Read More >>"> Wannable's Dream (Bab 3 - Khansa) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Wannable's Dream
MENU
About Us  

Speed boat itu membawa Kina dan keluarganya menembus hijaunya air Teluk Kabui di Raja Ampat. Seperti namanya, speed boat, biasanya kapal motor itu bisa melesat menembus perairan. Tapi khusus untuk Teluk Kabui, sang kapten membuat kapalnya bergerak selambat siput agar para penumpang bisa menikmati keindahan di Teluk Kabui.

“Wah, bagus banget. Harusnya kita tetep di Indonesia ya, Kina?”

Kina tidak menggubris ucapan ibunya. Ia melengos begitu saja, keluar lewat bagian belakang kapal. Dibantu oleh salah seorang awak kapal, Kina memanjat naik. Di atap kapal itu dia duduk melipat kaki, menatap kosong ke depan.

Ibunya benar, Teluk Kabui indah sekali. Tebing-tebing karang yang ditutupi pepohonan memagari jalan mereka. Pagi itu udara sangat cerah dan air cukup tenang. Walaupun ada beberapa pusaran air di sepanjang jalan, tapi itu tak membuat guncangan yang berarti.

Tapi sayang, Kina tak bisa menikmatinya. Mata Kina tidak buta. Pikirannyalah yang buta. Dibutakan oleh masa lalu—laki-laki bernama Khansa yang sampai sekarang belum berhasil ia temukan keberadaannya.

“Awas topinya, Mbak,” si awak kapal mengingatkan. Kina langsung melepas topinya. Ia memeluk benda itu bersama lututnya, lalu lanjut melamun.

 

* * *

 

Dua tahun yang lalu, mereka adalah tiga sekawan. Khansa, dia, dan gadis bernama Viola. Persahabatan mereka begitu erat, sampai-sampai mereka memutuskan untuk membuat sebuah kapsul waktu. Mereka memasukkan benda-benda terpenting mereka ke dalam sebuah peti dan menguburnya di halaman sekolah. Mereka bertiga berjanji akan kembali lagi untuk membukanya bersama-sama.

Semuanya begitu menyenangkan bersama mereka. Viola yang cantik dan pintar selalu membantu mereka kalau ada kesulitan soal pelajaran. Bahkan Viola kadang bersedia mengerjakan tugas sekolah mereka semua kalau mereka sedang sibuk dengan kegiatan ekstra kurikuler. Khansa yang tampan dan keren tak pernah malu melakukan apapun untuk melindungi mereka. Lalu Kina…

Kina adalah satu-satunya yang tak berguna. Dia tidak cantik, tidak pintar, tidak populer. Intinya, Kina tidak bisa apa-apa. Berulang kali dia mempertanyakan kenapa kedua sahabatnya itu mau berteman dengannya di saat murid-murid lain di sekolah mereka sering menindas Kina.

Sampai suatu saat, mereka bertiga terlibat cinta segitiga di dalam persahabatan mereka sendiri. Kina dan Viola sama-sama menyukai Khansa. Hal itu baru Kina ketahui saat kotak hadiah Valentine Viola untuk Khansa tak sengaja tertinggal di mejanya. Kina iseng membukanya. Di dalamnya ada sebuah coklat yang Viola buat sendiri dan surat pernyataan perasaannya untuk Khansa.

Kina panik dan tanpa pikir panjang mengonfrontasi Viola. Kina pikir Viola akan mengelak atau defensif. Ternyata respon gadis itu sebaliknya. Dia mengakui perasaannya dan bersedia mundur agar Kina bisa maju mendapatkan Khansa. Ya, gadis secantik dan sepintar Viola, bersedia mundur untuk Kina.

Saat itu ego Kina terlalu tinggi. Dia tak bisa melihat apa yang dilakukan Viola sebagai sebuah kebaikan, melainkan ledekan. Dia merasa Viola menertawainya. ‘Toh kamu nggak akan bisa mendapatkan Khansa’. Viola tak pernah sekalipun mengucapkan kalimat itu tapi entah kenapa Kina merasa yakin itulah yang ada di kepala Viola.

Kemudian semuanya memuncak.

Kina menggila dan melakukan sabotase pada Viola. Dia menyebarkan gosip kalau Viola dan salah seorang guru menjalin hubungan diam-diam. Tidak ada yang terjadi antara Viola dengan guru itu. Kina menguping sendiri mereka hanya membicarakan soal tugas kelas karena Viola adalah ketua kelasnya. Tapi Kina memotret mereka diam-diam dan kebetulan dari sudut pandang foto Kina, mereka berdua terlihat seperti akan berciuman.

Kina tak pernah menyangka kalau tindakannya punya imbas yang jauh lebih besar. Guru yang ada di foto Kina langsung dipecat. Pria itu rupanya sedang merencanakan pernikahan dan pernikahannya langsung batal. Viola sendiri menjadi bulan-bulanan di sekolah. Gosip yang beredar semakin liar. Ada yang bilang Viola hamil. Ada yang bilang Viola menjual diri demi nilai. Orang tua murid berdemo, menuntut Viola dikeluarkan dari sekolah.

Kina benar-benar merasa bersalah, tapi lagi-lagi dia hanyalah seorang pengecut. Dia terlalu takut untuk mengaku. Dia takut keadaan akan berbalik kejam padanya.

Khansa yang waktu itu baru pulang dari kejuaraan basket tentu saja shock menyaksikan kondisi itu. Tanpa bertanya apapun, dia langsung pasang badan melindungi Viola dari semua orang. Sayangnya, beban psikis yang Viola tanggung sudah terlalu berat.

Viola pun bunuh diri.

Semua orang terdekat Viola terpukul dengan kematian Viola, termasuk Khansa dan Kina. Kina mengambil cuti sekolah cukup lama. Semua bersimpati pada Kina, mengira Kina benar-benar berduka kehilangan sahabatnya. Ya, Kina memang berduka. Tapi rasa bersalahnyalah yang membuat Kina terpuruk sedalam itu.

Kina berniat mengatakan seluruhnya pada Khansa, berharap bisa menebus dosa-dosanya walaupun hanya sedikit. Saat itu Kina mengirimkan pesan pada Khansa, memintanya untuk bertemu di tempat mereka menanam kapsul waktu itu. Kina tidak hanya ingin membuat pengakuan dosa, tapi juga mengambil kembali barangnya di dalam kapsul waktu itu. Dia tidak pantas ada di dalam kotak itu bersama mereka.

Sore itu Kina menunggu di halaman belakang sekolah. Dia sudah membawa sekop, bersiap entah untuk menggali kotak itu kembali. Atau kalau Khansa tak bisa memaafkannya, dia akan memberikan sekop itu pada Khansa untuk membunuh dirinya. Dua jam Kina menunggu, Khansa tak kunjung muncul. Dia baru sadar kalau pesan yang ia kirimkan pada cowok itu tidak terkirim sama sekali.

Keesokan harinya, Khansa tidak muncul di sekolah. Wali kelasnya bilang Khansa pindah sekolah tapi tidak tahu pindah ke mana. Kina berlari ke rumah Khansa tapi rumah itu sudah kosong. Dia mencoba menggunakan jaringan yang dimiliki oleh ayahnya untuk mencari Khansa di seluruh Bandung, tapi nihil. Media sosialnya pun semuanya nonaktif.

Khansa menghilang.

Kina terpuruk. Dia tak pernah berada di titik serendah itu. Tapi yang membuatnya tak habis pikir adalah keputusan orang tuanya. Bukannya membiarkan Kina belajar menerima kenyataan, mereka berdua justru membawa Kina ke luar negeri.

Kota Berlin yang indah dan bersejarah justru membuat Kina semakin jauh dari kata sembuh. Kina menghabiskan hari-harinya di Berlin menatap langit, menerawang di mana Khansa berada. Setelah berkali-kali bertengkar dengan kedua orang tuanya, akhirnya tercipta sebuah kesepakatan: mereka kembali ke Indonesia. Walaupun dia tahu, pulang ke Indonesia tidak serta merta membuat keadaannya lebih baik.

Paling tidak sebelum ia bisa menemukan Khansa dan mengakui semua dosa-dosanya.

 

* * *

 

“Kina! Ayo turun! Kita snorkeling!” panggil ayah Kina dari bawah. Pria itu sudah siap dengan celana renang, goggle dan rompi pelampungnya. Friwen wall adalah tempat pemberhentian mereka setelah keluar dari Teluk Kabui. Di dekat jetty, kapal itu mengapung. Sebentar lagi para penumpangnya akan melompat turun untuk snorkeling

Kecuali Kina.

“Tidak mau,” jawab Kina masih dari atap kapal. Dia tidak tahu kalau jawabannya itu kemudian akan membuat ayahnya emosi.

“Kina! Kamu itu! Jauh-jauh Papa bawa kamu ke sini! Memangnya kamu pikir untuk siapa Papa dan Mama bikin trip ini? Buat kamu! Biar kamu senang! Malah ngambek di sana!”

“Sudah, sudah, Pa,” ibunya datang tergopoh-gopoh mencoba menengahi. “Ayo, Kina. Kita turun. Bagus lho katanya di bawah. Banyak ikannya.”

Ibunya hampir memanjat naik ke atap menjemput Kina, tapi Kina mencegahnya. “Nanti aja. Kalian duluan sana.”

Kina berhasil mengusir mereka berdua. Dari atap kapal, Kina bisa melihat ayah dan ibunya hilang-timbul dari dalam air. Kemudian Kina menyesal. Tidak seharusnya dia ada di sana merusak mood liburan kedua orang tuanya. Mereka berdua lebih berhak mendapatkan waktu liburan yang menyenangkan.

Satu kapal lagi ikut merapat di dekat mereka. Sepertinya kapal itu berisi lebih banyak penumpang. Mungkin sekitar 6 sampai 10 orang. Begitu kapal benar-benar sudah selesai merapat, salah satu dari mereka melakukan salto belakang dari pantat kapal. Dulu Kina bisa salto. Khansa yang mengajarinya. Tapi sekarang dia tidak bisa melakukan apapun. Jangankan salto, memusatkan pikirannya saja dia tidak bisa.

Bicara soal pikiran, Kina terlalu sibuk melamun memandangi kapal yang baru datang itu. Sampai-sampai ia tidak sadar kalau topinya sudah terbang dari tangannya. “Ah, topi—“

Kina terlambat menyeimbangkan dirinya. Tanpa ia sadari ia ikut melompat dari tempatnya duduk, mencoba menangkap topi itu. Tubuhnya menghantam air dengan sangat keras. Karena kaget, dia sampai lupa menahan napasnya. Air menerobos hidung dan dia tak bisa membuka mata. Kina berkutat di bawah air, terlilit gaun panjangnya sendiri. Rasa sakit menyeruak saat kawanan ubur-ubur kecil mulai menyengat kulit tangannya yang telanjang.

Mati, pikirnya. Dia pasti mati sekarang. Viola pasti sedang menyeretnya ke alam kubur untuk menemaninya. Kemudian tiba-tiba sepasang tangan meraup tubuh Kina. Dia bisa merasakan tubuhnya dibawa semakin naik hingga benar-benar terbebas dari air. Tiba-tiba dia bisa bernapas dan mendengar lagi. Suara pertama yang ia dengar adalah suara ibunya yang memanggil-manggil namanya dengan panik.

“Kina! Kina! Nak!”

Kina membuka matanya dengan perlahan. Dia sudah berbaring, kembali ada di kapalnya. Ayah, ibu dan awak kapal ada di sana menatapnya penuh kecemasan. Siapa salah satu dari mereka yang menyelamatkan nyawanya? Dia harus berterima kasih.

“Ini topinya,” satu suara terdengar dari belakang diikuti dengan lemparan sebuah topi pantai. Suara itu adalah suara remaja laki-laki. Tidak ada penumpang remaja laki-laki di kapal mereka, karena penumpang di kapal itu hanya Kina dan kedua orang tuanya. Dan yang paling aneh, Kina merasa familiar dengan suara tadi.

“Kh…Khansa?!”

Rahangnya merosot melihat sosok yang ia cari selama dua tahun ini memanjat naik ke kapalnya. Khansa menggunakan celana hitam. Tubuhnya sedikit lebih besar daripada yang terakhir diingat Kina. Wajah blesterannya juga terlihat semakin tampan.

Apa ini ilusi? Apa dia sudah mati? 

Tidak, dia belum mati. Karena sekarang Khansa memasang ekspresi wajah kaget yang sama dan mengucapkan namanya. “Kina?”

“Gio! Di sana baik-baik aja?” seseorang berteriak pada Khansa dari dalam air, nampaknya berasal dari kapal sebelah.

Gio?

Khansa memberi isyarat ok dengan tangannya, kemudian cowok itu pun berenang menjauhi kapal.

 

* * *

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (39)
  • choey

    Semangat terus authornya

  • choey

    Kisah Cinta nya complicated, but over all aku suka. Beda dari yang lain cerita nya lebih fresh

  • Sean_Ads

    Love this!!!!!!!!!!

    Comment on chapter kiss?
  • Sean_Ads

    Yeay aku jadi peran utama cowoknya, sifatnya juga persis sama kaya aku.
    I Love You Chubby :) <3

    Comment on chapter kiss?
  • ani_mah

    Saya suka banget dengan cerita ini karena saya adalah kpopers juga, dan author sangat pandai dalam membawa suasana nya menjadi nyata. Dan dengan author membuat semuanya dengan informasi asli tanpa ada perubahan umur pada idol saya dan kebiasaan nya. Saya sangat mengapresiasi itu. Terima kasih untuk cerita nya saya sangat menikmati!! Saranghae Author CA. Wannable's dream adalah cerita yang sangat bagus untuk mewakili perasaan sy sebagai Wannable juga.Ditambah lagi dgn bulan DESEMBER :'( Auto cry

  • ani_mah

    Auto Cry karena bulan Desember sudah hadir. Author dan para Wannables di seluruh dunia mari kita menghitung hari. Karena biasanya dengan menunggu waktu akan terasa berjalan lebih lama

  • ani_mah

    Such a real story, and it's funny!!

  • ani_mah

    I really like this story!!???? Good job????

  • puputyuhara

    Hallo, Kak. Mampir juga ke ceritaku yaaa..

Similar Tags
Broken Promises
582      429     5     
Short Story
Janji-janji yang terus diingkari Adam membuat Ava kecewa. Tapi ada satu janji Adam yang tak akan pernah ia ingkari; meninggalkan Ava. Namun saat takdir berkata lain, mampukah ia tetap berpegang pada janjinya?
Code: Scarlet
293      99     0     
Action
Kyoka Ichimiya. Gadis itu hidup dengan masa lalu yang masih misterius. Dengan kehidupannya sebagai Agen Percobaan selama 2 tahun, akhirnya dia sekarang bisa menjadi seorang gadis SMA biasa. Namun di balik penampilannya tersebut, Ichimiya selalu menyembunyikan belati di bawah roknya.
Looking for J ( L) O ( V )( E) B
32      17     0     
Romance
Ketika Takdir membawamu kembali pada Cinta yang lalu, pada cinta pertamamu, yang sangat kau harapkan sebelumnya tapi disaat yang bersamaan pula, kamu merasa waktu pertemuan itu tidak tepat buatmu. Kamu merasa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari dirimu. Sementara Dia,orang yang kamu harapkan, telah jauh lebih baik di depanmu, apakah kamu harus merasa bahagia atau tidak, akan Takdir yang da...
Takdir
4      4     0     
Short Story
kita memang pernah bersama tapi kita tidak ditakdirkan untuk bersama
Truth Or Dare
145      71     0     
Fan Fiction
Semua bermula dari sebuah permainan, jadi tidak ada salahnya jika berakhir seperti permainan. Termasuk sebuah perasaan. Jika sejak awal Yoongi tidak memainkan permainan itu, hingga saat ini sudah pasti ia tidak menyakiti perasaan seorang gadis, terlebih saat gadis itu telah mengetahui kebenarannya. Jika kebanyakan orang yang memainkan permainan ini pasti akan menjalani hubungan yang diawali de...
A Ghost Diary
37      19     0     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...
Selfless Love
61      36     0     
Romance
Ajeng menyukai Aland secara diam-diam, meski dia terkenal sebagai sekretaris galak tapi nyatanya bibirnya kaku ketika bicara dengan Aland.
A - Z
30      12     0     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Laci Meja
7      7     0     
Short Story
Bunga yang terletak di laci meja Cella akhir-akhir ini membuatnya resah. Dia pun mulai bertekad untuk mencari tahu siapa pelakunya dan untuk apa bunga ini dikirim. Apa ini....teror?
Return my time
6      5     0     
Fantasy
Riana seorang gadis SMA, di karuniai sebuah kekuatan untuk menolong takdir dari seseorang. Dengan batuan benda magis. Ia dapat menjelajah waktu sesuka hati nya.