"Lo yakin gapapa kalo gue tinggal?" Tanya Lilian saat dirinya menemani Kinara menunggu jemputan di pos satpam.
"Gapapa" jawab Kinara tersenyum.
Setidaknya Kinara tidak sekaku saat mereka pertama kali bertemu. Sekarang Kinara sudah bisa membiasakan diri dan mulai melakukan apa yang Arul sarankan. Kinara mencoba untuk menjadi gadis normal. Tidak lagi terus menerus menunduk dan Ia juga mulai tersenyum kepada orang lain.
"Tapi gue khawatir. Gimana ya?" Lilian tampak berpikir, hingga akhirnya..
"Oh atau gini aja. Lo ada hp?" Kinara mengangguk.
"Siniin hp lo, biar gue save nomor gue. Jadi kalo lo ada apa-apa atau kalau lo butuh bantuan, lo tinggal telpon gue." Lilian pun menyimpan nomornya di handphone milik Kinara.
"Finish!! Ya udah, kalo gitu gue pulang ya. Dah Ki." Kinara merasa senang karena memiliki teman seperti Lilian. Sebab Lilian sangat mengkhawatirkannya dan Kinara beruntung akan itu.
Tiba-tiba sebuah motor berhenti di hadapannya. Motor yang sama dengan motor yang tadi pagi Kinara naiki. Motor Kevan. Dia melepaskan helmnya lalu turun dari motornya. Ia menghampiri Kinara dan berdiri di sampingnya.
"Ayah kamu belum dateng?" Tanya Kevan. Dan Kinara hanya menjawab dengan gelengan kepala.
Setelah itu tidak ada lagi percakapan di antara mereka berdua. Kinara hanya terus berdiri sambil memandangi arah jalan, berharap agar ayahnya segera datang. Sementara Kevan juga hanya berdiri sambil terus memandang ke arah sampingnya, Kinara.
Sekarang Kevan sudah mengetahui jawaban atas semua pertanyaannya. Pertanyaan tentang dirinya yang berubah 180 derajat setiap kali bertemu dengan Kinara. Dan jawabannya adalah karena Kevan jatuh cinta pada Kinara. Sejujurnya Kevan juga masih ragu, karena bagaimana bisa terjadi secepat itu, pikirnya. Tetapi faktanya, Kevan memang mencintai Kinara sejak awal pertemuan mereka di ruang kepala sekolah. Ya mungkin itu terkesan tidak mungkin, tetapi memang seperti itulah yang terjadi.
Saat itu Kevan mendapat panggilan dari BK akibat ulahnya yang sudah membuat onar. Kevan memukuli salah satu siswa yang bahkan tidak sengaja menabraknya. Hingga pada akhirnya pak Basit membawa Kevan ke ruang kepala sekolah.
Pandangan Kevan tertuju pada gadis dengan kuncir ekor kuda yang duduk di kursi yang berada di depan bu Rahma, saat langkahnya memasuki ruangan kepala sekolah itu untuk yang ke sekian kalinya. Diam-diam Kevan penasaran, kenapa gadis itu terus saja menunduk. Dan ketika gadis itu berdiri, sekilas Kevan melihat wajahnya. Hanya dengan melihat wajahnya, dan itupun hanya sekilas, tetapi Kevan langsung merasakan perasaan yang aneh dalam dirinya.
Bahkan ketika pertemuan kedua mereka. Kevan berniat untuk menenangkan pikirannya dari ancaman yang diberikan bu Rahma padanya. Di mana jika sekali lagi Kevan membuat masalah, maka bu Rahma tidak akan segan-segan untuk mengeluarkannya dari sekolah. Dan karena alasan itu pula akhir-akhir ini Kevan mencoba untuk menjadi siswa yang baik.
Oke kita kembali pada Kevan yang berniat menenangkan pikirannya. Bel pulang sekolah memang sudah berbunyi sejak lima menit lalu, namun Kevan malah masuk ke dalam kelasnya hanya untuk sekedar tidur. Namun yang Kevan lihat pertama kali adalah sebuah buku di atas mejanya. Kevan membuka buku tersebut dan melihat isinya yang baru ada dua halaman yang terisi.
Kevan membaca nama pemilik buku di sampulnya, 'Kinara Wijaya'. Kevan tidak peduli, karena yang dia butuhkan saat itu hanyalah mengistirahatkan pikirannya. Ia pun menutupi wajahnya dengan buku tersebut. Hingga beberapa saat kemudian seseorang datang dan mengacaukan tidurnya. Kevan terkejut namun dia tetap dengan wajah datarnya. Dan saat itulah dia sadar bahwa gadis yang ditemuinya di ruang kepala sekolah ternyata adalah teman baru di kelasnya.
"Ayah sudah datang, aku duluan." Kesadaran Kevan kembali setelah mendengar suara Kinara.
Bagaimana mungkin Kevan larut dalam bayangannya sendiri? Begitu pikirnya. Kevan sadar dan Ia melihat Kinara yang sudah memasuki mobil.
Bodoh!
Pintu kaca kemudi terbuka dan menampakkan wajah orang yang Kevan kenal. Danu, ayahnya Kinara. "Terima kasih sudah menjaga Kinara ya?" katanya ramah dan Kevan hanya tersenyum sambil mengangguk.
Setelah mobil itu berlalu dari hadapan Kevan, Ia bertanya-tanya dalam hati. Yang Kevan tahu, meski hanya sekilas, ayahnya Kinara itu orang sibuk. Tetapi beliau masih sempat-sempatnya untuk menjemput Kinara. Begitu sayangnya beliau pada Kinara. Begitu pikir Kevan.
**
Di sepanjang jalan, Kinara larut dalam pikirannya sendiri. Ia tidak mendengar meski Danu mengajaknya berbicara dari tadi. Kevan sudah banyak membantu Kinara. Begitu pikirnya. Hingga sentuhan Danu di pipi Kinara membuatnya tersadar.
"Kenapa?" Kinara hanya menggeleng.
"Oh iya, sayang. Teman kamu yang tadi itu siapa namanya?"
"Kevan"
"Iya Kevan, dia baik, kan?" Kinara mengangguk.
"Lain kali ajak dia dan juga teman kamu yang satunya lagi untuk main ke rumah ya. Kenalkan mereka pada ayah dan juga bunda."
Mungkin yang dimaksud Danu adalah Lilian. Kinara pun lagi lagi hanya mengangguk. Dalam hati Danu merasa sangat bahagia, sebab sekarang putrinya sudah bisa bersosialisasi dengan orang lain.
**
Malam ini cuacanya cukup dingin, sehingga membuat Kinara yang saat ini sedang belajar pun menjadi kedinginan. Namun meskipun begitu, Kinara tetap melanjutkan belajarnya walau harus bergelung dengan selimut. Dia sedang mempelajari materi matematika yang akan dipelajari besok. Kemudian bundanya, Kirana, memasuki kamarnya sambil membawakan segelas susu hangat untuknya.
"Belum tidur sayang?" Tanyanya sambil menaruh nampan berisi segelas susu itu di atas nakas. Kemudian Kirana duduk di samping Kinara lalu mengelus rambut putrinya dengan penuh kasih sayang.
"Belum" jawab Kinara.
"Bunda buatkan kamu susu hangat, jangan lupa diminum." Kinara mengangguk.
"Jangan tidur terlalu malam, dan satu lagi, jangan lupa kunci jendela kalau mau tidur. Di luar anginnya sangat kencang, nanti kamu masuk angin. Ya sayang?" Kinara berhenti membaca dan pandangannya kini beralih pada Kirana, kemudian Kinara tersenyum.
"Iya bunda." katanya.
Kirana adalah tipikal ibu yang selalu mencemaskan anaknya meski untuk hal kecil sekali pun. Kirana tidak mau jika terjadi sesuatu pada putri kesayangannya. Jadilah Kirana harus memastikan kalau Kinara memang baik-baik saja. Dan melihat sikap itu, Kinara merasa senang. Setidaknya kedua orang tuanya itu memang benar sangat menyayanginya.
"Ya sudah, bunda keluar ya. Selamat malam sayang." Kirana mengecup kening Kinara sebelum akhirnya dia keluar dari kamar. Sementara Kinara kembali belajar.
Kinara sangat beruntung karena memiliki kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Namun bukan hanya itu, Kinara juga sangat beruntung karena memiliki teman yang juga sangat menyayanginya seperti Lilian, ya meski pun pertemanan mereka terhitung baru.
Dan Kinara menyadari kalau sekarang hidupnya tidak sama lagi seperti dulu.
School, Love, and Friends
305
122
0
Romance
Ketika Athia dihadapkan pada pilihan yang sulit, manakah yang harus ia pilih? Sekolahnya, kehidupan cintanya, atau temannya?
Neverends Story
55
29
0
Fantasy
Waktu, Takdir, Masa depan
apa yang dapat di ubah
Tidak ada
Melainkan hanya kepedihan yang di rasakan
Tapi Harapan selalu menemani perjalananmu
LOVE, HIDE & SEEK
6
5
0
Romance
Kisah cinta antara Grace, seorang agen rahasia negara yang bertemu dengan Deva yang merupakan seorang model tidak selalu berjalan mulus. Grace sangat terpesona pada pria yang ia temui ketika ia menjalankan misi di Brazil. Sebuah rasa cinta yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Namun, takdir mempertemukan mereka kembali saat Grace mulai berusaha menyingkirkan pria itu dari ingatannya. Akankah me...
CALISTA
6
6
0
Fantasy
Semua tentang kehidupan Calista, yang tidak hanya berisi pahit dan manis. Terdapat banyak rasa yang tercampur di dalamnya.
Ini adalah kisah dimana seorang Calista yang mendapatkan pengkhianatan dari seorang sahabat, dan seorang kekasih.
Disaat Calista berusaha menyelesaikan satu masalah, pasti masalah lain datang.
Akankah Calista dapat menyelesaikan semua masalah yang datang padanya?
Tembak, Jangan?
5
5
0
Romance
"Kalau kamu suka sama dia, sudah tembak aja. Aku rela kok asal kamu yang membahagiakan dia."
A'an terdiam seribu bahasa. Kalimat yang dia dengar sendiri dari sahabatnya justru terdengar amat menyakitkan baginya. Bagaimana mungkin, dia bisa bahagia di atas leburnya hati orang lain.
Cheossarang (Complete)
147
78
0
Romance
Cinta pertama...
Saat kau merasakannya kau tak kan mampu mempercayai degupan jantungmu yang berdegup keras di atas suara peluit kereta api yang memekikkan telinga
Kau tak akan mempercayai desiran aliran darahmu yang tiba-tiba berpacu melebihi kecepatan cahaya
Kau tak akan mempercayai duniamu yang penuh dengan sesak orang, karena yang terlihat dalam pandanganmu di sana hanyalah dirinya
...
HOME
7
7
0
Romance
Orang bilang Anak Band itu Begajulan Pengangguran? Playboy? Apalagi?
Udah khatam gue dengan stereotype "Anak Band" yang timbul di media dan opini orang-orang.
Sampai suatu hari..
Gue melamar satu perempuan.
Perempuan yang menjadi tempat gue pulang.
A story about married couple and homies.
Infatuated
24
19
0
Romance
Bagi Ritsuka, cinta pertamanya adalah Hajime Shirokami. Bagi Hajime, jatuh cinta adalah fase yang mati-matian dia hindari. Karena cinta adalah pintu pertama menuju kedewasaan. "Salah ya, kalau aku mau semuanya tetap sama?"
Nafas Mimpi yang Nyata
8
8
0
Romance
Keinginan yang dulu hanya sebatas mimpi. Berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar mimpi. Dan akhirnya mimpi yang diinginkan menjadi nyata. Karna dengan Usaha dan Berdoa semua yang diinginkan akan tercapai.