Read More >>"> Love Rain ([26]) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Rain
MENU
About Us  

Esok paginya, aku bangun terlalu awal karena terus mengingat janji kencanku dengan Ahn Tae Young. Di kamar mandi, aku terlalu lama membersihkan diri. Memilih pakaian pun tak cukup setengah jam. Hal itu, membuatku menyayangi mengapa toko pakaian tak buka dua puluh empat jam saja, karena seharusnya tadi malam aku pergi ke sana dan membeli pakaian yang bagus untuk kencan hari ini—aku mengingat ini setelah berpisah dengan Ahn Tae Young di stasiun kereta bawah tanah dan saat itu jam sudah menunjukkan pukul dua belas, yang mana toko-toko pakaian tak mungkin masih buka.

Selama ditemani dengan lagu Summer Night You and I milik Standing Egg yang mengudara dari pengeras suara ponselku, satu per satu pakaian bagusku dari dalam lemari kukenakan, berkaca sejenak, seakan sedang menilai pakaian itu di tubuhku, apakah cocok atau tidak. Bila pakaian itu tak cocok di tubuhku, aku akan menggantinya dan mencoba pakaian yang lainnya.

Pada akhirnya, long sleeve merah jambu dan rok pendek denim yang memiliki empat kancing tersusun menurun di tengahnya menjadi pilihanku. Ujung long sleeve sengaja kumasukkan ke dalam rok agar tampak lebih modis. Aku pun berputar-putar sejenak, memeriksa belakang pakaianku melalui cermin. Usai itu, aku tersenyum puas.

Secepatnya aku mengambil kotak rias di atas rak. Aku mendandani wajahku di depan cermin. Kurasa pun, hari ini adalah hari terlama aku berdandan karena aku mendandani diriku dengan amat hati-hati. Aku takut bila bedak di wajahku tak rata, atau garis mata yang kubuat sendiri ini akan jelek karena terburu-buru.

Di sela-sela aku berdandan, aku menyempatkan diri untuk melihat jam di layar ponselku. Lagu Summer Night You and I masih setia mengalun dan kupikir ini sudah keduapuluh kalinya lagu itu diputar di ponselku. Oh, sekarang sudah pukul sembilan lewat dua puluh lima!

Jadi, aku segera menghentikan acara merias wajah saat dirasa sudah pas. Aku pun merapikan rambut, lalu mengambil tas selempang berwarna krem. Saat di depan pintu dan akan memakai alas kaki, kupilih flat shoes, karena kupikir kakiku akan cepat lelah bila mengenakan wedges dan aku tak ingin mengganggu acara kencanku dengan Ahn Tae Young hari ini hanya karena harus berhenti di setiap waktunya untuk mengistirahatkan kakiku.

Sembari tersenyum ringan, aku pun keluar dari bangunan goshiwon. Aku berjalan beberapa menit menuju stasiun kereta bawah tanah. Sesampainya di sana, aku telah ketinggalan kereta. Hal itu membuatku harus menunggu kereta selanjutnya datang. Seraya duduk di bangku peron, aku memeriksa jam di arlojiku. Sudah hampir pukul sepuluh! Ya ampun, kereta selanjutnya bahkan akan datang sepuluh menit lagi. Sudah dipastikan aku akan sampai di tempat janjian kami lewat dari pukul sepuluh.

Agar aku tak merasa begitu bersalah dengan Ahn Tae Young karena harus menungguku, aku pun langsung mengiriminya pesan singkat.

Aku: Tae Young-ah, maafkan aku. Aku datang agak telat. Sekarang aku sedang menunggu kereta selanjutnya tiba.

Beberapa detik kemudian, pesan dibalas oleh pemuda itu.

Si Tampan Dari Gunpo: Tak apa. Aku juga sedang menuju toko kopi. Oh ya, di luar sedang hujan. Kau bawa payung?

Aku: Sedang hujan? Aku tidak membawa payung.

Si Tampan Dari Gunpo: Ya ampun, seharusnya aku mengembalikan payungmu tadi malam! Aku akan kembali ke stasiun untuk menunggumu.

Aku: Tidak usah. Aku bisa menyusulmu kok. Kau tunggu saja di sana.

Ahn Tae Young pun tak lagi membalas pesanku. Aku hanya bisa menghela napas pendek, tak habis pikir dengan apa yang ia lakukan. Ia pasti sudah menungguku di stasiun selanjutnya. Pemuda itu terlalu baik, begitulah. Dan memikirkan itu, pipiku rasanya terpanggang, sudut bibirku serta-merta tertarik. Aku pun amat menyukai semua perlakuannya itu terhadapku.

Aku mengangkat pinggang dari bangku saat tahu kereta datang dan masuk ke dalam salah satu gerbong. Selama kereta bergerak, aku menerka-nerka tentang ucapannya tadi malam. Katanya, ada yang ingin ia katakan padaku dan itu sudah sangat lama ingin ia sampaikan. Jadi, kata-kata apa itu? Mengapa harus mengatakannya di hari ini… hari kencan kami? Apakah itu kata-kata yang termasuk ke dalam pernyataan…

Oh, ya ampun! Mengapa aku senang sekali berkhayal? Tapi… memangnya kata-kata apalagi yang ingin ia ucapkan selain kata-kata yang kumaksud itu. Ia bahkan mendadak mengajakku pergi kencan. Ya, kencan.

Aku tak bisa berhenti menahan degupan di jantungku, bersama pipi yang bersemu dan senyum yang berusaha kusembunyikan dari orang-orang di sekitarku. Jantungku bahkan semakin berdegup kencang setelah kereta mengantarkanku ke tempat persinggahan, ujung-ujung jemariku terasa sejuk saat menjejakkan kaki di peron. Aku pun berhenti sejenak di dekat bangku stasiun, pandanganku segera menyapu sekitar, mencari sosok pemuda manis yang katanya akan menungguku di sini. Tapi aku sama sekali tak menemukan sosok itu.

Barangkali ia menunggu di luar stasiun, oleh karena itu aku pun segera mungkin keluar dari stasiun. Aku kembali mencarinya di bawah atap halaman stasiun ini. Di seberangku hujan mengguyur permukaan bumi. Aku masih tak menemukannya. Ke mana ia sebenarnya? Apa ia tak jadi menungguku di sini? Oh, ya, mungkin Ahn Tae Young ada mengirimiku pesan singkat, memberitahuku tentang alasan ia tak jadi menungguku.

Namun, saat aku memeriksa ponsel, tak ada satu barang pun pesan yang masuk. Kucoba mengirimi ia beberapa pesan, dan aku tak mendapatkan balasan darinya. Aku bahkan sempat meneleponnya, nomor teleponnya tak aktif. Sejenak aku terdiam, memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Ahn Tae Young.

Apa mungkin ponselnya kehabisan baterai dan ia sedang menungguku di toko kopi itu sekarang karena menuruti isi pesan singkat terakhir dariku?

Tanpa berpikir panjang lagi aku meninggalkan halaman stasiun, membiarkan tubuhku digempur hujan. Aku tak ingin membuat pemuda itu menungguku terlalu lama. Kulewati beberapa gang kecil menuju ke toko itu sebagai jalan pintas dengan berlari. Aku pun sampai ke toko tersebut dengan keadaan basah. Dari luar jendela toko, keadaan di dalam sana tampak sepi. Hanya ada beberapa pengunjung di sana, serta dua orang pelayan. Di antara orang-orang yang ada di sana, aku sama sekali tak melihat Ahn Tae Young.

Untuk memastikannya, aku langsung masuk ke dalam toko. Sambil berjalan mendekati konter, pandanganku menyapu sekitar ruangan. Namun, tak satu pun kursi yang ditempati Ahn Tae Young.

Oh, Ahn Tae Young. Ke mana perginya kau?[]

How do you feel about this chapter?

0 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Stay With Me
8      8     0     
Romance
Namanya Vania, Vania Durstell tepatnya. Ia hidup bersama keluarga yang berkecukupan, sangat berkecukupan. Vania, dia sorang siswi sekolah akhir di SMA Cakra, namun sangat disayangkan, Vania sangat suka dengan yang berbau Bk dan hukumuman, jika siswa lain menjauhinya maka, ia akan mendekat. Vania, dia memiliki seribu misteri dalam hidupnya, memiliki lika-liku hidup yang tak akan tertebak. Awal...
Let Me Go
307      249     4     
Short Story
BUNGA DESEMBER
4      4     0     
Short Story
Sebuah cerita tentang bunga.
The Bet
331      129     0     
Romance
Di cerita ini kalian akan bertemu dengan Aldrian Aram Calton, laki-laki yang biasa dipanggil Aram. Seperti cerita klise pada umumnya, Aram adalah laki-laki yang diidamkan satu sekolah. Tampan? Tidak perlu ditanya. Lalu kalau biasanya laki-laki yang tampan tidak pintar, berbeda dengan Aram, dia pintar. Kaya? Klise, Aram terlahir di keluarga yang kaya, bahkan tempatnya bersekolah saat ini adalah mi...
Satu Koma Satu
234      94     0     
Romance
Harusnya kamu sudah memudar dalam hatiku Sudah satu dasawarsa aku menunggu Namun setiap namaku disebut Aku membisu,kecewa membelenggu Berharap itu keluar dari mulutmu Terlalu banyak yang kusesali jika itu tentangmu Tentangmu yang membuatku kelu Tentangmu yang membirukan masa lalu Tentangmu yang membuatku rindu
Grey
4      4     0     
Romance
Silahkan kalian berpikir ulang sebelum menjatuhkan hati. Apakah kalian sudah siap jika hati itu tidak ada yang menangkap lalu benar-benar terjatuh dan patah? Jika tidak, jadilah pengecut yang selamanya tidak akan pernah merasakan indahnya jatuh cinta dan sakitnya patah hati.
When I Was Young
105      66     0     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
A D I E U
44      38     0     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.
Adelaide - He Will Back Soon
36      17     0     
Romance
Kisah tentang kesalah pahaman yang mengitari tiga insan manusia.
Cinta Datang Tanpa Menyapa
4      4     0     
Short Story
Setelah Reina menolong Azura, dia mendapat kesempatan untuk kuliah di Jepang. Kehidupanya selama di Jepang sangat menyenangkan sampai hari dimana hubungan Reina dengan keluarga Azura merenggang, termasuk dengan Izana.salah satu putra Azura. Apa yang sebenarnya terjadi? dan mengapa sikap Izana berubah?