Read More >>"> Sepasang Dandelion (Part 6) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sepasang Dandelion
MENU
About Us  

                                                                                                          KEBETULAN YANG MENYENANGKAN

Jakarta 2013

            Ku perhatikan gadis itu dalam keheningan malam. Aku sering bertemu dengannya di taman dekat kompleks mewah itu. Dia gadis yang kutemui saat hujan itu, ingin rasanya menghampiri dirinya tetapi ada rasa ragu untuk menemuinya. Apakah dia memang selalu sendirian !! Pikirku. Di sekolah aku selalu mendapati dirinya duduk sendirian tanpa teman. Malam ini dia juga duduk sendirian. Aku memutuskan untuk melihatnya dari jauh saja untuk memastikan dirinya baik – baik saja. Terus ku pandangi punggungnya dalam diam. Sebenarnya aku terus memikirkan cara untuk mendekati dirinya. Tanpa ku sadari gadis itu membalikkan badannya dan menatapku dengan terkejut.

“Kamu?”

“Hai, kita bertemu lagi”

“Kamu penguntit ya?” ditatapnya aku dengan mata yang mengintimidasi. Aku hanya menatap wajahnya yang sangat menenangkan hati. Wajahnya yang sangat unik dan teduh membuat aku terbuai.

“Saya kebetulan lewat sini. Eh, malah lihat ada anak gadis duduk sendirian disini.”dia kembali duduk di bangku itu. Aku pun ikut duduk di bangku itu.

“Kamu tinggal disini?” Tanyanya padaku dengan suara yang lembut.

“Gak mungkin orang seperti saya tingal di kompleks mewah ini.”

“Jangan pernah merendahkan diri kamu”

“Bukan, tapi memang kenyataan sih”

“Saya tebak kamu pasti tinggal disini kan” Tanya Arash lagi. Ara hanya mengganggukkan kepala nya.

“Wahh, anak orang kaya dong kamu” ucapnya dengan berbinar. Ara menatapku dengan tajam. Aku hanya mengernyit heran menatap tatapannya.

“Kamu sama seperti anak – anak yang lain ya. Mau berteman denganku karena aku anak orang kaya” aku dengan cepat menggelengkan kepalaku.

“Eitss, kamu salah menilai saya kalau begitu . Sebelumnya saya tidak tau kamu tinggal disini.”

“Masa sih? Jadi kamu bukan penguntit?”

“ Saya kesini karena ada kerjaan tadi.”Gadis itu tak menjawab perkataanku. Dia hanya diam saja seperti ada yang sedang di pikirkannya.

“Maaf sebelumnya saya gak kenal kamu ketua osis di sekolah. Saya murid pindahan dari Bandung” Akhirnya dia membuka suara. Aku terkejut mendengarnya perkataannya.Pantas dia tidak mengenalku.

“Pantas sih gak tau. Kamu gak punya teman ya di sekolah? Aku selalu lihat kamu sendirian di belakang sekolah?”

“Kamu penguntit ya?”Tanya nya lagi.

“Astaga, sudzon aja sih kamu sama aku. Tapi kenapa kamu sendirian disini? Gak takut kamu?”

“Ada masalah di rumah. Aku hanya butuh sendirian. Kamu kok tahu semua tentang aku” kesalnya.

“Gak semua kok. Tapi kalau kamu izinin aku untuk tahu semua tentang kamu gak apa kok” ku kedipkan mata kepadanya. Ara langsung membuang muka dengan wajah yang sudah seperti kepiting rebus. Dia langsung bangkit dari bangku dan ingin bergegas pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun.

“See you ra” teriakku dengan kencang. Ara semakin memepercepat langkah kakinya. Aku menatap punggungnya dengan senyum yang sulit di artikan. Senang, bahagia bercampur menjadi satu. Sepertinya aku sudah jatuh cinta padanya.

**

            Pagi – pagi sekali aku sudah sampai di sekolah. Aku ingin sampai disekolah dengan tenang tanpa harus bertemu dengan lelaki penguntit itu lagi. Aku masih jalan dengan menunduk hingga kurasakan aku menabrak sesuatu di depan ku.

“Haiiiii” ucapnya dengan semangat. Astaga, kenapa udah pergi sepagi ini pun bertemu dia lagi sih. Aku menghentikan langkah kaki ku.

“Kamu kok disini sih” kataku tak lupa dengan mataku yang kubuat- buat melotot.

“Kita jodoh” ucap Arash dengan jenaka.

“Apaan sih gak jelas kamu”

“Sadar gak sih dari semalam kita pakek saya kamu tau. So swetttttt” goda nya kepadaku.

“Kamu ganggu aku” ucapku singkat

“Bukan ganggu kok” kata nya “ Cuman mau jadiin kamu teman aku” di raihnya tanganku dan dijabatnya pertanda bahwa kami telah berteman. Dia langsung meninggalkanku yang masih berdiri heran melihat kelakuannya.

“Dia orang yang pertama kali dengan seenak jidatnya genggam tangan aku” ku tatap tanganku yang digenggamnya tadi.

“Kok aku jadi deg – degan gini sih” sungutku lalu langsung bergegas pergi ke kelas berharap tidak akan bertemu dengan dia lagi.

            Kelas masih sunyi sekali hanya beberapa orang yang sudah hadir. Aku duduk dikursiku sambil memikirkan kejadian dirumah kemarin. Aku selalu bertanya – tanya kenapa papa selalu lebih memilih mbak Gangga dari aku. Bukannya iri tetapi aku dapat melihat ada binar kesedihan saat papa selalu menolak permintaanku. Selama ini aku tau almarhum papa dan mama nya mbak Gangga sudah menitipkan mbak Gangga bersama kami sejak berumur 5 tahun. Tetapi, saat ini mbak Gangga masih di urus oleh keluarganya hingga ketika ia berumur 15 tahun ia tinggal bersama kami. Selama ini aku lebih memilih mengalah dari mbak Gangga karena aku prihatin terhadap dirinya. Tetapi, semakin kami beranjak dewasa dia semakin menjadi – jadi. Aku semakin terasa asing dirumahku sendiri. Dia selalu ingin mendapat perhatian lebih dari papa dan bang Paskal. Lamunan ku terpecah mendengar suara bel berbunyi pertanda jam pelajaran sudah dimulai.

**

            Setelah sepulang sekolah aku memutuskan untuk pergi ke toko buku. Aku memiliki hobi membaca novel. Kususuri rak – rak buku itu sambil memilih novel mana yang akan ku beli.

“Dorrrrrr!!!!” seseorang mengejutkanku dari arah belakang.

“Galihhhhh” geramku kepada bocah di depanku ini. Galih hanya cengengesan saja.

“Mbak Gangga ikut?” Tanyaku hati – hati. Galih menganggukkan kepala nya

“Kalian berantam lagi?”

“Enggak, cuman berbeda pendapat aja sih”

“Harusnya kamu lebih ngertiin dia ra” aku menatap Galih dengan tatapan heran.

“Selama ini aku kurang mengerti dia? Kasih sayang mama dan papa udah aku bagi ke dia. Semua permintaan dia udah aku turuti. Lalu di bagian mana lagi aku harus mengerti sih. Semalam aku udah gak bisa mentolerir lagi kelakuan dia ya.” Sungutku lalu pergi meninggalkan toko buku itu. Dapat ku dengar suara Galih yang memanggil namaku. Ketika aku sudah di depan toko dapat kulihat mbak Gangga menatapku dengan tatapan yang sangat sulit untuk ku mengerti. Aku terus berjalan menyusuri jalan kota ini. Pikiran ku sudah berkelana tak tentu arah sekarang. Hingga sampailah aku di salah satu taman kota yang sedang ramai hari ini. Aku duduk mneyendiri lagi memikirkan hubunganku dengan mbak Gangga terbilang tidak baik saat ini. Hingga dapat kurasakan ada seseorang yang duduk di sampingku saat ini.

“Kamuu pacar nya Arash kan?” katanya tanpa menatapku.

“Astaga, enggak saya bukan pacar nya dia” kutatap dia dengan horror

“Berarti Arash yang kepedean ya.” Katanya sendiri “Namaku Dinar teman dekatnya Arash” aku hanya manggut – manggut saja mendengar namanya. Kalau dilihat dari fisik Kak Dinar Lebih ganteng dari si Arash itu. Bedanya Arash punya lesung pipit yang sangat manis. Astaga, kenapa aku malah memikirkan anak itu sih !! aku menggelengkan kepala ku berusaha mengusir anak itu dari pikiran ku.

“Kamu kenapa?” Tanya kak Dinar.

“Gak kenapa kok kak.”

“Arash itu baik orangnya. Ya, walaupun anaknya gak ganteng amat tapi masih bisalah untuk di bawa ke kondangan. Dia itu sebenarnya pendiam banget ra jarang sih aku lihat dia petakilan kayak gini. Kalau dia kayak gitu artinya dia lagi jatuh cinta. Dia jugak bukan dari kalangan orang kaya ra” jelas Kak Dinar kepadaku. Sebenarnya aku heran kenapa dia menceritakan itu kepadaku tapi aku tetap mendengarkan penjelasannya.

“Jadi, maksud kakak bilang ke aku apa ya ?”

“Ya , kamu simpulin sendiri lah” katanya sambil berdecak melihatku. Sungguh Ara sangat tidak peka dengan yang di maksud oleh kak Dinar. Aku hanya diam tak membalas perkataan kak Dinar. Aku kembali melamun memikirkan hubunganku dengan mbak Gangga sekarang.

“Gue pergi dulu ya ra” pamit kak Dinar.

“ Iya kak, hati hati”

            Aku selalu merasa sendiri walau nyatanya mama dan papa berada di sisiku. Sebenarnya aku tipe wanita yang ceria hanya saja sejak mbak Gangga mencuri perhatian papa aku lebih banyak diam dirumah. Ku pandangi langit sore yang mulai menggelap tak terasa aku sudah lama melamun di taman ini. Ku lihat sekelilingku sudah mulai sepi, aku pun memutuskan untuk kembali kerumah sebelum malam menjemput.

**

“Kamu darimana aja ra” mbak Gangga memberondongku dengan pertanyaannya.

“Dari taman mbak”

“Kamu pergi sama pacar ya?”

“Mbak, bisa gak sih sekali aja mbak gak nuduh aku yang sembarangan.” Ucapku dengan menatapnya dengan tajam.

“Loh, mbak  gak nuduh kok. Tadi mbak lihat kamu duduk sama lelaki. Ya, ganteng sih pacar kamu  itu.” Aku hanya dapat menahan amarahku dengan diam. Aku tak ingin mama dan papa pusing melihat kami berdua yang selalu bertengkar. Aku pun meninggalkan ia sendirian di kamar dan memutuskan untuk membersihkan badanku.

            Makan malam berlangsung dengan hening hanya dentingan sendok dan garpu yang memenuhi ruangan itu. Aku memakan makananku dengan nafsu yang sudah hilang. Bang Paskal yang berada di sampingku menyenggol sikuku dan mengatakan sesuatu tanpa suara yang aku tau pasti dia menanyakan apa yang terjadi padaku. Aku hanya menggelengkan kepalaku pertanda aku baik – baik saja.

“Bagaimana sekolah kalian?” ucap papa memecahkan keheningan.

“Baik kok pa” itu suara mbak Gangga. Papa menatapku menunggu jawaban dariku.

“Baik” jawabku singkat. Papa menghela nafasnya gusar ia kembali memakan makanannya dengan tenang. Sejujurnya aku menelan kekecewaan terhadap papa tapi aku hanya bisa diam saja.

“Aku selesai” ucapku meninggalkan ruang makan itu dan memutuskan untuk kembali ke kamarku.

Pintu terbuka memperlihatkan seorang pria tua yang sangat ku hormati dan ku sayangi datang mendekatiku dan duduk di sampingku.

“Maafkan papa ra” ucapnya dengan nada yang sedih “Selama ini papa selalu memilih kasih antara kamu dan Gangga. Papa pikir selama ini kamu akan mengerti dengan tindakan papa. Tapi ternyata perbuatan papa melukai hati kamu. Papa merasa bersalah sekali denganmu.”

“Ara mengerti pa dengan tindakan papa selama ini. Ara gak masalah kalau papa lebih memilih mbak Gangga daripada aku. Tapi yang membuat Ara yang tak mengerti itu papa membela mbak Gangga ketika perbuatan yang dilakukannya itu salah pa.”

“Papa tau ra. Tetapi, pernahkah terpintas di pikiran Ara bahwa Gangga itu selalu merasa sendiri?” aku hanya diam seribu bahasa. Lalu bagaimana dengan ku selama ini? Bukankah aku juga merasakan kesendirian akibat pengorbanan ku terhadap mbak Gangga?.

“Aku tidak akan pernah setuju dengan tindakan mbak Gangga yang melukai gadis itu hanya karena lelaki yang disukai nya menyukai gadis lain.” Ucapku final. Aku bangkit dari sofa yang ku duduki dan berjalan menuju balkon kamarku. Menghirup angina malam yang menyejukkan hati. Ku dengar suara pintu terbuka pertanda papa sudah keluar dari kamarku.

“Kamu tidak tau apa – apa tentang ku ra” aku terkejut mendengar suara mbak Gangga yang sudah berdiri di sampingku. Kapan dia masuk ke kamarku pikirku.

“Aku tau gimana mbak. Mbak yang selalu pengen di mengerti, selalu ingin mendapat perhatian mama dan papaku. Selalu menyalahkan aku atas perbuatan mbak. Mbak sadar gak sih udah melukai aku dengan dalam?”

“Oh ya? Aku merebut kasih sayang orang tua mu ya? Lalu siapa yang merebut orang tua ku dariku ra? Orang tua mu yang telah mengambil mereka dariku. “ teriaknya dengan memegang bahu ku kuat. Aku meringis kesakitan dan berusaha melepaskan tangannya dibahuku.”Kau tau kenapa aku melakukan itu kepada gadis itu? Itu karena dirimu. Lelaki yang ku sukai bukan menyukai gadis itu. Dia menyukai dirimu yang sangat ku benci. Aku tidak bisa bukan melukai dirimu. Makanya aku melukainya  kenapa sih ra semua yang aku sukai pasti menjadi milikmu? Kenapa?” Bentaknya terhadapku. Aku hanya diam mendengar penjelasannya  itu.

“Pertama, orang tua  mbak meninggal bukan karena papa dan mama itu kecelakaan yang gak disengaja mbak. Kedua aku gak pernah ngambil orang yang mbak suka. Aku bahkan gk tau siapa lelaki yang mbak maksud.” Ucapku dengan menahan amarah yang sangat kentara sekali di wajahku.

“Galihhh. Aku menyukaiiii Galihhh raaa” teriaknya. Aku terkejut mendengarnya badanku serasa dipukul hatiku teriris mendengar penuturannya. Bagaimana bisa sahabatku sendiri menyukai ku. Aku mencoba menepis kenyataan itu.

“Gak. Kami hanya berteman mbak” tegas ku.

“Dia yang mengatakan kepadaku. Kenapa semuanya harus menyukai mu sih.” Ucapnya lalu meninggalkan aku di kamar sendirian. Aku masih terkejut dengan perkataan mbak Gangga. Bagaimana seorang Galih menyukaiku. Sungguh ini membuatku bingung aku hanya menganggapnya sahabat saja tak pernah sekalipun terpikir olehku untuk melihatnya sebagai seorang lelaki. Aku membanting badanku ke kasur dan menutup wajahku dengan bantal berusaha menepis semua kejadian malam ini.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • febbry

    Penulisan kata ku disambung dengan kata yang mendahuli, atau kata di belakangnya. Salam.

    Comment on chapter Prolog
  • fadillahfazrina

    terima kasih atas sarannya kak @Nimas_Manggalih

    Comment on chapter Prolog
  • Nimas_Manggalih

    Boleh kasih masukan kak? Untuk dialog sebaiknya jangan ada kalimat yang disingkat. Hehe

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Blue Rose
6      6     0     
Romance
Selly Anandita mengambil resiko terlalu besar dengan mencintai Rey Atmaja. Faktanya jalinan kasih tidak bisa bertahan di atas pondasi kebohongan. "Mungkin selamanya kamu akan menganggapku buruk. Menjadi orang yang tak pantas kamu kenang. Tapi rasaku tak pernah berbohong." -Selly Anandita "Kamu seperti mawar biru, terlalu banyak menyimpan misteri. Nyatanya mendapatkan membuat ...
Irresistible
30      20     0     
Romance
Yhena Rider, gadis berumur 18 tahun yang kini harus mendapati kenyataan pahit bahwa kedua orangtuanya resmi bercerai. Dan karena hal ini pula yang membawanya ke rumah Bibi Megan dan Paman Charli. Alih-alih mendapatkan lingkungan baru dan mengobati luka dihatinya, Yhena malah mendapatkan sebuah masalah besar. Masalah yang mengubah seluruh pandangan dan arah hidupnya. Dan semua itu diawali ketika i...
Pertualangan Titin dan Opa
73      46     0     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
Bullying
7      7     0     
Inspirational
Bullying ... kata ini bukan lagi sesuatu yang asing di telinga kita. Setiap orang berusaha menghindari kata-kata ini. Tapi tahukah kalian, hampir seluruh anak pernah mengalami bullying, bahkan lebih miris itu dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Aurel Ferdiansyah, adalah seorang gadis yang cantik dan pintar. Itu yang tampak diluaran. Namun, di dalamnya ia adalah gadis rapuh yang terhempas angi...
Hunch
521      224     0     
Romance
🍑Sedang Revisi Total....🍑 Sierra Li Xing Fu Gadis muda berusia 18 tahun yang sedang melanjutkan studinya di Peking University. Ia sudah lama bercita-cita menjadi penulis, dan mimpinya itu barulah terwujud pada masa ini. Kesuksesannya dalam penulisan novel Colorful Day itu mengantarkannya pada banyak hal-hal baru. Dylan Zhang Xiao Seorang aktor muda berusia 20 tahun yang sudah hampi...
Renjana: Part of the Love Series
6      6     0     
Romance
Walau kamu tak seindah senja yang selalu kutunggu, dan tidak juga seindah matahari terbit yang selalu ku damba. Namun hangatnya percakapan singkat yang kamu buat begitu menyenangkan bila kuingat. Kini, tak perlu kamu mengetuk pintu untuk masuk dan menjadi bagian dari hidupku. Karena menit demi menit yang aku lewati ada kamu dalam kedua retinaku.
The Secret Of Bond (Complete)
131      70     0     
Romance
Hati kami saling terikat satu sama lain meskipun tak pernah saling mengucap cinta Kami juga tak pernah berharap bahwa hubungan ini akan berhasil Kami tak ingin menyakiti siapapun Entah itu keluarga kami ataukah orang-orang lain yang menyayangi kami Bagi kami sudah cukup untuk dapat melihat satu sama lain Sudah cukup untuk bisa saling berbagi kesedihan dan kebahagiaan Dan sudah cukup pul...
G E V A N C I A
42      28     0     
Romance
G E V A N C I A - You're the Trouble-maker , i'll get it done - Gevancia Rosiebell - Hidupnya kacau setelah ibunya pergi dari rumah dan ayahnya membencinya. Sejak itu berusaha untuk mengandalkan dirinya sendiri. Sangat tertutup dan memberi garis keras siapapun yang berniat masuk ke wilayah pribadinya. Sampai seorang cowok badboy selengean dengan pesona segudang tapi tukang paksa m...
Garden
61      40     0     
Fantasy
Suatu hari dimanapun kamu berada,selama kita menatap langit yang sama. Bolehkah aku merindukanmu?
Deepest
14      12     0     
Romance
Jika Ririn adalah orang yang santai di kelasnya, maka Ravin adalah sebaliknya. Ririn hanya mengikuti eskul jurnalistik sedangkan Ravin adalah kapten futsal. Ravin dan Ririn bertemu disaat yang tak terduga. Dimana pertemuan pertama itu Ravin mengetahui sesuatu yang membuat hatinya meringis.