Aku masih duduk mematung di hadapannya, menunggunya mempersiapkan diri dan mentalnya. Permintaan apa yang kira-kira akan dikatakannya?
Dia meneguk minumannya, kemudian menatapku selama beberapa saat tanpa sepatah katapun. Dia berdeham. “Aku cuma mau minta kamu balasin dendam aku.”
Kedua mataku terbelalak. WHAT?! Is she out of her mind?! Aku-suruh-balas-dendamnya? Raut wajahku sontak langsung berubah menjadi semakin masam dan kesal. Permintaannya benar-benar tidak masuk akal.
“Aku nggak bisa, mbak. Maaf!” kataku dengan tegas.
Aku langsung berlari keluar cafe dan meninggalkannya sendirian sebelum sempat merespons jawabanku. Seharusnya aku kabur dari tadi! Dengan berjalan setengah berlari, aku keluar dari area Starbucks dan segera menuju ke parkiran. Kulaju motorku sekencang mungkin supaya cepat keluar dari area mall, takut dia akan mengejarku. Kulihat spion beberapa kali dan kuhembuskan napas lega karena dia tidak mengejarku. Jam sudah menunjukkan lewat pukul setengah sepuluh malam.
***
Masuk kamar, kuaktifkan kembali paket data HP-ku. Aku baru sadar kalau sedari tadi aku benar-benar terputus dari koneksi internet. Matthew pasti sudah kalangkabut mencariku.
Benar saja! Saat paket datanya kuaktifkan, banyak sekali notifikasi WA yang masuk. Yang mendominasi adalah chat dari Matthew. Dia bahkan menelpon beberapa kali! Apa yang kukhawatirkan memang selalu benar. Dia marah karena aku menghilang dalam waktu yang cukup lama dan tidak memberitahunya lebih dulu.
Cepat-cepat kutelpon balik dia. Sekali, dua kali, tiga kali, tidak diangkat. Kuletakkan benda kecil itu di atas meja. Rasanya untuk pertama kalinya aku benar-benar muak dan tidak mau peduli lagi dengan respons Matt yang kekanak-kanakan. Aku hanya lelah. Apalagi ditambah kejadian barsan. Pikiran dan emosiku sudah habis terkuras gara-gara Thalia. Sambil membaringkan diri di atas kasur, di dalam hatiku aku masih berharap yang tadi kudengar adalah kebohongan belaka. Ah entahlah, pokoknya aku harus mencaritahu faktanya diam-diam. Kumatikan HP-ku dan kututup pintu kamarku.
Wah menarik... Ditunggu kelanjutan ceritanya ????
Comment on chapter Aroma Mark