Read More >>"> Wannable's Dream (16. Perkosaan di Perpustakaan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Wannable's Dream
MENU
About Us  

Sebastian datang tepat sesuai janjinya dan merasa curiga dengan kondisi perpustakaan yang tidak seperti biasanya. Lampu-lampu perpus masih menyala, namun Anne tidak terlihat dimanapun. Perasaan tidak enak membayanginya. Pintu itu membuka ketika Sebastian mendekat dan pandangannya terpaku pada foto-foto yang berserakan diatas meja.

"Jaga Anne baik-baik. Dosen itu berbahaya." Peringatan Liam muncul di otaknya dan memicu insting protektifnya. Bas mencari ke sela-sela rak buku sambil meneriakkan nama Anne. Tidak ada.

Bas lari keluar dan menekan buru-buru tombol lift. Jika Anne akan melarikan diri dia pasti akan menggunakan lift. Sial! Lift ini lama sekali. Kesadaran itu menghantam Bas dan ia segera membuka kasar pintu tangga darurat dan disitulah Anne berada, tak sadarkan diri dengan dosen cabul itu sedang berkutat membuka kancing baju terakhir Anne.

Kemarahan membuncah di dada Bas. "BANGSAT!!!" Bas berteriak sambil meloncati beberapa anak tangga sekaligus. Sebelum Dosen itu sempat melarikan diri, Bas sudah berada disampingnya. Ditendangnya dosen yang masih berjongkok itu hingga meringkuk kesakitan. Bas menarik kerah baju dosen itu berdiri, kemudian melancarkan tinjunya bertubi-tubi ke pipi berjanggut dosen itu. Ia tidak sadar kacamata dosen itu terjatuh dan terinjak sepatu Adidasnya. Ia tidak sadar sebuah gigi dosen itu lepas dan terpental ke lantai. Ia baru sadar ketika darah keluar dari hidung dan sudut bibir dosen itu. Bas bisa melepaskannya, atau ia bisa membunuh dosen itu sekarang, saat ini. Bas memilih melepaskannya.

Dosen itu teronggok dilantai semen tak berdaya, nafasnya seperti tersumbat di kerongkongannya dan dia tebatuk-batuk. Sementara Bas berdiri tegap di depannya, terengah-engah berusaha menahan emosinya. "Bangsat kau! Pastikan kau tidak mengajar lagi disini atau aku yang akan memastikan itu!" Bas mendengus kasar.

Bas mulai berjongkok membetulkan kancing baju Anne dengan tangan yang gemetar. Ia sering menyentuh perempuan dimasa ia menjalani kehidupan hedonis, tetapi Anne... ia bahkan takut memikirkan hal itu. Ia sangat berhati-hati jika itu menyangkut tentang Anne. Ia tidak ingin menyakiti Anne.

Setengah jam kemudian Bas sudah bersama Anne dalam Mustang merahnya menuju kediamannya di Jakarta Selatan. Ia tidak bisa mengirim Anne pulang ke asramanya karena itu asrama khusus perempuan. Ia berpikir akan lebih mudah membawa Anne ke hotel terdekat dan membiarkan Anne beristirahat disana, namun Anne mungkin akan berpikir macam-macam mengenai kejadian semalam ketika ia tidak sadar. Jadi Bas memutuskan membawa Anne pulang, toh rumahnya mirip hotel mewah juga.

 

"Anne, bangun. Anne." Bas mengguncang tubuh Anne esok paginya. Anne membuka mata perlahan dan terkejut. "Tenang, kau aman."

"Bas," mata Anne seakan-akan ingin menceritakan seseuatu pada Bas. Wajah Bas mengkhawatirkan sesuatu, apakah ada yang terjadi padanya? Anne berusaha untuk duduk dan dia meringis kesakitan.

"Anne, kau tidak apa-apa?" Bas menopang punggungnya. Satu tangannya lagi mengatur bantal-bantal dibelakang Anne dan kemudian merebahkan Anne lagi disana.

"Tangan dan kaki kiriku sakit sekali Bas. Aku jatuh dari tangga." Buku-buku jari Bas memutih, ia menyesal tidak mematahkan kaki dosen itu. "Kemudian..." suara Anne menghilang.

"Bas apakah... apakah aku..." air mata Anne turun, suaranya tercekat. Susah payah Anne menelan ganjalan yang menggumpal di tenggorokannya. Ia ingin jawaban walaupun ia takut mendengarnya. "Apakah aku diperkosa?"

Bas tersenyum, lesung pipitnya timbul tenggelam dengan cepat. "Tidak Anne, aku datang tepat pada waktunya." Bas tidak bisa menceritakan pada Anne bahwa dosen itu sudah setengah jalan menelanjanginya. Anne akan hancur berkeping-keping dan Bas yakin Anne akan melarikan diri darinya.

Dengan kelegaan, Anne menangis tersedu-sedu. Ia merasa bodoh sudah jatuh ke perangkap dosen cabul itu. Ia harusnya sudah tau bahwa dosen itu tidak berniat baik ketika ia datang lagi ke perpus dengan foto-fotonya. Bas membiarkann Anne menangis.

"Kau pingsan Anne, aku tidak membawamu ke asrama. Aku membawamu ke rumahku. Kau tenang saja, ayah ibuku hampir tidak pernah tinggal disini. Hanya ada kakakku dan pelayan. Kamarku di sebelah."

Anne menghentikan tangisnya dan mengeringkannya dengan bed cover yang menutupi tubuhnya. Ia baru sadar bahwa ini bukan asramanya, dan kalau ini asramanya Bas tidak akan berada disini, disampingnya. "Bas, aku ingin pulang. Aku belum menelpon orang tuaku kemarin dan mereka pasti khawatir."

Bas tergelak, "kupikir ada sesuatu yang penting kau harus lakukan di asrama." Bas berdiri ke meja kerja di ujung ruangan dan kembali kesamping Anne, "pakailah HP-ku kalau begitu Anne. Aku sudah memanggil tukang urut, sebentar lagi dia kemari."

Bas keluar dan membiarkan Anne mendapat ruang privasi untuk menelpon keluarganya. Bas mengabari Liam dan Dru sesampainya dia ke rumah. Liam dan Dru akan datang menjenguk Anne siang nanti. Hari ini ia memutuskan untuk bolos kuliah.

 

Teriakan Anne berkumandang di lorong-lorong rumah Bas dan itu terasa menyakitkan hati Bas. Anne sedang diurut, pastinya sakit karena Bas sudah sering diurut karena cidera olah raga.

Lyn berlari-lari kecil dalam balutan gaun tidurnya berwarna emas. Kamarnya berjarak dua kamar dari kamar Bas, ia mencari sumber suara menakutkan itu, "Bas, hewan apa lagi yang kau bawa pulang?"

"Lyn!" Bas bisa minta bantuan Lyn. "Lyn, kau tolong aku ya. Tolong lihat kedalam kondisi Anne. Sekarang, tolonglah!"

Lyn masih bingung dengan maksud adiknya, Bas. Bas mendorong Lyn masuk ke kamar yang ditempati Anne dan sepuluh menit kemudian dia keluar, tertawa. Lyn jarang tertawa. "Lyn ada apa?"

"Dia lucu sekali Bas. Kau tau dia menggeliat-geliat begitu di lantai." Lyn mencontohkan gerakan menggeliat Anne dengan tangannya dan ia tertawa lagi.

"Di lantai?"

"Ya, kata si bibi dia tidak mau kasur kita menjadi kotor karena lotion urutnya." Lyn tertawa. "Dari mana kau dapatkan dia Bas?" Lyn berusaha menelan tawanya.

Bas tertawa lega mendapati Anne tidak apa-apa, kemungkinan Anne belum pernah diurut. "Anak baru di kampus Lyn, FSRD."

"Kenapa kau tidak masuk sendiri, kamukan sudah familiar dengan tubuh perempuan." Lyn menyindir Bas, kakaknya tau kalau dulu ia sering berpesta sebagai pelarian dari absennya keberadaan orang tua mereka. "Yang ini lain ya Bas?"

Bas tergelak, "kau bisa melihatnya?"

"Aku kan psikolog. Apa yang terjadi sampai dia ada disini?" Lyn bertanya dan Bas menceritakan yang sebenarnya pada kakaknya, siapa tau Anne nanti perlu teman berbicara, mungkin kakaknya bisa membantu. Bas bisa memanfaatkan gelar psikolog cum-laude kakaknya. Lyn mengangguk penuh pengertian. "Yang kau lakukan sudah benar Bas, hanya aku khawatir tindakan brutalmu akan sampai ke mom and dad, mereka akan marah."

"Aku tidak peduli. Mom and dad bisa pulang dan menghajarku. Aku terima konsekwensinya." Bas mendengus. Ada kemarahan yang bangkit di dadanya.

"Kau tau mom and dad itu lebih sayang padamu daripada aku tau." Anne meletakkan tangannya di punggung Bas. Mereka berbicara di depan kamar Anne sambil menatap lantai bawah tempat ruang makan dan ruang keluarga berada, dua ruangan yang jarang digunakan mereka. "Mereka sering menelpon menanyakanmu. Kau tidak pernah menjawab telepon mereka sejak SMP."

Bas membuang muka, ia membenci orang tuanya. "Kalau mereka sayang pada kita Lyn, mereka akan berada disini--mengasuh kita, mencium kening kita sebelum tidur, mengurut punggung kita sambil mengatakan semuanya akan baik-baik saja." Bas menggertakkan rahangnya. Ia tidak mengerti jalan pikiran kakaknya. Mereka tumbuh sendiri seperti rumput liar--tidak, bukan--Bas lah yang tumbuh seperti rumput liar, sementara kakaknya tumbuh seperti teratai yang jauh dari lumpur.

Lyn menyentuh Bas, dilihatnya mata adiknya yang berkaca-kaca. Bas mengusir kasar air matanya dengan punggung tangannya. Lyn mengerti Bas berbeda darinya. Bas yang walaupun lelaki, ia adalah pribadi yang rapuh, Bas membutuhkan kasih sayang dan sentuhan yang tidak didapatkan darimanapun semasa kecilnya. Lyn cukup bersyukur Bas tumbuh besar dengan baik, basket benar-benar membantunya mengalihkan perhatiannya dari pergaulan bebas yang menyesatkan dan narkoba. Lyn mendekati Bas dan memeluknya.

"Kau mencintainya? Atau Anne ini mainanmu yang lain?" Pertanyaan Lyn yang memeluknya membuat Bas tertawa di rambut Lyn yang disemir pirang. Mungkin dia juga perlu psikolog untuk mendefinisikan perasaannya terhadap Anne.

Bas menatap Lyn serius. "Aku tidak tau... mungkin. Perasaanku terhadap gadis ini berbeda dari yang lain Lyn. Aku menghormatinya."

"Yah, kalau begitu selamat! Kau sudah jatuh cinta." Lyn tergelak.

"Ah~ kau Lyn, seperti orang yang tau cinta itu apa. Kau bahkan belum punya pacar." Lyn cemberut mendengar sindiran bas. Giliran Bas yang tertawa.

Liam dan Dru terlihat masuk ke ruang keluarga. Bas memanggil mereka dari lantai mezanin tempat kamar-kamar berada. "Lyn aku turun dulu ya. Aku titip Anne padamu." Bas meninggalkan Lyn.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (39)
  • markthoms

    Yg ini sudah memenuhi syarat untuk dikirim ke publisher. Coba aja thor kirim naskah nya kalo di acc kan royaltinya lumayan bisa untuk jajan. Tinggal revisi dikit trus masukin chapter pengungkapan kenapa Sean Dead udadeh selese. Tapi yg Cerita author yg baru jangan di stop. Itu juga menarik ko

    Comment on chapter Cold Boy
  • belle_123

    Aku suka banget, cuma rada bingung soalnya antara bahasa baku atau nggk. But over all aku suka

    Comment on chapter Cold Boy
  • minata123

    Cerita nya bikin nagih. Sean Panutan que

    Comment on chapter Cold Boy
  • ellevania11

    Oke gue paham kenapa nie cerita gantung dan singkat di ending. Pasti karena "kalo cerita udah komplit di web sini terus buat apa lagi di jadiin novel" pasti begitu kan thor? Sukses terus thor

    Comment on chapter Cold Boy
  • metha

    Sumpah demi bapak y biskuit khong guan yg blm prnh terungkap. W penasaran bangetz kenapa Sean mati? Ah elah thor lu g seru dah sumpah, ini perasaan thor bukan jemuran jdi tolong jgn digantung, ah penasaran!!!spoiler dong thor :( klo g coba aja tawarin ke penerbit lain y sapa tau aja diterbitkan. Soalnya menurut w sih ini keren. You did a great job!!

    Comment on chapter Mistakes
  • slazax

    I really like this!!

    Comment on chapter Cold Boy
  • lovely

    Not bad????

    Comment on chapter Cold Boy
  • yogapratama

    Berulang kali gua baca ni cerita tapi sampe skrgpun gua masih blom bisa nemuin penyebab kematian si Sean, Nah! gue juga aneh sendiri,kan gua cwo ya tapi masa gua malah penasaran sama si Sean) tpi gua si dukung ae kl ni cerita bisa jadi novel. Emg menarik ko dan masih bnyk juga kan cerita yg blom author jelaskan. Dan kl emg mau diterbitkan tinggal revisi aj ganti ke kata baku atau ngga baku Sekalian. Cuma saran dari gua sih

  • avalolly

    Kalo sya jadi Cicy pasti sya akan buat Sean masih hidup dan menjadikan dia sebagai jodoh. Memang si tdk semua cerita harus happy ending tapi sya greget aja gitu. Sya tau ko kalo tokoh nya menggunakan nama author sendiri. Sya tau persis itu semua pasti karena author Cicy ini tdk mau jika akan menimbulkan masalah karena ada pihak yang tersinggung kan? Tetap semangat author jangan mikirin Sean trus, mending urusin suamimu si kang daniel XD.
    Kalo jadiin novel lucu sih sya pribadi masih penasaran

  • jny

    Best!!

Similar Tags
Lost in Drama
39      25     0     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
Trust
40      22     0     
Romance
Kunci dari sebuah hubungan adalah kepercayaan.
Bukan kepribadian ganda
153      88     0     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
Kamu, Histeria, & Logika
599      158     0     
Romance
Isabel adalah gadis paling sinis, unik, misterius sekaligus memesona yang pernah ditemui Abriel, remaja idealis yang bercita-cita jadi seorang komikus. Kadang, Isabel bisa berpenampilan layaknya seorang balerina, model nan modis hingga pelayat yang paling berduka. Adakalanya, ia tampak begitu sensitif, tapi di lain waktu ia bisa begitu kejam. Berkat perkenalannya dengan gadis itu, hidup Abriel...
From Ace Heart Soul
8      7     0     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
NI-NA-NO
23      18     0     
Romance
Semua orang pasti punya cinta pertama yang susah dilupakan. Pun Gunawan Wibisono alias Nano, yang merasakan kerumitan hati pada Nina yang susah dia lupakan di akhir masa sekolah dasar. Akankah cinta pertama itu ikut tumbuh dewasa? Bisakah Nano menghentikan perasaan yang rumit itu?
My Teaser Devil Prince
104      62     0     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
Kisah Alya
5      5     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
I'll Be There For You
11      8     0     
Romance
Memang benar, tidak mudah untuk menyatukan kembali kaca yang telah pecah. Tapi, aku yakin bisa melakukannya. Walau harus melukai diriku sendiri. Ini demi kita, demi sejarah persahabatan yang pernah kita buat bersama.
Stars Apart
388      293     2     
Romance
James Helen, 23, struggling with student loans Dakota Grace, 22, struggling with living...forever As fates intertwine,drama ensues, heartbreak and chaos are bound to follow