Read More >>"> SATU FRASA (0.2 Pertemuan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - SATU FRASA
MENU
About Us  

Dia adalah, Alvino Adilan Sabilal

Aretta dkk serempak menoleh lalu membulatkan mata mereka.

Bagaimana reaksi mereka tidak begitu. Pasalnya mereka tau betul bahwa Alvino adalah cowok yang dingin dan jutek, terkecuali pada teman-teman dekatnya.

Yang ada dibayangan Aretta saat ini hanya satu yaitu. Saat Aretta mengembalikan jas'nya maka Alvino akan membuangnya dan menginjaknya. Ah itu mungkin terlalu berlebihan.

Aretta kembali menatap cowok tadi, yang diikuti oleh kawan-kawannya "Lo gila, kenapa ga ngomong sama gue kalo ini punya dia!" ocehnya sambil melirik sinis

"Ma-maaf, abis tadi pagi lo langsung lari sih"

"Yeh malah nyalahin Aretta lagi lo" sahut Kayla. Membuat semua mata melihatnya "Aretta emang salah Kayla ku sayang" ucap Kyna sambil tersenyum kesal.

"Udah deh Ta, balikin aja nanti lo jelasin sejelas-jelasnya ke dia" saran Teya

Aretta masih terdiam seperti memikirkan sesuatu.

"Lo!" seru Teya mengagetkan cowok tadi "Bantuin Aretta buat jelasin"

Cowok tadi menelan ludahnya saat melihat wajah Teya "Iya Te-teya" ucapnya yang membuat Teya mengangkat kerah bajunya "Apa lo bilang Teteya!"

Kayla sontak membantu Kyna untuk melepaskan tangan Teya dari kerah baju cowok tadi.

"Tey santai oke." ucap Kyna sambil menepuk-nepuk pundak Teya.

"Teya bukan Teteya, ngerti lo!" kali ini Teya menegaskan sambil menyilang tangannya

"Iya maaf Te-ya" ucap cowok tadi susah payah.

"Tapi kalo dipanggil Teteya lucu juga kayanya" ucap Kayla sambil mengusap-usap dagunya seakan apa yang baru dia ucapkan adalah hal yang benar.

"Ah udah kenapa jadi ngomongin Teteya" Aretta mengakhiri sebelum Teya membalas Kayla.

Kemudian Aretta melirik sebentar Alvino yang sedang duduk sambil mengelap keringat sehabis bermain basket, mengerjapkan matanya dua kali lalu menghela nafas sebelum melangkah maju mendekati Alvino yang tentunya dibuntuti oleh cowok tadi, sedangkan yang lainnya tetap menunggu disini.

Aretta mendorong cowok tadi saat dia hampir sampai didepan Alvino. Yang nampaknya terlalu kencang atau cowok tadi memang terlalu lemas? hingga dia menginjak sepatu Alvino.

Aretta membulatkan matanya lalu menarik cowok tadi agar berdiri disamping'nya, dan menelan ludahnya sebelum dia bicara.

"Lo Alvino kan?" bodohnya Aretta malah menanyakan namanya padahal sudah pasti dia adalah Alvino.

"Mmm, maksut gue ini jas lab lo" Aretta menjulurkan jas lab yang ada di tangannya

"Jadi ceritanya tadi pagi, gue pinjem ini sama dia" ucap Aretta sambil menunjuk cowok yang ada disampingnya. "Terus pas praktek, lo tau Sonya si singa. Dia tiba-tiba numpahin pewarna ke jas lab lo ini dan akibatnya jas lo jadi warna biru dan gue minta maaf banget sama lo karena gabisa jaga jas lab lo dengan baik, gue janji gue akan gan-"

"Ga perlu" jawab Alvino singkat, memotong penjelasan Aretta. Lalu pergi sambil membawa tasnya meninggalkan Aretta begitu saja.

Aretta menyipitkan matanya "What?- Duh pasti dia marah ya?"

"Maaf ya Aretta, nanti gue bilangin Alvino deh ya," ucap cowok tadi.

"Ga gaperlu, biar gue aja nanti. Makasih ya." ucap Aretta lalu kembali ke teman-temannya.

Berjalan sambil menggaruk tengkuknya bingung.

"Ta gimana, ko jasnya masih sama lo?" tanya Kayla.

"Dia bilang ga perlu" sahut Aretta

"Pasti dia marah sama lo"

"So tau lo kay!" perotes Teya

"Yaudah besok aja deh minta maafnya, kantin yu laper" pinta Kyna yang di iya'kan ketiga temannya. 

 

                                                                                                                                 ????

 

Alvino duduk di depan Ravin yang sedang mengunyah kacang goreng. Ravin si keledai kata teman-temannya. Suka menebar pesona karena dia memang mempunyai tampang yang mendukung.

"Lama banget naro tasnya, kaya dapetin hati cewe lama." ucap Ravin sambil kembali memasukan kacang goreng kedalam mulutnya.

"Pasti lo dikelas, pake body lotion dulu kan No," sahut Theo. Orang yang sering membuat suasana ramai karena kelucuannya. Dia biasa dipanggil yoyo.

"Gaboleh berburuk sangka. Siapa tau tadi Vino dikelas ngapalin rumus jajar genjang dulu. Biar kalo ketemu Bu Ineke dia bisa langsung jawab tanpa ditanya". Kali ini oceh Amzar. Cowok terpintar- Diantara mereka berempat.

"Ga jelas" sahut Alvino, begitulah dia hanya sepatah kata yang biasa dia ucapkan. Namanya juga cowok dingin.

"Jahat aku di bilang gajelas." ucap Theo sambil memainkan ponselnya.

"Si tolol" sahut Ravin.

Tak lama dari itu suara berisik mulai terdengar. Pantas saja berisik. Ternyata Sonya dkk mulai memasuki kantin. Berjalan ke arah dimana Alvino dkk duduk.

"Boleh gabung kan?. Boleh dong" pinta Sonya, dan tanpa disuruh diapun menarik bangku dan duduk disamping Alvino.

Dua detik kemudian. Alvino berdiri. "Gue kelas." ucapnya lalu menghilang dari kantin. Dia melakukan itu karena dia tidak suka jika Sonya ada didekatnya. Rasanya dunia'nya tak lagi tentram.

"No, tapi aku baru dateng!" protes Sonya dengan tatapan sebal.

"Lo fikir dia peduli?" ucap Ravin meledek Sonya. Lalu berdiri dan meninggalkan kantin bersama kedua temannya.

"Jahat tau ga si" ucap Adora lalu duduk ditempat yang tadi Amzar duduki.

Begitulah Sonya, selalu berusaha mendekati Alvino sejak kelas sebelas. Dan menyedihkannya Alvino tidak pernah melihatnya. 

 

                                                                                                                                              ????

 

Pagi menjelang siang, suara bell istirahat mulai terdengar. Hari ini Aretta bertekad untuk meminta maaf pada Alvino.

Dia menarik Kyna untuk pergi kekantin dan membeli sebuah minuman susu putih untuk Alvino. Entah kenapa dia memilih susu putih, mungkin karena kebanyakan cowo tinggi seperti dia memang suka minum susu putih ketimbang susu cokelat. Pikir Aretta.

Aretta mendapati Teya dan Kayla yang sudah mengetahui dimana Alvino sekarang.

"Ta lo yakin dia suka susu?" tanya Kayla

Aretta melirik Kayla lalu bergantian melirik botol susu yang ada di tangannya dan kemudian menggelengkan kepalanya.

"Ah udah coba dulu gih!" seru Teya lalu mendorong Aretta agar berjalan mendekati Alvino yang sedang duduk didekat pohon bersama kawanan'nya.

Setelah Aretta menapaki kakinya didepan mereka. Alvino dkk berhenti tertawa dan menatapnya.

"Hai semua!" sapanya sambil melambaikan tangan.

Ravin menyenggol tangan Amzar lalu membisikan sesuatu "Aretta cantik banget, gue ajak kenalan ya?" ucapnya lalu Amzar mencubit perutnya "Gila!"

"Hai Aretta" sapa Theo sambil tersenyum cengengesan.

"Kan gue keduluan." ucap Ravin tidak besar tapi masih bisa Aretta dengar. Dan dia hanya tersenyum kecil lalu melangkah sedikit untuk mendekati Alvino yang sedang mengikat tali sepatu.

"Alvino, ini buat lo" ucapnya lalu menyodorkan botol minuman tadi.

Ravin, Amzar dan juga Theo sontak saling melirik. Sedangkan Alvino, dia menghentikkan gerakan'nya-melirik botol itu lalu Aretta tapi dia hanya diam.

"Ini sebagai permintaan maaf gue soal jas lab lo." jelas Aretta sambil sedikit mengoyak botol susu tadi.

"Gue ga suka susu putih." ucap Alvino, kembali mengikat tali sepatunya lalu melangkah menuju kelas seakan Aretta tidak ada dihadapannya.

Aretta menarik nafasnya "Eh lo mau kemana!" seru Aretta membuat Alvino menghentikan langkahnya.

Ravin, Amzar dan juga Theo kembali saling melirik.

"Gue udah bilang, gasuka susu putih." ucap Alvino lalu kembali melangkah.

Aretta memutar kedua bola matanya.

"Vino emang gitu orangnya" ucap Theo.

"Sok dingin" sahut Ravin.

"Dih pea dia'kan emang dingin" balas Amzar.

"Oh iya lupa"

Aretta menggigit bibir bawahnya, lalu menoleh ke arah mereka.

"Yaudah deh, nanti bilang Alvino gue minta maaf. Makasih ya!" ucapnya lalu pergi.

Ravin berdiri sambil menggelengkan kepala'nya "Bidadari baru saja pergi" ucapnya, membuat dua orang dibelakangnya perlahan berjalan meninggalkannya sendiri.

"Woi semut tunggu gue!"

             
  
    
                                                                                                                                   ????

 

"Lo tauga si, ngeselin banget. Dia maen pergi gitu aja" ucap Aretta sebal.

"Untung dia ganteng ya Ta," sahut Kayla, membuat Aretta meneguk habis minumannya. Eh salah, lebih tepatnya minuman Kayla.

"Yaudahlah ya seengga'nya lo udah berusaha buat minta maaf sama dia." ucap Kyna sambil mengambil es Batu dari dalam gelas Teya.

"Orangnya dateng noh!" seru Teya, membuat Kayla dan Kyna menoleh. Dan ternyata yang dimaksud adalah Alvino dkk.

Aretta tidak menoleh dan hanya memainkan ponselnya.

"Ta!" Kayla menyenggol kaki Aretta

"Apaan si lo!" balas Aretta lalu melihat wajah Kayla yang menyuruhnya untuk melihat kedepan. Dan tatapan matanya dengan mata Alvino langsung bertemu.

Tapi setelah beberapa detik Aretta langsung memalingkan wajahnya dan kembali menatap ponsel. Walaupun dia melirik sebentar sepatu Alvino saat dia berjalan disampingnya.

"Gue berasa lagi ada di film korea!" ucap Kayla sambil menggigit sedotan.

"Amzar makan apa ya bisa ganteng gitu?" ucap Kyna yang sepertinya ikut terkena virus Kayla.

"Panas lo Kay asli" ucap Teya sambil meletakkan tangannya di dahi Kayla.

Aretta melirik Kyna lalu mengikuti Teya "Panas lo Na asli" ucap Aretta sambil menggelengkan kepala'nya.

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • yurriansan

    Mantap & kreatif, smpai masukin gambar. Jadi bisa kebayamg deh karakternya.

    Comment on chapter Sembilu Dusta
  • eksindrianii

    Ada abg disini????????

    Comment on chapter SERANGKAI FRASA
  • dede_pratiwi

    nice story :)

    Comment on chapter BERMULA KARENA
Similar Tags
Rinai Kesedihan
589      413     1     
Short Story
Suatu hal dapat terjadi tanpa bisa dikontrol, dikendalikan, ataupun dimohon untuk tidak benar-benar terjadi. Semuanya sudah dituliskan. Sudah disusun. Misalnya perihal kesedihan.
Meja Makan dan Piring Kaca
844      233     0     
Inspirational
Keluarga adalah mereka yang selalu ada untukmu di saat suka dan duka. Sedarah atau tidak sedarah, serupa atau tidak serupa. Keluarga pasti akan melebur di satu meja makan dalam kehangatan yang disebut kebersamaan.
Me & Molla
5      5     0     
Short Story
Fan's Girl Fanatik. Itulah kesan yang melekat pada ku. Tak peduli dengan hal lainnya selain sang oppa. Tak peduli boss akan berkata apa, tak peduli orang marah padanya, dan satu lagi tak peduli meski kawan- kawannya melihatnya seperti orang tak waras. Yah biarkan saja orang bilang apa tentangku,
Sunset In Surabaya
6      5     0     
Romance
Diujung putus asa yang dirasakan Kevin, keadaan mempertemukannya dengan sosok gadis yang kuat bernama Dea. Hangatnya mentari dan hembusan angin sore mempertemukan mereka dalam keadaan yang dramatis. Keputusasaan yang dirasakan Kevin sirna sekejap, harapan yang besar menggantikan keputusasaan di hatinya saat itu. Apakah tujuan Kevin akan tercapai? Disaat masa lalu keduanya, saling terikat dan mem...
P.E.R.M.A.T.A
32      19     0     
Romance
P.E.R.M.A.T.A ( pertemuan yang hanya semata ) Tulisan ini menceritakan tentang seseorang yang mendapatkan cinta sejatinya namun ketika ia sedang dalam kebahagiaan kekasihnya pergi meninggalkan dia untuk selamanya dan meninggalkan semua kenangan yang dia dan wanita itu pernah ukir bersama salah satunya buku ini .
Nina and The Rivanos
126      53     0     
Romance
"Apa yang lebih indah dari cinta? Jawabannya cuma satu: persaudaraan." Di tahun kedua SMA-nya, Nina harus mencari kerja untuk membayar biaya sekolah. Ia sempat kesulitan. Tapi kemudian Raka -cowok yang menyukainya sejak masuk SMA- menyarankannya bekerja di Starlit, start-up yang bergerak di bidang penulisan. Mengikuti saran Raka, Nina pun melamar posisi sebagai penulis part-time. ...
Old day
6      6     0     
Short Story
Ini adalah hari ketika Keenan merindukan seorang Rindu. Dan Rindu tak mampu membalasnya. Rindu hanya terdiam, sementara Keenan tak henti memanggil nama Rindu. Rindu membungkam, sementara Keenan terus memaksa Rindu menjawabnya. Ini bukan kemarin, ini hari baru. Dan ini bukan,Dulu.
CATATAN DR JAMES BONUCINNI
52      38     0     
Mystery
"aku ingin menawarkan kerja sama denganmu." Saat itu Aku tidak mengerti sama sekali kemana arah pembicaraannya. "apa maksudmu?" "kau adalah pakar racun. Hampir semua racun di dunia ini kau ketahui." "lalu?" "apa kau mempunyai racun yang bisa membunuh dalam kurun waktu kurang dari 3 jam?" kemudian nada suaranya menjadi pelan tapi san...
Pangeran Benawa
276      128     0     
Fan Fiction
Kisah fiksi Pangeran Benawa bermula dari usaha Raden Trenggana dalam menaklukkan bekas bawahan Majapahit ,dari Tuban hingga Blambangan, dan berhadapan dengan Pangeran Parikesit dan Raden Gagak Panji beserta keluarganya. Sementara itu, para bangsawan Demak dan Jipang saling mendahului dalam klaim sebagai ahli waris tahta yang ditinggalkan Raden Yunus. Pangeran Benawa memasuki hingar bingar d...
Head Over Heels
5      5     0     
Romance
Bagaimana jika dua manusia yang memiliki karakter yang begitu berbeda dipertemukan? Arkana adalah pria dengan predikat mahasiswa abadi di kampusnya. Mahasiswa tak tersentuh, yang selalu bertingkah seenaknya. Lelaki itu adalah zona bahaya untuk mahasiswa lain yang berada di Universitas Swasta Nugraha. Namun tidak begitu dengan para wanita. Karena bagi para wanita, Arka adalah laki-laki sempu...