Read More >>"> Shinta (Desa Pt 3 (end)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Shinta
MENU
About Us  

Kica berdiri di hadapan Shinta sambil bersedekap. mencoba menampilkan sikap angkuh yang dianggapnya menawan, tapi aneh dilihat oleh Shinta. Shinta duduk di sebuah meja yang dipersiapkan untuk dua orang. Mera menyuruh Shinta untuk menunggu, karena ia harus mengambil kain pengganti.

"payah.." sindir Kica. Shinta yang mendengar hanya diam.

tak berselang lama Mera datang dengan beberapa lipatan Kain. ia sempat menampar wajah Kica, sebelum menarik Shinta pergi.

Shinta tak melepaskan pakaiannya, ia langsung saja berendam di tempat yang airnya bersih dan dangkal. Mera membantunya untuk mengusap tubuh dan rambut Shinta denga tumbukan daun dalam batok kelapa.

"sekali lagi maaf" Mera menatap sayu. ia kecewa.

"orang-orang disini, agak kasar ya ?"

"iya.. begitu.. dan juga bodoh. sama seperti Kica," 

"tidak perlu kecewa, Kica melakukan itu pasti ada alasannya" kata Shinta.

"alasannya paling untuk menyenangkan dirinya. Kica sangat suka Judi di desa sebelah Utara. butuh waktu hingga 5 jam untuk mencapainya dengan kuda. belum lagi jika ia isi menginap kemudian mencuri dan pindah-pindah desa lagi" Mera menunduk, ia menghentikan kegiatannya. entah kenapa, Mera merasa ada dorongan yang membuatnya ingin bercerita banyak pada Shinta.

"lihat dengan sisi yang berbeda, Kica bisa saja punya banyak teman kan ?" tanya Shinta.

"banyak musuh mungkin iya"

"selama Kica pergi, kau dimana ?" Shinta berbalik dan duduk menghadap Mera.

"aku tinggal disini, membantu orang-orang. aku tidak berani keluar desa. ku pikir mengerikan hidup bersama buronan."

"Kica seorang buronan ?, Kica seorang pencuri ?" Shinta menampakan wajah kebingungan.

"iya, kata orang di desa ini"

"memangnya orang di desa ini pernah keluar ? memang orang disini tau Kica lebih dekat dari mu ?" tanya Shinta, karena tak ada respon dari Mera, Shinta mencelupkan tubuhnya kedalam air untuk membilas rambutnya.

Shinta kembali muncul ke permukaan sambil berkata "huah....!!  jadi, dari mana orang desa tau kalau Kica itu buronan ?"

"mungkin cuma pikiran mereka" Mera tampak ragu.

"kalau tidak tau, untuk apa mereka berkata begitu ?." Shinta berkata sambil mengambil ulekan daun di batok kelapa.

"sesekali ikutlah dengan Kica, daripada kau terus menderita disini. tak ada salahnya untuk keluar dari tempat mu yang nyaman ini" Shinta memberi saran.

"apa itu boleh ?" Mera bertanya.

"orang-orang disini terlalu pandai menuduh atau mencela. jika merasa tak nyaman, pergi saja. untuk apa mempertahankan sesuatu yang membuatmu tak bahagia ?." Shinta mulai berjalan ke tempat yang kering, ia mengambil kain pengganti.

sebelum ia bersembunyi di balik pepohonan untuk mengganti pakaian, Shinta berkata. "tadi kau bilang jika Kica itu kekasih mu. menurutku, Kekasih adalah orang terdekat kedua setelah orang tua. terus.. Kekasih itu adalah hubungan dimana kalian berdua saling percaya."

"aku....tak mengerti" bisik Mera. gadis itu kini menunduk, berusaha mencerna kata-kata yang jarang ia dengarkan dari penduduk sekitar.

Mera ingat bila ia selalu tak percaya pada Kica setiap kali pulang ke Desa. Mera tak pernah berpikir untuk membantu hidupnya dan juga Kica, ia selalu bergantung pada Kica. Mera sendiri tak mengerti mengapa Kica melakukan pencurian. Kica yang kesulitan untuk mendengar perintah Mera . Kica yang mungkin tak mempercayi Mera lagi.  Mera yang otaknya di cuci dengan hasutan orang desa yang tak mengenal Kica. Mera harusnya bisa mengerti Kica. Mera harusnya dapat membantu Kica lebih dari sekedar menyembunyikan kebohongan.  

Shinta keluar dengan balutan Kain yang agak berantakan, Shinta pun teringat sesuatu yang harusnya segera ia cari "oh iya, bisa antarkan aku ke jalan utama ? mungkin dari sana aku bisa ingat letak mobil papa" 

"i-iya" Mera berjalan mendahului. ia mengingat-ngigat kembali saran milik Shinta tadi. haruskah ia turuti ?

Shinta yang mengekor, menggaruk-garuk lenganya. ia merasakan sesuatu yang kasar muncul disana.

"Mera, setelah sampai di mobil nanti. kau ambil uangku dan cepat pergi ya ?. soalnya aku tak akan lama-lama disini" pinta Shinta yang coba menutupi lengannya dengan baju basah.

"apa itu mobil ?" tanya Mera.

"kau akan lihat sesuatu yang aneh berwarna hitam di jalan nanti" jelas Shinta.

butuh waktu beberapa menit untuk menjangkau jalan utama. untungnya matahari belum sepenuhnya tenggelam sore itu, walau langit sudah berwarna kemerahan Shinta masih bisa melihat beberapa bangunan yang menjadi petunjuk ke arah Mobil Aleka.sekarang Mera mengekori Shinta, gadis yang masih basah itu berjalan begitu cepat. benda hitam yang di maksud Shinta pun muncul dari kejauhan. Aleka terlihat bersandar di kap mobil sambil memeriksa Hpnya.

"papa.. apa kau punya uang ? aku butuh uang !" Shinta meminta dan menarik-narik lengan Aleka.

"berapa ?" Aleka menatap Shinta dan Mera bergantian.

"mungkin 200 atau 300 keping perunggu" Mera mengingat-ngingat. 

"bawa ini"

"ta-tapi, ini terlalu banyak." Mera mengembalikan 5 keping dari 10 keping emas yang Aleka beri. tetapi Aleka menolak. 

"gunakan semau mu." Aleka menepuk kepala Shinta. mengkode untuk masuk kedalam Mobil.

Mera yang kebingungan kini menepi.secara bergantian Mera menatap Mobil, Shinta dan keping emas di tanggannya. rasanya seperti dapat durian runtuh. Mera akan jadi kaya !.

"terima kasih" Mera berbicara dengan tergagap. Shinta hanya mengangguk sembari melempar senyuman pada gadis desa berambut pendek di depannya.

"anu.. aku tidak tau namamu" Ucap Mera lagi.

"Shinta.. Sanjaya"  sahut gadis berambut panjang itu. ia segera masuk ke dalam mobil bersama ayahnya.

di sisi lain, seorang anak laki-laki memperhatikan gerak-gerik kedua gadis itu dari dalam toko. matanya dengan intens menatap Mera. setelah mobil hitam mulai berjalan dan beranjak dari tempat semula Mera berdiri. anak laki-laki itu keluar dengan barang belanjaan.

"kau mau mengikutinya ?" Kica tampak keluar dari toko kelontong di belakang Mera. ia membawa seikat kangkung di tangan kanannya.

"tidak. tapi..." Mera tertegun. ia berhenti sebentar untuk mengumpulkan keberanian. setelah dirasa cukup ia pun berkata" tapi bolehkah aku mengikuti mu ?! kemana pun kau pergi Kica. aku tidak peduli. aku ingin bersama mu" ucap Mera. pandangan wanita itu kini mengarah ke 10 keping emas di tangannya. "tapi sebelum itu, kita harus bayar telurnya"

"tentu Mera." Kica menarik tangan kekasihnya dan berjalan menuju tempat dimana Kica mencuri telur tadi siang.

"kau tau Mera ?, aku sangat ingin mendengar kata-kata itu tadi" bathin Kica melihat wanita yang ia sukai dari belakang. sudah lama Kica mengharapkan bisa melihat wajah tenang Mera seperti saat ini. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
BlueBerry Froze
0      0     0     
Romance
Hari-hari kulalui hanya dengan menemaninya agar ia bisa bersatu dengan cintanya. Satu-satunya manusia yang paling baik dan peka, dan paling senang membolak-balikkan hatiku. Tapi merupakan manusia paling bodoh karena dia gatau siapa kecengan aku? Aku harus apa? . . . . Tapi semua berubah seketika, saat Madam Eleval memberiku sebotol minuman.
Sendiri
6      6     0     
Short Story
Sendiri itu menyenangkan
Help Me
66      31     0     
Inspirational
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jika manusia berfikir bahwa dunia adalah kehidupan yang mampu memberi kebahagiaan terbesar hingga mereka bangun pagi di fikirannya hanya memikirkan dunia yang bersifat fana. Padahal nyatanya kehidupan yang sesungguhnya yang menentukan kebahagiaan serta kepedihan yakni di akhirat. Semua di adili seadil adilnya oleh sang maha pencipta. Allah swt. Pe...
Junet in Book
40      30     0     
Humor
Makhluk yang biasa akrab dipanggil Junet ini punya banyak kisah absurd yang sering terjadi. Hanyalah sesosok manusia yang punya impian dan cita-cita dengan kisah hidup yang suka sedikit menyeleweng tetapi pas sasaran. -Notifikasi grup kelas- Gue kaget karena melihat banyak anak kelas yang ngelus pundak gue, sambil berkata, "Sabar ya Jun." Gue cek grup, mata gue langsung auto terbel...
Ellipsis
34      24     0     
Romance
Katanya masa-masa indah sekolah ada ketika kita SMA. Tidak berlaku bagi Ara, gadis itu hanya ingin menjalani kehidupan SMAnya dengan biasa-biasa saja. Belajar hingga masuk PTN. Tetapi kemudian dia mulai terusik dengan perlakuan ketus yang terkesan jahat dari Daniel teman satu kelasnya. Mereka tidak pernah terlibat dalam satu masalah, namun pria itu seolah-olah ingin melenyapkan Ara dari pandangan...
Renafkar
106      56     0     
Romance
Kisah seorang gadis dan seorang lelaki, yakni Rena dan Afkar yang sama-sama saling menyukai dalam diam sejak mereka pertama kali duduk di bangku SMA. Rena, gadis ini seringkali salah tingkah dan gampang baper oleh Afkar yang selalu mempermainkan hatinya dengan kalimat-kalimat puitis dan perlakuan-perlakuan tak biasa. Ternyata bener ya? Cewek tuh nggak pernah mau jujur sama perasaannya sendiri....
The Reason
178      71     0     
Romance
"Maafkan aku yang tak akan pernah bisa memaafkanmu. Tapi dia benar, yang lalu biarlah berlalu dan dirimu yang pernah hadir dalam hidupku akan menjadi kenangan.." Masa lalu yang bertalian dengan kehidupannya kini, membuat seorang Sean mengalami rasa takut yang ia anggap mustahil. Ketika ketakutannya hilang karena seorang gadis, masa lalu kembali menjerat. Membuatnya nyaris kehilan...
The Puzzle
25      19     0     
Fantasy
Banyak orang tahu tentang puzzle, sebuah mainan bongkar-pasang untuk melatih logika. Namun berbeda dengan puzzle yang dimiliki Grace, awalnya Grace hanya menganggap puzzle yang dimilikinya sama seperti puzzle yang dimiliki orang lain. Dia sering memainkan puzzle itu sejak kecil tapi setelah dia dewasa, puzzle itu mulai memunculkan teka-teki baginya. Grace heran saat ayahnya benar-benar menjaga pu...
November Night
7      7     0     
Fantasy
Aku ingin hidup seperti manusia biasa. Aku sudah berjuang sampai di titik ini. Aku bahkan menjauh darimu, dan semua yang kusayangi, hanya demi mencapai impianku yang sangat tidak mungkin ini. Tapi, mengapa? Sepertinya tuhan tidak mengijinkanku untuk hidup seperti ini.
Teman
21      15     0     
Romance
Cinta itu tidak bisa ditebak kepada siapa dia akan datang, kapan dan dimana. Lalu mungkinkah cinta itu juga bisa datang dalam sebuah pertemanan?? Lalu apa yang akan terjadi jika teman berubah menjadi cinta?