Read More >>"> complicated revenge (bahagia 3) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - complicated revenge
MENU
About Us  

Hyun Jin menoleh ke belakang untuk memastikan siapa pria yang menegurnya. Bukan wajah pria yang ia lihat, melainkan kumpulan dari beberapa tangkai Tulip putih yang terbungkus rapi oleh kertas cantik.

“Untukmu..” suara itu terdengar lagi oleh Hyun Jin. Hyun Jin hanya bisa tersenyum menerima sebuket bunga itu.

“Cantik, terimakasih Tae” balasnya berbinar ketahuan belum pernah diberi bunga.

Hyun Jin mengamati lamat-lamat bunga itu dengan ekspresi wajah yang tidak bisa dijelaskan. Intinya dia sedang tersanjung saat ini. Kedua matanya tak berpindah dari arah populasi mantan bunga hidup membuat para bunga ketakutan ingin lari saja.

“Kau suka?” Taehyung kembali duduk di tempatnya.

“Sangat..” Hyun jin susah untuk berkata-kata lagi. Apalagi masih ada sisa makanan sate usus di dalam mulutnya belum tergiling sempurna.

“Hei jangan menangis, nanti orang mengira aku memukulmu.” Jelas Taehyung menggoda Hyun Jin.

Hyun Jin mengunyah cepat makanannya dan menelan paksa didorong dengan air putih. Ia langsung angkat bicara.

“kenapa kau memilih bunga tulip putih di antara banyak bunga yang cantik?” tanya Hyun Jin penasaran.

“Hanya.. ingin saja. Mereka lebih menarik daripada yang lain.” Jelas Taehyung setelah berpikir lama.

“Tae..” panggil Hyun Jin beralih menatap Taehyung dari bunga yang ia genggam.

“Kenapa Hyun Jin ah?” balas Taehyung ikut menatap wajah manis Hyun Jin.

“Apa benar polisi memelihara kunang-kunang untuk investigasi?” tanya Hyun Jin membuat Taehyung terperangah.

“Aku memikirkan itu semenjak tadi” lanjut Hyun Jin polos.

“Lupakan Hyun Jin,” jawab Taehyung tak ingin menanggapi.

“Tae, aku kenyang. Tapi aku ingin kau mengabulkan syaratku.” Rengek Hyun Jin pada Taehyung.

“Es krim?” Taehyung memastikan.

Hyun Jin terkekeh. “Kau peka sekali Tae.”

“Kalau begitu ayo..” Taehyung menarik tangan kiri Hyun Jin bergegas pergi.

“Itu dia...” teriak Hyun Jin sambil menunjuk suatu arah dengan bunga tulip putihnya.

Mereka berjalan mendekat ke penjual es krim dan langsung memesan dua. Satu coklat dan satu stroberi. Hyun jin suka coklat, sedangkan Taehyung suka stroberi. Apalagi kalau es krimnya di tambah toping buah stroberi. Taehyung akan lebih suka.

“Es krimnya cantik, aku jadi tidak ingin memakannya” gumam Hyun Jin yang tengah duduk di bangku taman dekat pasar itu.

“Cepat dimakan. Nanti es krimnya cair..” balas Taehyung yang sibuk menjilati es krim dari segala arah seperti anak kecil.

Tanpa disuruh, Hyun jin juga pasti akan memakan es krimnya. Es krim adalah salah satu godaan terbesar dalam hidupnya.

Akhirnya, Hyun Jin memakan es krimnya setelah es krim milik Taehyung terlahap habis oleh sang pemilik. Taehyung mengamati Hyun Jin yang tengah fokus menghabiskan es krimnya. Karena tak hati-hati, hanya coklat saja yang menghias di sekitar mulutnya. Taehyung melihatnya gemas. Harusnya menjijikkan.

“Pelan. Wajahmu jadi belepotan” sergah Taehyung mendekat pada Hyun Jin.

Hampir tidak ada jarak mereka duduk berdua. Bahkan sekarang tidak ada yang mengganggu kesunyian di antara mereka. Hanya ada Taehyung, Hyun Jin, bunga tulip putih, dan bunga-bunga taman.

Cantik. Batin Taehyung terhipnotis oleh wajah Hyun Jin. Bahkan Taehyung melupakan sisa es krim di sekitar mulut gadis itu yang mengurangi kesan cantik untuknya. Senja yang datang walau hanya sebentar mampu menambah keindahan momen yang tak ingin Taehyung lewatkan.

Hyun Jin yang ditatap hanya terdiam. Bahkan es krimnya telah diabaikan setelah Taehyung menatapnya intens. Membuat detak jantungnya lupa untuk berdetak. Tidak. Detak jantungnya tidak terkendali dan liar. Seseorang tolong tenangkan jantung Hyun Jin.

“Cantik..” kata itu akhirnya terlontar dari mulut Taehyung setelah berkali-kali ia bergumam dalam hatinya.

Tangan Taehyung mulai terangkat menyentuh bibir Hyun Jin yang masih penuh dengan sisa-sisa eskrim. Jempol Taehyung mengusapnya lembut, menghapus cokelat yang menutup bibir indahnya itu. Taehyung masih belum berkedip, tidak ingin melewatkan momen indah di depan matanya. Ketika wajah cantik itu hanya diam dan pasrah dengan perlakuan Taehyung.

Taehyung mendekatkan wajahnya kali ini, sangat dekat sampai tidak terpaut jarak dengan wajah Hyun Jin. Kedua matanya bertemu dengan hazel cokelat Hyun Jin yang sama-sama tidak berkedip sedikitpun.

“sudah ku bilang kau benar-benar cantik” lontar Taehyung lagi berbisik di depan wajah Hyun Jin.

Hyun Jin tak menjawab, hanya merespon melalui pipinya yang memerah. Hidung mereka bersentuhan, saling menghirup aroma nyaman khas di antara keduanya. Saling merasakan nafas hangat yang sama-sama tidak teratur. Hyun Jin takut, kedua matanya kini mulai terpejam.

Drtttttt

Sial! Batin Hyun Jin. Telepon genggam Taehyung bergetar, lantas Taehyung mengeluarkan benda itu dari kantongnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Puisi yang Dititipkan
9      9     0     
Romance
Puisi salah satu sarana menyampaikan perasaan seseorang. Puisi itu indah. Meski perasaan seseorang tersebut terluka, puisi masih saja tetap indah.
#SedikitCemasBanyakRindunya
95      56     2     
Romance
Sebuah novel fiksi yang terinspirasi dari 4 lagu band "Payung Teduh"; Menuju Senja, Perempuan Yang Sedang dalam Pelukan, Resah dan Berdua Saja.
Love Never Ends
241      132     0     
Romance
Lupakan dan lepaskan
Aku Bukan Kafir!
283      195     0     
Inspirational
Pemuda itu bernama Arman, suku jawa asli yang lahir dari seorang buruh sawah di daerah pelosok Desa Peloso, salah satu Desa di Jombang. Ngatini adalah adik dari almarhumah Ibu kandung Arman yang naik ranjang, menikah dengan Pak Yusup yang biasa dipanggil Lek Yusup, Bapak kandung Arman, yang biasa dipanggil Lek Yusup oleh orang-orang sawah. Sejak kecil Arman selalu ikut Lek Yusuf ke sawah. Hingga ...
Cinta Kita Yang Tak Sempurna
177      110     0     
Romance
Bermula dari kisah awal masuk kuliah pada salah satu kampus terkenal di Kota Malang, tentang Nina yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang aktivis di UKM Menwa yang bernama Aftar. Namun Nina tidak menyadari bahwa ada seseorang yang diam-diam memperhatikannya dan tulus mencintainya bahkan rela berkorban pada akhirnya, dia adalah Gio. Namun dipertengahan cerita muncul-lah Bayu, dia ad...
BIYA
55      41     0     
Romance
Gian adalah anak pindahan dari kota. Sesungguhnya ia tak siap meninggalkan kehidupan perkotaannya. Ia tak siap menetap di desa dan menjadi cowok desa. Ia juga tak siap bertemu bidadari yang mampu membuatnya tergagap kehilangan kata, yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Namun kalimat tak ada manusia yang sempurna adalah benar adanya. Bidadari Gian ternyata begitu dingin dan tertutup. Tak mengij...
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
217      135     0     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...
A - Z
73      52     0     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Love Warning
36      27     0     
Romance
Dinda adalah remaja perempuan yang duduk di kelas 3 SMA dengan sifat yang pendiam. Ada remaja pria bernama Rico di satu kelasnya yang sudah mencintai dia sejak kelas 1 SMA. Namun pria tersebut begitu lama untuk mengungkapkan cinta kepada Dinda. Hingga akhirnya Dinda bertemu seorang pria bernama Joshua yang tidak lain adalah tetangganya sendiri dan dia sudah terlanjur suka. Namun ada satu rintanga...
Kisah yang Kita Tahu
81      63     0     
Romance
Dia selalu duduk di tempat yang sama, dengan posisi yang sama, begitu diam seperti patung, sampai-sampai awalnya kupikir dia cuma dekorasi kolam di pojok taman itu. Tapi hari itu angin kencang, rambutnya yang panjang berkibar-kibar ditiup angin, dan poninya yang selalu merumbai ke depan wajahnya, tersibak saat itu, sehingga aku bisa melihatnya dari samping. Sebuah senyuman. * Selama lima...