Read More >>"> RAHASIA TONI (15. Allo Bali!) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - RAHASIA TONI
MENU
About Us  

Hari ini adalah hari dimana ketujuh cewek ini pergi berlibur ke Bali selama 2 minggu. Mereka bertujuh mengambil jam terbang menjelang siang, karena sesampainya disana mereka ingin langsung bepergian ketempat yang sudah mereka masukan ke list. Jam setengah 9 pagi mereka sudah sampai di Bandara Soetta. Jadi mereka masih punya waktu sekitar 3 jam sebelum take off.

Tapi namanya juga Indonesia yah, apalagi di Jakarta. Sengaja sampai di bandara lebih pagi biar ngga kejebak macet atau ketinggalan pesawat karena mereka perginya ramai-ramai, rempong semua lagi anak-anak, ini malah kena delay segala. Padahal jarak Jakarta-Bali dekat, cuman ditempuh sekitar kurang-lebih 2 jam saja. Ini antara karena kemarin mereka bertujuh nyari pesawat dengan tiket yang murah jadi pesawat mereka keduluan sama pesawat yang jaraknya lebih jauh dulu atau memang sedang ada masalah cuaca diluar sana? Entahlah. Hanya operator yang mengatur jalur pesawat yang tahu. Dan Allah pastinya.

Jam 3 sore waktu Bali akhirnya mereka bertujuh pun mendarat di bandara I Gusti Ngurah Rai. Setelah urusan bagasi mereka selesai, mereka langsung bergegas menuju ke hotel. Untungnya jarak bandara ke hotel tidak terlalu jauh karena mereka belum sempat check in hotel, tapi Yasmin sudah memberi informasi ke pihak hotel kalau pesawat mereka kena delay sebelum terbang ke kota ini dan pihak hotel memberi solusi untuk check in secara online jadi saat sampai di hotel nanti mereka tinggal mengkonfirmasi ke pihak hotel.

Setelah kunci hotel sudah ada ditangan mereka, mereka bertujuh langsung pergi menuju ke kamar. Kemarin Yasmin dan Mediana membooking 3 kamar hotel, 2-2-3. Dan mereka juga sudah membagikan sekamar dengan siapa mereka disini selama 2 minggu kedepan.

Mereka bertujuh memilih untuk beristirahat sejenak, lalu mereka akan pergi ke Pandawa beach untuk melihat sunset dan letaknya juga cukup dekat sekaligus makan malam disaba dan setelah itu mereka akan jalan-jalan disekitaran pantai Pandawa saja. Barulah besok mereka mengunjungi tempat-tempat yang kemarin sudah mereka cari-cari di internet, dan kebetulan hampir semua tempat itu agak sedikit jauh dari hotel, tapi sebagian juga ada yang masih dekat dari hotel.

“Wohoo!! Vitamin sea!!” sorak Yasmin, Lisya, dan Mediana sambil merenggangkan badan mereka.

“Akhirnya gue ngeliat yang biru-biru juga!! Bukan orang yang annoying, yang minta ditampolin mulu tiap ketemu,” cerocos Amalia.

“Buset dah, die malah curhat sama air laut. Tsk tsk,” Yasmin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Ya maklumin ajalah Yas. Temen lo yang inikan emang agak rada-rada,” timpal Nadhira.

“Bukan agak lagi Ra, tapi emang rada-rada,” sambung Lisya.

“11-12 dia sama si Malvin,” Tamara ikut menimpal.

Amalia menatap tajam ke keempat temannya itu, terutama ke Yasmin. Karena temannya yang satu ini emang punya mulut yang ngga terduga, ada disaat dia mengeluarkan kata-kata seperti orang yang memberi harapan bagus, habis itu dijatuhin sejatuh-jatuhnya.

Kalau kata Yasmin gini, “Gue itu pertama pengen bikin temen gue senengnya ga ketolongan dengan kalimat ‘seandainya’. Nah abis itu gue jatohin, biar sadar diri kalo lo itu lagi ada di real life, bukan fairytale ato fiction life. Yang apa yang lo pengenin bisa diwujudin, atau lo bisa ngatur alur cerita buat diri lo sendiri seenak jidat. Ngarep boleh, tapi jangan ketinggian. Kalo jatoh sakit, sembuhnya lama.”

Jahatkan? Emang. Tapi benar jugakan? Bisa iya, bisa ngga. Jadi ngga salah juga dong Yasmin ngomong begitu? Kan sesuai sama kenyataan yang ada. Maaf ya kalau yang pernah jadi korbannya Yasmin. Suka khilaf gitu orangnya. Apalagi kalau yang lagi curhat tuh suka blushing sendiri kayak orang gila, nah ya sudah Yasmin bakalan makin-makin ngomongnya.

“Mulut lo minta di ruqiyahin ya, Yas?!” sengit Amalia.

Yasmin mendengus pelan, “Sebelum lo ruqiyahin gue, gue duluan yang bakal ruqiyahin otak lo itu,” ujarnya cuek lalu berlalu begitu saja ke bibir pantai. Sedangkan teman-temannya yang lain menggelengkan kepalanya melihat kedua cewe ini adu mulut dimana saja dan kapan saja. Ngga kenal tempat dan situasi.

Lalu setelah mereka menikmati sunset di Pandawa beach, malam harinya mereka pergi ke daerah Kuta untuk mencari makan malam. Untungnya, h-7 hari Rahmi dan Nadhira berinisiatif untuk rental mobil selama mereka disini. Emang ngga untuk full 2 minggu sih, cuman buat hari-hari tertentu aja, tapi setidaknya itu memudahkan mereka kalau ingin pergi ke tempat yang harus menggunakan mobil atau mereka pulang kelewat tengah malam. Tapi untuk hari ini, mereka pergi dengan taksi online.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam-an, akhirnya mereka sampai juga di daerah Kuta. Mereka bertujuh segera mencari dimana tempat makan yang ingin mereka kunjungi yang sebelumnya mereka cari selama di perjalanan tadi. Dan pilihan mereka jatuh ke Gourmet Sate House, setelah sebelumnya mereka berdebat mencari tempat makan yang lain. Gourmet Sate House adalah salah satu tempat makan yang ada di Kuta yang menyediakan menu makanan berbagai macam sate.

Karena mereka datang disaat makan malam yang pastinya resto itu sedang ramai-ramainya, jadinya mereka harus menunggu terlebih dahulu untuk meja yang muat untuk mereka bertujuh.

Saking lapar dan penasarannya sama sate-sate yang ada disini, mereka berujuh pun masing-masing memesan satu jenis dan ditambah sisa 3 jenis sate lainnya. Jadinya mereka memesan 10 jenis sate alias memesan semua sate yang ada restoran itu.

“Eh, ini kita ga salah apa mesen sebanyak ini?” tanya Tamara setelah mereka selesai memesan makanan.

Amalia melihat satu persat temannya, “Engga sih menurut gue. Pertama kita laper, yang kedua pengen nyobain sate yang ada disini, terus yang ketiga−”

“Yang ketiga, si jalapeno ini lagi butuh asupan daging karena selama dirumah kemaren ini anak makannya miesamyang terus, mana yang levelnya double lagi. Untung itu lambung kuat, coba kalo kaga, udah masuk ICU kali dia sekarang,” potong Yasmin.

Amalia menempeleng kepala Yasmin kesal, “Mulut lo bener-bener minta di ruqiyahin beneran ya!”

“Lo berdua ga dimana-mana rusuh mulu, njir. Cocok lo berdua jadi Tom & Jerry versi asli,” celetuk Nadhira.

“Temen lo nih, Ra. Kalo ngomong rahangnya enteng banget,” ujar Amalia kesal.

“Suka ga sadar diri emang ini manusia,” cibir Yasmin.

Nadhira, Rahmi, Tamara, Lisya dan Mediana hanya bisa menggelengkan kepala mereka mendengar Yasmin dan Amalia adu mulut. Dua anak itu memang selalu seperti ini, jadi mereka berlima memaklumkan saja. Selama ngga bikin malu atau sampai diusir ini. Nanti Yasmin dan Amalia juga berhenti sendiri kalau mereka capek.

“Eh, besok kita regist ultra music festival-nya jam berapa dulu ?” tanya Yasmin tiba-tiba setelah ia lelah adu mulut dengan Amalia dan tadi ia juga sudah diam beberapa menit.

“Enaknya jam berapa dulu? Jangan sore-sorean deh, takut keburu rame, ntar ngantrinya lama,” tanya balik Amalia yang diikuti anggukan kepala kelima cewek ini.

Yasmin mengendikkan bahunya, “Ya namanya juga festival, cabe, pasti rame sama ngantrilah! Kalo mau lo sepi dan ga ngantri mending lo ke perpus aja sono yak,” jawabnya sambil mengerlingkan matanya malas, “abaikan aja nih cabe, suka ngeselin emang,” Yasmin mengibas-ngibaskan tangannya. “Sebenernya sih terserah kalian mau kesanannya kapan, tapi ya jangan mepet-mepet banget,” ujarnya ke kelima temannya.

“Okeeh. Tapi paginya kita mau kemana dulu? Di villa aja?” kini giliran Rahmi yang mengeluarkan suaranya.

Nadhira membuka notes list tempat-tempat yang ingin mereka datangi, “Maunya kemana? Ke pura, skydiving, paragliding, museum, apa kulineran, atau kemana?”

“Coba liat notes lo, Ra,” Yasmin mengulurkan tangannya ke Nadhira, dan Nadhira segera memberikan notes-nya ke Yasmin.

Yasmin melihat satu-persatu list tempat yang ada di notes Nadhira. “Li, paragliding yuk,” ajaknya.

Amalia yang merasa diajak langsung menggelengkan kepalanya cepat, “Ogah! Ntar yang ada gue mati diatas. Makasih banyak,” tolaknya.

“Alah, kalo yang ngajakin si Malvin, paling lo ga bisa nolak, Li,” celetuk Lisya tiba-tiba.

“Sumpah ya Sya, baru gue pengen ngomong kayak begitu tadi, eh udah keduluan elu,” seru Yasmin.

Lisya memainkan alisnya sambil tersenyum, “Kita satu pikiran, Yas. Makanya gue bantuin buat ngeluarkan pemikiran lo itu.”

Love you to the moon lah, Sya,” Yasmin dan Lisya saling berpelukan karena mereka senang bisa meledek Amalia dengan membawa-bawa nama Malvin. Yasmin dan Lisya tidak peduli kalau orang-orang disekitar meja mereka memperhatikan kelakuan mereka berdua ini.

“Terus aja gue yang kena.”

“Ya emang cuman lo doang, yang enak dijadiin bahan bully-an atau ledekan kita, Li,” ujar Mediana.

“Lagi lo keliatan ayak pasrah-pasrah gimana gitu kalo kita nge-bully atau kita ngeledekin lo,” tambah Rahmi.

Mata Amalia membulat, “Kayak gini lo pada bilang pasrah? Kebangetan emang lo pada jadi temen,” herannya sambil menunjuk ke dirinya sendiri.

“Ya, kenyataannya begitu. Jadi terima aja,” cetus Yasmin. Amalia lagi-lagi mencibir temannya itu.

“Udeh, udeh, abangnya mau pulang,” Lisya menengahi kedua temannya itu.

“Lanjutin nge-bully Amalia-nya ntaran lagi aja, ini dulu urusin. Besok jadinya mau kemana dulu ini?” tanya Nadhira greget.

Yasmin, kini berdua dengan Lisya melihat notes Nadhira lagi, “Mau watersport aja?” tanya Lisya.

“Itu di daerah mana dulu?” tanya balik Tamara.

“Di daerah Tanjung Benoa,” jawab Lisya.

Dahi Yasmin tampak berkerut mendengar Tamara dan Lisya sekaligus melihat notes Nadhira, “Boleh tuh, lumayan pagi-pagi biar ga makin item kita,” ucapnya sambil memainkan kedua alisnya, “pada mau ga? Ga ada yang takut nyelemkan?” tanyanya dan keenam temannya menggeleng kompak.

Rahmi mengambil alih notes itu, lalu melihat satu-persatu list yang ada disana. “Tapi jauh ga ke Potatao Head Beach-nya?”

“Bentar, gue liat di maps dulu,”jawab Amalia sambil membuka aplikasi maps di handphone-nya. “Engga juga sih. Paling, sejaman lah kalo ga macet,” ujarnya.

“Dari villa kesana?” tanya balik Yasmin.

“Sama, sekitar sejam-an juga,” jawab Amalia lagi.

Semuanya menggangguk setuju. “Ya udah, boleh tuh. Buat besok kesitu aja dulu, terus buat lusa sama besok-besoknya lagi mau kemana, mikirnya ntaran aja dulu,” ujar Mediana.

“Oke!” seru keenam cewek itu.

Dan tak lama kemudian, makanan mereka datang juga. Seketika yang tadinya meja mereka kosong melompong cuman ada minum, sekarang langsung penuh dengan 10 piring sate yang beda-beda. Karena mereka pesan satenya beda-beda, jadi mereka bisa mencicipi setiap sate yang ada di meja. Sekarang mereka juga ngga peduli tuh siapa yang pesan sate ini-itu. Orang sudah kelaparan, yang ada dipikiran mereka, ya makan.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (36)
  • aisalsa09

    Aku king Queen pas mos smp
    Kalo sma king Queen sma pas prom

    Comment on chapter MONYET KECIL DAN LELAKI TAMPAN
  • sport

    Toniiii!!!

    Comment on chapter SEJARAH
  • yurriansan

    ikutin aja terus critanya ya

    Comment on chapter MONYET KECIL DAN LELAKI TAMPAN
  • dayana_putri

    Toni atit? Gimana nih?

    Comment on chapter MONYET KECIL DAN LELAKI TAMPAN
  • yurriansan

    @hijauoren hihi, biar yang baca gak tegang

    Comment on chapter PROLOG
  • dayana_putri

    Obat pereda nyeri haid? Kiranti kaliiii hahaha penulisnya ngelucu nih

    Comment on chapter PROLOG
Similar Tags
REASON
166      106     0     
Romance
Gantari Hassya Kasyara, seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang dokter di New York dan tidak pernah memiliki hubungan serius dengan seorang lelaki selama dua puluh lima tahun dia hidup di dunia karena masa lalu yang pernah dialaminya. Hingga pada akhirnya ada seorang lelaki yang mampu membuka sedikit demi sedikit pintu hati Hassya. Lelaki yang ditemuinya sangat khawatir dengan kondi...
AVATAR
170      114     0     
Romance
�Kau tahu mengapa aku memanggilmu Avatar? Karena kau memang seperti Avatar, yang tak ada saat dibutuhkan dan selalu datang di waktu yang salah. Waktu dimana aku hampir bisa melupakanmu�
Delilah
197      126     0     
Romance
Delilah Sharma Zabine, gadis cantik berkerudung yang begitu menyukai bermain alat musik gitar dan memiliki suara yang indah nan merdu. Delilah memiliki teman sehidup tak semati Fabian Putra Geovan, laki-laki berkulit hitam manis yang humoris dan begitu menyayangi Delilah layaknya Kakak dan Adik kecilnya. Delilah mempunyai masa lalu yang menyakitkan dan pada akhirnya membuat Ia trauma akan ses...
Meet Mettasha
11      11     0     
Romance
Mettasha Sharmila, seorang gadis berusia 25 tahun yang sangat senang mengkoleksi deretan sepatu berhak tinggi, mulai dari merek terkenal seperti Christian Loubotin dan Jimmy Choo, hingga deretan sepatu-sepatu cantik hasil buruannya di bazar diskon di Mall dengan Shabina Arundati. Tidak lupa juga deretan botol parfum yang menghiasi meja rias di dalam kamar Metta. Tentunya, deretan sepatu-sepat...
The War Galaxy
331      179     0     
Fan Fiction
Kisah sebuah Planet yang dikuasai oleh kerajaan Mozarky dengan penguasa yang bernama Czar Hedeon Karoleky. Penguasa kerajaan ini sungguh kejam, bahkan ia akan merencanakan untuk menguasai seluruh Galaxy tak terkecuali Bumi. Hanya para keturunan raja Lev dan klan Ksatrialah yang mampu menghentikannya, dari 12 Ksatria 3 diantaranya berkhianat dan 9 Ksatria telah mati bersama raja Lev. Siapakah y...
The Journey Of F
60      41     0     
Romance
beberapa journey, itu pasti ada yang menyenangkan dan ada yang menyedihkan, bagaimana kalau journey ini memiliki banyak kesan di dalamnya. pastilah journey seseorang berbeda beda. dia adalah orang yang begitu kecil lugu dan pecundang yang ingin menaklukan dunia dengan caranya. yaitu Berkarya
Meja Makan dan Piring Kaca
1693      540     0     
Inspirational
Keluarga adalah mereka yang selalu ada untukmu di saat suka dan duka. Sedarah atau tidak sedarah, serupa atau tidak serupa. Keluarga pasti akan melebur di satu meja makan dalam kehangatan yang disebut kebersamaan.
SEPATU BUTUT KERAMAT "Antara Kebenaran & Kebetulan"
66      39     0     
Humor
Bukan sesuatu yang mudah memang ketika dalam hidup berhadapan dengan hal yang membingungkan, antara kebenaran dan kebetulan. Inilah yang dirasakan oleh Youga dan Hendi saat memiliki sebuah Sepatu Butut Keramat....
Po(Fyuh)Ler
27      22     0     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
Rihlah, Para Penakluk Khatulistiwa
270      149     0     
Inspirational
Petualangan delapan orang pemuda mengarungi Nusantara dalam 80 hari (sinopsis lengkap bisa dibaca di Prolog).