Read More >>"> DANGEROUS SISTER (part 1) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - DANGEROUS SISTER
MENU
About Us  

Bab 1

"Katanya waktu itu terus berputar tapi kenapa kotak waktuku terasa tak bergerak pada kenangan kita?"

 

Surabaya, 3 Juli 2017

"Kak Jingga!" Baru saja gadis berbaju tank top coksu dan celana pendek itu hendak memakai earphone pemilik suara cempreng hampir seminggu ini menghantuinya berdiri di ambang pintu seraya mengacungkan tab hitam lengkap dengan pen yang diselipkan antara ruas jari jempol dan telunjuk. 

Senyum mekar menampilkan deretan gigi putih dia melangkah manja mendekati ranjang sambil bersenandung lagu hit belakangan ini milik Siti Badriah.

"Aku memang lagi syantiiek bukan shok syantieek."

"Gue yang shock, Kya!" ucap Jingga frustasi mengacak rambutnya tapi gadis yang mengidolakan Iqbal CR itu malah melanjutkan lirik bahkan tangannya sudah diayunkan seperti goyangan di video klip yang secara paksa Jingga tonton. 

"Lagi pengen dimanja-manja." 
Rezkya menghentikan variety show karena melompat ke atas ranjang menahan tubuh Jingga yang ingin direbahkan. 

"Tunggu jangan tidur dulu, ' kan aku udah bilang mau minta pendapat kakak buat part satu aku. Aku udah ngetik dua jam lho masak kakak tega gitu langsung tidur. Besok aku masak lagi deh menu lain." Rezkya menyodorkan tab seraya mengedipkan mata memelas. 

"Gue bisa masak mie sama--"

"Tempe goreng dan tepung sajiku? Kakak ini aku ajarin masak nggak mau sih. Aku padahal punya planing kita jadi rekan kerja buka cafe bareng, colab gitu lho kayak artis-artis. Nanti sekalian aku promo buku aku." 

Jingga menepuk tangannya lalu menunjuk jam dinding, gadis berbando biru kupu-kupu itu mengangguk dua kali.

"Iya-iya aku ngerti, udah jam sepuluh kakak harus tidur. Makanya baca ini dulu paling sepuluh menit." Rezkya belum menyerah meski dia merasa bersalah karena mencegah Jingga memejamkan mata.

Seminggu ini dia sudah cukup mengerti keadaan Jingga, apa yang disukai dan yang tidak disukai oleh Jingga termasuk phobia Jingga tidur pas jam dua belas malam. Pantang baginya tidur di atas waktu midnight jika tidak ingin insomnia hingga dini pagi. Karena itu pukul sepuluh jadi jadwal bagi Jingga berbaring di ranjang walaupun nyatanya dia terbuai ke alam mimpi setengah atau satu jam ke depan dibantu musik melalui alat yang ditancapkannya di telinga.

"Gini deh lo kirim aja ke email gue nanti gue baca. Tab lo gede amat tangan gue bisa remuk nanti."

"Iya-iya deh." Rezkya menerima sodoran tab dengan bibir monyong dia sudah membujuk Jingga membuat Sweek untuk membaca ceritanya dan memfollow serta menyukai, vote cerita yang dia ikutkan dalam event Grasindo Fiction Sweek tapi Jingga tetap saja mengatakan hal sama. Memori ponselnya sudah penuh dengan aplikasi sport. Padahal dulu hobi Jingga ialah membaca novel, tapi dua tahun belakangan ini dia seolah menjadi anti terhadap novel dan sejenisnya yang berbau fiksi.

"Besok  mau nonton lagi?" 

Rezkya bertanya seraya mengirim bab 1 ke email Jingga. Dia sudah tahu sebetulnya jawaban Jingga tapi sengaja bertanya untuk basa-basi. Di meja belajar Jingga sudah ada satu tiket menoton vollyball atas nama Jingga.

"Mulainya jam satu siang?" Jingga mengangguk pelan. "Tapi Kakak nggak rencana pulang malam lagi, 'kan?"

 

"Iya, iya. Pukul lima sore kurang lima menit udah ada di kamar kok." 

Rezkya tersenyum lega. Dia begitu cemas menanti kepulangan Jingga bila tidak tepat jam yang ditentukan. Ketakutannya begitu besar ketika ibunya mengecek di koridor kamar mereka. Beruntung, entah memakai kekuatan apa Jingga seperti cahaya kilat keluar dari kamar dan berdiri di samping Rezkya yang sedang menunggu absensi. 

"Jangan manjat jendela lagi, nggak baik buat cewek. Kakak nggak mau 'kan hilang perawan?" 

Jingga mendelik sedangkan Rezkya terbahak melihat ekspresi Jingga. 

"Becanda hahah." Rezkya turun dari ranjang Jingga dan berpindah ke ranjangnya sendiri. Dia kembali sibuk dengan tab setelah menyuruh Jingga untuk segera membaca ceritanya.

 

Rezkya diam-diam melirik Jingga di atas ranjang yang fokus membaca bab 1. Senyum jahilnya tertarik selama dua detik. 

"Semoga bentar lagi Kakak ketemu sama cowok yang baik. Dan kakakku yang dulu kembali lagi."

***

Jingga memakai badge di saku kiri baju bagian atas. Bayangan di cermin menampilkan wajahnya tanpa make up hanya diolesi bedak tabur yang sering menghias layar televisi diiklani oleh bayi imut. Rambutnya dikepang dengan pita abu-abu seperti warna kesukaannya. Setelah mengancingkan kemeja dia menarik hoddie dengan cepat memakaikannya pada tubuh. 

Sebelum mengunci pintu kamar, tangan kirinya dengan mudah menyelipkan earphone dalam telinga. Kebiasaan Jingga ke mana pun melangkah, sahabat sejati selalu menghidupkan suasana. Alunan musik dari ponsel mengasingkannya dari suara-suara aneh sekitar. Meski terkadang, sikap cuek yang dia perlihatkan membuat beberapa orang mencibir ketidaksopanannya. Namun, Jingga memilih abai. Sudah terlalu hafal akan watak manusia yang selama ini ditemui. 

Senyum penuh kepalsuan dan status teman gadungan. Bagi Jingga, sama saja bila namanya dibicarakan secara terang-terangan atau sembunyi di belakangnya. Dia tidak perlu meladeni apalagi membalas mereka. Cukup mengetahui siapa saja yang tulus berteman dengannya dan yang tidak tulus. Tak perlu mengemis. 

"Miffff, tungguin napa! Gue udah cans, 'kan?"

"Serah lo dah. Muka badak gitu juga."

"Aduh, mulut ini suka nggak bener, ya. Tambah sayang. Eh, sans dong Mif, marah bae." 

Mifathul Jannah menarik kembali tangan dan kaki yang sudah diancang sebagai banteng dari kejaiman Nazira. Dua gadis seperti angka sepuluh itu menghalangi jalan Jingga menuruni tangga. Gadis itu berhenti tanpa menegur mereka. Hanya terpaksa menyimak perbincangan dua karib yang belum menyadari kehadirannya. Meski telinganya dipasangi earphone tapi Jngga tidak benar-benar tuli, dia masih bisa menangkap dengan jelas per kata yang diucapkan mereka. 

"Lo waras dikit napa, Mif. Mau jomb sampai gue pacaran sama Zayn Malik, boro-boro lo punya gebetan disapa aja udah keluar tuh juru naga apinya. Hahaha."

Mifta mengunci leher Nazira dengan tangan, sontak teriakan disertai permohonan ampun dari mulut Nazira. 

"Zayn Malik kagak bakalan mau sama badut kayak lo. Mimpi tidur dulu sana." 

"Uuu, sayangnya." Nazira mengandeng tangan Mifta seraya menuruni tangga. Mereka berbelok ke jalur sama yang akan dituju Jingga. 

Nazira dan Mifta tampak berlari ketika melihat sosok tegap dari arah berlawanan dengan menenteng penggaris. Memberi salam dan menyapa Pak Anthony lalu mereka masuk ke dalam kelas bertuliskan XII IPA 4 di atasnya, kelas baru untuk Jingga menuntut ilmu. 

Jingga berhenti di depan pintu yang tertutup, dia membungkuk hormat pada guru yang mendekatinya. 

"Kamu Jingga, siswi baru, 'kan?"

"Iya, Pak."

"Ayo, ikut saya masuk." 

Jingga menyimpan earphone dalam saku lalu berjalan sopan memasuki kelas hening. Tatapannya lurus, tenang tanpa tersirat ketakutan sama sekali karena berhadapan dengan puluhan pasang mata. Bagi Jingga, ini sudah hal biasa, sejak SMA saja dia sudah tiga kali dengan ini menjadi siswi pindahan. Dan berharap ini terakhir kali. Bukan takut harus menyesuaikan diri dengan lingkungan karena Jingga tidak pernah sibuk memikirkan cara bersosialisasi dengan baik tapi dia hanya tidak mau menambah jumlah hater. Meski Jingga terkesan begitu cuek tapi dia juga punya hati nurani. Setidaknya, jumlah orang yang berhati pembenci akan surut bukan semakin berlipat ganda. 

"Cewwie. Siapa namanya Pak?" 

"Ikan lele ikan hiu, aku Jay suka kamu." 

Huhuhu! 

Kelas mendadak bising, guru di samping Jingga menahan tawanya. Pikiran Jingga sedikit goyah, tadi dia menebak guru tersebut akan menghardik mereka tapi ternyata Pak Anthony yang namanya tertulis cetak tebal pada papan depan kelas begitu menikmati pemandangan heboh kelas ini. 

"Pak, minta no wa sekalian biar hp aku nggak mulu sama teror mama minta pulsa."

"Mif, sleding pala Jay. Sleding, kali ini gue dukung elo." 

"Badut, cemburu lo ya? Ikan Lele ikan hiu, jelek aja cemburu hahaha." 

"Jay! Lo nggak ngacak wajah arang lo rambut keriting, gigi besar. Jelekan lo tau!" Nazira membalas meledek. 

"Sesama jelek, diam dulu woy! Ceweue gue mau ngomong!" teriak Hendra di kursi paling depan. 

"Baca bismillah aja lo belepotan, Ndra gayanya mau halalin anak orang. Ingat umur." 

Pak Anthony akhirnya mengetukkan penggaris di atas meja menimbulkan suara nyaring berhasil meredamkan kericuhan. Jingga menghela napas lega, dia dipersilakan untuk memperkenalkan diri pada teman barunya, coret orang ke sekian kali yang tidak akan ditemuinya di masa depan. 

"Gue Jingga pindahan dari Bandung, terima kasih." 

"Cukup?" Jingga mengganguk kemudian berjalan menuju mejanya paling akhir di belakang meja Nazira dan Mifta. Dia abai dengan kekecewaan para siswa yang tidak menanggapi permintaan mereka menanyakan ini itu. 

"Hei, gue Nazira Chantika, anak PMR dan pramuka serta pakibra. Lo bisa panggil gue Zeera. Ini temen sekaligus bodyguard gue, Mifta." 

Jingga membalas jabat tangan keduanya. Dia hendak mengeluarkan buku tapi terurung ketika Mifta berceletuk.

"Lo pindah sini biar gue dekat jendela, bisa-bisa masa depan Jingga suram kehalang sama kegelapan badan gede lo."

"Iya, iya. Demi kenyamanan Jingga gue rela berpisah dari belaian angin pohon mangga."

Jingga hanya berdecak kecil melihat dua angka itu, dia fokus dengan menata buku di atas meja. 

"Eh, nanti lo ke kantin bareng kami aja, ya?" 

Jingga kaget ketika mendadak Nazira berpaling ke belakang tapi keahlian Jingga memasang wajah tenang tidak membuatnya terlihat latah hingga mengatakan kalimat sama dua kali. Bebek. Bebek.

"Kantin aja pikiran lo, badan udah melar gini juga. Tuh, dengerin apa yang Pak Anthony ngomong dulu, hargain guru."

"Iya, iya cek Gu."

Jingga lagi menghela napas. Sudah banyak watak yang dia temui. Dia suka ketenangan tapi sejak kedatangannya ke sekolah ini sepertinya sulit sekali dia hidup tentram. Diawali kamarnya terusik oleh kecerewetan Rezkya dan sekarang ditambah dua siswi depan mejanya. 

Pindah sekolah?

Sekalian aja nggak sekolah biar nggak ketemu orang?

"Ikan lele ikan hiu."

"Bodo amat. Itu melulu," sahut Faral mendapat pelototon Jay yang memiliki nama asli Mursal itu karena gagal merayu Ingga. 

Jingga memasang earphone ketika Pak Anthony menyuruh mereka menyatat sub bab. 

 

"Lo, orang yang selalu nyolek gue dari belakang tapi sekarang gue ngerasain kalau lo ada di sebelah gue, Asa," gumam Jingga melirik bangku kosong di sampingnya, beruntung tidak ada teman yang mendengar gumamannya apalagi melihat dia bicara sendiri di belakang bisa heboh sekelas jika tahu ada penghuni di ruangan mereka apalagi banyak rumor yang menyebar sejak dulu kalau sekolah ini angker, entah siapa dalang pembawa berita horor itu hingga banyak siswa langsung ketakutan jika ada yang pingsan saat upacara dan setiap ke toilet harus ada pengawal.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sebuah Musim Panas di Istanbul
7      7     0     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Reminisensi Senja Milik Aziza
25      21     0     
Romance
Ketika cinta yang diharapkan Aziza datang menyapa, ternyata bukan hanya bahagia saja yang mengiringinya. Melainkan ada sedih di baliknya, air mata di sela tawanya. Lantas, berada di antara dua rasa itu, akankah Aziza bertahan menikmati cintanya di penghujung senja? Atau memutuskan untuk mencari cinta di senja yang lainnya?
CATCH MY HEART
29      21     0     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
My Lovelly Doll
355      265     3     
Short Story
\"Diam dan memendam menunggu saat terbaik untuk menciptakan momen terindah.\"
Mamihlapinatapai
94      55     0     
Romance
Aku sudah pernah patah karna tulus mencintai, aku pernah hancur karna jujur tentang perasaanku sendiri. Jadi kali ini biarkan lah aku tetap memendam perasaan ini, walaupun ku tahu nantinya aku akan tersakiti, tapi setidaknya aku merasakan setitik kebahagian bersama mu walau hanya menjabat sebagai 'teman'.
Who You?
21      17     0     
Fan Fiction
Pasangan paling fenomenal di SMA Garuda mendadak dikabarkan putus. Padahal hubungan mereka sudah berjalan hampir 3 tahun dan minggu depan adalah anniversary mereka yang ke-3. Mereka adalah Migo si cassanova dan Alisa si preman sekolah. Ditambah lagi adanya anak kelas sebelah yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk mendekati Migo. Juya. Sampai akhirnya Migo sadar kalau memutuskan Al...
North Elf
26      18     0     
Fantasy
Elvain, dunia para elf yang dibagi menjadi 4 kerajaan besar sesuai arah mata angin, Utara, Selatan, Barat, dan Timur . Aquilla Heniel adalah Putri Kedua Kerajaan Utara yang diasingkan selama 177 tahun. Setelah ia keluar dari pengasingan, ia menjadi buronan oleh keluarganya, dan membuatnya pergi di dunia manusia. Di sana, ia mengetahui bahwa elf sedang diburu. Apa yang akan terjadi? @avrillyx...
Broken Wings
29      19     0     
Inspirational
Hidup dengan serba kecukupan dan juga kemewahan itu sudah biasa bagiku. Jelas saja, kedua orang tuaku termasuk pengusaha furniture ternama dieranya. Mereka juga memberiku kehidupan yang orang lain mungkin tidak mampu membayangkannya. Namun, kebahagiaan itu tidak hanya diukur dengan adanya kekayaan. Mereka berhasil jika harus memberiku kebahagian berupa kemewahan, namun tidak untuk kebahagiaan s...
Ballistical World
219      92     0     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.
A & B without C
7      7     0     
Romance
Alfa dan Bella merupakan sepasang mahasiswa di sebuah universitas yang saling menyayangi tanpa mengerti arti sayang itu sendiri.