Read More >>"> Hunch (7) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hunch
MENU
About Us  

Suasana ramai sedang bersemayam di kediaman rumah Ara, mengingat 2 hari yang lalu adalah hari dimana papa Ara di sebagai kapten. Keluarga Ara mengadakan syukuran kecil-kecilan,  yang di undang juga hanya tetangga setempat dan beberapa kerabat terdekat. Acaranya akan diselenggarakan besok tepat pukul jam 10 pagi, rencananya akan ada yasinan. Ara dan keluarga tengah sibuk-sibuk menyiapkan acara esok.

Mama Ara yang sedari pagi kesana-kemari mengintai setiap sudut, adakah yang kurang atau justru kurang pas di tempatnya.

"Raa" Panggil mama nya saat berpapasan dengan Ara yang sedang membawa kue. 

"Iya mah"

"Kamu bisa pergi ke pasar nak ?" Tanya Ibunya yang tak begitu fokus pada Ara. 

"Disitu mang,  enggak ke kiri dikit" 

"Ara sendiri mah ?" Tanya Ara berharap mama nya sepihak dengan pemikirannya saat ini. 

"Kang, kang udin bisa nemenin Ara ke pasar ?" Tanya Mama Ara ad kang Udin yang lewat dihadapan mereka seraya membawa beberapa peralatan. 

"Ini bu, dekor yang di depan belum selesai" Kang Udin mengangkat barang bawaannya itu.  Ara menghela napas lega, sebab bukan kang Udin yang Ara inginkan namun Jimy. 

"Jimy aja mah" Saran Ara langusng ke point nya, karna sayangnya pemikiran ia dan mama nya tak sepihak. 

"Oh yasudah, kamu aja dia aja" Ucap mama nya. 

"Mama yang bilang, kalo Ara yang bilang dia pasti uring-uringan" Jelas Ara.

"Ya, kamu siap-siap. Mama telpon ibu nya Jimy" Ucap Mamah Ara membuatnya begitu sumringah. Dan lekas pergi mengganti pakaiannya. 

***
"Oh iya bu, enggak. Enggak usah sungkan. Nanti saya yang suruh."

"Maaf ya bu kalo ngerepotin" Ucap mamah Ara di bilik handphonenya. 

"Iya makasih ya bu" Mamah Ara menutup telponnya. 

Segera ibu Jimy menghampiri kamarnya. Mengetuk pintu kamar Jimy. 

"Nak" Panggil ibunya. 

Jimy membuka pintu kamarnya "Iya bu"

"Mamanya Ara minta tolong, kamu suruh nemenin Ara ke pasar. Sana gih salin" Ucap ibunya yang sangat mendukung hubungan Jimy dan Ara. 

"Ah bu, kenapa di iyain. Bilang aja mau kuliah" Ucap Jimy uring-uringan di kasurnya. 

"Ibu udah terlanjur bilang iya, udah sana buruan"
Dengan berat hati Jimy mengganti pakaiannya dan menemani Ara berbelanja di pasar. 

***
Sepanjang perjalanan Tisa tak henti-hentinya tertawa terbahak-bahak. Sesekali dia memegang perutnya tak tahan menahan geli mendengar leluconan dari Tofan kawannya bekerja. 

"Iya sa, temen ku ada yang pelupa banget kaya gitu. Ya aku mau pipis di pom bensin malah dia tinggal. Ngapain coba dia disana" Tofan bercerita dengan mimik wajah yang kesal. Sementara Tisa masih dengan tawanya yang begitu pecah. 

"Kalo yang namanya kopi sa, aduh bisa-bisa semua kopi orang di minum dia" 

"Parah pokoknya" Tofan tersenyum tipis melihat Tisa yang pecah dengan tawanya. Seolah tak ada beban yang dia pikul. 

Tofan mengendarai motor dengan kecepatan yang sedang, melaju menuju pasar untuk membeli beberapa makanan karna malamnya mereka mengadakan acara makan-makan. 

10 menit kemudian sampailah mereka di pasar. Belum bertarung di pasar, ia sudah lemah tak berdaya karna leluconannya Tofan. 

"Beli apa dulu ya fan ?" Tanya Tisa seraya turun dari motor. 

"Masuk dulu aja kali sa, haha" Ledek Tofan. 

"Hmm hmm hmm" Tisa berdeham, sambil menatap tajam temannya itu. 

Sampainya di dalam pasar, Tisa memilah-milih sayur yang segar dan bagus. Mencari bahan masakan yang lainnya juga.

"Beli ini juga gak apa-apa kali ya"Tunjuk Tisa pada semangka yang terlihat segar itu. 

"Atur sesuka kita aja sa, kan kita yang di suruh" Timbal Tifan menunjukkan gigi yang tertata rapi itu. 

"Ini yang aku suka, kita itu memang sejoli banget dah" Ucap Tisa, memuji sahabatnya itu.

"Bu, semangka nya 2 ya" Pinta Tisa seraya mengeluarkan dompetnya. 

Tofan membawa barang bawaan yang mereka beli, satu pun tak diperbolehkan Tisa memegangnya. Pria yang bertanggungjawab. Saat mereka mencari kerupuk pelengkap terahir yang akan mereka sajikan nanti malam, Tisa melihat seseorang yang tak asing baginya. 

"Haaa" Tisa menutup wajahnya dengan seikat kangkung yang ada di depannya. 

"Kenapa kamu sa" Wajahnya terlihat begitu terkejut. 

"Sssttt" Tisa menyuruh Tofan untuk diam. Wajah Tofan terheran-heran dengan Tisa seraya mencari penyebab Tisa bertingkah demikian.

"Ayoo... " Tisa mengajak Tofan pergi seraya menutup wajah nya dengan kangukung. 

"Oh iya" Tisa mengeluarkan dompetnya 

"Ini bu, sayurnya saya beli. Makasih bu" Keheranan Tofan meningkat lebih heran. 

"Heehh, ngapain kamu" Kangkung yang menutupi wajah Tisa ditarik oleh Tofan. 

"Aah, sstt" Lagi-lagi Tisa hanya menyuruhnya diam tanpa menjelaskan apapun. 

"Ikutin aku aja" ajaknya. 

Tisa menatap lekat-lekat dua orang yang tengah asik berbelanja sayuran itu dari kejauhan, mengikuti mereka dari belakang. 

"Kemaren makan berdua, sekarang beli sayur berdua juga" Gerutu Tisa terlihat kesal 

"Kenapa sa ?" Tanya Tofan seraya melihat apa yang sedang Tisa lihat. 

"Ayo... Ayo...fan, kit ikutin dua orang itu" Tunjuk Tisa

"Emang mereka siapa ?" Tofan menundukkan kepalanya juga setara dengan Tisa. 

"Nah itu dia kau juga gak tau siapa mereka" Ucap Tisa dengan polosnya. Seketika Tofan menjitak kepala Tisa. "Aduhh" Keluh Tisa

"Buat apa kita ngikutin mereka kalo kamu enggak tau mereka Tisa" Omel Tofan. "Mending kita selesaikan urusan kita biar beres, terus pulang" Jelasnya.

"Bentar aja, please. Ini bakaln jadi hot news" Dengan wajah jelasnya dia berhasil meluluhkan hati Tofan.

"Tuh kan, mereka hilang"

"Kamu si ngajak ngobrol terus dari tadi" Protes Tisa kesal

"Ayo lah, cari lagi" 

"Tadi masih d sit-uuu" Tunjuk Tofan pada jejak mereka tadi. 

Tisa dan Tofan mencari jejak dua orang yang menjadi mata-mata Tisa. Entahlah sampai sekarang Tofan belum mengerti maksud dan tujuan Tisa.

Tisa menyingkirkan kangkung yang ia pakai untuk menutupi wajahnya itu. "Gara-gara kamu kan" Tisa membalikkan tubuhnya mengarah pada Tofan yang di belakangnya. 

"Ya mana aku tau sa mereka mau pergi, ya lagian kamu kan gak kenal sama mereka, ya buat apa di ikutin" Jelas Tofan yang sedikit membela dirinya. 

"Aku itu penasaran sama mere-kaaaa" Tisa membalikkan lagi tubuhnya ke depan, dan saat ia berbalik ia menemukan sosok yang sedari tadi ia cari. Mata membelanya, ia salah tingkah. Fikirannya buyar "mati gue" ucapnya dalam hati. Lalu Tisa menarik napasnya panjang. 

"Loh kamu" Sapa Jimy pada Tisa

"Hehe, ketemu lagi" Tisa tertawa aneh

"Belanja juga ?" Tanya Jimy.
Tisa menganggukkan kepalanya. 

"Ini sa yang kamu cari tadi ? Dengan begonya Tofan berkata demikian. Wajah Tisa mengembang, matanya membulat, ia menggertakan giginya, hidungnya kembang-kempis,  serasa ingin membunuh Tofan detik itu juga.

"Maksudnya ?"Tanya ayu ada di samping Jimy"

Haa... " Tisa terlihat gugup

"Kurang belanjaan apa fan ?" Tingkah Tisa benar-benar menunjukkan kegugupan. 

"Buah-buahan kali ya" Ucap Tofan, yang jelas-jelas sudah ada di keranjang belanjaannya. Sontak Jimy dan Ayu melirik ke arah buah itu. Jimy tersenyum tipis melihat kegugupan Tisa yang sudah jelas kepergok mengikutinya sedari tadi. 

"Duluan ya"

Tisa dan Tofan lekas pergi tanpa melihat kebelakang sedikit pun, merasa malu tertangkap basah oleh Jimy. Berjalan seraya menumpuk jidatnya pelan. Jimy menatap pugung Tisa sampai ia benar-benar menghilang.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (27)
  • Riyuni

    Tema-nya tentang penulis. Keinginan Sierra sama dengan keinginan seluruh penulis TinLit.
    Sukses ya untuk ceritanya, Semoga bisa sesukses seperti karya Sierra.

    Comment on chapter BAB 3 The Way People Enjoy Their Youth
  • ShiYiCha

    @IndahPratiwi Thanks, Kak. Jangan lupa baca sampai akhir, yaa😉😂

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • IndahPratiwi

    Bahasanya ringan dan mudah dipahamj. Membuat pembaca awam mudah mengikuti alurnya

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • sinister

    saya suka gaya bahasa nya gak terlalu berat, dan mudah dipahami.

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • fafazulfha

    cerita bagus yang ringan (enak)di baca,,,,,

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • ShiYiCha

    @Hadasaaa Haloo... Tengkyu udah mampir.
    Sebenernya itu memang kayak kurang terasa klimaksnya gitu karena ada beberapa part yang terpaksa terpotong karena terkejar sama dateline

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • Hadasaaa

    Cerita & alurnya sdh bagus tapi kelihatannya masih banyak yg bs ditambahkan spy lebih berasa gregetnya deh. Tetap semangat dan lanjutkan terus menulisnya ya ????

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • Henny

    Bagus ????

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • fujasagita

    Halo, aku suka ceritamu. Rapi dan minim typo.

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • sherlygratia

    Suka nonton film china juga. Beruntung aku mudeng :"))

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
Similar Tags
Pensil Kayu
5      5     0     
Romance
Kata orang cinta adalah perjuangan, sama seperti Fito yang diharuskan untuk menjadi penulis buku best seller. Fito tidak memiliki bakat atau pun kemampuan dalam menulis cerita, ia harus berhadapan dengan rival rivalnya yang telah mempublikasikan puluhan buku best seller mereka, belum lagi dengan editornya. Ia hanya bisa berpegang teguh dengan teori pensil kayu nya, terkadang Fito harus me...
Sacrifice
102      54     0     
Romance
Natasya, "Kamu kehilangannya karena itu memang sudah waktunya kamu mendapatkan yang lebih darinya." Alesa, "Lalu, apakah kau akan mendapatkan yang lebih dariku saat kau kehilanganku?"
My Big Bos : Mr. Han Joe
2      2     0     
Romance
Siapa sih yang tidak mau memiliki seorang Bos tampan? Apalagi jika wajahnya mirip artis Korea. Itu pula yang dirasakan Fraya ketika diterima di sebuah perusahaan franchise masakan Korea. Dia begitu antusias ingin segera bekerja di perusahaan itu. Membayangkannya saja sudah membuat pipi Fraya memerah. Namun, apa yang terjadi berbeda jauh dengan bayangannya selama ini. Bekerja dengan Mr. Ha...
Dia Dia Dia
90      26     0     
Romance
Gadis tomboy yang berbakat melukis dan baru pindah sekolah ke Jakarta harus menahan egonya supaya tidak dikeluarkan dari sekolah barunya, saat beberapa teman barunya tidak menyukai gadis itu, yang bernama Zifan Alfanisa. Dinginnya sikap Zifan dirasa siswa/siswi sekolah akan menjadi pengganti geng anak sekolah itu yang dimotori oleh Riska, Elis, Lani, Tara dan Vera. Hingga masalah demi masalah...
I'il Find You, LOVE
62      37     0     
Romance
Seharusnya tidak ada cinta dalam sebuah persahabatan. Dia hanya akan menjadi orang ketiga dan mengubah segalanya menjadi tidak sama.
Drapetomania
237      125     0     
Action
Si mantan petinju, Theo Asimov demi hutangnya lunas rela menjadi gladiator bayaran di bawah kaki Gideon, laki tua yang punya banyak bisnis ilegal. Lelah, Theo mencoba kabur dengan bantuan Darius, dokter disana sekaligus partner in crime dadakan Theo. Ia berhasil kabur dan tidak sengaja bertemu Sara, wanita yang tak ia kira sangat tangguh dan wanita independensi. Bertemu dengan wanita itu hidupnya...
Balada Cinta Balado
215      107     0     
Humor
"Hidup atau dilahirkan memang bukan pilihan kita, tapi dalam HIDUP KITA HARUS MEMILIKI PILIHAN". Mungkin itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kehidupanku sekarang ini. Kehidupan yang sangat Liar Binasa menyedihkan. Aku sering dijadikan bahan bertema kehidupan oleh teman dan juga keluargaku sendiri. Aku tidak pernah menyangka rencana kehidupanku yang sudah disiapkan dengan ...
Enigma
30      25     0     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
Dosa Pelangi
8      8     0     
Short Story
"Kita bisa menjadi pelangi di jalan-jalan sempit dan terpencil. Tetapi rumah, sekolah, kantor, dan tempat ibadah hanya mengerti dua warna dan kita telah ditakdirkan untuk menjadi salah satunya."
Anything For You
32      21     0     
Humor
Pacar boleh cantik! Tapi kalau nyebelin, suka bikin susah, terus seenaknya! Mana betah coba? Tapi, semua ini Gue lakukan demi dia. Demi gadis yang sangat manis. Gue tahu bersamanya sulit dan mengesalkan, tapi akan lebih menderita lagi jika tidak bersamanya. "Edgar!!! Beliin susu." "Susu apa?' "Susu beruang!" "Tapi, kan kamu alergi susu sayang." &...