk dia dirumah, “Ah, ke kedai Mawan lah” katanya brangkali, abis itu pas pulak nampaknya mobilmu parkir diluar. Makin sor[4] dia ngira didalam ramai aktivitas, dia mau gabung. Cuma gitu dia sengget[5] lihat kau lagi kerja yang nggak nggenah, otomatis otaknya ngeles. Buntad dia. Lagian Mawan ini pun tolol kali, bukannya balik dikuncinya pintu tadi pas kau masuk. Pantatlah, nggak kayak gini tadi rencanamu buat ngabisin malam.

“Bang, aku nggak ada urusan. Nggak tau apa-apa aku.” Katanya pulak. Enak aja dia ngomong. Siapa suruh tadi dia main masuk. Otomatis dia udah terlibat. Apapun kata-katanya nggak lagi kau dengarkan, kecuali sugesti soal beres-beres masalah utama malam ini. Kata Mawan tadi, tanam aja di hutan-hutan daerah Lau Gumba. Itu juganya memang pilihan. Tanam. Tapi susah juga nanam mayat ini. Seminggu nanti udah masuk dia di Daftar Orang Hilang. Sebulan-dua bulan korek-korek anjing kuburan tadi, kepergok sama orang, udah pulak jadi urusan polisi.

Kalau kau jadi Jepri, sebenarnya nggak terlalu was-was kau berurusan sama polisi. Karena selama ini pun di kerjaanmu kan mutar-mutar disitunya kau terus. Lingkaran setan. Memang kau nggak percaya sama satupun orang itu, ya secara dia sama dia pun bisa saling makan. Tapi kalau udah ‘aman’ kata Perot, udah pasti aman. Jadi mau cemana pun ulahmu pas di medan tugas, masih bisa kau kategorikan masuk ke faktor x kerjaan. Nggak bisa Perot protes. Itu pulak yang bikin kita segan sama dia. Profesional. Nggak bisa kau bayangkan sekeras apa tembakau yang dihisapnya maka bisa dia sekalem itu. Makanya sekarang harus sehat kepalamu ngeluarin keputusan. Soalnya muka Kelik Pasaribu belum bisa kau abaikan. Belom ada lagi diungkit Perot soal hal itu. Ya mudah-mudahan nggak ada. Memang nggak bisa dibilang salahmu, tapi nggak bisa juga kau pungkiri kalau kau pun bawa perasaan sama Kelik. Iya kan? Sekarang gini Jep, kan cuma butuh kau angkat aja si Kelik tadi, masukkan bagasi, trus kau antar ke Gedong Kuning. Dikasih Perot nomor hape Itom samamu. biar apa? Kan biar kau ajak Itom, supaya berdua kalian ke Parloha jemput Kelik. Memang iya, sampai di Gedong Kuning ya bakalan mampus si Kelik tadi, tapi kan hak Perot itu Jep. Sepupunya itu. Hubungannya samamu apa? Selain pernah coleknya pantat binimu? Malah kau pulak pande-pandean kesana sendiri, kau gas langsung di Parloha itu. Sepadan rupanya itu?

Jangan kau pikir Perot nggak sadar Jep. Di tes-nya nya kau itu. Bisa jadi. Alasanmu pun taik-taik kali soalnya: “Ngelawan dia Rot. Mau dibacoknya aku situ, ya terpaksalah.” Alasan apa itu? Itupun santai pulaknya masih Pa Perot tadi. Jadi jangan kau protes hidupmu nggak maju-maju, sementara mentalmu yang belum sanggup. Nggak usah kita salahkan orang kalau memang kita yang nggak beres. Kau bandit kacang Jep, makanya hati-hati kau. Sama orang macam Perot itu, omonganmu yang dipegangnya. Jadi sekali kau ketauan bokis[6], harus ikhlas kau.

Coba kau pikir lagi bagus-bagus. Masih ada kesempatanmu ini buat ngomong. Apa nggak lebih bagus kau jujur-jujuran sama Perot? Mumpung belum lama ini Jep. SMS dia: “Rot, aku di kedai. Ada Marsupilami, gara-gara Mawan. Kekmana bikin?” Gitu aja bilang. Kan kayaknya nggak mungkin lah dia datang kesini langsung. Tapi paling enggak, udah tau dulu dia.

Cemana kira-kira, sanggup kau? Tapi bisa jadi Mawan pun habis juga sekali ini. Tadi mukanya pas mau ngaku kayaknya betulan. Nggak mungkin anak ini bisa se-buntad tadi, kalau dia nggak paham resiko. Memang Mawan ini berulah dulu baru mikir, setaik-taiknya si Taik ini, tetap juga nggak bisa kau tutup mata kalau dia selalu maju duluan kalau kawannya ribut. Ingat kau pas SMP, di tunjangi[7]dia si Oktavansius sambil nangis? Hahaha, kan kau yang berantem sama Sius di lapangan basket. Trus tiba-tiba terjun dia dari lantai dua, terkilir kakinya! Tapi itu pun sikat dulu Sius tadi. Sampai sekarang nggak tau kau kenapa dia nangis waktu itu.

Makanya sekarang, harus sehat kau mikir. Kalau mau ditanam, ya tanam. Tapi maksudnya, pastikan dulu jangan sampai masalah ini nanti didepan jadi makin panjang. Itu aja. Persoalan nyawa orang ini Jep. Terus tambah lagi, ada pulak Kakang sini.

Pasang matamu betul-betul.

 

[1] Bawa perasaan

[2] Meninjui

[3] Panggilan Juragan

[4] Senang

[5] Kaget

[6] Bohong

[7] Tendang

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
One Step Closer
65      45     0     
Romance
Allenia Mesriana, seorang playgirl yang baru saja ditimpa musibah saat masuk kelas XI. Bagaimana tidak? Allen harus sekelas dengan ketiga mantannya, dan yang lebih parahnya lagi, ketiga mantan itu selalu menghalangi setiap langkah Allen untuk lebih dekat dengan Nirgi---target barunya, sekelas juga. Apakah Allen bisa mendapatkan Nirgi? Apakah Allen bisa melewati keusilan para mantannya?
Ingatan
276      163     0     
Romance
Kisah ini dimulai dari seorang gadis perempuan yang menemui takdirnya. Ia kecelakaan sebelum sempat bertemu seseorang. Hidupnya terombang-ambing diantara dua waktu. Jiwanya mencari sedang raganya terbujur kaku. Hingga suatu hari elektrokardiogram itu berbunyi sangat nyaring bentuknya sudah menjadi garis yang lurus. Beralih dari cerita tersebut, di masa depan seorang laki-laki berseragam SMA menj...
High School Second Story
110      75     0     
Romance
Pekrjaan konyol yang membuat gadis berparas cantik ini kembali mengingat masa lalunya yang kelam. Apakah dia mampu menyelesaikan tugasnya? Dan memperbaiki masa lalunya? *bayangkan gadis itu adalah dirimu
Forestee
13      13     0     
Fantasy
Ini adalah pertemuan tentang kupu-kupu tersesat dan serigala yang mencari ketenangan. Keduanya menemukan kekuatan terpendam yang sama berbahaya bagi kaum mereka.
Mahar Seribu Nadhom
113      75     0     
Fantasy
Sinopsis: Jea Ayuningtyas berusaha menemukan ayahnya yang dikabarkan hilang di hutan banawasa. Ketikdak percayaannya akan berita tersebut, membuat gadis itu memilih meninggalkan pesantren. Dia melakukan perjalanan antar dimensi demi menemukan jejak sang ayah. Namun, rasa tidak keyakin Jea justru membawanya membuka kisah kelam. Tentang masalalunya, dan tentang rahasia orang-orang yang selama in...
If...Someone
78      61     0     
Romance
Cinta selalu benar, Tempatnya saja yang salah.
Broken Wings
43      30     0     
Inspirational
Hidup dengan serba kecukupan dan juga kemewahan itu sudah biasa bagiku. Jelas saja, kedua orang tuaku termasuk pengusaha furniture ternama dieranya. Mereka juga memberiku kehidupan yang orang lain mungkin tidak mampu membayangkannya. Namun, kebahagiaan itu tidak hanya diukur dengan adanya kekayaan. Mereka berhasil jika harus memberiku kebahagian berupa kemewahan, namun tidak untuk kebahagiaan s...
in Silence
7      7     0     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
Mawar pun Akan Layu
40      29     0     
Romance
Semua yang tumbuh, pasti akan gugur. Semua yang hidup pasti akan mati. Apa cintamu untukku pun begitu?
Unknown
9      9     0     
Romance
Demi apapun, Zigga menyesal menceritakan itu. Sekarang jadinya harus ada manusia menyebalkan yang mengetahui rahasianya itu selain dia dan Tuhan. Bahkan Zigga malas sekali menyebutkan namanya. Dia, Maga!