Read More >>"> The Eternal Love (BAB 24 ~ Pembuktian Takdir ~) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Eternal Love
MENU
About Us  

Jakarta, 20 Maret 2020  22:25:08

Bougenville Hospital

Mata Hazel terbuka saat menyadari suara keributan diluar sana. “Natasha, Iriana, Oza, Samuell, dan juga … Zaidan?” Hazel mengabsen orang-orang yang berdiri mengelilinginya didalam sebuah ruangan rumah sakit. “Zaidan?” Hazel menyeritkan keningnya. Lekas bangkit dan mendudukan bokongnya senyaman mungkin.

Samuell terdengar membisikan sesuatu ditelinga Zaidan. “Bukankah dia wanita yang kita temui di perpustakaan Depok dulu?”

Zaidan mengangguk.

“Ada dimana aku sekarang?” tanya Hazel setelah mendengar bisikan Samuell membicarakan dirinya. “Masa lalu atau masa depan?”

Semua kening menyerit, kecuali Zaidan yang masih mematung memandangi tubuh lemah perempuan didepannya. “Lebih tepatnya dimasa sekarang, 2020.”

 “Lalu dimana ayahku sekarang?”

Oza dan Iriana saling berpandangan dengan mata sendu. “Adipati––”

“Ada apa dengan ekspresi wajah kalian?’ tanya Hazel tak sabar. Menelisik semua ekspresi orang-orang diruangan itu bergantian. “Ti-tidak mungkin kalau ayah …” Hazel menggigit bibir bawahnya dan menghela nafas berat. Dia tak suka keadaan ini. Tapi dia tak bisa apa-apa, apalagi kalau harus melawan dan merubah takdir.

Semua orang mengangguk sedih.

Rasa kacau, khawatir, dan ketakutan menjadi satu dalam satu ruangan. Sementara Hazel sama halnya dengan yang lain atau malah lebih buruk. Terlihat jelas saat perempuan itu meremas tangannya sendiri dengan kencang berkali-kali. Atau menggigit bibirnya sampai berdarah dan robek. Rongga udara diparu-parunya terasa menipis––sesak, bertepatan dengan meluruhnya cristal bening dipelupuk matanya.

Hazel bangkit dari ranjangnya. Berjalan perlahan keluar ruangan setelah berhasil menyingkirkan tangan-tangan yang terus berusaha menahannya. Air matanya sudah tak terelakan sama sekali. Bibirnya bergetar dan dadanya bergerak naik-turun––sesegukan. Hazel melangkah gontai mencari-cari ruangan dimana jasad ayahnya berada. “Tidak.”

Hazel memukul dada Adipati kesal. Tak rela membiarkan sang ayah pergi begitu saja. Andai nafasnya masih tersisa, sudah pasti Adipati membalas pukulan sang putri dengan cubitan kecil dipipi chubby-nya. Seperti yang sering mereka lakukan, Adipati selalu senang saat Hazel marah atau merajuk sambil memukuli tubuhnya seperti ini.

“Ayah, bangun!” teriak Hazel kesal. “Jangan bermain-main denganku. Bangun sekarang atau Hazel tinggal selamanya dimasa depan!” Ancaman Hazel terdengar cukup berani, berharap sang ayah bangun untuk menahannya pergi seperti sebelumnya.

Kali ini Hazel benar-benar membenci dirinya sendiri. Andai saat itu dia tidak menerima tawaran Zaidan untuk tetap tinggal dimasa depan, sudah pasti dia tidak akan kehilangan Adipati secepat ini. Beberapa hari tinggal di masa depan, berefek kehilangan waktu dan jejak kehidupannya selama setahun dimasa sekarang. Terdengar membingungkan memang, Hazel sendiri masih tidak percaya setelah Adipati menceritakan apa yang terjadi ditahun 2019 setelah kepergian Hazel.

“Zel––”

“Brengsek!” teriak Hazel sambil menubruk tubuh jangkung Zaidan yang baru saja membuka suara untuk berbicara dengannya. “I hate you!”

Zaidan menahan kedua lengan Hazel. “Maaf, Zel. Tapi kita harus berbicara tentang––”

“Andai saat itu kau tak memintaku tinggal lebih lama dimasa depan, sudah pasti aku tak akan kehilangan momen setahun dimasa lalu. Walaupun ayah harus meninggal ditahun 2020 seperti yang kau ucap kala itu, setidaknya aku masih punya waktu satu tahun untuk berbahagia dengannya. Tapi apa yang aku dapat dari pengorbanan satu tahun? Kau membuatku jatuh cinta padamu, kemudian memintaku untuk kembali ke masa lalu, dan meminta untuk merubah masa depan dengan tidak mencintaimu.”

Zaidan membawa tubuh Hazel kedalam dekapannya. Membiarkan tangan mungil itu terus memukul dadanya guna melampiaskan kekesalannya. “Maafkan aku.”

“Kau hanya memikirkan perasaaanmu sendiri. Kau fikir hanya kamu yang memiliki cinta? Aku juga mencintaimu, Zaidan. Aku juga ikut merasakan sakitnya harus melupakan orang yang aku cintai.” Hazel menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Zaidan. Merutuki takdir kelam yang mau tak mau harus ia terima.

 

~~~@~~~

Grand Residence Jakarta, 2020

Beberapa hari setelah kematian Adipati

 “Jadi kau belum tahu alasan kenapa kau bisa pergi ke masa depan?” Zaidan menaikkan satu alisnya.

Benar. Hazel baru sadar kalau dia belum memecahkan teori kenapa dia bisa pergi ke masa depan. Dia hanya manusia biasa, bukan alasan khusus baginya bisa menjadi orang terpilih yang bisa pergi ke masa depan. Dan jika ada orang lain dibalik semua itu, jelas Hazel perlu tahu tujuan utama seseorang menarik Hazel pergi ke masa depan.

“Oke. Jika kemarin kau bisa pergi ke masa depan, sekarang aku akan membawamu ke masa lalu.” Ujar Zaidan seraya menarik tangan Hazel memasuki sebuah ruangan.

’Brain. Adalah tulisan yang Hazel lihat di depan pintu rahasia. Sebuah ruangan yang sebelumnya belum pernah Zaidan tunjukan pada siapapun termasuk Hazel. Dan ruangan ini terletak didalam ruang kerja Zaidan, tepatnya dibelakang rak buku yang menjulang tinggi. Hazel terkejut bukan main saat melihat sesuatu bergerak didepan matanya.

Hazel mengembuskan nafasnya. “This is real?” gumamnya setelah berhasil memasuki ruangan yang cukup luas itu.

Seperti judulnya, Z’Brain, ruangan itu terlihat seperti otak manusia jenius. Zaidan Abriana adalah salah satu orang yang memiliki IQ tinggi, wajar jika dirinya membuat studio pribadi yang terlihat unik dan memukau seperti ini. Studio itu dibuat sesuai dengan apa yang ada diotak Zaidan atau disingkat Z’Brain. Dan dari semua koleksi dan benda-benda yang ada disana, hampir semua didominasi oleh hal-hal yang berkaitan dengan Hazel. Semua itu membuktikan bahwa fikiran Zaidan memang dipenuhi dengan Hazel.

Sebuah bingkai foto ukuran besar menempel didinding dilengkapi note dibagian pojok bawah. Zaidan berhasil mengabadikan foto seorang anak kecil berseragam SD yang tengah menangis dibawah pohon besar didekat gedung sekolah. Dan sosok gadis cantik itu tak lain adalah diri Hazel setelah kasus penculikan yang dialaminya tahun 2004 lalu. Hazel ingat betul kalau foto itu diambil setelah dirinya berhasil kabur dari orang-orang yang selalu meremehkannya disekolah. Dan satu hal yang membuat perasaannya menciut saat membaca sebuah catatan dibawahnya.

“Takdir telah mempertemukan kita diwaktu yang salah.” - ZA -

Foto berikutnya diambil setelah Hazel menduduki bangku SMP. Disana wajah Hazel terlihat menyedihkan, dia berjalan kaki sambil menenteng sepasang sepatu kets. Hari itu adalah hari ulang tahunnya, namun salah satu genk yang terkenal dengan kejahilannya tega melakukan tindakan bullying terhadap Hazel. Tubuhnya dipenuhi lumpur dan pecahan telur busuk, seragamnya terlihat kacau dengan beberapa sobekan, dan kedua matanya terlihat sembab karena terlalu banyak mengeluarkan air mata. Dan satu hal yang telah ia lupakan yaitu fakta bahwa Zaidan-lah sosok yang mengirim seorang anak kecil yang membawa sapu tangan dan sepasang sepatu pria.

"Karena tak bisa menggendongnya. Jadi, aku pulang bertelanjang kaki demi Cinderella yang sudah kehilangan sepatu kaca.” - ZA -

Tak banyak orang tahu kalau seorang Zaidan juga memliki bakat terpendam dibidang seni dua dimensi, seperti melukis dan fotografi. Kali ini dia mengetahui rahasia kecil namun besar maknanya. Hazel ingat betul, hari itu dia mendapatkan hadiah ulang tahun dari seseorang yang mengaku sebagai penggemar. Seseorang memberinya sneakers putih dengan kertas kecil bertuliskan ‘Fight Yourself!’. Dan sejak hari itu dia memutuskan untuk melawan dirinya sendiri, terutama dengan melawan sosoknya yang dulu terkenal lemah dan introvert.

Hazel tiba-tiba terkekeh geli saat melihat foto dirinya dengan setelan training berwarna biru cerah dilengkapi dengan sepatu pemberian sang penggemar beberapa hari sebelumnya. Saat itu dia berdiri dikelilingi lima orang anak laki-laki seragam SMA. Zaidan berhasil menangkap adegan saat Hazel mengayunkan tendangan kakinya kearah anak laki-laki yang mencoba menggodanya saat itu.

“Awalnya aku memberikan sepatu itu karena terakhir kali melihatmu pulang bertelanjang kaki dengan wajah menyedihkan. Tapi sekarang aku mau berterima kasih, karena kau telah memanfaatkan sepatu itu untuk menendangnya—mewakiliku.” - ZA -

Senyum diwajahnya terlihat mencair setelah berhasil memutar video berisi kumpulan foto candid Hazel dari kamera Zaidan. Dimulai sejak pertemuan mereka diperpustakaan Depok, caffe tempatnya bekerja paruh waktu, kampus, taman, pantai, bioskop, pameran foto, dan toko buku. Dan dari banyaknya foto disana, Zaidan lebih banyak memotret punggung Hazel saat wanita itu tengah sibuk memotret objek didepannya. Hingga slide terakhir terdapat sebuah catatan yang sebelumnya pernah Hazel temukan pada salah satu postingan Zaidan dimedia social.

“Kamu terlalu sibuk mengabadikan keindahan yang bisa dilihat siapa saja. Dan aku membantumu mengabadikan sosokmu yang tengah memotret keindahan itu. Karena apa? Karena hanya aku satu-satunya yang bisa melihat sesuatu yang paling indah dari objek manapun yang kamu ambil. Aku melihat sesuatu yang indah dalam dirimu.” - ZA -


 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (5)
  • Khadijah

    Wah, bagus nih. Serasa baca novel thiller Amerika. Kalo difilmkan ini keren, baru setengah jalan padahal, gak sabar kelanjutan ceritanya.

  • Dewi_One

    Nice... Wahh daebakkk

  • Dewi_One

    Gak sabar nunggu kelanjutannya. hihi

  • Nick_Judi87

    Plot twist nih, keren. Semangat nulisnya. Ditunggu kelanjutan ceritanya. Good Luck.

  • dede_pratiwi

    nice prolog, cant wait next episode

Similar Tags
Operasi ARAK
13      13     0     
Short Story
Berlatar di zaman orde baru, ini adalah kisah Jaka dan teman-temannya yang mencoba mengungkap misteri bunker dan tragedi jum'at kelabu. Apakah mereka berhasil memecahkan misteri itu?
ATHALEA
35      25     0     
Romance
Ini cerita tentang bagaimana Tuhan masih menyayangiku. Tentang pertahanan hidupku yang akan kubagikan denganmu. Tepatnya, tentang masa laluku.
in Silence
7      7     0     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
What If I Die Tomorrow?
8      8     0     
Short Story
Aku tak suka hidup di dunia ini. Semua penuh basa-basi. Mereka selalu menganggap aku kasat mata, merasa aku adalah hal termenakutkan di semesta ini yang harus dijauhi. Rasa tertekan itu, sungguh membuatku ingin cepat-cepat mati. Hingga suatu hari, bayangan hitam dan kemunculan seorang pria tak dikenal yang bisa masuk begitu saja ke apartemenku membuatku pingsan, mengetahui bahwa dia adalah han...
Ketika Cinta Bertahta
9      9     0     
Short Story
Ketika cinta telah tumbuh dalam jiwa, mau kita bawa kemana ?
Kuburan Au
483      356     3     
Short Story
Au, perempuan perpaduan unik dan aneh menurut Panji. Panji suka.
Kala Saka Menyapa
335      176     0     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...
Hanya Untukku Seorang
30      23     0     
Fan Fiction
Dong Hae - Han Ji bin “Coba saja kalo kau berani pergi dariku… you are mine…. Cintaku… hanya untukku seorang…,” Hyun soo - Siwon “I always love you… you are mine… hanya untukku seorang...”
HAMPA
10      10     0     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...
Harmonia
121      76     0     
Humor
Kumpulan cerpen yang akan membuat hidup Anda berubah 360 derajat (muter ke tempat semula). Berisi tentang kisah-kisah inspiratif yang memotivasi dengan kemasan humor versi bangsa Yunani. Jika diterbitkan dalam bentuk cetak, buku ini akan sangat serba guna (bisa untuk bungkus gorengan). Anda akan mengalami sedikit mual dan pusing ketika membacanya. Selamat membaca, selamat terinspirasi, dan jangan...