Read More >>"> L & A (Perkenalan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - L & A
MENU
About Us  

Pukul 13.00 pm, beberapa karyawan perusahaan majalah bernama The Blue  selesai dengan makan siang mereka. Mereka meletakkan piring-piring kotor di dapur dan membuang sampah pada tempatnya, lalu mencuci tangan secara tertip di wastafel. Karyawan yang baik.

Ana, gadis cantik berambut panjang itu meneteng nampan makan siangnya ke dapur. Ia tidak menghabiskan makanan kali ini, mungkin tidak berselera untuk makan atau semacamnya. Pasalnya perempuan itu menderita sakit mag namun tetap saja dia suka memakan makanan pedas diam-diam, seperti semangkuk bakso dengan saus sambal. Hasilnya dia tidak kuat menahan rasa panas di lidahnya.

"Aw!" suara seorang gadis meringis terdengar dari arah dapur. Ia terkena kuah bakso yang tidak sengaja tertumpah ke tangannya. Tidak terlalu panas, namun itu merusak penampilannya.

"Maafkan aku," kata Ana panik. Ia segera mencari tisu dan membersihkan sisa kuah bakso yang menempel di tangan dan baju gadis itu. Ana merasa sangat malu.

"Aku ngga apa-apa, kok. Biar aku aja," kata gadis bernama Riu. Dia tidak enak hati lalu mengambil tisu dari tangan Ana dan membersihkan lengannya sendiri.

"Ada apa?" tanya seorang pria terburu-buru masuk ke dapur untuk memeriksa keadaan.

Dia Leo, pria yang bekerja di bagian marketing perusahaan. Laki-laki itu tidak begitu familiar di kantor, wajahnya jarang muncul di ruang makan, tempat istirahat, di manapun di setiap sisi perusahaan ini.

Kedua gadis itu menoleh. Leo segera menghampiri Ana dan melihat gadis itu dengan perasaan cemas. "Kamu tidak apa-apa? Ngga ada yang luka, kan?"

Riu terdiam. Ia hanya mengibaskan tisu di bajunya dengan enggan. Dia lirik pria itu sebentar, lalu menghela napas panjang. Yang kenapa-kenapa itu aku, dia membantin. Kemudian berlalu dari dapur secepat kilat.

Gadis itu mendesah panjang melihat pakaiannya yang basah. "Padahal ini baru beli kemaren..." keluhnya. "Huaaa... kesal!" Dia menghentakkan kaki ke lantai. Bagaimana ini, Riu tidak membawa baju ganti.

"Habis mandi?" tanya seseorang dengan nada geli.

Riu berdecak keras. Dia menatap pria itu dengan perasaan jengkel. "Iya, mandi kuah bakso!" jawabnya ketus.

Pria itu tertawa geli sambil menutup mulutnya. Melihat gadis itu kesal membuat dia tertarik untuk menggodanya. "Ganti dulu sana," katanya sambil mengibaskan tangan di depan Riu.

"Ngga bawa baju ganti," sahut Riu cemberut.

"Ya udah pakai baju aku.." tawarnya.

"Ngga mau!" tolak Riu mentah-mentah.

Lagi, pria bernama Gilang itu menutup mulut menahan tawa. Kemudian dia berdeham, lalu mengangkat tangan untuk melihat waktu. "Ehem, 20 menit lagi kita meeting Aquarius Bii. Saya tidak menerima satu pun karyawan yang berenampilan tidak rapi," katanya layaknya seorang pemimpin yang berwibawa. "Saya akan ke ruangan dulu." Setelah itu dia berbalik dan menaiki tangga meninggalkan Riu.

Gadis itu mendesah pasrah. Ia tatap punggung lalu menggerutu. "Sial banget nasib kamu," desahnya lagi, lalu beranjak dari sana.

***

"Harusnya kamu lebih hati-hati lagi, ya," kata Leo sekali lagi.

Ana tersenyum manis, sangat manis. "Iya, Leo. Kenapa kamu cerewet banget, sih. Kan aku ngga apa-apa," kata Ana gemas. "Aku malu sama dia tadi. Aku ngga sempat bicara dengan dia, mungkin dia marah," sesal Ana. Tadi saat Leo datang menghampirinya, gadis itu pergi begitu saja tanpa sempat Ana tahu namanya.

"Ngga apa-apa. Nanti pasti ketemu lagi sama dia. Aku bakal minta maaf," kata Leo menenangkan. Pasalnya Ana sangat berlebihan terhadap sesuatu yang ia khawatirkan.

Saat mereka berjalan melewati lorong menuju lantai atas, mereka melihat Riu lewat dengan sweeter berwarna merah di tangannya. Dia berjalan menunduk dengan wajah cemberut.

"Hei, hei, tunggu!" teriak Ana mengejar Riu.

Riu menoleh. Ia mengangkat kedua alis melihat gadis yang ia temui di dapur tadi berlari tergesa-gesa ke arahnya, diikuti pria di dibelakangnya.

"Kamu mau kemana? Aku ada baju ganti di loker, kamu bisa pakai punyaku. Aku ngga enak sama kamu.." kata Ana memohon.

Riu hanya tersenyum kecil. "Aku baik-baik aja. Aku akan ganti baju sekarang. Lupakan saja yang tadi. Itu kan tidak sengaja," katanya tulus.

Mendengar itu Ana merasa lebih baik. "Namaku Ana, aku di gabian redaktur percetakkaan, sebagai artistik. Kalau kamu butuh apa-apa, tanyain aja sama aku. Ananda Desra." Ana mengulurkan tangan.

Riu menerima uluran tangan Ana dan menyebutkan namanya. "Aku Aquarius Bii. Sebenarnya aku masih baru, jadi tidak terlalu kenal dengan orang-orang di sini. Aku hanya membantu-bantu hehe.. Mohon bimbingannya," jawab Riu menyengir.

"Ah, kenalkan ini teman aku. Dia orang paling sibuk di perusahaan ini. Lebih sibuk dari bos kita," kata Ana tertawa sambil menarik Leo untuk maju memperkenalkan diri.

Leo tersentak saat Ana menariknya maju. Ah, dia malu sekali segala hal yang menyangkut perkenalan. Leo tidak pandai sama sekali. "Namaku Leo," katanya lalu melepaskan jabatan tangan dan menyimpannya di balik punggung.

Ana melongo, namun secepatnya dia mengendalikan suasana. "Haha... Dia memang tidak tahu apa-apa." Ana tertawa. "Nama temanku Leo Ardyn. Dia bagian pemasaran online. Ya, setiap hari dia sibuk di depan layar komputer jadi jarang kelihatan wajahnya di kantor ini," jelas Ana.

Riu tersenyum cerah. "Panggil aku Riu. Not Bii. Karna kalau Bee dengan e berarti lebah, kalau Bii dengan i sering dibaca dua kali," kata Riu tertawa renyah. 

Kedua gadis itu tertawa bersama. Mereka tampak menikmati lelucon tidak bermutu yang Riu lotarkan. Sementara Leo hanya tersenyum salah tingkah, dia ingin tertawa tapi tidak tahu menertawakan apa. Dia masih menerka-nerka bagian mana yang lucu dari nama Aquarius Bii.

"Aku harus ganti baju. Aku ngga bisa lama-lama. Bos gila itu akan mengamuk, seram." Riu melambaikan tangan pada kedua orang tersebut. Dia segera masuk ke dalam lift dan menuju ruangan pribadi Gilang.

***

"Ngga apa-apa aku pakai baju ini?" tanya Riu kepada Gilang.

Gilang melipat kedua tangan di depan dada. "Memangnya kenapa?" Ia balik bertanya.

Riu kembali cemberut. "Ini ngga formal sama sekali."

Gilang tertawa kecil. "Yang penting kamu cantik, Bii..."

"Stop!" teriak Riu sebelum Gilang melanjutkan ucapannya. Riu lantas cepat berbalik dan menghadap kaca dengan perasaan kesal.

Lagi, Gilang menahan tawa. Ia berjalan mendekati Riu. "Senyum kenapa, sih? Kesel mulu sama aku," kata Gilang menarik kedua belah pipi Riu untuk membuat gadis itu tersenyum.

"Lepasin!" seru Riu galak. "Lepasin!" untuk kedua kalianya.

"Ampun..." teriak Gilang pura-pura takut.

"Gilang aku serius. Ini kantor dan aku seorang karyawan. Aku ingin bekerja, bukan berkencan."

Gilang melirik jam tangannya. 2 menit lagi rapat akan di mulai. "Kalau begitu, berkencan denganku sehabis itu," katanya sambil berlalu. "Cepat Riu, kurang dari dua menit lagi," teriak Gilang saat sudah sampai di luar ruangan.

***

 

How do you feel about this chapter?

1 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sang Musisi
9      9     0     
Short Story
Ini Sekilas Tentang kisah Sang Musisi yang nyaris membuat kehidupan ku berubah :')
SERENITY
13      13     0     
Romance
Sejak kepergian kakaknya hidup Hera berubah drastis. Ia harus menerima kenyataan bahwa mama dan papanya harus bercerai. Hal ini membuatnya depresi dan ingin mati. Namun ditahun keenamnya duduk dibangku SMA ini, ada keajaiban yang datang kepadanya. Sosok Alena membuat Hera kembali menemukan rumah untuk pulang. Tetapi bisakah Alena dijadikan rumah? Dan siapakah Alena sebenarnya?
Dream Space
13      13     0     
Fantasy
Takdir, selalu menyatukan yang terpisah. Ataupun memisahkan yang dekat. Tak ada yang pernah tahu. Begitu juga takdir yang dialami oleh mereka. Mempersatukan kejadian demi kejadian menjadi sebuah rangakaian perjalanan hidup yang tidak akan dialami oleh yang membaca ataupun yang menuliskan. Welcome to DREAM SPACE. Cause You was born to be winner!
Temu Yang Di Tunggu (up)
475      290     0     
Romance
Yang satu Meragu dan yang lainnya Membutuhkan Waktu. Seolah belum ada kata Temu dalam kamus kedua insan yang semesta satukan itu. Membangun keluarga sejak dini bukan pilihan mereka, melainkan kewajiban karena rasa takut kepada sang pencipta. Mereka mulai membangun sebuah hubungan, berusaha agar dapat di anggap rumah oleh satu sama lain. Walaupun mereka tahu, jika rumah yang mereka bangun i...
Ksatria Dunia Hitam
13      13     0     
Short Story
Dia yang ditemui bersimbah darah adalah seorang ksatria dunia hitam yang kebetulan dicintainya
10 Reasons Why
72      42     0     
Romance
Bagi Keira, Andre adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Di titik terendahnya, hanya Andrelah yang setia menemani di sampingnya. Wajar jika benih-benih cinta itu mulai muncul. Sayang, ada orang lain yang sudah mengisi hati Andre. Cowok itu pun tak pernah menganggap Keira lebih dari sekadar sahabat. Hingga suatu hari datanglah Gavin, cowok usil bin aneh yang penuh dengan kejutan. Gavin selalu pu...
Dieb der Demokratie
0      0     0     
Action
"Keadilan dan kebebasan, merupakan panji-panji dari para rakyat dalam menuntut keadilan. Kaum Monarki elit yang semakin berkuasa kian menginjak-injak rakyat, membuat rakyat melawan kaum monarki dengan berbagai cara, mulai dari pergerakkan massa, hingga pembangunan partai oposisi. Kisah ini, dimulai dari suara tuntutan hati rakyat, yang dibalas dengan tangan dingin dari monarki. Aku tak tahu...
Ansos and Kokuhaku
73      60     0     
Romance
Kehidupan ansos, ketika seorang ditanyai bagaimana kehidupan seorang ansos, pasti akan menjawab; Suram, tak memiliki teman, sangat menyedihkan, dan lain-lain. Tentu saja kata-kata itu sering kali di dengar dari mulut masyarakat, ya kan. Bukankah itu sangat membosankan. Kalau begitu, pernah kah kalian mendengar kehidupan ansos yang satu ini... Kiki yang seorang remaja laki-laki, yang belu...
Beautiful Sunset
6      6     0     
Short Story
Cinta dan Persahabatan. Jika kau memiliki keduanya maka keindahan sang mentari di ujung senja pun tak kan mampu menandinginya.
Hanya Untukku Seorang
30      23     0     
Fan Fiction
Dong Hae - Han Ji bin “Coba saja kalo kau berani pergi dariku… you are mine…. Cintaku… hanya untukku seorang…,” Hyun soo - Siwon “I always love you… you are mine… hanya untukku seorang...”