Read More >>"> you're my special moments (03) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - you're my special moments
MENU
About Us  

 

                “untuk lebih jelasnya, sebaiknya di periksakan ke Rumah Sakit saja. karena tidak ada peralatan khusus dan saya bukan dokter spesialis, saya tidak terlalu yakin dengan prediksi saya, semoga saja apa yang saya katakana tadi ada kekeliruan.” Ucapan dokter jaga tadi terus saja tergiang di kepala Meriana.

                Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Floren sudah pergi terlebih dahulu untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler melukis. Sedangkan Meriana hendak menemui Pak Haris setelah terlebih dahulu mengambil tasnya di kelas.

                Pak Haris adalah guru olahraga dan termasuk guru pembimbing Ekstrakulikuler renang. Tadi pagi, sewaktu hendak masuk ke kelas, Pak Haris menemuinya dan menyuruh Meriana untuk menemui Pak Haris setelah pulang sekolah nanti.

                “Aww…” Rintih Meriana saat ada seseorang yang menabraknya dengan cukup keras.

                “Hati-hati dong kalau jalan.” Ucap Meriana sambil memegangi bahunya yang terasa sakit, kerena saat tertabrak tadi bahunya terbentur dinding koridor.

                “lah kok nyalahin gue lagi sih? Udah jelas-jelas lo jalannya sambil melamun.” Ucap orang yang menabrak Meriana.

                “lagi? Gue ga pernah ngerasa nyalahin diri lo selain kejadian ini. Mau gue melamun atau ngga, kalau lo jalannya ga tergesa-gesa gitu ga akan nabrak gue.” Jawab Meriana yang kesal karena telah dituduh menyalahkan cowok tadi, padahal jelas-jelas dia yang salah.

                “mungkin karena lo pingsan, jadi lo ga inget. Lemah banget sih jadi cewek. Tanyai temen lo aja kalau lo penasaran.” Ucap cowok tadi yang ternyata orang yang sama, yang telah melemparkan bola basket tadi siang.

                Meriana sedikit tersinggung ketika cowok tadi meremehkan dirinya dengan menyebutnya lemah. Sebenarnya Meriana sadar dengan jelas, dia pingsan bukan karena bola tapi karena dia memang benar-benar pusing.

                “lupain aja deh, gue malas ribut sama orang yang cuman bisa ngomong dan nyalahin doang.” Ucap Meriana kesal, lalu pergi meninggalkan cowok tadi.

                Cowok tadi pun hanya bisa terdiam saat di tinggal oleh Meriana. Dia mengira Meriana akan menyangkal sindiran yang merendahkannya atau apa. Sebenarnya cowo tadi sedikit menyesal juga, bagaimana pun dia memang salah, namun ego nya terlalu tinggi untuk mengakui kesalahannya.

                Lagi pula hanya terbentur dinding dan itu bukan hal besar bagi cowok tadi. Namun, sepertinya cowok tadi belum tau kalau Meriana seorang perenang. Karena bagi perenang bahu ada asset berharganya.

                “Rhei! Buruan. Lo ngapain sih, malah liatin cewe tadi.” Kata seseorang menghampiri cowok yang di panggil Rhei.

                “gue ga sengaja nabrak dia waktu lari, bahu nya kebentur dinding. Tapi, dia malah bertingkah berlebihan seolah bahunya benar-benar berharga.” Ucap cowok yang bernama Rhei. Dia masih  merasa kesal.

                “ya jelas lah Rheiga Arsenio. Bahu itu segalanya untuk perenang. Lo kok bego banget sih.” Ucap cowok yang menghampiri Rhei.

                “hah? Perenang? Kok lo tau sih, Ar?” Jawab cowok yang bernama Rheiga Arsenio yang biasa dipanggil Rhei itu. Rhei terkejut, dan dia juga merasa bersalah.

                “iyalah, semua orang juga kayaknya tau. Dia kan menang kejuaran juara 1 lomba renang putri. Salah satu kebanggaannya Pak Haris.” Jelas Ar, atau Arganesha Atmadja.

                “ahh! Sial banget sih gue. Gue tadi malah nyalahin dia lagi dan bilang dia lemah banget jadi cewek.” Sesal Rhei.

                “lo sih, kalau ngomong di pikir dulu makanya. Udah ah buruan. Anak-anak udah pada nunggu di lapangan.” Ucap Arga sambil berjalan terlebih dahulu menuju lapangan basket.

                Rheiga pun akhirnya mengikuti Arga setelah melihat ke kebelakang sejenak untuk memastikan bahwa Meriana sudah tidak ada lagi disana.

                Hari ini bukanlah jadwal ektrakulikuler Basket maupun Renang. Namun, kelempok ekstrakulkuler basket hendang mengadakan rapat jadwal latihan untuk persiapan Lomba di bulan depan dengan SMA sebelah.

                Setelah selesai rapat Rheiga memutuskan untuk langsung pulang. Rapat hanya memakan waktu 30 menit. Anak-anak mulai bubar, ada yang memilih langsung pulang dan ada juga yang memilih tetap diam di sekolah dan bermain basket.

                Karena ban motornya bocor, dengan terpaksa Rheiga harus berangkat dan pulang sekolah menggunakan kendaraan umum.

                Lagkah Rheiga terhenti saat melihat Meriana yang sedang duduk di bangku halte sambil mendengan lagu lewat earphone. Rheiga pikir Meriana sudah pulang, namun ternyata masih berada di kawasan dekat sekolah.

                Seolah teringat perkataan buruknya tadi, akhinya Rheiga pun memutuskan menghampiri Meriana bermaksud meminta maaf dan memang dia akan menunggu bis di halte itu.

                Meriana yang menyadari ada seseorang yang datang mengalihkan pandangannya terhadapat handphonen dan melihat orang itu. Namun, saat tahu siapa yang datang Meriana dengan malas nya lagi menatap handphonenya.

                Karena gara-gara Pak Maman, supir keluarganya. Meriana harus terjebak di sini dengan orang yang mebuat Meriana kesal.

                Pak Maman bilang tadi ban mobilnya bocor, sehingga harus ke bengkel sebentar. Karena takut menunggu lama Pak Maman dengan terpaksa menyuruh Meriana pulang menggunakan taksi. Tapi, taksi tidak ada yang lewat bahkan bis pun tidak ada.

                Rheiga yang merasa diabaikan oleh Meriana pun akhirnya mengurungkan diri untuk meminta maaf. Dia berubah pikiran karena melihat sikap Meriana yang terkesan sombong. Akhirnya Rheiga pun memilih duduk di ujung bangku yang berjauhan dengan Meriana.

                 Sudah 15 menit Meriana menunggu di Halte ini. Namun tak ada satu pun kendaraan umum yang datang.

                Perhatian Meriana teralihkan kembali saat mendengan teriakan bahagia anak kecil yang sedang bersama ayah dan ibunya. Earphone yang meriana pakai terlalu keras volumenya, sehingga Meriana masih bisa mendengar suara sekelilingnya.

                “ayah, aku ingin terbang lagi.” Kata anak kecil perempuan yang sekitaran 4 tahun itu. Tangan nya masing-masing di genggam oleh ayah dan ibunya. Setelah mengucapkan hal itu ayah dan ibunya mengangkat lengan putrinya itu sehingga terangkat.

                Anak kecil itu pun tertawa bahagia saat tubuhnya terangkat ke udara. Melihat hal itu pun sontak saja membuat Meriana tersenyum. Namun, tak lama senyumanya tergati dengan raut kesedihan saat dia mengingat bahwa Meriana belum pernah sekali pun mengalami hal tersebut.

                Semua yang Meriana lakukan tak lepas dari perhatian Rheiga. Sehingga membuat Rheiga bertanya-tanya saat melihat senyuman Meriana yang terganti dengan kesedihan.

                “duduk di sini bersama ibu. Ayah akan berdiri menjaga Ara dan ibu.” Ucap pria dewasa sang ayah yang bernama Ara.

                Bangku halte hanya tersisa satu yang kosong, karena ada satu orang lain yang duduk selain Meriana dan  Rheiga.

                “tidak mau. Ara mau berdiri bersama ayah saja.” Ucap anak yang bernama Ara itu.

                “duduk disini aja pak.” Ucap Meriana akhirnya saat melihat raut kesedihat anak kecil tadi. Anak yang bernama Ara tadi pun kesenangan.

                Pria dewasa tadi sempat menolak, namun pada akhirnya duduk di bangku yang Meriana duduki tadi karena Meriana memaksa.

                “bilang makasih sama kakak cantik ini, sayang.” Perintah sang ayah dengan lembut terhadap anaknya.

                Setelah mengucapkan makasih anak tersebut pun duduk di pangkuan ayahnya dengan bahagia. Ada perasaan senang melihat hal tersebut. Namun, perasaan sedih pun ikut muncu saat tau Meriana tak pernah merasakan hal itu barang satu kali punl.

                Rheiga tertegun melihat tingkah Meriana yang diluar anggapannya tadi. Lagi-lagi dia salah menilai Meriana.

                “hallo Pak Maman, kenapa?” Ucap Meriana saat mengangkat telpon dari Pak Maman.

                “udah pulang belum Non? Kalau belum biar Bapak jemput aja. Ini Bapak baru selesai.” Jawab Pak Maman dengan sopan.

                “belum pak. Ga apa-apa Pak. Mei naik umum aja. Lagian nanti takut macet Pak.” Tolak Meriana dengan halus.

                “jangan Non, Bapak jemput aja ya. Lagian nanti Aden sama Tuan marah kalau tau Non naik umum. Lokasi Bapak deket kok. Tunggu 15 menit ya, Non.” Paksa Pak Maman.

                “ga akan ada yang marah kok Pak Maman kalau Mei naik umum. Lagian mereka juga ga akan peduli.” Sanggah meriana dengan getir.

                “Non, jangan…”

                “yaudah Mei tungguin Pak Maman aja.” Potong Meriana saat Pak Maman belum menyelesaikan ucapannya.

                Setelah telpon terputus, Meriana pun memasang kembali Earphonenya dan sedikit membesarkan Volume suaranya, berusaha meredakan rasa kesalnya.

                Rheiga yang sedikit mendengar pembicaraan Meriana itu, menjadi penasaran akan Meriana. Entah kenapa tiba-tiba saja dia begitu penasaran akan Meriana.

                Bis arah ke rumah Rheiga pun datang. Orang-orang yang tadi duduk pun mulai beranjak untuk menaiki bis tadi. Rheiga sudah berdiri dan hendak menaiki bis tadi. Namun, niat nya dia urungkan dan duduk kembali di samping Meriana yang sudah duduk terlebih dahulu.

                Meriana yang melihat hal itu pun merasa ke heranan.karena tingkah Rheiga seperti orang yang sedang bingung.

                “maaf.” Ucap Rheiga tiba-tiba.

                Mendengar ucapa Rheiga barusan Meriana pun melihat ke arahnya dengan tatapan tidak mengerti.

                “gue minta maaf. gue ga tau lo seorang perenang. Dan maaf untuk ucapan gue yang menyinggung.” Ucap Rheiga menjelaskan permintaan maafnya.

                “tidak perlu. Gue udah lupain semuanya.” Jawab Meriana.

                “kalau orang ngomong, lepasin dong earphonenya. Ga sopan banget. Giliran sama orang lain ramah, gilaran sama gue arogan banget sikap lo.” Ucap Rheiga kesal saat melihat earphone Meriana masih menempel di kupingnya. Akhirnya dia pun menarik paksan earphone itu hingga terlepas.

                “apaan sih lo. Baru juga minta maaf. Udah bikin gue kesal lagi. Ikhlas ga sih lo minta maaf?” ucap Meriana tak kalah kesal.

                “lagian lo juga kan ga butuh maaf gue.” Jawab Rheiga dengan santai.

                “nyebelin banget sih lo. Kenapa ga pulang aja.”

                “mau kok. Lagi nunggu bis.”

                Jawaban santai Rheiga benar-benar membuat Meriana kesal. Namun, berbeda dengan Rheiga yang Nampak senang melihat raut kekesalan Meriana.

                “Non, maaf lama.” Ucap Pak Maman tiba-tiba, yang ternyata sudah sampai di halte.

                Tanpa mengucapkan apapun Meriana langsung beranjak dari duduk nya dan mendekati mobil yang terparkir di samping halte.

                “ga usah di bukain Pak. Mei juga bisa.”

                “tapi kan, Non..”

                “ga akan ada yang marah dan peduli Pak Maman.” Ucap Meriana yang langsung masuk ke dalam mobil.

                Lagi dan lagi Rheiga heran dengan ucapan Meriana. Rheiga penasaran, sebanarnya ada apa. Kenapa Meriana terus menekankan bahwa tidak akan ada yang marah dan peduli. Bahkan setelah mengatakan hal itu selalu muncul raut sedih di wajahnya.

.

.

.

Tbc

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 2 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
My Noona
120      89     0     
Romance
Ini bukan cinta segitiga atau bahkan segi empat. Ini adalah garis linear. Kina memendam perasaan pada Gio, sahabat masa kecilnya. Sayangnya, Gio tergila-gila pada Freya, tetangga apartemennya yang 5 tahun lebih tua. Freya sendiri tak bisa melepaskan dirinya dari Brandon, pengacara mapan yang sudah 7 tahun dia pacariwalaupun Brandon sebenarnya tidak pernah menganggap Freya lebih dari kucing peliha...
R.A
82      52     0     
Romance
Retta menyadari dirinya bisa melihat hantu setelah terbangun dari koma, namun hanya satu hantu: hantu tampan, bernama Angga. Angga selalu mengikuti dan mengganggu Retta. Sampai akhirnya Retta tahu, Angga adalah jiwa yang bimbang dan membutuhkan bantuan. Retta bersedia membantu Angga dengan segala kemungkinan resiko yang akan Retta hadapi, termasuk mencintai Angga. - - "Kalo nanti ka...
Bertemu di Akad
136      89     0     
Romance
Saat giliran kami berfoto bersama, aku berlari menuju fotografer untuk meminta tolong mendokumentasikan dengan menggunakan kameraku sendiri. Lalu aku kembali ke barisan mahasiswa Teknik Lingkungan yang siap untuk difoto, aku bingung berdiri dimana. Akhirnya kuputuskan berdiri di paling ujung barisan depan sebelah kanan. Lalu ada sosok laki-laki berdiri di sebelahku yang membuatnya menjadi paling ...
Distaste
124      79     0     
Romance
Menjadi bagian dari BEST di SMA Angkasa nyatanya tak seindah bayangan Stella. Apalagi semenjak hadirnya ketua baru, Ghazi. Cowok yang membuat Stella dikucilkan semua temannya dan selalu serba salah. Cowok humoris yang berubah menjadi badboy hanya kepada Stella. Keduanya menyimpan kebencian masing-masing di hati mereka. Dendam yang diam-diam menjelma menjadi sebuah rasa tatkala ego menutupi ked...
Kisah Alya
8      8     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
Cinta Aja Nggak Cukup!
34      30     0     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
Cintaku cinta orang lain
18      18     0     
Romance
"Andai waktu bisa diulang kembali ,maka aku gak akan mau merasakan apa itu cinta" ucap Diani putri dengan posisi duduk lemah dibawah pohon belakang rumahnya yang telah menerima takdir dialaminya saat merasakan cinta pertama nya yang salah bersama Agus Syaputra yang dikenalnya baik, perhatian, jujur dan setia namun ternyata dibalik semua itu hanyalah pelarian cintanya saja dan aku yang m...
Kamu, Histeria, & Logika
1492      542     0     
Romance
Isabel adalah gadis paling sinis, unik, misterius sekaligus memesona yang pernah ditemui Abriel, remaja idealis yang bercita-cita jadi seorang komikus. Kadang, Isabel bisa berpenampilan layaknya seorang balerina, model nan modis hingga pelayat yang paling berduka. Adakalanya, ia tampak begitu sensitif, tapi di lain waktu ia bisa begitu kejam. Berkat perkenalannya dengan gadis itu, hidup Abriel...
BACALAH, yang TERSIRAT
364      169     0     
Romance
Mamat dan Vonni adalah teman dekat. Mereka berteman sejak kelas 1 sma. Sebagai seorang teman, mereka menjalani kehidupan di SMA xx layaknya muda mudi yang mempunyai teman, baik untuk mengerjakan tugas bersama, menghadapi ulangan - ulangan dan UAS maupun saling mengingatkan satu sama lain. Kekonyolan terjadi saat Vonni mulai menginginkan sosok seorang pacar. Dalam kata - kata sesumbarnya, bahwa di...
MANTRA KACA SENIN PAGI
113      69     0     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu