Read More >>"> Code: Scarlet (Mission 7) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Code: Scarlet
MENU
About Us  

“Ichimiya kau melamun lagi?” Rin meliriknya. Karena sejak kedatangan mereka di tempat itu, Ichimiya terus menatap satu tempat. Sebuah taman bermain dengan bianglala raksasa juga sebuah istana yang terlihat megah dari luar.

“Maaf,” jawabnya singkat. Segera Ichimiya bergerak mendekati Rin.

Mereka sekarang sedang berada di luar area taman bermain tersebut. Rin meminta Ichimiya untuk menemaninya melihat toko perhiasan yang baru di buka beberapa hari yang lalu. Walau sudah mencari selama beberapa jam, toko tersebut belum juga ketemu.

“Maaf ya. Kita jadi tersesat.”

“Tidak apa-apa. Lagipula selama mencari kita juga bersenang-senang. Maksudku, seperti melihat taman bermain itu.” Ichimiya kembali melihat ke tempat yang sama.

“Terlihat menakjubkan ya.”

Sebenarnya Ichimiya melihat taman itu karena dia merasa ada yang aneh. Dia merasa seperti sedang diawasi sekarang ini. Sejak beberapa waktu yang lalu, setelah melewati jembatan pemisah, udara yang dirasakannya berubah. Ichimiya yakin saat ini ada seseorang yang sedang melihat mereka dari kejauhan. Karena itu dia mulai waspada dan berhati-hati. Dia juga tidak boleh melibatkan Rin dalam bahaya.

“Aneh, padahal aku sudah mencetak lokasi toko itu. Seharusnya tidak jauh dari-”

Bruk! Karena terlalu ramai, Rin tidak sengaja bertabrakan dengan seorang wanita yang sedang berjalan. “Maaf. Aku tidak melihat jalan tadi,” kata wanita itu.

“Rin, kau tidak apa-apa?” Ichimiya segera membantu Rin berdiri.

“Maaf. Aku juga salah tadi. Aku minta maaf.” Mereka berdua saling membungkuk. Lalu beberapa saat kemudian Rin ingat dengan kertas lokasi toko yang dibawanya, “Kertasku,” paniknya. Mereka bertiga menuduk mencari.

“Oh, apakah ini?” Wanita itu memungut secarik kertas di dekat kakinya. Dia mengulurkannya pada Ichimiya karena dia yang paling dekat dengannya.

“Terima kasih banyak. Maaf merepotkan,” Ichimiya menunduk lalu meraih kertas itu. Namun wanita itu segera maju dan menarik tangan Ichimiya, meletakkan kertas itu ke telapak tangannya. Deg! Tubuh Ichimiya menegang.

“Lain kali berhati-hatilah,” bisik wanita itu di telinganya. Sambil berlalu dan sedikit membenturkan bahunya ke bahu Ichimiya, wanita itu mengangguk pada Rin dan akhirnya pergi.

“Ichimiya, maaf ya. Aku jadi merepotkanmu.”

“Ah, tidak… Itu..” gelagat Ichimiya jadi aneh. Tubuh Ichimiya masih bisa merasakannya. Aura dari wanita tadi. Aura membunuh yang sesaat dirasakannya masih terasa jelas. Wanita itu memang telah menghilang dalam kerumunan, tapi dia masih berada di sekitar mereka. Ichimiya punya firasat jika dialah yang mengawasinya sejak awal.

“Ayo kita pulang. Kau pasti sudah lelah,” ajak Rin.

“Hmm. Ayo kita segera pulang.” Ichimiya tersenyum canggung. Dia senang karena Rin memutuskan untuk pergi. Mereka bisa segera keluar dari tempat berbahaya ini.

Begitu Ichimiya melangkahkan kakinya seseorang memeluknya dari belakang. “Mi-chaaan!”. Seorang laki-laki.

***

Sudah lewat jam makan malam. Namun rumah di hadapan Ao tidak ada tanda-tanda pemiliknya sudah pulang. Padahal dia sengaja menunggu karena ingin mengajak Ichimiya makan malam di luar. Seharusnya memang dia memberitahu gadis itu jika dirinya akan berkunjung.

“Apa boleh buat.” Setelah melirik jam di pergelangan tangannya, Ao merogoh saku dan mengambil sebuah kunci. Dia berjalan melewati pagar dan menuju pintu depan. Begitu kunci diputar dan pintu terbuka, pemandangan pertama yang Ao lihat adalah ruangan yang gelap. Namun begitu menyalakan lampu, dirinya dibuat terkejut setelah menyisir seluruh ruangan yang ada. Ao menepuk dahinya. “Kenapa bisa seperti ini,” gumamnya.

Diperhatikan dari manapun, semua tampak berantakan. Dapurnya penuh dengan sampah plastik sisa makanan cepat saji. Ruang tamunya dipenuhi oleh kertas dan buku. Meja makan juga penuh tumpukan piring dan gelas kotor. Ao ingat saat dia mendapatkan kunci rumah Ichimiya dari Miyura.

“Tengoklah dia. Rumahnya pasti penuh kekacauan.” Sambil melempar kunci cadangan itu, Miyura mengatakan hal tersebut. Dan yang dimaksudnya adalah kekacauan yang sekarang dilihat oleh Ao. Dia heran kenapa bisa sampai separah ini dalam minggu pertama Ichimiya tinggal sendiri.

Tidak hanya lantai bawah yang Ao cek. Langkahnya kemudian bergerak ke lantai atas tempat kamar Ichimiya. Begitu memutar knop pintu, udara dingin berhembus perlahan dari dalam. Kamarnya tidak jauh berbeda dengan ruangan lainnya. Berantakan. Dan Ichimiya tidak menutup pintu balkon kamarnya.

“Hah..” Kembali Ao menghela napas. Kamar Ichimiya yang cukup luas tersebut penuh dengan pakaian. Banyak benda yang berserakan di lantai. “Pergi ke mana juga dia.” Kembali Ao melirik jam di tangannya. Karena tidak kunjung pulang dan merasa sedikit khawatir, Ao mencoba untuk menghubungi ponsel Ichimiya.

Tut.. Tut.. Tut… Tidak ada jawaban. Dia mencoba kembali dan hasilnya sama. Sayangnya Ao tidak punya gambaran akan pergi ke mana Ichimiya. Dia juga tidak punya nomor kenalan dari gadis itu. Sekali lagi Ao menekan nomor di ponselnya. Tut.. Tut.. Tut… Hasilnya sama saja.

“Ada di mana kau Ichi,” gelisah Ao. Dia punya firasat buruk sekarang.

***

Dia bersenandung. Sambil beberapa kali melambaikan tangan pada gadis-gadis yang dilewatinya. Wajahnya terus tersenyum membuat siapa saja ikut tersenyum saat disapanya. Pemuda itu berjalan dengan gembira menyusuri jalan taman yang dipenuhi oleh pengunjung. Di belakangnya, seorang gadis mengikuti dalam diam. Dia berjalan dalam jarak 1 meter dari pemuda itu.

“Ayolah. Ini jadi tidak menyenangkan,” ucap pemuda itu. Dia berbalik dan mendekati gadis yang diajaknya tadi. “Kita sedang kencan kan.”

“Aku tidak ingat jika ini kencan,” kata gadis itu—yang tak lain adalah Ichimiya. Dia menatap pemuda di hadapannya saat ini.

“Tenang saja. Aku sedang senang hari ini. Jadi Mi-chan juga harus senang. Lihat, ayo kita pergi ke tempat itu,” tunjuknya pada sebuah wahana permainan.

“Berhenti memanggilku seperti itu.”

“Mi-chan boleh memanggilku Kyou-kun kok.”

Ichimiya mengerutkan keningnya. Semakin lama dia memperhatikan pemuda itu dia jadi yakin akan sesuatu.

“Kau… Pemuda yang waktu itu kan,” ucap Ichimiya akhirnya. Dia ingat dengan tatapan mata pemuda itu. Dia dalah orang yang bersama Code: 005 di misi terakhirnya. Tatapan tenangnya juga iris matanya yang berwarna hijau itu.

“Senangnya kau ingat denganku. Padahal kita hanya bertemu selama sesaat.” Dia tersenyum. Masih senyum ramah yang dulu. “Jadi, bisa kita lanjutkan kencan kita.”

Malam semakin larut. Sudah berjam-jam Ichimiya berada di taman bermain yang tadi dilihatnya dari luar bersama Rin. Saat akan kembali pulang, sayang sekali Ichimiya harus terjebak bersama orang ini.

Dia memang berbeda. Aura yang dirasakan Ichimiya terhadapnya memang tidak sama seperti mereka yang mengawasinya sejak awal. Bahkan Ichimiya tidak sadar akan keberadaannya sampai Takumi Kyou—pemuda itu merangkulkan tangannya sambil bersikap sudah akrab dengannya.

“Kau tidak akan melakukan hal bodoh kan?”

“Aku tidak mau kencan pertama kita jadi berantakan. Aku.. sudah berjanji kan,” senyum Kyou meyakinkan.

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (11)
  • Ardhio_Prantoko

    Ide ceritanya boleh, saran aku coba ambil referensi dialog dan plotting ala western biar lebih greget

    Comment on chapter Mission 3
  • yulianaselfia97

    @dede_pratiwi thanks ya kak dah mampir

    Comment on chapter Mission 15
  • yulianaselfia97

    @yurriansan hmpir sama dibagina pertama

    Comment on chapter Mission 15
  • yurriansan

    Chapter 1 dan chapter 15, sma ya crtanya?

    Comment on chapter Mission 1
  • dede_pratiwi

    sukaa ceritanya kaya lagi nonton anime...udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter Mission 1
  • yulianaselfia97

    @Kang_Isa makasih ya udah mampir baca :)

    Comment on chapter Mission 4
  • Kang_Isa

    Waw! Ceritanya menarik sekali, seakan nonton anime. Bagus, lebih berani lagi penyampaian ceritanya. Setuju dengan komen sebelumnya, biar tambah greget rasa Action-nya. Good luck, ya.

    Comment on chapter Mission 4
  • yulianaselfia97

    Makasih udah mampir :)
    Makasih jga saran n kritiknya

    Comment on chapter Mission 1
  • RaniRstar

    Saya suka idenya. Tapi ... penyampaiannya kurang gereget. Ini cerita action jangan penyampaianannya ala sinetron. Harus lebih berani lagi. Semangat and good luck.

    Comment on chapter Mission 1
  • yulianaselfia97

    Thanks sarannya :)

    Comment on chapter Mission 2
Similar Tags
Ketika Kita Berdua
1092      392     0     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...
Gue Mau Hidup Lagi
13      13     0     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
Menuntut Rasa
278      229     3     
Short Story
Ini ceritaku bersama teman hidupku, Nadia. Kukira aku paham semuanya. Kukira aku tahu segalanya. Tapi ternyata aku jauh dari itu.
The Eye
8      8     0     
Action
Hidup sebagai anak yang mempunyai kemampuan khusus yang kata orang namanya indigo tentu ada suka dan dukanya. Sukanya adalah aku jadi bisa berhati-hati dalam bertindak dan dapat melihat apakah orang ini baik atau jahat dan dukanya adalah aku dapat melihat masa depan dan masa lalu orang tersebut bahkan aku dapat melihat kematian seseorang. Bahkan saat memilih calon suamipun itu sangat membantu. Ak...
Stars Apart
390      295     2     
Romance
James Helen, 23, struggling with student loans Dakota Grace, 22, struggling with living...forever As fates intertwine,drama ensues, heartbreak and chaos are bound to follow
Sisi Lain Tentang Cinta
6      6     0     
Mystery
Jika, bagian terindah dari tidur adalah mimpi, maka bagian terindah dari hidup adalah mati.
Wannable's Dream
1327      454     0     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
Aku Lupa Cara Mendeskripsikan Petang
318      251     2     
Short Story
Entah apa yang lebih indah dari petang, mungkin kau. Ah aku keliru. Yang lebih indah dari petang adalah kita berdua di bawah jingganya senja dan jingganya lilin!
G E V A N C I A
50      36     0     
Romance
G E V A N C I A - You're the Trouble-maker , i'll get it done - Gevancia Rosiebell - Hidupnya kacau setelah ibunya pergi dari rumah dan ayahnya membencinya. Sejak itu berusaha untuk mengandalkan dirinya sendiri. Sangat tertutup dan memberi garis keras siapapun yang berniat masuk ke wilayah pribadinya. Sampai seorang cowok badboy selengean dengan pesona segudang tapi tukang paksa m...
Lavioster
118      78     0     
Fantasy
Semua kata dalam cerita dongeng pengiring tidurmu menjadi sebuah masa depan