Read More >>"> Cowok Cantik (Part 4) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cowok Cantik
MENU
About Us  

Cowok Cantik Part 4

Aku masih di toilet. Bersama seorang laki-laki yang sangat aneh dan membingungkan. Walau telah kuberi pukulan yang tak beralasan, dia masih bisa membalasku dengan senyuman, bahkan tawaan. Dia bertingkah seperti seorang badut yang harus selalu ceria. Kata-katanya bahkan sangat terang-terangan. Membuat aku lambat-lambat mulai tersudut.

"Lu geer banget sih! Emangnya tampang gue semesum itu?" katanya sambil mengelap pelan darah di pelipisnya.

Aku bingung mau jawab apa. Rasanya malu juga dipergoki terlalu berpikiran seperti itu. Tapi aku tak boleh kehilangan muka. Aku tak mau kehilangan wibawa.

"Iya, muka lo itu mesum, seram, dekil. Mirip kriminal. Lagian, kalau gak mau macam-macam, lo tadi mau ngapain majuin muka lo ke muka gue?" ujarku yang dibalasnya dengan gelengan ringan.

Sambil menarik dalam nafasnya, dia memutar matanya keatas. Lalu menghembusnya keras.

"Gue gak tahu darimana datangnya over pede lu itu. Yang pasti itu nyusahin. Lo pasti gak mau kalah meskipun udah tahu salah. Intinya, tadi gue cuma mau mastiin aja," jawabnya yang terdengar cukup menusuk di telingaku. Karena dia adalah orang pertama yang mengatakan itu padaku selain diriku sendiri. Dan mengetahui kenyataan itu keluar dari mulut orang lain, aku merasa benar-benar ambruk. Ternyata aku sesalah itu. Tapi aku masih tak mau lama-lama memikirkan itu sampai terhanyut untuk merajuk. Masih ada kata-katanya yang harus dia jelaskan. Kata "Mastiin" yang dia beri penekanan khusus sebelumnya.

"Terserah lo mau ngomong apa. Tapi maksud lo mastiin tadi, apaan?" tanya ku sedikit memaksa. Tapi dia tidak sedikitpun terlihat gentar. Dia justru menjawab dengan tenang.

"Gue tadi mastiin kalau ini beneran lo."

"Emangnya kenapa kalau ini gue?" sengitku lagi. Mungkin ini yang tadi dia ungkit-ungkit tentangku. Aku tak pernah mau kalah.

"Karena ini beneran lo. Berarti gue dapat jackpot. Berduaan sama cowok cantik di toilet sekolah."

Bug!

Sekali lagi tangan ku melayang. Tapi kali ini tidak sampai mengenainya karena tangannya sudah lebih dulu menahan tanganku. Anehnya, dia tidak marah. Dia malah tersenyum dan menunjuk-nunjuk pelipisnya yang masih mengalirkan darah.

"Yang ini aja masih belum kering. Masa lu udah mau mukul lagi?" katanya enteng. Lengkap dengan senyumannya.

"Gue tahu lu bukan tipe orang kasar. Jadi gak usah maksain diri. Mending sekarang lu tanggung jawab dengan bantuin gue bersihin luka gue. Masalah minta maaf, terserah lu deh. Gue gak maksa."

"Lo,"

"Eits.." tahannya dengan menunjuk jarinya ke bibirku. Dengan cepat dia menariknya kembali dan melanjutkan.

"Gue belum selesai. Dengerin baik-baik. Gue yakin lu tahu kalau nonjok gue hanya karena hal tadi adalah sebuah kesalahan. Dan gue tahu, meskipun lu tahu, ego lu cukup besar untuk pura-pura gak tahu karena lu gak mau kalah." Mulutku terbuka sendiri. Ingin rasanya aku mencaci anak sok tahu ini. Tapi niat itu urung aku lakukan. Rasanya seperti ada yang memberitahu hatiku untuk mendengarkan dia.

"Nah, sifat itulah yang mungkin bikin lu nangis barusan. Maaf kalau gue ikut campur, tapi gue punya saran buat lu. Simpan ego lu buat beberapa saat. Ambil kata maaf di hati lu yang jarang lu pake itu. Mau mereka yang salah atau lu yang salah. Cobalah untuk meminta maaf terlebih dahulu. Kalau lu bisa melakukannya seperti itu, gue yakin, lu gak bakalan nyesel. Justru lu bakal bersyukur," lanjutnya panjang lebar dan akhirnya selesai.

Aku pun menunduk. Dia ada benarnya. Dan aku salah. Salah total. Rasanya aku ingin menangis lagi. Kali ini ada tambahan rasa kesal yang lebih besar lagi. Sementara dia berjalan ke wastafel sampingku. Dia mulai membasuh wajahnya. Meskipun aku tidak memperhatikannya dengan jelas, tapi aku tahu. Dia mulai beranjak. Melangkah meninggalkanku.

Tap,, tap,, tap,, suara langkahnya terdengar jelas. Dan bahkan terdengar seperti deruman drum di dadaku. Pelan tapi pasti langkahnya menjauh.

"Ri, gue minta maaf!" ucapku sedikit berteriak. Agak susah menerobos ego yang bergantungan di kepalaku. Aku masih belum berbalik badan. Aku masih dalam posisi menunduk. Membelakangi dia yang mendekati pintu. Sementara dia tak terdengar memberikan jawaban apapun. Takut dia tidak mendengarku, aku pun berbalik. Menatap punggungnya dan berkata.

"Maafin gue, Ri! Gue gak harusnya terlalu sensi sama lo." Kali ini terasa mudah. Meski belum bisa dibilang lancar. Dadaku berdetak kencang hanya karena gugup mengucap maaf. Tapi dia tidak menjawab dan malah melanjutkan langkahnya. Membuat aku mau tak mau harus berteriak lagi.

"Ri, izinin gue bersihin luka lo!"

Sekali lagi aku mencobanya. Mencoba jujur pada diriku sendiri. Dan dia berbalik. Hatiku rasanya begitu bahagia. Dia tersenyum. Membuatku merasa bahwa usaha permintaan maafku tak sia-sia.

"Gue harus bertanggung jawab, kan?" ucapku melipur dia dan diriku sendiri. Setidaknya dia mulai mempercepat langkahnya.

"Gitu dong. Lu kan gak jadi nangis terus kalau berani minta maaf," katanya sambil menunjukkan senyuman khasnya.

"Duduk di lantai, mau?" katanya lagi menawarkan. Harusnya aku yang punya dialog itu. Tapi dia mengatakannya lebih dulu. Mungkin karena aku kelihatan kaku dan lamban. Aku jadi terkesan pada anak ini. Ternyata dia tidak seburuk yang aku pikir. Sekarang tinggal urusanku dengan Rama dan mama. Tapi aku tak boleh pesimis, sebelum menuju mereka, aku harus menyelesaikan yang di sini.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sahara
435      161     0     
Romance
Bagi Yura, mimpi adalah angan yang cuman buang-buang waktu. Untuk apa punya mimpi kalau yang menang cuman orang-orang yang berbakat? Bagi Hara, mimpi adalah sesuatu yang membuatnya semangat tiap hari. Nggak peduli sebanyak apapun dia kalah, yang penting dia harus terus berlatih dan semangat. Dia percaya, bahwa usaha gak pernah menghianati hasil. Buktinya, meski tubuh dia pendek, dia dapat menja...
DELION
63      33     0     
Mystery
Apa jadinya jika seorang perempuan yang ceria ramah menjadi pribadi yang murung? Menjadi pribadi yang dingin tak tersentuh, namun dibalik itu semua dia rapuh sepert bunga i Dandelion tapi dia tidak bisa menyesuaikan dirinya yang mulai hidup di dunia baru dia belum bisa menerima takdir yang diberikan oleh tuhan. Kehilangan alasan dia tersenyum itu membuat dirinya menjadi kehilangan semangat. Lal...
FORGIVE
22      16     0     
Fantasy
Farrel hidup dalam kekecewaan pada dirinya. Ia telah kehilangan satu per satu orang yang berharga dalam hidupnya karena keegoisannya di masa lalu. Melalui sebuah harapan yang Farrel tuliskan, ia kembali menyusuri masa lalunya, lima tahun yang lalu, dan kisah pencarian jati diri seorang Farrel pun di mulai.
Zo'r : The Teenagers
38      22     0     
Science Fiction
Book One of Zo'r The Series Book Two = Zo'r : The Scientist 7 orang remaja di belahan dunia yang berbeda-beda. Bagaimana jadinya jika mereka ternyata adalah satu? Satu sebagai kelinci percobaan dan ... mesin penghancur dunia. Zo'r : The Teenagers FelitaS3 | 5 Juni - 2 September 2018
Wannable's Dream
546      145     0     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
The Last Cedess
15      11     0     
Fantasy
Alam bukanlah tatanan kehidupan makroskopis yang dipenuhi dengan makhluk hidup semata. Ia jauh lebih kompleks dan rumit. Penuh dengan misteri yang tak sanggup dijangkau akal. Micko, seorang putra pekebun berusia empat belas tahun, tidak pernah menyangka bahwa dirinya adalah bagian dari misteri alam. Semua bermula dari munculnya dua orang asing secara tiba-tiba di hadapan Micko. Mereka meminta t...
Luka Adia
11      7     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...
She Is Falling in Love
6      6     0     
Romance
Irene membenci lelaki yang mengelus kepalanya, memanggil nama depannya, ataupun menatapnya tapat di mata. Namun Irene lebih membenci lelaki yang mencium kelopak matanya ketika ia menangis. Namun, ketika Senan yang melakukannya, Irene tak tahu harus melarang Senan atau menyuruhnya melakukan hal itu lagi. Karena sialnya, Irene justru senang Senan melakukan hal itu padanya.
CAFE POJOK
64      30     0     
Mystery
Novel ini mengisahkan tentang seorang pembunuh yang tidak pernah ada yang mengira bahwa dialah sang pembunuh. Ketika di tanya oleh pihak berwajib, yang melatarbelakangi adalah ambisi mengejar dunia, sampai menghalalkan segala cara. Semua hanya untuk memenuhi nafsu belaka. Bagaimana kisahnya? Baca ya novelnya.
When I Found You
63      37     0     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...