Read More >>"> Blue Diamond (Game Start) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Blue Diamond
MENU
About Us  

Ruang kerja itu terlihat sangat luas. Posisi meja yang membelakangi kaca membuat penyinaran ketika siang hari tampak jelas. Peletakkan lemari yang tidak jauh dari meja memudahkan untuk mengambil dokumen ataupun laporan yang diperlukan. Terdapat juga sofa yang sangat elegan dengan sebuah meja kecil ditengah yang sangat membuat siapapun betah berlama-lama disana. Ditambah dengan lukisan yang sangat indah tergantung dari dinding ke dinding membuat suasana ruang kerja tersebut lebih terasa santai dan menyenangkan. Konon lukisan yang dipajang dapat mencerminkan kepribadian mereka yang menggantungnya. 

Terdengar suara orang mengetik di meja kerja. Tiba-tiba pintu terketuk. "Masuklah", sahutnya. 

Seorang pria separuh baya memasuki ruangan tersebut dengan membawa tumpukkan dokumen di tangannya. 

"Letakkan saja di sana.", sahutnya kembali dengan mata yang masih tertuju pada laptopnya.

"Baikllah, saya permisi."

"Mr Park, untuk masalah waktu itu apa sudah selesai?"

"Sudah bos, saya sudah merapikan semuanya. Anda tidak perlu khawatir."

"Good Mr Park, kau memang paling bisa diandalkan. Ah, untuk hari ini kau boleh pulang lebih awal."

"Terimakasih, saya permisi."

Ia mengentikan ketikannya, kemudian membuka laci meja mengeluarkan sejumlah map dan membacanya. Terlihat ia menandai beberapa kertas dengan spidol yang baru diambilnya dari kotak alat tulis.

-----

(3 hari sebelumnya)

Seperti biasa suasana kantor polisi Jenggu selalu terlihat sibuk. Semua orang saling bekerja mengurus semua tindakan kriminal yang dilaporkan. Terlihat seorang polisi yang berteriak dikarenakan tersangka pemabuk yang tidak mengaku, kemudian di ujung juga ada mereka yang berkelahi akibat berebut tempat parkir, banyaknya tindakan yang harus diseleaikan oleh pihak keplolisian membuat suasana pagi itu benar-benar seperti pasar. "Apakah Kepala Polisi belum datang?", tanya sersan Choi sambil membetulkan kacamatanya. Disaat yang bersamaan seseorang datang dengan tergesa-gesa memasuki ruangan, ia berdiri tepat di belakang sersan Choi, "Kau mencariku ?", sapa kepala polisi sambil tersenyum. "Tim Alfa cepat ikut saya.", sahutnya lagi. Keheningan terjadi selama beberapa detik, semua orang berpandangan. Bukan hal yang umum kepala polisi mengajak berkumpul pada pagi hari, apalagi di saat semua orang sedang sibuk memeriksa kasus bersama mereka yang melapor. "Apakah ada masalah serius? ", tanya seorang polisi kepada polisi lainnya. Ia hanya menangkat bahunya.
"Tunggu apa lagi, cepat", kepala polisi bergegas menuju ruang rapat. 

Setibanya disana sudah ada beberapa orang yang berkumpul, "Silahkan mulai presentasinya Detektif Min", sahut kepala polisi sambil menarik kursinya.

"Baik Pak", jawabnya sambil menampilkan beberapa foto di layar.

"Ini adalah kasus kebakaran di kedai kopi tua, kejadiannya berlangsung kemarin. Kami menemukan korban jiwa seorang gadis muda dan tidak ada korban lainnya. Nasib sial memang menimpa gadis tersebut karena lokasinya yang sepi "

"Keluarganya sudah datang? Kudengar mereka berasal dari luar kota.", sahut Kepala Polisi

"Mereka sudah di ruang interogasi sejak tadi pagi pak, Kapten Park yang akan mengurusnya.", lanjut Detektif Min

"Kebakaran ini cenderung janggal, banyak praduga yang mengatakan bahwa Penjaga kedai kopi sengaja meletakkan bahan-bahan peledak di sekitar kedai tersebut. Tidak seperti biasanya, ada saksi yang melihat bahwa sudah dua hari ini beliau meletakkan bahan-bahan tersebut di sekitar kedai kopinya. Sewaktu ditanya alasannya, beliau bercerita bahwa seminggu ini beliau mendapat teror dari seseorang. Beliau meletakkan bahan-bahan peledak tersebut guna menakuti para peneror yang mengincar kedainya. Konon katanya beliau merupakan orang yang sangat baik hati sehingga bisa dibilang tidak ada musuh yang berusaha mencelakai beliau."

"Apa yang kalian temukan pada jasad gadis tersebut?", sahut  Kepala Polisi menyela penjelasan Detektif Min.

"Sebuah permata biru." 

"Poin yang sangat bagus, masukkan itu ke barang bukti penting. Seluruh tim segera meluncur ke lokasi guna melakukan penyelidikan. Tim B hubungi semua orang yang menjadi saksi di sekitar kedai kopi tersebut. Cari informasi terkait peristiwa kebakaran tersebut."

"Baik Pak!", semua orang bergegas keluar dari ruangan dan melakukan tugasnya masing-masing.

Kepala polisi menatap dengan saksama permata tersebut sebelum akhirnya beranjak keluar.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • SusanSwansh

    Like. Salam penulis misteri. Kita limited editon di sini. ????

    Comment on chapter Memory
  • kei07

    Hai @AlifAliss thanks for your comment. sering-sering kasih masukan ya, saran dari kamu pasti sangat membantu karena saya juga baru belajar menulis :)

    Comment on chapter Warning
  • AlifAliss

    Suka. Agak aneh sih, tapi menarik. Mungkin karena baru dua chapter jadi belum terlalu jelas arah ceritanya.

    Comment on chapter Warning
Similar Tags
If...Someone
78      61     0     
Romance
Cinta selalu benar, Tempatnya saja yang salah.
Perahu Waktu
11      11     0     
Short Story
Ketika waktu mengajari tentang bagaimana hidup diantara kubangan sebuah rindu. Maka perahu kehidupanku akan mengajari akan sabar untuk menghempas sebuah kata yang bernama rindu
Memoar Damar
29      24     0     
Romance
Ini adalah memoar tiga babak yang mempesona karena bercerita pada kurun waktu 10 sampai 20 tahun yang lalu. Menggambarkan perjalanan hidup Damar dari masa SMA hingga bekerja. Menjadi istimewa karena banyak pertaruhan terjadi. Antara cinta dan cita. Antara persahabatan atau persaudaraan. Antara kenangan dan juga harapan. Happy Reading :-)
Daniel Whicker
172      122     0     
Mystery
Sang patriot ikhlas demi tuhan dan negaranya yang di khianati oleh negara dan dunia.. Dan Ayahnya pun menjadi korban kesadisan mereka...
Strawberry Doughnuts
32      26     0     
Romance
[Update tiap tengah malam] [Pending] Nadya gak seksi, tinggi juga kurang. Tapi kalo liat matanya bikin deg-degan. Aku menyukainya tapi ternyata dia udah ada yang punya. Gak lama, aku gak sengaja ketemu cewek lain di sosmed. Ternyata dia teman satu kelas Nadya, namanya Ntik. Kita sering bertukar pesan.Walaupun begitu kita sulit sekali untuk bertemu. Awalnya aku gak terlalu merhatiin dia...
Black Roses
864      435     0     
Fan Fiction
Jika kau berani untuk mencintai seseorang, maka kau juga harus siap untuk membencinya. Cinta yang terlalu berlebihan, akan berujung pada kebencian. Karena bagaimanapun, cinta dan benci memang hanya dipisahkan oleh selembar tabir tipis.
Just Me [Completed]
825      409     0     
Romance
Gadis cantik bersifat tomboy itu adalah Viola dia biasa dipanggil Ola, dibalik sifatnya yang tomboy dia menyimpan duka yang teramat dalam yang hanya keluarganya yang dia tahu dia tidak ingin orang-orang khawatir berlebihan tentang kondisinya. dia anak yang pintar maka dari itu dia bisa sekolah di Amerika, tapi karena kondisinya sekarang dia harus pindah ke Jakarta lagi semenjak ia sekolah di Ja...
Parloha
223      141     0     
Humor
Darmawan Purba harus menghapus jejak mayat yang kepalanya pecah berantakan di kedai, dalam waktu kurang dari tujuh jam.
The Friends of Romeo and Juliet
689      325     0     
Romance
Freya dan Dilar bukan Romeo dan Juliet. Tapi hidup mereka serasa seperti kedua sejoli tragis dari masa lalu itu. Mereka tetanggaan, satu SMP, dan sekarang setelah masuk SMA, mereka akhirnya pacaran. Keluarga mereka akur, akur banget malah. Yang musuhan itu justru....sahabat mereka! Yuki tidak suka sikap semena-mena Hamka si Ketua OSIS. dan Hamka tidak suka Yuki yang dianggapnya sombong dan tid...
Between Earth and Sky
31      27     0     
Romance
Nazla, siswi SMA yang benci musik. Saking bencinya, sampe anti banget sama yang namanya musik. Hal ini bermula semenjak penyebab kematian kakaknya terungkap. Kakak yang paling dicintainya itu asik dengan headsetnya sampai sampai tidak menyadari kalau lampu penyebrangan sudah menunjukkan warna merah. Gadis itu tidak tau, dan tidak pernah mau tahu apapun yang berhubungan dengan dunia musik, kecuali...