Read More >>"> I'm Possible (BAB 10. Hari-hari bersamamu ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - I'm Possible
MENU
About Us  

Setelah selesai dengan banyak pekerjaan didepan, sebelum pulang Kinan harus mencuci banyak cangkir dan piring dibelakang. Cafe memang selalu ramai saat jam makan siang tiba. Selain berjaga sebagai kasir ia juga selalu membantu menyiapkan pesanan.

Hari ini terasa lebih sibuk dari hari biasanya, sudah hampir 5 menit ia memejamkan matanya sambil berjongkok didekat tempat pencucian. Tidak ada satu orang pun disana. Tidak terjadi apapun, ia hanya sedikit menghilangkan rasa lelah disekujur tubuhnya. Rasanya, butuh tekat yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan hari ini. Bahkan ia juga belum sempat menyentuh jatah makan siang yang telah disediakan.

Beruntung salah satu pegawai datang untuk membantunya, kini semua tugas nya sebelum pulang sudah terselesaikan.

Ingin sekali rasanya ia langsung pulang kerumah, namun Dara dan Zee sudah menunggu setengah jam di taman dekat air mancur. Semalam ia berbicara lewat telefon dengan Dara lalu mereka membuat janji untuk bertemu setelah Kinan selesai bekerja.

“Pak, saya sudah selesai dibelakang. Saya pamit pulang sekarang”, sambil memakai tas kecilnya, Kinan berpamitan dengan sang pemilik cafe.

“Oh, iya. Terima kasih, hati-hati dijalan.”

Kinan berjalan disekitar taman dekat tempatnya bekerja dimana Dara dan Zee menunggu. Tidak jauh dari tempatnya berjalan, akhirnya mereka bertemu dan saling menyapa. Terlihat Zee yang memiliki senyuman gummy terus tersenyum melihat Kinan. Seperti apa yang dikatakan oleh Dara sebelumnya. Menurut Zee, Kinan memang sangat polos dan cantik bahkan tanpa make up sedikitpun.

“Kinan.. dari tadi Zee ga sabaran banget mau ketemu sama lo. Btw kita ngobrol disana aja, cafe baru disebrang itu”

“Ah, iya”

Mereka berjalan tidak jauh dari sana dan mulai mengobrol banyak hal. Awalnya Kinan sangat canggung karena Dara dan Zee menggunakan kata ‘lo’ ‘gue’, Namum Kinan tetap dengan bahasanya. Meskipun begitu Dara dan Zee membiarkan Kinan tetap seperti itu dan apa adanya saja.

Tentu saja Kinan menerima banyak pertanyaan mengenai sejak kapan dan bagaimana ia bertemu dengan Julian. Tanpa mengurangi atau melebihi-lebihkan Kinan menjawabnya seperti apa yang terjadi. Zee nampak sangat tertarik menjodoh-jodohkan dirinya dengan Julian. Mereka mengatakan, selama ini mereka menjadi sulit untuk sekedar berkomunikasi dengan Julian karena Sheina terkesan membatasi pergaulan Julian dengan perempuan lain. Selain itu Sheina juga tidak ramah dengan Dara dan Zee sehingga mereka sangat tidak menyukai hubungan Julian dengan Sheina.

Sekarang ini Dara dan Zee sangat mendukung hubungan Kinan dengan Julian, meskipun berkali-kali Kinan mengatakan bahwa ia hanya berteman dengan Julian namun mereka yakin sebenarnya Julian menyukai dan akan segera menyatakan perasaannya pada Kinan. Awalnya mereka mengira Julian akan sangat sulit untuk melupakan Sheina, namun mereka tidak heran mengapa ketidakmungkinan itu menjadi sangat mungkin setelah mengenal Kinan lebih dalam.

Selain itu Dara dan Zee juga mengatakan banyak hal tentang Sunny setelah secara tidak sengaja Kinan mengatakan bahwa Sunny kemungkinan tidak menerima nya dengan baik. Kini Kinan mengerti mengapa Sunny seperti itu.

Sudah sangat lama Sunny dan Sheina bersahabat dan sering hangout bahkan beberapa kali keluar negeri bersama. Sunny sangat menyukai Sheina karena mereka memiliki banyak selera yang sama sehingga Sunny juga menjadi seseorang yang berusaha membuat hubungan adiknya dengan sahabatnya selalu berjalan lancar.

Bahkan Julian sering mengatakan kepada Jay dan Kenzo mengenai sikap Sheina yang terkadang terlalu childish dan egois, namun Julian tetap meladeninya dengan penuh kesabaran. Menurut mereka Julian adalah tipe laki-laki yang ketika menyayangi seseorang ia akan berusaha memberikan yang terbaik dan ingin selalu menjadi kekasih yang dapat diandalkan, juga bertanggung jawab. Ia tidak mudah menyerah dengan hubungannya kecuali sudah tidak menemukan jalan keluar yang terbaik selain berjalan masing-masing.

Setelah mendengar banyak cerita dari mereka, entah mengapa Kinan menjadi lebih mempercayai Julian. Sepertinya, perasaanya kepada Julian semakin bertambah.

 

---

 

Hari sudah gelap, Kinan yang baru saja turun dari busway terus berjalan sepanjang trotoar menuju jalan masuk disebrang sana. Tidak terasa, sorenya ia habiskan dengan 2 teman baru yang benar-benar menerimanya dengan baik. Mereka bahkan sangat asik dan berhasil membuat dirinya menjadi lebih banyak berbagi cerita.

Setelah berjalan beberapa menit, akhrinya Kinan melihat juga tempat yang sangat ia rindukan. Namun, ia justru terkejut dengan kemunculan Julian dari dalam kedai dan berhenti tepat dihadapannya dengan membawa sebuah cake dan menyanyikan lagu ulang tahun dengan perlahan.

“Kinan, happy birthday…”

Terlihat Bibi An yang juga berdiri disamping Julian dan tersenyum bahagia. Ah benar.. ia sama sekali tidak ingat jika hari ini adalah hari ulang tahunnya. Kini usianya sudah 18 tahun, usia dimana dirinya menjalani kehidupan yang lebih mandiri dan memulai perjuangannya.

Tanpa sadar air matanya turun begitu saja meskipun wajahnya sedang tersenyum. Harapan yang ia buat tentu saja untuk Bibi dan Paman di Bandung, Ibu dan Bibi An, juga untuk Julian. Ia berharap semua yang terbaik.

Bibi An bertepuk tangan setelah Kinan meniup lilinnya. Mereka berpelukan sangat lama dan mendoakan Kinan agar selalu bahagia. Kinan juga sangat berterima kasih kepada Julian, ia tidak menyangka Julian mengetahui hari ulang tahunnya. Selanjutnya mereka masuk kedalam untuk makan bersama. Banyak yang Julian katakan kepada Kinan termasuk ucapannya yang keluar begitu saja saat meminta Kinan untuk terus berada disampingnya. Tentu, Kinan sangat senang mendengar hal itu.

Saat Kinan sedang menelpon Bibi Mun, tidak sengaja sebuah kertas tertinggal dimeja. Julian pun mengambil dan membacanya.. ia sedikit bingung mengapa Kinan menyimpan sebuah kuitansi pembayaran untuk rumah sakit jiwa.

Melihat Kinan kembali setelah selesai bertelepon, Julian langsung memberikan kuitansi tersebut. “Ini punya kamu?"

Karena Kinan cukup mempercayai Julian, ia pun mengatakan semua tentang Ibu nya termasuk kondisinya sekarang. Bibi An hampir menangis mendengarkan Kinan saat sedang bercerita kepada Julian. Begitupun Julian yang tidak menyangka dengan apa yang sedang Kinan hadapi. Ternyata, gadis yang ia sayangi menyimpan luka yang sangat dalam. Ya, Julian menyayangi Kinan.

Selama ini ia menceritakan kesedihannya mengenai keadaan keluarga dan betapa sulitanya ia menerima semua itu, Kinan sangat membantu dirinya untuk bangun dari rasa sedih tersebut. Tetapi, ternyata kondisi orang tua Kinan jauh lebih sulit dari pada dirinya. Selain Ibu nya yang menderita gangguan mental, Ayahnya juga sudah lama meninggal. Julian merasa sangat terpukul mendengarkan kata demi kata yang keluar dari mulut Kinan, terlebih air mata itu. Kini ia juga berusaha menguatkan Kinan dan Bibi An.

“Aku mau bantu supaya Ibu kamu bisa kembali seperti dulu lagi. Kita harus bawa Ibu ke tempat yang lebih bagus dan dapetin psikiater terbaik. Bukan karena hal lain, aku bener-bener mau Ibu kamu sembuh dan bisa menikmati hidup yang sebenarnya” Julian berusaha meyakinkan Kinan dan memberikan solusi terbaik.

Dengan yakin Kinan menolak bantuan dari Julian, bukan ia tidak memikirkan kondisi Ibunya. Namun, sudah jelas bahwa biaya tersebut tidaklah sedikit, ia cukup tau berapa banyak yang harus dikeluarkan jika menggunakan psikiater dirumah sakit besar. Selain Kinan, Bibi An juga menolak Julian untuk membantu mereka karena kini Bibi An dan Kinan membayarnya bersama-sama.


 

---


 

Kinan dan Julian berada di sebuah mall untuk makan malam dan merayakan lagi ulang tahun Kinan. Sebelum berangkat, mereka sudah mengajak Bibi An untuk makan malam bersama diluar. Namun, Bibi An lebih memilih untuk beristirahat dan mengijinkan mereka pergi berdua. Malam ini Kinan sangat senang karena Julian mengajaknya untuk melihat-lihat ke banyak tempat, selain itu Kinan bisa menggunakan uang nya untuk membeli beberapa barang untuk Bibi An dan Ibu nya. Seperti biasa, Julian tetap membelikan beberapa barang untuk dirinya padahal berkali-kali ia bilang akan membeli dengan uangnya sendiri.

Tujuan utamanya adalah membeli buku-buku untuk mempersiapkan masuk kuliah, Julian juga membantu mencarikan referensi buku yang menjadi standar ujian. Selain itu mereka menyempatkan untuk berfoto bersama di fotobox, awalnya Kinan sangat malu dan butuh beberapa saat sampai akhirnya mau berfoto bersama Julian.

 

-Jika setiap kali jauh darimu, rindu itu tidak henti-hentinya ku rasakan. Dan, setiap kali bersamamu rindu itu terobati … Itu berarti, perasaanku terhadapmu sudah tidak biasa-biasa saja-

 

---

 

8 Bulan kemudian.

 

Dalam perjalanan nya menuju cafe tempat Kinan bekerja, Julian terus tersenyum sesekali melihat ke arah buket bunga yang ia beli beberapa menit yang lalu.

Terlihat Kinan yang sudah berdiri didepan cafe, ternyata ia telat 10 menit. Julian tersenyum melihat Kinan berjalan dan masuk kedalam mobil.

“Congratulation … calon mahasiswa di universitas bergengsi” sebuah buket bunga mawar putih tiba-tiba berada tepat dihadapan Kinan.

“Cantik banget… Julian, kamu udah banyak ngebantu aku buat persiapin ujian kemarin. Semuanya berkat kamu. Sekarang bunga ini, aku berasa kaya udah wisuda jadinya. Makasih, ya" ucapan Kinan spontan membuat Julian tertawa.

"Emm.. tapi bukannya kamu udah on the way sejam yang lalu?"

"Iya, tadi habis ketemu temen sebentar... Hmm, kamu suka bunganya? Nanti kalo kamu wisuda, bunga nya lebih besar lagi.”

“Harus” jawab Kinan sambil tersenyum sambil terus menyentuh kelopak bunga-bunga tersebut.

"Jadi, kita harus sama-sama terus. Ok?"

"Ok!....."

Mendengar ucapan Julian yang menjadi serius membuat Kinan sangat senang sekaligus tidak tahan dengan ledekan Julian terhadap kampus barunya dengan menyebut ‘Universitas bergengsi’. Kemarin Kinan baru saja melihat hasil test dan ia lulus disalah satu universitas impiannya. Meskipun begitu Julian tetap saja protes karena dari 3 Universitas pilihan Kinan, Universitas Julian tidak masuk salah satu tujuannya. Julian mengakui, Universitas yang menerima Kinan memang yang terbaik di Jakarta. 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Last Name
19      15     0     
Fan Fiction
Ketika wanita dan pria saling mencintai satu sama lain apakah sebuah hal yangsalah? Tidak, tidak ada yang salah. CInta menjadi salah jika kau mencintai seseorang yang secara takdir memang tidak bisa kau cintai.
Cinta dan Benci
136      62     0     
Romance
Benci dan cinta itu beda tipis. Bencilah sekedarnya dan cintailah seperlunya. Karena kita tidak akan pernah tau kapan benci itu jadi cinta atau sebaliknya kapan cinta itu jadi benci. "Bagaimana ini bisa terjadi padaku, apakah ini hanya mimpi? Apakah aku harus kabur? Atau aku pura-pura sakit? Semuanya terasa tidak masuk akal"
Tentang Kita
29      11     0     
Romance
Semula aku tak akan perna menduga bermimpi pun tidak jika aku akan bertunangan dengan Ari dika peratama sang artis terkenal yang kini wara-wiri di layar kaca.
Kinanti
0      0     0     
Romance
Karena hidup tentang menghargai yang kamu miliki dan mendoakan yang terbaik untuk masa nanti.
My Teaser Devil Prince
91      52     0     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
Dinding Kardus
114      33     0     
Inspirational
Kalian tau rasanya hidup di dalam rumah yang terbuat dari susunan kardus? Dengan ukuran tak lebih dari 3 x 3 meter. Kalian tau rasanya makan ikan asin yang sudah basi? Jika belum, mari kuceritakan.
My Reason
20      13     0     
Romance
pertemuan singkat, tapi memiliki efek yang panjang. Hanya secuil moment yang nggak akan pernah bisa dilupakan oleh sesosok pria tampan bernama Zean Nugraha atau kerap disapa eyan. "Maaf kak ara kira ini sepatu rega abisnya mirip."
Akai Ito (Complete)
54      35     0     
Romance
Apakah kalian percaya takdir? tanya Raka. Dua gadis kecil di sampingnya hanya terbengong mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Raka. Seorang gadis kecil dengan rambut sebahu dan pita kecil yang menghiasi sisi kanan rambutnya itupun menjawab. Aku percaya Raka. Aku percaya bahwa takdir itu ada sama dengan bagaimana aku percaya bahwa Allah itu ada. Suatu saat nanti jika kita bertiga nant...
THE WAY FOR MY LOVE
6      6     0     
Romance
Aranka
44      27     0     
Inspirational
Aranka lebih dari sebuah nama. Nama yang membuat iri siapa pun yang mendengarnya. Aland Aranka terlahir dengan nama tersebut, nama dari keluarga konglomerat yang sangat berkuasa. Namun siapa sangka, di balik kemasyhuran nama tersebut, tersimpan berbagai rahasia gelap...