Read More >>"> R.A (Retta) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - R.A
MENU
About Us  

Jakarta, 2 April 2015.

 

Kriiing…..

Bel pertanda pulang sekolah telah berbunyi, seluruh siswa SMA Kebangsaan Jakarta mulai merapihkan peralatan tulisnya dengan semangat, termasuk Retta, perempuan yang sedari tadi memperhatikan jam di tangannya itu akhirnya merasa lega.

“Re, lo mau kemana abis ini?” tanya Una, teman sebangku Retta.

“Gue mau langsung pulang.”

“Kok pulang sih? Kan sekarang hari ulangtahun lo!”

Retta tersenyum penuh arti, “justru karena hari ini gue ulangtahun, gue bakal diem dirumah, siapa tau aja ada yang ngasih kejutan gitu.”

“IIIH PEDE BENER LU JADI ORANG!” jawab Una sambil berjalan meninggalkan Retta yang masih merapikan buku di bangkunya.

“Eh lo gak mau ngasih gue kado gitu?”

“JANGAN HARAP!”

Retta mengikuti langkah Una menuju parkiran, “lo hari ini naik taxi aja sana! Gak ada kado, gak ada tumpangan!”

Una melirik sinis ke arah sahabatnya itu, “siapa juga yang mau nebeng sama lo,” Una mengarahkan dagunya ke laki-laki yang sedang sibuk membaca informasi di madding sekolah.

“Kevin? lo mau pulang sama dia?" tanya Retta bingung, pasalnya sahabatnya itu tidak pernah merespon Kevin yang terang-terangan menyukainya sejak kelas 10.

“Iya”

“Ko tumben? Lo mau beliin gue kado ya?”

“Yaampun lu pede bener dah, udah ya gue duluan, lo hati-hati di jalan.”

“Yaudah deh, lo juga hati-hati!”

            Retta menunggu beberapa saat di dalam mobilnya, gerbang sekolah selalu macet di saat jam-jam seperti ini. Dan Retta tidak suka itu.

“Ok Retta, mari kita pulang!” Ucap Retta pada dirinya sendiri saat melihat parkiran mulai sepi.

            Jika Una ikut pulang dengan Retta, Una selalu memaksa Retta bergabung dengan murid lainnya untuk berdesak-desakan di gerbang sekolah. Tapi jika pulang sendirian seperti sekarang, Retta lebih memilih untuk menunggu sampai parkiran terlihat sepi.

            Retta berhenti di lampu merah, ia melirik kaca spion, hanya ada 2 mobil di belakangnya dan satu motor yang diam tepat di samping kanan mobil Retta. Jika biasanya di lampu merah ini selalu dipenuhi kendaraan murid-murid SMA Kebangsaan Jakarta saat bubar sekolah, namun lagi-lagi hari ini Retta sedikit bersyukur karena ia tidak harus berada dalam kepadetan itu.

            Tuk..tuk..tuk..

            Retta menoleh ke kanan, si pengendara motor itu mengetuk kaca mobil Retta, segera ia menurunkan kaca mobilnya.

            “Kenapa mas?” tanya Retta.

            “Heh, gue satu sekolah sama lo, gak usah manggil mas!” jawab laki-laki itu dengan sedikit menyentak.

            Retta mengerutkan keningnya, “iya terus ada perlu apa lo ngetuk kaca mobil gue?”

            “Gue mau ngasih tau kalo ini tempat berhenti khusus kendaraan bermotor.”

            Retta masih mengerutkan keningnya, ia bingung apa maksud dari laki-laki ini, “iya gue tau kok.”

            “Terus kenapa lo berhenti di sini?”

            “Kan lampu merahnya lagi sepi.”

            “Oh terus kalo jalanan sepi juga lo mau seenaknya gitu? Lo mau kebut-kebutan?”

            “Apaan sih kok ribet banget, yang penting kan gue ga nerobos lampu merah, lagian motornya cuma punya lo doang satu.”

            “Heh paman gue polisi, nanti gue laporin lo!”

            Retta menaikan kembali kaca mobilnya, ini hari ulang tahunnya dan ia harus jauh-jauh dari orang yang bisa membuatnya emosi.

            “Heh gue belom selesai ngomong!”

            Retta mulai menjalankan mobilnya saat lampu sudah hijau, laki-laki aneh itu masih mensejajarkan laju motornya. Lagi-lagi Retta mencoba tidak peduli. Dari kejauhan terdengar sirine mobil polisi. Retta benar-benar tidak ingin mempedulikan apapun, ia hanya ingin segera sampai ke rumahnya. Bahkan Retta tidak eduli saat laki-laki aneh itu mulai mengetuk kembali kaca mobilnya yang sedang melaju.

            Retta menyalakan musik dengar volume sedikit keras, tidak mau terganggu dengan laki-laki di samping mobilnya yang kini sepertinya sedang berteriak tapi tentu saja Retta tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang ia ucapkan.

            Yang Retta tidak tahu adalah: hanya beberapa meter saja dari tempatnya diam tadi, kecelakaan menunggunya. Tepat saat berada di tengah-tengah perempatan jalan, sebuah mobil yang melaju kencang menabrak mobil Retta dari samping kiri. Mobil Retta terdorong ke arah kanan. Satu hal yang Retta ingat sebelum semuanya menjadi gelap adalah laki-laki aneh tadi ikut terdorong di samping kanan mobilnya. Ya, laki-laki itu juga ikut terlibat dalam kecelakaan ini.

            Apa gue bakal mati? Gak mungkin, ini hari ulangtahun gue!

            Dan dalam sekejap, benturan keras dapat Retta rasakan di sekujur tubuhnya. lalu semuanya menjadi gelap.

            Dua kesalahan Retta di hari ini. Pertama, berhenti di area khusus motor, dan kedua, tidak membuka kaca mobilnya saat laki-laki itu mengetuk.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

1 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Happiness Is Real
11      11     0     
Short Story
Kumpulan cerita, yang akan memberitahu kalian bahwa kebahagiaan itu nyata.
I Can't Fall In Love Vol.1
83      57     0     
Romance
Merupakan seri pertama Cerita Ian dan Volume pertama dari I Can't Fall In Love. Menceritakan tentang seorang laki-laki sempurna yang pindah ke kota metropolitan, yang dimana kota tersebut sahabat masa kecilnya bernama Sahar tinggal. Dan alasan dirinya tinggal karena perintah orang tuanya, katanya agar dirinya bisa hidup mandiri. Hingga akhirnya, saat dirinya mulai pindah ke sekolah yang sama deng...
TAK SELALU SESUAI INGINKU
289      183     0     
Romance
TAK SELALU SESUAI INGINKU
Strange Boyfriend
8      8     0     
Romance
Pertemuanku dengan Yuki selalu jadi pertemuan pertama baginya. Bukan karena ia begitu mencintaiku. Ataupun karena ia punya perasaan yang membara setiap harinya. Tapi karena pacarku itu tidak bisa mengingat wajahku.
Menghukum Hati
9      9     0     
Romance
Apa jadinya jika cinta dan benci tidak bisa lagi dibedakan? Kau akan tertipu jika salah menanggapi perlakuannya sebagai perhatian padahal itu jebakan. ???? Ezla atau Aster? Pilih di mana tempatmu berpihak.
Panggil Namaku!
233      147     0     
Action
"Aku tahu sebenarnya dari lubuk hatimu yang paling dalam kau ingin sekali memanggil namaku!" "T-Tapi...jika aku memanggil namamu, kau akan mati..." balas Tia suaranya bergetar hebat. "Kalau begitu aku akan menyumpahimu. Jika kau tidak memanggil namaku dalam waktu 3 detik, aku akan mati!" "Apa?!" "Hoo~ Jadi, 3 detik ya?" gumam Aoba sena...
Secret Elegi
102      62     0     
Fan Fiction
Mereka tidak pernah menginginkan ikatan itu, namun kesepakatan diantar dua keluarga membuat keduanya mau tidak mau harus menjalaninya. Aiden berpikir mungkin perjodohan ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Menggunakan identitasnya sebagai tunangan untuk memperbaiki kembali hubungan mereka yang sempat hancur. Tapi Eun Ji bukanlah gadis 5 tahun yang l...
No, not love but because of love
44      33     0     
Romance
"No, not love but because of love" said a girl, the young man in front of the girl was confused "You don't understand huh?" asked the girl. the young man nodded slowly The girl sighed roughly "Never mind, goodbye" said the girl then left "Wait!" prevent the young man while pulling the girl's hand "Sorry .." said the girl brushed aside the you...
I'll Be There For You
32      29     0     
Romance
Memang benar, tidak mudah untuk menyatukan kembali kaca yang telah pecah. Tapi, aku yakin bisa melakukannya. Walau harus melukai diriku sendiri. Ini demi kita, demi sejarah persahabatan yang pernah kita buat bersama.
Einsam
8      8     0     
Romance
Hidupku sepi. Hidupku sunyi. Mama Papa mencari kebahagiaannya sendiri. Aku kesepian. Ditengah hiruk pikuk dunia ini. Tidak ada yang peduli denganku... sampai kedatanganmu. Mengganggu hidupku. Membuat duniaku makin rumit. Tapi hanya kamu yang peduli denganku. Meski hanya kebencian yang selalu kamu perlihatkan. Tapi aku merasa memilikimu. Hanya kamu.