Read More >>"> EXPOST (Squad) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - EXPOST
MENU
About Us  

“Apaan sih gue kan maunya frappuccino.” Kata gue protes ke arah Raka waktu cowok itu naruh segelas strawberry milkshake di hadapan gue. Gue, Raka, dan Samuel lagi ngumpul bertiga buat makan malam bareng. Pasca penjelasan Raka yang ambigu itu, gue langsung ditarik ke el resto buat dijajanin. Sebagai penebusan dosa katanya.

“Udah napa Zee, tinggal minum aja repot.” Samuel berkomentar sambil nyeruput mango smoothienya.

“Hehh Ka, lo ngapain sih. Kenapa menunya gini semua?” protes kedua gue layangin waktu waiters naruh dua porsi caesar salad dan seporsi chicken soup. Raka cuma senyum tenang, sedangkan Samuel udah ngumpatin gue ngga jelas.

“Tau gini gue mampir beli martabak pak Cus aja.” gue udah nenggelamin punggung ke kursi yang gue duduki. Udah super males makan beginian. Lagian lidah Raka ngga bosen apa makan dedaunan tiap hari.

“Lo perlu diet tau Zee, ngga liat tuh pipi makin berlemak.” Samuel makin nyebelin. Pengen gue teriakin ini cowok satu. Tapi, lagi rame gini malu kalo teriak-teriak.

“Diem ya Muel, gue ngga ngomong sama lo.” Kata gue jutek. Walaupun ngga suka sama menunya tapi gue makan aja, udah dibayarin yakali gue ngga makan. Nanti dikira ngga menghargai. Lagian perut gue udah kelaperan daritadi.

“Gue tinggal bentar ya.”

Raka beranjak ninggalin gue sama Samuel. Cowok itu jalan ke arah luar resto sambil sesekali otak-atik hpnya. Palingan ngangkat telepon dari pacarnya. Ngapain pake keluar sih, hihh gedeg gue lama-lama sama cowok itu. Gue alihin pandangan gue ke arah depan, dimana Samuel udah natap gue penuh selidik. Cowok itu tersenyum miring membuat gue berdecih.

“Apa lo, ngga usah sok keren.” Kata gue jutek. Samuel makin nunjukkin senyum miringnya. Makin mirip shaun the sheep kan lama-lama. Gue menghiraukan tatapan Samuel. Gue lanjutin makan, mencoba ngga peduli sama semua yang bergerumul di pikiran gue.

“Zee lo naksir Raka?” kata Samuel tiba-tiba. Gue hampir keselek gara-gara ucapannya. Hehh apa-apaan sih. Yang bener aja. Gue udah tahu gimana abstraknya Raka.

“Lo ketularan lambe turah temen-temen lo?” Kata gue acuh. Natap cowok itu sebel sambil masukin sesuap caesar salad ke mulut gue. Cowok itu berdecih pelan sebelum ngelanjutin kalimatnya.

“Cowok herbivora kaya Raka ngga pantes sama pemakan segala kaya lo.” Samuel mandang gue dengan tatapan sinis. Kakak sepupu macam apa dia ini. Ngatain gue pemakan segala. Nyebelin banget kan.

“Lo kira gue hewan.” Bentak gue melotot ke arah Samuel.

“Tuhh, tadi protes. Nyatanya abis semua lo makan.” Samuel kembali berkomentar sambil ngelirik sepiring caesar salad yang udah habis tanpa sisa. Bahkan sekarang gue lagi makan semangkuk chicken soup.

“Gue laper.” Kata gue acuh. Samuel cuma geleng-geleng kepala mandang gue yang masih sibuk makan. Gue juga ngga tau kenapa porsi makan gue tiba-tiba nambah banyak gini. Padahal biasanya setengah porsi aja udah kenyang. Lebih parahnya lagi, gue makan kaya orang kesetanan tanpa memperdulikan Samuel dan Raka yang belum makan apa-apa.

“Zee gue mau ngomong sama lo.” Samuel berubah serius. Gue masih sibuk makan tanpa memperdulikan cowok itu yang udah jatuhin seluruh pandangannya ke gue. “Zee.” Dia nahan tangan gue, otomatis gerakan makan gue harus terhenti gitu aja. Gue natap dia, menghembuskan napas pelan sampai akhirnya gue ngelepas pegangan tangannya.

“Ngga usah sok serius deh. Ngga cocok sama lo.” Komentar gue sembari melipat kedua tangan di depan dada. Samuel menghiraukan ucapan gue. Tatapannya makin menusuk ke arah bola mata gue. Kenapa sih? Sebel gue kalo udah kayak gini.

“Muel lo horor tau ngga.” Gue sedikit bergidig natap Samuel yang ngga biasanya.

“Zee gue tau lo naksir Raka, tapi ngga usah dilanjutin ya.” kata Samuel dalam satu tarikan napas. Gue mandang dia sedikit terkejut. “Apaan sih?”

“Ngga usah sok bego deh. Gue temenan sama lo dari lahir, gue tau semua gelagat lo yang ngga wajar itu.” Samuel memajukkan duduknya jadi makin deket sama gue. Gue masih masang muka polos, ngga tau sebenernya apa yang ada di pikiran Samuel.

“Muel ngga usah belibet. Gue lagi males mikir.” Kata gue masih sambil sesekali memasukan sesuap chicken soup ke mulut.

“Raka juga naksir lo kan?”

“Uhuk...uhuk....” gue keselek gara-gara ucapan Samuel. Cowok itu langsung nyodorin air mineral ke gue. Gue langsung minum air itu, berusaha ngilangin kekagetan yang langsung berimbas ke raut muka gue.

“Gue udah ngerasain dari lama Zee. Lo segitu ribetnya Raka deket sama Ayyara, dan Raka ngga jauh beda rempongnya kaya lo. Dia juga suka muring-muring ngga jelas soal lo sama Juna.” Kata Samuel setelah gue tenang. Gue simak baik-baik ucapan dia yang sebenernya ngga bisa gue terima gitu aja.

“Lo berdua ribet sendiri sampai ngga peduliin gue. Bahkan lo bisa galau akut Raka jadian sama Ayyara. Waktu gue jadian, lo ngga respon apa-apa tuh.” Lanjut Samuel.

“Muel please deh. Gue nangis kejer waktu itu.” kata gue sambil mandang dia sebel. Mencoba mengingatkan kejadian beberapa bulan lalu pasca Samuel jadian.

“Lo nangis gara-gara tebengan lo ilang satu.” Kata Samuel tegas.

Gue berdecih sebelum ngelanjutin kalimat gue “Ya gue juga keberatan Raka jadian gara-gara gue ngga ada tebengan.”

“Ngga usah ngelak. Respon lo waktu gue jadian sangat berbeda sama respon lo waktu Raka jadian.”

“Muel gue rasa lo udah ngantuk berat.” Gue mencoba membuat raut wajah gue tetap tenang. Gue merasa Samuel lagi memojokkan gue dan gue ngga suka itu. samuel yang biasanya random ngga jelas tiba-tiba harus membahas hal yang sensitif buat gue. gue bener-bener ngga nyaman dan pengen mengakhiri pembicaraan ini. Tapi, Samuel ngga akan semudah itu ngalihin pembicaraan.

“Ngga usah ngalihin pembicaraan deh.” Kata cowok itu tegas. Tatapannya makin tajam menusuk. Gue ngerasain sinyal-sinyal menyeramkan dari tatapannya itu.

“Persahabatan kita udah ngga sehat Zee.” Lanjut cowok itu masih dengan tatapan tajamnya. Gue merasa Samuel bener-bener menakutkan saat kayak gini. Beda sama Raka. Cowok satu itu udah biasa menunjukkan tatapan tajamnya, jadi gue biasa aja. Sedangkan Samuel? Ya, seperti yang kalian tahu, Samuel is a random boy. Ini bener-bener membuat gue ngga nyaman.

“Ya udah bawa ke apotek aja.” gue mencoba mengembalikan sisi abstrak Samuel, tapi cowok itu sama sekali ngga ngerespon. Dia malah melanjutkan kalimatnya yang membuat gue tertohok. “Gue ngga suka ada suka-sukaan di antara kita. Kita selamanya tetep jadi temen.” Gue cuma bisa diem mandang sendok yang masih gue pegang. Ucapan Samuel nyadarin gue akan sesuatu kesalahan yang selama ini gue jalani dengan tanpa adanya rasa bersalah. Hati gue yang ngga bisa mengakui perasaan yang tumbuh seiring bertambah dewasanya kita bertiga. Tanpa gue minta, tanpa gue rencanakan. Bahkan mulut gue belum bisa mengatakan kalo perasaan itu benar adanya.

Samuel menjeda kalimatnya. Tarikan napasnya kasar membuat gue mandang dia datar. Gue linglung. Bener-bener ngga tau kenapa Samuel bisa baca gelagat yang berusaha gue sembunyiin selama ini. “Walaupun gue tau bobroknya Arjuna, tapi gue lebih setuju lo sama Juna daripada sama Raka.” Kalimat Samuel berhasil membuat gue buang tatapan gue ke arah lain.

“Gue tau kok sialannya cowok playboy model Juna tuh. Tapi gue juga tau kalo Juna beneran sayang sama lo.” Lanjut Samuel. Gue berdecih.

“Sejak kapan lo di pihak Arjuna?” tanya gue. Cowok itu kembali tersenyum miring sebelum melanjutkan kalimatnya “Sejak gue tau ada yang ngga beres sama hubungan kalian berdua.”

Gue diem. Bener-bener ngga bisa kasih respon untuk cowok di depan gue. Perasaan bersalah dan menyesal tiba-tiba datang gitu aja. Apa mencintai sahabat sendiri selalu semenyakitkan ini? Bahkan disaat gue belum bener-bener tahu tentang perasaan gue. Pikiran gue menelusuri momen-momen kebersamaan kita bertiga selama ini. Gue bener-bener ngga sadar kapan sekat itu hadir di antara kita bertiga. Kebahagiaan yang dulunya selalu mengalir tanpa beban sekarang tetap ada, namun dengan himpitan masalah yang bahkan ngga bisa gue ketahui. Apa gue memang semunafik ini? Membohongi diri gue sendiri dari perasaan gue yang sebenarnya.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Letter hopes
40      31     0     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
Sadness of the Harmony:Gloomy memories of Lolip
12      12     0     
Science Fiction
mengisahkan tentang kehidupan bangsa lolip yang berubah drastis.. setelah kedatangan bangsa lain yang mencampuri kehidupan mereka..
Di Balik Jeruji Penjara Suci
0      0     0     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?
krul
135      100     0     
Action
perjalan balas dendam seorang gadis yang berujung dengan berbagai kisah yang mengharukan,menyedihkan,menyakitkan,dan keromantisan,,,
Violetta
10      10     0     
Fan Fiction
Sendiri mungkin lebih menyenangkan bagi seorang gadis yang bernama Violetta Harasya tetapi bagi seorang Gredo Damara sendiri itu membosankan. ketika Gredo pindah ke SMA Prima, ia tidak sengaja bertemu dengan Violetta--gadis aneh yang tidak ingin mempunyai teman-- rasa penasaran Gredo seketika muncul. mengapa gadis itu tidak mau memiliki teman ? apa ia juga tidak merasa bosan berada dikesendiri...
Aku menunggumu
0      0     0     
Romance
Cinta pertamaku... dia datang dengan tidak terduga entahlah.Sepertinya takdirlah yang telah mempertemukan kami berdua di dunia ini cinta pertamaku Izma..begitu banyak rintangan dan bencana yang menghalang akan tetapi..Aku Raihan akan terus berjuang mendapatkan dirinya..di hatiku hanya ada dia seorang..kisah cintaku tidak akan terkalahkan,kami menerobos pintu cinta yang terbuka leb...
About love
31      27     0     
Romance
Suatu waktu kalian akan mengerti apa itu cinta. Cinta bukan hanya sebuah kata, bukan sebuah ungkapan, bukan sebuah perasaan, logika, dan keinginan saja. Tapi kalian akan mengerti cinta itu sebuah perjuangan, sebuah komitmen, dan sebuah kepercayaan. Dengan cinta, kalian belajar bagaimana cinta itu adalah sebuah proses pendewasaan ketika dihadapkan dalam sebuah masalah. Dan disaat itu pulalah kali...
CALISTA
12      12     0     
Fantasy
Semua tentang kehidupan Calista, yang tidak hanya berisi pahit dan manis. Terdapat banyak rasa yang tercampur di dalamnya. Ini adalah kisah dimana seorang Calista yang mendapatkan pengkhianatan dari seorang sahabat, dan seorang kekasih. Disaat Calista berusaha menyelesaikan satu masalah, pasti masalah lain datang. Akankah Calista dapat menyelesaikan semua masalah yang datang padanya?
Sweetest Thing
97      55     0     
Romance
Adinda Anandari Hanindito "Dinda, kamu seperti es krim. Manis tapi dingin" R-
The Past or The Future
9      9     0     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?