Read More >>"> BEST MISTAKE (9) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - BEST MISTAKE
MENU
About Us  

Kinara yang sekarang sudah berbeda dari Kinara yang dulu. Kinara yang sekarang sudah lebih baik dalam hal bersosialisasi. Kinara sudah tidak merasa takut lagi untuk berbicara pada orang lain. Arul yang melihat adanya perubahan pada sikap Kinara pun ikut tersenyum. Kini Kinara, Arul dan juga Lilian sedang berada di kelas. Mereka sedang menunggu bel masuk berbunyi.
"Eh Liliput! Gue penasaran deh. Sebenernya ada hubungan apa sih di antara Kinara sama Kevan? Kok akhir-akhir ini gue sering liat si Kevan terus mandangin Kinara?"
"Lo ga tau aja, diem-diem si cowok rese itu perhatian sama temen kita yang satu ini. Malah gue sempet mergokin dia nemenin Kinara nunggu dijemput di pos satpam?!"
"Gue curiga, kayaknya apa yang kita pikirin itu bener deh."
"Iya gue juga"
Mendengar Lilian dan Arul yang membicarakan tentang dirinya dan juga Kevan, Kinara hanya bisa menghembuskan napas kasar. Kenapa juga harus dia yang jadi bahan pembicaraan??
"Kalian ini, kenapa harus aku yang jadi bahasan???"
Melihat Kinara yang merasa malu, Lilian dan Arul pun tertawa. Mereka berdua sepertinya jadi akrab setelah ada bahan ejekan untuk Kinara dan juga Kevan.
"Itu dia panjang umur!!" Ucap Arul semangat ketika melihat Kevan baru saja datang.
Kevan yang merasa kalau yang dimaksud Arul itu dirinya pun hanya memandang malas pada Arul. Dia tetap berjalan dengan tetap memasang wajah datarnya seperti biasa. Namun saat Kevan melewati meja Kinara, Kevan menatap Kinara sebentar lalu duduk di kursinya.
"Tuh kan bener apa kata gue?!" Teriak Lilian dan Arul bersamaan.
**
Hari itu berlalu begitu cepat, hingga sekarang sudah waktunya untuk pulang..
Kali ini Kinara kembali menunggu ayahnya di pos satpam seperti biasa. Kedua temannya, Arul dan Lilian entah ke mana. Mereka bilang kalau Kinara harus pulang lebih dulu, sebab mereka ada urusan. Begitu kata mereka. Dan seperti biasa pula, Kevan menghentikan motornya di depan Kinara. Jelas saja Kinara terkejut. Karena lagi-lagi Kevan datang secara tiba-tiba. Dan tanpa turun dari motornya, Kevan hanya melepas helm-nya.
"Ayah lo bakalan dateng buat jemput lo kan?" Tanya Kevan. Kinara hanya mengangguk.
"Mau gue temenin?"
Kinara tetap diam, sementara pandangannya dia buang ke mana pun asal bukan ke arah Kevan. Karena jika Kinara menatap Kevan, rasanya jantung Kinara akan loncat.
"Gue anggap diem lo sebagai jawaban YA." Kevan pun turun dari motornya dan langsung berdiri di samping Kinara. Dia tidak habis pikir, kenapa susah sekali untuk menolak Kevan?
"Nanti malem, lo ada acara ga?"
Lagi lagi Kinara diam. Kevan sempat bingung, dia tidak tahu harus melakukan apa lagi supaya Kinara mau meresponnya. Hingga pada akhirnya..
"Gue mau ngajak lo jalan. Lo mau?" Refleks Kinara menatap Kevan tidak percaya.
"Gue anggap itu YA." Kevan tersenyum sebelum kembali menaiki motornya dan juga memakai helmnya. "Nanti malam jam 7, gue jemput ke rumah lo." Katanya.
Setelah itu Kevan pergi melajukan motornya.
Apa Kevan tidak tahu apa yang Kinara rasakan??? Detak jantung Kinara seperti sedang berdisko! Kinara bahkan belum mengatakan apapun. Tetapi Kevan malah langsung menyimpulkan semuanya. Astaga..
"Ciiieeeeeee" Kinara tersentak kaget ketika Lilian dan Arul tiba-tiba saja muncul dan mengagetkannya.
"Ciee Kinara"
"Diajak jalan sama Kevan nih yeee"
"Apa sih??"
"Tuh kan salting.. ciee Kinara.."
**
Malam ini Kinara sedang berada di dalam kamarnya. Menghabiskan malam minggunya dengan belajar seperti biasa.
Malam minggu ya? Pikirnya.
Bahkan Kinara baru sadar kalau malam ini adalah malam minggu. Dan seakan diingatkan dengan perkataan Kevan padanya tadi siang, Kinara melihat ke arah jam dinding.
Jam 7 kurang lima menit
Kinara berpikir, untuk apa dia memikirkan perkataan Kevan yang sudah jelas kalau itu hanya sebuah candaan? Kinara tahu itu. Lagi pula sekarang sudah hampir jam 7, dan tidak ada tanda-tanda Kevan akan datang. Jadi, lebih baik Kinara lanjut belajar.
Namun handphone Kinara terdengar sangat berisik. Jadilah Kinara mengambilnya, untuk sekedar melihat notifikasi apa yang sampai bisa membuat handphone Kinara yang tadinya sepi seperti kuburan, kini berubah menjadi ramai seperti di pasar. Dan saat Kinara melihatnya, ternyata ada banyak pesan yang dikirim Lilian untuknya. Terdapat lebih dari lima belas pesan -sepertinya, namun isi semua pesannya itu sama.
Lilian: Ciee yang mau malmingan sama doi..
Kinara kaget melihatnya. Dan ketika Kinara hendak membalas pesan dari Lilian, untuk memberitahukan bahwa tidak ada apa-apa diantara Kinara dan Kevan. Tetapi pintu terbuka dan menampakkan wajah cantik bundanya.
"Sayang, di luar ada teman kamu." Kinara membelalakkan matanya.
"Siapa?" Dalam hati Kinara hanya berharap kalau yang datang itu bukan Kevan, melainkan Lilian. Tetapi itu tidak mungkin Lilian, sebab tadi dia baru saja mengiriminya pesan.
"Yang kemarin pulang bareng sama kamu. Bunda lupa siapa namanya." Kirana tersenyum. Ia merasa sangat senang. Sebab sekarang Kinara sudah benar-benar berubah. Dan sepertinya Kinara juga disukai oleh seseorang, temannya yang datang malam ini.
"Katanya kalian ada janji malam ini? Tapi kok kamu belum siap?" Tenggorokan Kinara tercekat. Susah sekali sepertinya untuk berbicara. Dan itu membuat Kirana salah mengartikan sikapnya.
Kirana melihat dalam kaca pandangannya kalau putrinya itu sedang merasa malu dan butuh waktu yang lama untuk berdandan. Sementara Kinara sendiri merasa tidak tahu harus melakukan apa?
"Jangan lama ya, kasihan nanti temen kamu nunggunya kelamaan."
Setelah pintu tertutup, Kinara juga menutup buku yang dibacanya. Kinara kelimpungan, sebab dia tidak tahu harus apa. Tapi yang jelas, Kinara hanya perlu bersiap dan keluar. Lalu bicara pada Kevan kalau Kinara tidak ingin pergi dengannya malam ini. Setidaknya Kinara perlu berganti pakaian tidurnya menjadi pakaian santainya.
Sementara di ruang tamu, Kevan ditemani oleh kedua orang tua Kinara. Danu dan Kirana. Dalam hati Kevan dia merasa, berasa mau lamaran. Begitu katanya.
"Jadi kalian sudah ada janji malam ini untuk keluar bersama?" Tanya Danu.
"Iya om"
"Kalau tante sih boleh-boleh aja. Tapi, kamu harus janji sama tante. Jaga Kinara baik-baik dan jangan sampai terjadi apa-apa pada Kinara." Ucap Kirana.
"Om sejujurnya tidak ingin jika Kinara keluar malam-malam. Tapi, ya sudahlah.. om ijinkan kalian. Tapi ingat, Jaga Kinara Baik-baik." Danu sejujurnya sedikit cemas. Tetapi dia bisa apa kalau Kinara sendiri ingin pergi bersama Kevan? Bahkan mereka sudah membuat janji, kan? Pikirnya.
"Saya janji akan jaga Kinara dengan baik kok, Om, tante. Dan saya berani jamin, tidak akan ada yang berani menyakiti Kinara sedikitpun."
"Baiklah, om percaya sama kamu."
Akhirnya Kevan bisa tersenyum lega. Sejujurnya Kevan sendiri takut tidak dapat ijin dari kedua orang tua Kinara. Mengingat Kinara sangat dijaga ketat oleh mereka, terutama oleh ayahnya. Tapi syukurlah, mereka mengijinkan Kinara keluar bersamanya.
"Kamu coba panggilin Kinara sekali lagi, kasihan Kevan sudah lama nunggu."
Kirana pun kembali pergi menuju kamar Kinara. Dan betapa terkejutnya Kirana ketika melihat putrinya sedang berdiri di depan cermin dengan pakaian santainya? Yang dimaksud Kirana adalah dress rumahan.
"Sayang, masa mau keluar kamu pakai baju ini?" Kirana mencari pakaian yang lebih layak digunakan untuk keluar malam. Dress lengan panjang bermotif bunga yang panjangnya di bawah lutut.
"Pake ini, supaya kelihatan lebih cantik."
"Tapi-"
"Kevan sudah terlalu lama menunggu, kasihan. Cepetan ganti ya.." Kirana pun berlalu begitu saja dari hadapan Kinara. Dia nampak senang ketika tahu kalau ada seseorang yang mengajak Kinara jalan malam ini. Dan mungkin tidak ada salahnya jika Kinara menerima ajakan Kevan. Tapi hanya sekali ini saja, tidak lain kali. Begitu pikirnya.
**
Kevan terpukau melihat penampilan Kinara malam ini. Menurutnya, Kinara terlihat sangat cantik. Dress itu terlihat sangat cocok dipakai oleh Kinara.
"Cantiknya putri ayah"
"Putri bunda juga dong, yah."
Kinara tidak berani untuk menatap Kevan, sungguh. Tapi berbeda dengan Kevan yang tak sedetik pun pandangannya teralihkan dari Kinara. Jantungnya berdetak tak berirama.
"Ayo" Kevan memberikan telapak tangannya ke hadapan Kinara, berharap agar Kinara mau menyambutnya. Tetapi Kinara mengabaikannya.
"Ayah, bunda.. aku pergi dulu ya."
"Hati-hati sayang" ucap Danu dan Kirana bersamaan.
"Kalau gitu saya pergi dulu om, tante."
Baru saja Kevan berbalik, tapi Danu kembali memanggilnya.
"Kevan???" Kevan kembali berbalik, menatap ke arah Danu dengan tatapan 'Ada apa?'
"Jangan pulang lebih dari jam sembilan!" Kevan terkejut. Jam sembilan? Batinnya. Tapi walaupun begitu, Kevan tetap mengiyakan perintah dari calon mertuanya. Eh ayah dari calon pacarnya maksud Kevan.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Be My Girlfriend?
301      145     0     
Fan Fiction
DO KYUNGSOO FANFICTION Untuk kamu, Walaupun kita hidup di dunia yang berbeda, Walaupun kita tinggal di negara yang berbeda, Walaupun kau hanya seorang fans dan aku idolamu, Aku akan tetap mencintaimu. - DKS "Two people don't have to be together right now, In a month, Or in a year. If those two people are meant to be, Then they will be together, Somehow at sometime in life&q...
ARABICCA
59      32     0     
Romance
Arabicca, seorang gadis penderita schizoid personality disorder. Selalu menghindari aktivitas sosial, menjauhi interaksi dengan orang lain, tertutup dan mengucilkan diri, terpaksa harus dimasukkan ke sekolah formal oleh sang Ayah agar dia terbiasa dengan aktivitas sosial dan berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut semata-mata agar Arabicca sembuh dari gangguan yang di deritanya. Semenj...
Sejauh Matahari
10      10     0     
Fan Fiction
Kesedihannya seperti tak pernah berujung. Setelah ayahnya meninggal dunia, teman dekatnya yang tiba-tiba menjauh, dan keinginan untuk masuk universitas impiannya tak kunjung terwujud. Akankah Rima menemukan kebahagiaannya setelah melalui proses hidup yang tak mudah ini? Happy Reading! :)
Senja Menggila
5      5     0     
Romance
Senja selalu kembali namun tak ada satu orang pun yang mampu melewatkan keindahannya. Dan itu.... seperti Rey yang tidak bisa melewatkan semua tentang Jingga. Dan Mentari yang selalu di benci kehadirannya ternyata bisa menghangatkan di waktu yang tepat.
Salendrina
31      22     0     
Horror
Salendrina adalah boneka milik seorang siswa bernama Gisella Areta. Dia selalu membawa Boneka Salendrina kemanapun ia pergi, termasuk ke sekolahnya. Sesuatu terjadi kepada Gisella ketika menginjakan kaki di kelas dua SMA. Perempuan itu mati dengan keadaan tanpa kepala di ruang guru. Amat mengenaskan. Tak ada yang tahu pasti penyebab kematian Gisella. Satu tahu berlalu, rumor kematian Gisella mu...
Summer Rain
7      7     0     
Fan Fiction
Terima kasih atas segala nya yang kamu berikan kepada aku selama ini. Maafkan aku, karena aku tak bisa bersama dengan mu lagi.
Itenerary
629      152     0     
Romance
Persahabatan benar diuji ketika enam manusia memutuskan tuk melakukan petualangan ke kota Malang. Empat jiwa, pergi ke Semeru. Dua jiwa, memilih berkeliling melihat indahnya kota Malang, Keringat, air mata, hingga berjuta rahasia, dan satu tujuan bernama cinta dan cita-cita, terungkap sepanjang perjalanan. Dari beragam sifat dan watak, serta perasaan yang terpendam, mengharuskan mereka tuk t...
Irresistible
27      19     0     
Romance
Yhena Rider, gadis berumur 18 tahun yang kini harus mendapati kenyataan pahit bahwa kedua orangtuanya resmi bercerai. Dan karena hal ini pula yang membawanya ke rumah Bibi Megan dan Paman Charli. Alih-alih mendapatkan lingkungan baru dan mengobati luka dihatinya, Yhena malah mendapatkan sebuah masalah besar. Masalah yang mengubah seluruh pandangan dan arah hidupnya. Dan semua itu diawali ketika i...
Alicia
30      18     0     
Romance
Alicia Fernita, gadis yang memiliki tiga kakak laki-laki yang sangat protektif terhadapnya. Gadis yang selalu menjadi pusat perhatian sekolahnya karena memiliki banyak kelebihan. Tanpa mereka semua ketahui, gadis itu sedang mencoba mengubur luka pada masa lalunya sedalam mungkin. Gadis itu masih hidup terbayang-bayang dengan masa lalunya. Luka yang berhasil dia kubur kini terbuka sempurna beg...
Thantophobia
31      21     0     
Romance
Semua orang tidak suka kata perpisahan. Semua orang tidak suka kata kehilangan. Apalagi kehilangan orang yang disayangi. Begitu banyak orang-orang berharga yang ditakdirkan untuk berperan dalam kehidupan Seraphine. Semakin berpengaruh orang-orang itu, semakin ia merasa takut kehilangan mereka. Keluarga, kerabat, bahkan musuh telah memberi pelajaran hidup yang berarti bagi Seraphine.