Read More >>"> AMORE KARAOKE (Chapter 8) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - AMORE KARAOKE
MENU
About Us  

Hawa di ruangan itu semakin meningkat panasnya dari detik ke detik, bukan karena AC –nya yang rusak, tapi karena dua orang yang  saling melemparkan tatapan bola panas. Setelah sepakat mendirikan kembali Amore Karaoke,Lea bertemu dengan Devon di salah satu room Karaoke, dengan ditemani masing-masing sobat mereka.

Mereka duduk saling berhadapan di sofa panjang berbentuk L. Mengerahkan ekspresi setenang mungkin, menghalau segala kenangan yang sesekali berkelebat di benak. Terutama Ola yang paling maksimal menunjukkan rasa tenangnya, tapi Ambar yang duduk di sampingnya bisa melihat punggung cewek itu menegang. Ditekannya tangan Ola berharap dapat mengurangi ketegangan lalu tak lama Mora ikut menggengam tangan Ola yang satunya walaupun dadanya nyeri setengah mati. Menenangkan seseorang ketika kita juga sedang terguncang bukanlah perkara mudah.

Cukup lama saling terdiam membuat Taki gemas. Ia hendak akan membuka mulut ketika Revi tiba-tiba memajukan tubuhnya ke arah Ambar yang tepat sekali duduk di sampingnya. Tampang jahil menggoda yang tercetak jelas di cowok berambut shaggy itu mulai menimbulkan kekhawatiran di hati Taki.

“Lo Ambar, kan? Yang bakal jadi keyboardis di band kita?”

Ambar tergagap. Pesona cowok itu dalam sekali kedipan mampu membuyarkan fokusnya.

“Jangan mau, Bar!” Sela Cecil membawa kembali Ambar ke bumi. “Dia playboy cap kadal, teman gue banyak yang jadi korban dibikin sampai  nangis!”

Revi terkikik. “Temen lo siapa? Ane, Iren, Kely, Susan atau Osi?”

Para cewek terperangah tapi tidak dengan para cowok yang menghela napas jengkel sambil menggelengkan kepala. Setidaknya aksi Revi yang memunculkan belangnya mendinginkan hawa di ruangan ini.

“Lo harus gabung ke band kita. Kita kan udah jadi partner kerja di Amore Karaoke. Temen lo nggak bakal melarang, kan?”

Revi memainkan sebelah alisnya. Senyuman mautnya untuk menjatuhkan cewek dalam pelukannya diluncurkan, membuat Ambar kembali kehilangan kedali. Namun hal itu tidak berlaku untuk Cecil dan Mora yang langsung mual melihat tingkah cowok itu

“Kalau mau gue gabung, berhenti tebar pesona.” Ambar menekan setiap kata-katanya. Tubuhnya dicodongkan dengan salah satu tangan menekan kuat pinggiran sofa. Salah satu upayanya agar tidak jatuh dalam pesona itu.

Revi merapatkan bibirnya. Senyum andalannya lenyap. Dia mengangguk patuh mendapatkan tatapan menusuk di balik kaca mata bulat itu.

“Jangan coba-coba deketin dia apalagi bikin nangis. Gue itu pembasmi playboy dari zaman SMP. Tanya deh temen-temen playboy lo yang sekolah di Citra Asih tentang sepak terjang gue. Gue pastikan nasib lo nggak beda jauh sama mereka.” Ancam Mora

Bukannya Revi yang maju menyerang ancaman itu, tapi Devon yang tiba-tiba mencodongkan tubuhnya. “Hati-hati, Rev. Bahaya dekat-dekat dia.”

Mora mengernyit. “Apa maksud lo? Masih membahas tentang gue yang mampu bunuh orang?”

Devon mengangkat bahu tak peduli. Kembali dia menyandar ke punggung sofa. “Mungkin itu yang akan lo lakukan.”

BRAKK!

Gebrakan keras di meja kaca memberi sinyal bahwa kerja sama mendirikan karaoke ini tidak akan berujung baik. Telapak tangan Mora memerah. Dihirupnya ganas oksigen setelah dadanya yang naik turun heboh kembali normal. “Kalau lo mau karaoke ini jalan dengan baik, berhubungan baiklah dengan gue. Jangan bawa-bawa masa lalu terus!

Devon ikut berdiri, menepis tangan Taki yang menariknya. “Tanpa lo, gue juga bisa--.”

“Gue permisi mau ke kamar mandi. “ Potong Ola yang berwajah pucat lalu berlari menuju pintu. Bahunya yang berguncang cukup memberikan penjelasan bahwa cewek itu gagal membangun pertahanannya.

“Jaga tuh mulut lo, cowok manja!”

“STOP!” Seru Taki tegas. “Tunda dulu ribut kalian. Sekarang kita bahas nih nasib karaoke ini. Apa rencana kalian?” Taki bergantian menatap Devon dan Mora. Pasrah karena Taki terus memelototinya, Devon mengeluarkan beberapa dokumen dari tasnya lalu melemparnya ke meja.

“Itu berkas-berkasnya, salah satunya ada laporan keuangan. Kita bahas keuangannya dulu karena penghasilan terakhir tiga tahun yang lalu nggak bakal cukup buat renovasi tempat ini. “

Setelah berhasil menguasai diri dari amarahnya, Mora mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. “Oke, rapat sekarang dimulai  dengan pembahasan fasilitas apa aja yang bakal kita ganti dan anggarannya.”

Selembar brosur yang menyelinap diantara tumpukan dokumen menarik perhatian Cecil. “Kita juga harus mulai memikirkan promo-promo yang menarik pelanggan. Nggak perlu pake brosur, posting di instagram sekalian kita bikin official account Amore Karaoke” Cecil menunjukan brosur yang isinya merupakan promosi Amore Karaoke beberapa tahun yang lalu.  Mora mengerlingkan mata, sobatnya ini malah beralih topik.

“Kita perlu bagi-bagi divisi.” Usul Ambar.

“Setuju.” Revi menjetikkan jarinya, matanya mengedip jahil. Ancaman Ambar beberapa menit yang lalu hanya ampuh  beberapa detik saja.

“Kayaknya kita butuh orang untuk membimbing kita.” Taki menambahkan

“Maksud lo, Kak Vino?” Tanya Devon memastikan

Taki mengangguk, menunjuk tumpukan dokumen itu.“Alamatnya mungkin ada di sana.”

“Ah lama, zaman sekarang tinggal pake satu jari, cuman butuh waktu beberapa detik.”Sahut Cecil lalu mengelurkan ponsel dari tasnya. “Apa nama lengkap Kak Vino? Cari di ins-“

“Gue tahu alamat rumahnya.” Potong Devon datar. Rautnya mendadak mengeras dan memerah. Dia sedikit membuang muka saat mereka serempak  menoleh kepadanya. Revi dan Taki mengerti maksud raut itu. Menahan amarah dan tangis. Dan untuk Mora yang berusaha memahami, yang terlihat adalah pancaran letupan-letupan amarah.

Setelah mendapatkan alamat dan kontak Vino, Mora mulai memimpin rapat—karena sebelumnya Devon ogah-ogahan memimpin rapat—dengan pembahasan fasilitas beserta keuangannya. Devon yang  belum menerima penuh kehadiran cewek itu hanya bergeming sepanjang rapat, sesekali menanggapi dengan kalimat super pendek bahkan hanya satu kata. Hasrat Mora mencabik-cabik tampang menyebalkan itu harus ditahannya demi kelancaran pendirian Amore Karaoke.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    fresh banget ceritanya hehe. ditunggu kelanjutannya ya :)

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
10 Reasons Why
71      41     0     
Romance
Bagi Keira, Andre adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Di titik terendahnya, hanya Andrelah yang setia menemani di sampingnya. Wajar jika benih-benih cinta itu mulai muncul. Sayang, ada orang lain yang sudah mengisi hati Andre. Cowok itu pun tak pernah menganggap Keira lebih dari sekadar sahabat. Hingga suatu hari datanglah Gavin, cowok usil bin aneh yang penuh dengan kejutan. Gavin selalu pu...
A D I E U
55      49     0     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.
As You Wish
8      8     0     
Romance
Bukan kisah yang bagus untuk dikisahkan, tapi mungkin akan ada sedikit pelajaran yang bisa diambil. Kisah indah tentang cacatnya perasaan yang biasa kita sebut dengan istilah Cinta. Berawal dari pertemuan setelah 5 tahun berpisah, 4 insan yang mengasihi satu sama lain terlibat dalam cinta kotak. Mereka dipertemukan di SMK Havens dalam lomba drama teater bertajuk Romeo dan Juliet Reborn. Karena...
Youth
408      234     0     
Inspirational
Salah satu meja di kafe itu masih berisikan tiga orang laki-laki yang baru setahun lulus sarjana, mereka mengenang masa-masa di SMA. Dika, Daffa, dan Tama sudah banyak melewati momen-momen kehidupan yang beragam. Semuanya tak bisa mereka pilih. Mereka diizinkan berkumpul lagi setelah sempat berjanji untuk bertemu di tanggal yang mereka tentukan. Apa pun yang terjadi, mereka harus berkumpul pa...
BlueBerry Froze
0      0     0     
Romance
Hari-hari kulalui hanya dengan menemaninya agar ia bisa bersatu dengan cintanya. Satu-satunya manusia yang paling baik dan peka, dan paling senang membolak-balikkan hatiku. Tapi merupakan manusia paling bodoh karena dia gatau siapa kecengan aku? Aku harus apa? . . . . Tapi semua berubah seketika, saat Madam Eleval memberiku sebotol minuman.
F.E.A.R
200      145     0     
Romance
Kisah gadis Jepang yang terobsesi pada suatu pria. Perjalanannya tidak mulus karena ketakutan di masa lalu, juga tingginya dinding es yang ia ciptakan. Ketakutan pada suara membuatnya minim rasa percaya pada sahabat dan semua orang. Bisakah ia menaklukan kerasnya dinding es atau datang pada pria yang selalu menunggunya.
Cazador The First Mission
118      75     0     
Action
Seorang Pria yang menjadi tokoh penting pemicu Perang Seratus Tahun. Abad ke-12, awal dari Malapetaka yang menyelimuti belahan dunia utara. Sebuah perang yang akan tercatat dalam sejarah sebagai perang paling brutal.
Comfort
34      27     0     
Romance
Pada dasarnya, kenyamananlah yang memulai kisah kita.
Toget(her)
41      28     0     
Romance
Cinta memang "segalanya" dan segalanya adalah tentang cinta. Khanza yang ceria menjadi murung karena cinta. Namun terus berusaha memperbaiki diri dengan cinta untuk menemukan cinta baru yang benar-benar cinta dan memeluknya dengan penuh cinta. Karena cinta pula, kisah-kisah cinta Khanza terus mengalir dengan cinta-cinta. Selamat menyelami CINTA
Ellipsis
60      45     0     
Romance
Katanya masa-masa indah sekolah ada ketika kita SMA. Tidak berlaku bagi Ara, gadis itu hanya ingin menjalani kehidupan SMAnya dengan biasa-biasa saja. Belajar hingga masuk PTN. Tetapi kemudian dia mulai terusik dengan perlakuan ketus yang terkesan jahat dari Daniel teman satu kelasnya. Mereka tidak pernah terlibat dalam satu masalah, namun pria itu seolah-olah ingin melenyapkan Ara dari pandangan...