Read More >>"> Upnormal (Episode Enam) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Upnormal
MENU
About Us  

           Zela menyipitkan mata, lalu menyisir ruangan yang sangat luas nan indah dengan penataannya. Membuat ruangan itu semakin rapi dan bersih. Ia berjingkat kaget  ketika para makhluk alam lain muncul secara tiba-tiba dan menyeringai ganas. Ia meringkuk ketakutan. Tak sengaja wanita paruh baya melihat. Dena namanya. Masuk kamar itu yang sengaja tak di tutup.  

            “Kamu udah bangun?” tanya Dena sambil menjatuhkan pantatnya di tepi ranjang. Zela tersentak dengan suara wanita itu.

            “Oh. Eh. Ehm. Udah tante. Maaf saya di mana ya?” ucap Zela sambil merenggangkan ringkukannya dan menarik bibirnya lima centi.

            “Manis sekali senyumannya. Apa lagi dengan lesung pipinya”~ Dena.

            Zela yang mendengar salah tingkah dengan pujian tak lansung dari Dena. Lalu merapikan tempat tidur berukuran king size.

            “Biar nanti bibi yang rapiin. Ini rumah tante” balasnya sambil berdiri seolah membimbing Zela keluar dari kamar. Dengan patuh Zela mengekori.

            “Tadi tante lihat kamu pingsan di jalanan, terus tanpa pikir panjang tante bawa kamu ke sini, rumah tante. Apa masih ada yang sakit?” lanjut Dena perhatian membuat Zela terharu.

            “Ehm. Anu makasih tante. saya udah baikan” gugup Zela.

            “Apa kamu sudah makan?” tanya Dena lembut.

            “Seperti inikah di perhatiin ibu?”~ Zela sambil terpsona dengan perhatian Dena hingga  tak ia sadari mengembangkan senyuman maut yang dimiliki. Ya senyum tulus itu akan menghiasi bibirnya, ketika ia memuji sesuatu dengan ketulusan. Dena balik kanan melihat orang di belakangnya dan pemandangan indah yang di saksikan mampu menyihir wanita paruh baya ini. Efek senyuman Zela, tak intrupsi tangan Dena bergerak menyentuh pipi  gadis mungil nan menawan ini.

            Zela memejamkan mata ketika tangan Dena mengelus pipinya. Ia mengabaikan trailer masa depan atau masa lalunya.

            “Tanteee apa kabar?” ucap Metra dan kaget dengan adegan di depan matanya.

            “Ehm. Ada apa ini tan?” lanjut Metra.

            “Cih. Tante Dena dapet gembel dari mana nih? Apa jangan-jangan kandidat menantunya? gak ini gak boleh terjadi. Tapi, dia bukan tipe menantu om Jimin Banget. Tenang Metra tenang. Dia cuma gembel. Pasti pergi kalau udah dapet makan”~Metra.

            Zela mengeraskan rahangnya medengar pikiran Metra yang berani mengomentari penampilan segaligus menghina harga dirinnya. Baginya fashion orang beda-beda. Memang penampilan Zela jauh berbeda dengannya. Zela hanya memakai jeans dan kaos hitam dibalut baju panjang kotak-kota dengan rambut dikuncir kuda. Sedangkan Metra memakai gaun hitam tanpa lengan panjang selutut. Zela menghebuskan nafas lelah dengan orang yang menilainya sebelah mata.

            “Terima kasih tante atas pertolongannya saya permisi” pamit Zela sopan.

            “Loh kok buru-buru. Kita makan aja dulu. kebetulan masak banyak. Soalnya anak tante mau mampir ke sini katanya” cegah Dena dengan bahagia.

            “Apa? seriusan tan dia ke sini?” Metra antusias.

            Dena manggut-manggut sambil menata piring.

            “Maaf tante saya gak bisa, masih ada urusan yang harus saya selesaikan. Sekali lagi saya terima kasih tante. Saya permisi” tolak Zela sambil mecium tangan Dena. Kali ini ia menyunggingkan senyum ketika melihat sepenggal kisah dari Dena. Zela balik kanak menuju pintu utama.

            “Awas!” reflek Zela sambil menangkis pot yang terjenu bebas dari lantai atas. Ia medongak sambil melotot. Ada makhluk yang usianya sekitar sepuluh tahun sedang bercanda dan salah satu dari mereka menyenggol pot itu.

            “Wah Terima kasih nak. Untung ada kamu. Sudah siuman? Tadi Dena sangat khawatir sekali dengan keadaanmu. Dia memang wanita baik”

            “Hehehe. Iya Nek sama-sama.  Lain kali hati-hati ya Nek. Ze pulang dulu”

            Setelah Zela menyalami nenek ia langsung menuju pintu gerbang. Ia mengabaikan apa yang di lihat. Sebelum benar-benar enyah, Zela menoleh belakang melihat nenek itu duduk di teras seolah menyambut kedatangan seseorang. Lalu ada makhluk alam lain yang melambaikan tangan kepadanya.

            “Aku merindukanmu Nek” celetuk Zela sambil berlalu.

                               

                                 ***

 

            Zela nyaris ketabrak BMW biru. Untung para makhluk medorongnya dengan kapasitas super  yang di miliki hingga membuat empu tubuh terpelanting. Zela meringis kesakitan. Sang empu mobil tak turun dan hanya mengumpat kasal. Zela hanya mengangguk seolah mengatakan ‘maaf’.

            “Ck. Mata taruh mana sih? main nylonong” gerutunya sambil mengemudi kembali. Ia masih menatap orang itu lewat spion sambil mengernyitkan dahi. Menurutnya gestur tubuh orang itu tak asing.

            “Zela Syinjin? Tinggal daerah sini? sejak kapan? Kok gak tau?” monolognya sambil masuk ke area pekarang rumah. Lalu menggeleng mengusir sosok orang yang ia lihat tadi.

            “Alhamdulillah Jay akhirnya datang juga” sambut sang Bunda Dena sambil tersenyum bahagia.

            “Mampir doang Bun” balas Jay malas sambil menjatuhkan pantatnya di sofa.

            “Dasar anak nakal. Apa sudah gak butuh orang tua, hah?” hardik Nenek pura-pura seraya menghambur memeluk cucuk lelaki satu-satunya. Ia meciumi Jay hingga membuat empu tubuh geli.

            “Ih. Nenek geli ah, Jay udah gede jangan gitu”

            “Kalau udah gede buruan nikah”

            “Nah betul kata Bunda Jay”

            “Ck. Ck. Ck  sejak kapan nenek jadi sekutu Bunda? Wah. Sekarang aku gak punya bala tentara nih”

            “Hehehe. Bukan gitu Jay. Nenek ingin lihat kamu nikah. Lihat keponakan udah pada nikah. Kamunya masih di situ aja”

            “Tante bajunya gak...”

            Deg

            Jay langsung berdiri. Terpesona dengan wajah itu dan dadanya berdekup kencang. Rasanya ingin memeluk sang empu wajah untuk melepas kerinduannya.

            “Shit! Dia bukan Mela tapi Metra. Sadar!!”~  Jay.

            “Bagus Metra. Akhirnya setelah sekian lama dia mau memandangmu”~ Metra sambil tersenyum malu-malu dengan pandangan Jay.

            “Bun. Jay tiba-tiba keingetan ada yang harus di selesaikan. Jay pergi dulu. Lusa Insya Allah Jay datang” ucap Jay dingin sambil balik kanan.

            “Maafin Ayah, Bunda Jay. Apakah kamu masih mencintainya?”~ Bunda Dena.

            Flash Back:

            Tiga tahun yang lalu. pertemuan dua keluarga besar di puncak. Mereka memilih tempat puncak supaya berganti suasana. Keluarga kolongmerat yang lumayan tersohor di negeri pertiwi ingin memperkuat kolega bisnis.

            “Wah  udara di sini segar sekali  Jim”

            “Jelaslah. Kan aku sering ke sini. tapi anakmu tau gak di sini tempatnya?”

            “Ragu sih. tapi gampanglah kan ada google maps. Hehehe”

            “Hmmm kenapa sih gak bareng aja To?”

            “Katanya ada kuis Jim”

            “Oalah gitu. Sabtu-sabtu ngampus? Kerajinan amat tuh dosen. Hahaha”

            “Hush. Kayak gak aja dulu”

            “Hahaha. Emang gak pernah Darto”

            “Eh. Si Jay di mana dia? Belum dateng juga?”

            “Belum. Si bocah itu masih sibuk ngurus peerusahan penerbitan katanya. Paling sampai sini sorean. Katanya mau bawa temennya gitu sih”

            Darto hanya mangguk-mangguk. Lalu mereka melihat-lihat sekiling villa. Sedang istri mereka menyiapkan untuk keperluan acara nanti malam. tak terasa hari semakin sore. Cuaca puncak tak begitu bersahabat. Kadang mendung dan terang.

            Pukul lima.

            Sebuah kejadian tak terduka menimpa keluarga mereka. Tiba-tiba hujan lebat mengguyur puncak. Sepertinya Sang Kuasa membuat skenario yang susah di tebak. Kecelekan maut yang memakan banyak korban. Sebuah penduduk riuh dengan kejadian itu. Semua korban di larikan ke rumah sakit terdekat.

            Handpone Jimi bunyi. Pun juga milik Darto. Medengar kabar dari sebrang, mata mereka melotot tak percaya. Tanpa ba-bi-bu mereka menerobos hujan menuju rumah sakit.

            “Anak saya sebelah mana suster”Dena kalut.

            “Anak saya sebelah mana sus?” Darti.

            “Atas nama siapa?”

            Jimin mengambil alih. Pun juga dengan Darto. Dan memeluk bahu istrinya. Sang suster memberi informasi ruangan masing-masing. Lalu mereka mengahambur keruangan itu. Dena dan Jimin sedikit tenang dengan luka Jay yang ringan. Tapi sayangnya ia masih pingsan. Dena mengelus lembut kening putranya. Lalu mencium. Pun dengan suaminya. 

            Di ruang yang berbeda. Darti dan Darto sangat sedih dengan anaknya. Menangisi putri semata wayangnya. Tapi mereka mempunyai tekat  akan mengembalikan putri tercinta seperti sedia kala. Darto meninggalkan ruangan itu untuk membicarakan sesuatu kepada sang  dokter. Kebetulan dokter sedang berbicara dengan Jimin dan Dena.

            “Ada apa To? Bagaimana keadaan Metra?”

            “Parah Jim. Aku sedih lihatnya. Dia benar-benar tak beruntung”

            Lalu Darto menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Metra. Jimin  memberi solusi. Untuk mengoprasi Metra dengan korban yang beberapa detik meninggal. Bunda melarang. Karena itu temannya Jay. Dan hanya Jay yang berhak mengizininkan.  Entah tanpa pikir panjang Darto menyetujui saran Jimin. Ia berani membayar denda berapapun yang diinginkan dari orang tua anak itu. Oprasi sukses. Dalam waktu bersamaan Jay membuka mata. Ia berinjak dari ranjangnya. Senyum manis ketika melihat bundanya ketiduran di sofa.

            “Mau kemana Jay?” tanya sang Ayah yang baru dari luar.

            “Mau lihat Mela Yah” jawabnya Parau

            “Mela? siapa?” Mengernyitkan dahi.

           “Kekasih aku Yah. Dia yang akan Jay kenalin ke kalian” Jelas Jay sambil berlalu.

            Tanpa menunggu jawaban sang Ayah. Jay langsung raib dari ruangan. Dena yang baru bangun heran dengan ekpresi suaminya. Lalu ia bertanya keberadaan Jay. Jimin menjawab seperti orang linglung. Dena melesat mencari Jay.

           Dan di sinilah ia berada. Kamar mayat. Dengan menggoyang-goyangkan tubuh Mela. tak terima dengan takdir bahwa Mela secepat ini meninggalkannya. padahal, ia sudah berjanji ingin mengenalkan pada orang tuanya dan akan menikahinya.

         Jay belum tahu dengan sebuah kenyataan pahit yang akan menyakitkan. Jimin dan Dena memohon kepada dokter Brian tak meceritakan apa yang terjadi selama ia belum sadarkan diri. Tapi, menurut dokter Brian ia berhak tahu. Bagaimanapun Jay orang yang tanggung berjawab dengan Mela. Akhirnya, Dena dan Jimin menurut.  

         “Apa? siapa yang izinin wajahnya sebagai acuan operasi wajah?” berang Jay.

         “Gue gak masalah kalau matanya di donorkan. Tapi yang jadi masalah adalah wajahnya. Kenapa gak nungguin gue? Kenapa hanya sepihak. Gue berhak tahu semua yang terjadi padanya selama gue belum bangun. Apa kalian gak tahu sakit dan merasa bersalahnya gue? Gue harus ngomong apa sama ibunya” tambah Jay berapi-api.

       Flash Back end.  

                  ***

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • deshisoka

    Thanks masukannya kaka, siap edit :)

    Comment on chapter Episode satu
  • SusanSwansh

    Ceritanya bagus. Maaf, kasih sedikit masukan, itu maklum penulisannya, Sobat. Bukan makhlum. Dan Dewi Fortuna. Nama. Harus kapital.

    Comment on chapter Episode satu
  • deshisoka

    hehehe makasih, masih amatir kaka. oh itu karya siapa kak?

    Comment on chapter Episode satu
  • dede_pratiwi

    ceritanya seru nih kaya boss im in love hehe.

    Comment on chapter Episode Dua
Similar Tags
Strawberry Doughnuts
32      26     0     
Romance
[Update tiap tengah malam] [Pending] Nadya gak seksi, tinggi juga kurang. Tapi kalo liat matanya bikin deg-degan. Aku menyukainya tapi ternyata dia udah ada yang punya. Gak lama, aku gak sengaja ketemu cewek lain di sosmed. Ternyata dia teman satu kelas Nadya, namanya Ntik. Kita sering bertukar pesan.Walaupun begitu kita sulit sekali untuk bertemu. Awalnya aku gak terlalu merhatiin dia...
Diary of Time
27      15     0     
Romance
Berkisah tentang sebuah catatan harian yang melintasi waktu yang ditulis oleh Danakitri Prameswari, seorang gadis remaja berusia 15 tahun. Dana berasal dari keluarga berada yang tinggal di perumahan elit Menteng, Jakarta. Ayahnya seorang dokter senior yang disegani dan memiliki pergaulan yang luas di kalangan pejabat pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Ibunya seorang dosen di UI. Ia memiliki...
Aranka
125      99     0     
Inspirational
Aranka lebih dari sebuah nama. Nama yang membuat iri siapa pun yang mendengarnya. Aland Aranka terlahir dengan nama tersebut, nama dari keluarga konglomerat yang sangat berkuasa. Namun siapa sangka, di balik kemasyhuran nama tersebut, tersimpan berbagai rahasia gelap...
Who Is My Husband?
310      177     0     
Romance
Mempunyai 4 kepribadian berbeda setelah kecelakaan?? Bagaimana jadinya tuh?! Namaku.....aku tidak yakin siapa diriku. Tapi, bisakah kamu menebak siapa suamiku dari ke empat sahabatku??
He Used to be a Crown Prince
78      53     0     
Romance
Pacar Sera bernama Han Soo, bintang instagram terkenal berdarah campuran Indonesia-Korea. Han Soo hidupnya sederhana. Setidaknya itulah yang Sera kira hingga Xuan muncul di kehidupan mereka. Xuan membenci Han Soo karena posisinya sebagai penerus tunggal kerajaan konglomerat tergeser berkat ditemukannya Han Soo.
The Journey Of F
85      62     0     
Romance
beberapa journey, itu pasti ada yang menyenangkan dan ada yang menyedihkan, bagaimana kalau journey ini memiliki banyak kesan di dalamnya. pastilah journey seseorang berbeda beda. dia adalah orang yang begitu kecil lugu dan pecundang yang ingin menaklukan dunia dengan caranya. yaitu Berkarya
Chahaya dan Surya [BOOK 2 OF MUTIARA TRILOGY]
369      196     0     
Science Fiction
Mutiara, or more commonly known as Ara, found herself on a ship leading to a place called the Neo Renegades' headquarter. She and the prince of the New Kingdom of Indonesia, Prince Surya, have been kidnapped by the group called Neo Renegades. When she woke up, she found that Guntur, her childhood bestfriend, was in fact, one of the Neo Renegades.
Aleya
0      0     0     
Romance
Kau memberiku sepucuk harapan yang tak bisa kuhindari. Kau memberiku kenangan yang susah untuk kulupakan. Aku hanyalah bayangan bagimu. Kita telah melewati beberapa rute tetapi masih saja perasaan itu tidak bisa kukendalikan, perasaanmu masih sama dengan orang yang sama. Kalau begitu, kenapa kau membiarkan aku terus menyukaimu? Kenapa kau membiarkan aku memperbesar perasaanku padamu? Kena...
in Silence
7      7     0     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
Pangeran Benawa
389      190     0     
Fan Fiction
Kisah fiksi Pangeran Benawa bermula dari usaha Raden Trenggana dalam menaklukkan bekas bawahan Majapahit ,dari Tuban hingga Blambangan, dan berhadapan dengan Pangeran Parikesit dan Raden Gagak Panji beserta keluarganya. Sementara itu, para bangsawan Demak dan Jipang saling mendahului dalam klaim sebagai ahli waris tahta yang ditinggalkan Raden Yunus. Pangeran Benawa memasuki hingar bingar d...