Read More >>"> Loneliness (14 : Sang Ayah) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Loneliness
MENU
About Us  

Ayah :

 Jika kau tetap berkeras. Jangan harapkan uang saku dari ayah lagi. Paham!!!

 

       Joe tersenyum geli saat tidak sengaja membaca sebuah pesan di ponsel yang tidak terkunci, terletak diatas meja yang saat ini di tempati olehnya.

       “Ada apa denganmu? Kenapa kau tersenyum seperti itu?” Tanya Arson merasa aneh.

       “Coba kalian lihat ini.” Kata Joe sambil menunjukkan pesan tersebut pada Arson dan Seina.”Ancaman yang paling ampuh!!” lanjutnya dengan tawa lepas.

       Keduanya tertawa kecil, menanggapi hal tersebut. Memang benar yang dikatakan oleh Joe. Tidak diberi uang saku adalah ancaman paling ampuh orang tua pada anaknya.

       Joe meletakkan ponsel tersebut ke tempatnya semula, lalu dia mengalihkan pandangan ke sekitarnya.

       “Lamarannya benar-benar surprise. Aku kira ini hanya kejutan pesta ulang tahun untuk Kak Renita. Tapi, ternyata sebuah acara lamaran.“ Ujar Joe sumringan.

       “Mereka serasi sekali, walaupun usianya beda 13 tahun.” Sambung Seina kagum.

       “Benarkah? Berarti aku sudah menjadi seorang inspirator sekarang.” Sahut Om Andi yang langsung ikut duduk bergabung dengan mereka, diikuti oleh wanita yang baru saja di lamarnya.

       “Sekarang kami harus memanggilmu dengan sebutan apa? Kakak ipar? Kenapa buat lamaran begini, tidak diskusi dengan kami. Kami ini mak comblang kalian. Hormati kami.” Goda Arson  dengan wajah sok serius, lalu di sambut dengan tawa Joe dan Seina.

       “Sepertinya, boleh juga.” Sahut Seina geli.”Kakak ipar! Terdengar pantas?”

       “Penampilan dan wajahnya memang masih terlihat pantas! Tapi, kalian harus sopan. Usia Kak Andi sama seperti usia orang tua kalian.” Sambung Renita, wanita yang duduk disebelah Andi dengan lembut.

       “Salah siapa, dia memiliki wajah seperti pria usia 30-an. Lagi, pula kami sudah terbiasa. Itu tidak akan mudah berubah.” Jawab Arson santai.

       “Selanjutnya Kak Brion akan menyusul kalian. Jangan lupa, bilang padanya kami tidak mau hanya sebagai tamu undangan. Kami juga ingin terlibat dalam rencana lamarannya.”

       Tiba-tiba Andi teriak saat melihat Brion dengan tampang yang sangat kusut, melewatinya begitu saja. Dia sudah memperhatikan rautnya sejak tadi, bahkan sebelum acara berlangsung.

       “Hei! Kau sedang mencari apa?” Tegur Andi dengan suara agak keras, tak sadar suaranya mengundang perhatian orang disekitarnya.

       “Ponsel anakku!” Jawab Brion singkat.

       “Anak.” Ucap Renita pelan, bingung dan terkejut.

       Keterkejutan tersebut juga terlihat kentara pada raut wajah Arson, Joe, dan Seina. Selama ini, mereka mengenal Brion hanya sebagai fatner bisnis Andi dan termasuk seorang pekerja keras yang setiap bertemu dengan Andi hanya membicarakan tentang pekerjaan saja. Andi pun tidak pernah bercerita ataupun menyinggung tentang kehidupan pribadi Brion. Jadi, maklum saja, jika mereka terkejut sekali. Bahkan orang-orang yang berada disekitar mereka juga sama terkejutnya dengan mereka berempat.

       “Ponsel ini yang Kak Brion cari?” Tanya Joe mengambil ponsel yang dimaksud dan menunjukkannya pada Brion.

       Tanpa banyak bicara, Brion langsung mendekat dan mengambil ponsel tersebut. Dia memeriksanya dan benar itu adalah ponsel putrinya.

       “Lalu dimana putrimu yang tercinta itu. Apa dia sudah pulang sebelum acara dimulai. Sebab, sejak tamu berdatangan, aku tidak lagi melihatnya.” Andi seketika sewot, apalagi ketika mengingat raut wajah putri Brion saat terakhir kali bertemu.

       “Ya.” jawabnya santai.

       Seketika Andi tersenyum miris mendengar jawaban yang meluncur dari bibir Brion.”Ancamanmu tidak berhasil? Sudahlah, suruh saja mereka mengadopsi anakmu secara sah. Sehingga kau tidak perlu repot-repot untuk mengurusnya.”

       Brion langsung tertawa hambar mendengar nasehat Andi.”Tidak perlu disuruh, mereka sudah berkali-kali mengajukan itu padaku.”

       “Sebaiknya, ponsel itu kau sita saja.”

       “Lalu mereka akan membelikan ponsel baru untuknya. Percuma saja! Sulit sekali mengaturnya.” Ujar Brion menekankan suaranya geram.”Ancaman apapun tidak berguna. Aku sudah mencoba segala cara, dari mulai berkata lembut sampai keras. Dia bahkan tidak perduli, ketika aku mengancamnya tidak akan memberi uang saku atau membayar uang kuliahnya.”

       Joe, Arson, dan Seina kembali saling berpandangan mendengar seluruh keluh kesah Brion, jadi pesan di ponsel tersebut adalah ancaman Brion pada putrinya. Saat ini, pria tersebut terlihat sangat letih. Dia bingung harus bagaimana lagi mengatur putrinya.

       Seina menyikut pelan lengan Joe, lalu berbisik pelan sambil melirik ke seberang kolam renang. ”Itu Silvi, kan?”

       “Sedang apa dia disini?” Joe balik berbisik.

       “Sudah pasti dia tamu undangan.”

       “Tadi siang, aku baru bertemu dengannya di mall, dia buru-buru pulang katanya mau belajar.”

       “Silvi di percaya!” Kata Seina sewot.

       “Sudahlah, Kak. Jangan terlalu dipikirkan. Itu bisa membuatmu sakit.” Kata Arson prihatin dan menghentikan aksi bisik-bisikan Joe dan Seina.

       Brion menanggapinya dengan senyuman, karena dia tidak tahu lagi harus berkata apa.

       "Seina, untuk apa kau memotretnya?" Tanya Joe berbisik kembali saat melihat Seina menyentuh aplikasi camera pada ponselnya.

       "Untuk mengejeknya!" Seina menjawabnya dengan senyuman lebar."Belajar di pinggiran kolam renang dengan taburan mawar merah. sangat mengasikkan, ya. Bagaimana kata-katanya, bagus, kan? Aku akan mengirimnya segera. Dia pasti jengkel setengah mati padaku."

       "Seina." Tegur Joe agar tidak mengundang perhatian orang-orang yang berada disekitar mereka. 

       "Jangan membelanya." 

       "Mengejek siapa?" Tanya Arson terusik dengan obrolan kedua temannya.

       "Si harimau berbulu domba." Jawab Seina semangat.

       "Siapa?" Tanya Andi ulang, antara geli dan penasaran saat mendengarnya nickname yang disematkan oleh Seina untuk orang tersebut.  

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (15)
  • SusanSwansh

    Nice.

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • Riyuni

    @yurriansan terima kasih kak, sudah mampir.
    sebenarnya ini young adult :D

  • yurriansan

    Romansa remaja. Keep writing ya.
    Dan aku tggu juga krisanmu d critaku :D

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • Riyuni

    @rara_el_hasan terima kasih kakak untuk semangatnya.

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • rara_el_hasan

    semangat kakak .. dtunggu up selanjutnya

    Comment on chapter 1 : Rencana
Similar Tags
love like you
8      8     0     
Short Story
Lagu Ruth
6      6     0     
Short Story
wujud cintaku lebih dari sekedar berdansa bersamamu
Kisah Kasih di Sekolah
16      12     0     
Romance
Rasanya percuma jika masa-masa SMA hanya diisi dengan belajar, belajar dan belajar. Nggak ada seru-serunya. Apalagi bagi cowok yang hidupnya serba asyik, Pangeran Elang Alfareza. Namun, beda lagi bagi Hanum Putri Arini yang jelas bertolak belakang dengan prinsip cowok bertubuh tinggi itu. Bagi Hanum sekolah bukan tempat untuk seru-seruan, baginya sekolah ya tetap sekolah. Nggak ada istilah mai...
Pisah Temu
10      6     0     
Romance
Jangan biarkan masalah membawa mu pergi.. Pulanglah.. Temu
detik-detik terakhir
62      29     0     
Inspirational
Sudah hampir tiga tahun aku berada di pondok pesantren Al-khurasani ini (nama pondok ini hanya rekayasa).o,ya aku hamper lupa ,namaku Zafira larasati teman-temanku sering memanggilku fira tapi lain halnya jika keluargaku memanggilku Afi.
My LIttle Hangga
565      382     3     
Short Story
Ini tentang Hangga, si pendek yang gak terlalu tampan dan berbeda dengan cowok SMA pada umunya. ini tentang Kencana, si jerapah yang berbadan bongsor dengan tinggi yang gak seperti cewek normal seusianya. namun, siapa sangka, mereka yang BEDA bisa terjerat dalam satu kisah cinta. penasaran?, baca!.
Warna Jingga Senja
0      0     0     
Romance
Valerie kira ia sudah melakukan hal yang terbaik dalam menjalankan hubungan dengan Ian, namun sayangnya rasa sayang yang Valerie berikan kepada Ian tidaklah cukup. Lalu Bryan, sosok yang sudah sejak lama di kagumi oleh Valerie mendadak jadi super care dan super attentive. Hati Valerie bergetar. Mana yang akhirnya akan bersanding dengan Valerie? Ian yang Valerie kira adalah cinta sejatinya, atau...
Memorabillia: Setsu Naku Naru
74      34     0     
Romance
Seorang laki-laki yang kehilangan dirinya sendiri dan seorang perempuan yang tengah berjuang melawan depresi, mereka menapaki kembali kenangan di masa lalu yang penuh penyesalan untuk menyembuhkan diri masing-masing.
Little Spoiler
30      20     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
KESEMPATAN PERTAMA
312      252     4     
Short Story
Dan, hari ini berakhir dengan air mata. Namun, semua belum terlambat. Masih ada hari esok...