Read More >>"> When the Winter Comes (9) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - When the Winter Comes
MENU
About Us  

9

 

 

Satu minggu setelah menolak lamaran Jamie dan memutuskan hubungan mereka, Natasha muncul di media dengan menggandeng kekasih barunya: seorang aktor tampan yang sedang naik daun saat ini, yang baru saja merilis film terbarunya awal bulan kemarin. Tak hanya itu, mereka juga mengumumkan akan bertunangan dalam waktu dekat. Yang lebih menyakitkan lagi, mereka yang bertemu saat sama-sama menjadi bintang iklan parfum, mengaku telah menjalin hubungan selama sekitar dua bulan dan telah tinggal serumah satu minggu terakhir. Itu artinya, Natasha telah berhubungan dengan pria lain saat ia dan Jamie masih berstatus sepasang kekasih. Pantas saja ia menolak lamaran Jamie dan mencampakkannya.

Jamie yang perasaannya mulai sedikit membaik setelah selama satu minggu dalam masa terpuruk selalu dikelilingi dukungan teman-temannya, kembali carut-marut melihat berita itu. Sulit dipercaya, selama tiga tahun mereka menjalin hubungan, Natasha selalu menghindar setiap kali Jamie membicarakan masa depan mereka bahkan tidak pernah mau diajak tinggal bersama. Tapi dengan si aktor pendatang baru itu—ia menganggapnya pendatang baru karena ia lebih lama berkecimpung di dunia peran dari pada sang rival—baru dua bulan menjalin hubungan dan mereka akan segera bertunangan. Mereka bahkan langsung tinggal bersama setelah Natasha memutuskan hubungan dengannya. Atau mungkin sebelumnya? Entahlah.

“Itu artinya dia tak benar-benar mencintamu,” kata Joshua.

“Atau mungkin menurutnya aku bukan masa depan yang baik.”

“Apa maksudmu?”

“Kata ibuku, semua wanita selalu mencari pria terbaik untuk masa depannya,” ujar Jamie. “Mungkin bagi Natasha, aku tak cukup baik.”

“Yang benar saja!” Joshua mendengus. “Memangnya apa yang kurang darimu? Kau tampan, punya pekerjaan, dan meskipun sering bersikap konyol, tapi kau selalu serius jika menyangkut masa depan. Kau pekerja keras dan tak pernah terlibat kriminalitas. Kau bahkan tak pernah mendapat surat tilang dan membayar pajak tepat waktu. Kau juga tak pernah berkata atau berbuat kasar pada wanita. Dan yang terpenting, kau pria yang setia. Apa lagi yang dibutuhkan seorang wanita selain cinta dan kesetiaan?”

“Uang?”

“Kau sudah punya.”

“Mungkin kurang banyak.”

“Suruh saja dia menikahi Bill Gates,” sarkas Joshua. “Sudahlah, lupakan dia! Sudah jelas dia tak mencintaimu. Kalau dia memang mencintaimu, dia tak akan melihat hal lain selain dirimu sendiri.”

Jamie diam. Mudah bagi Joshua menyuruhnya melupakan Natasha, namun sama sekali tak mudah baginya. Meski nalarnya membenarkan ucapan Joshua, tapi hatinya tak sejalan dengan pemikirannya. Banyak yang telah terjadi selama tiga tahun kebersamaan mereka.

Hh… andai saja Ceria ada di sini. Sayangnya, saat ini gadis itu sedang berada di Miami untuk syuting video klip. Padahal keberadaan gadis itu merupakan pengalihan yang bagus dari Natasha. Hanya dengan melihat senyumnya saja perasaan Jamie langsung menjadi lebih baik.

Bukan berarti Ceria telah menggantikan posisi Natasha. Tidak, tentu saja bukan begitu. Sampai saat ini, seluruh perasaan Jamie masih penuh oleh Natasha. Ia bahkan masih berharap Natasha akhirnya menyadari bahwa hanya Jamie yang dicintainya dan memutuskan kembali. Ia masih bermimpi membangun keluarga bersama Natasha.

Lalu, apa arti kehadiran Ceria bagi Jamie? Entahlah. Mungkin hanya sebagai penghibur, plester penyembuh luka, atau wiski yang selalu berhasil membantu menenangkannya saat sedang galau?

Tidak. Ceria lebih berharga dari itu. Mungkin lebih tepat kalau Ceria adalah malaikat penjaga yang akan selalu melindungi dan menangkapnya saat terjatuh.

*

“Kurasa sebaiknya aku berhenti dari The Hunters,” kata Jamie saat makan malam.

“Apa?” Zack dan Joshua yang menemaninya malam itu sontak menghentikan kegiatan makan masing-masing dan menatap Jamie seolah ia baru mengatakan, ‘Aku melihat babi ungu terbang melintasi jendelaku’.

Jamie menghela napas panjang sebelum berkata dengan lebih jelas, “Aku akan berhenti dari The Hunters.” Sejujurnya sangat berat baginya mengatakan hal itu.

“Apa kaubilang?” Joshua memekik dengan alis bertaut sempurna. “Kau pasti bercanda, kan?”

Jamie menggeleng pelan. “Sayangnya tidak.”

Wajah Joshua berubah tegang. Rahang perseginya tampak mengeras. Bibir tipisnya bertaut rapat tanda ia tengah menahan ledakan di dalamnya. Setelah mengenalnya bertahun-tahun bahkan sudah menganggapnya adik sendiri, Jamie jadi hafal gestur itu.

“Apa kau sudah memikirkannya?” Zack jauh lebih tenang ketimbang Joshua.

“Ya,” jawab Jamie.

“Boleh aku tahu alasannya?” tanya pria 35 tahun itu.

“Aku… ingin bermain film.”

“Kau bisa bermain film tanpa harus keluar dari The Hunters,” balas Zack. “Biasanya juga begitu, kan? Joshua dan Ceria juga tetap bisa membintangi beberapa film di tengah syuting The Hunters.”

Well, aku… ingin lebih fokus pada film. Aku ingin lebih banyak mengikuti casting,” ujar Jamie. “Meskipun Eric tak pernah melarangku bermain film, tapi The Hunters sangat menyita waktuku sehingga aku tak punya banyak waktu untuk casting film.”

“Aku sudah sering menawarimu film, tapi kau menolak,” ujar Zack. “Kaubilang tak mau memforsir tenagamu.”

“Yeah, aku merasa lelah kalau harus membagi waktu antara The Hunters dan film. Meski syuting The Hunters tak setiap hari, tapi selalu berpindah tempat. Itu cukup melelahkan. Makanya aku menolak,” kata Jamie. “Tapi, sekarang aku ingin bermain film. Dan jalan satu-satunya aku harus melepas The Hunters agar tak terlalu lelah.”

“Kau yakin?”

“Ehm… ya,” sahut Jamie, berusaha terdengar yakin. Sebenarnya ia sama sekali tak yakin ingin meninggalkan The Hunters. Bagaimanapun, semua yang terlibat dalam serial itu sudah ia anggap keluarg. Tapi ia harus melakukannya.

“Kenapa tiba-tiba kau ingin bermain film?” Zack ingin tahu. “Kupikir selama ini kau sudah sangat nyaman dengan serial.”

“Karena Natasha,” geram Joshua, tak lagi bisa menahan emosinya. “Aku tak tahu apa yang dikatakan wanita itu padamu, tapi kau ingin bermain film karena wanita itu.” Ditatapnya tajam wajah Jamie. “Kau mendadak ingin berhenti dari The Hunters dan memutuskan fokus ke film setelah melihat Natasha bersama aktor film. Aku benar, kan?”

Jamie hanya diam. Ia tak menjawab bahkan tak berani balas menatap Joshua. Bukannya ia takut melihat Joshua yang sedang marah, tapi ia hanya sedang tak ingin bertengkar. Tidak dengan Joshua yang selama ini selalu ada di sisinya saat ia sangat membutuhkan dukungan.

Joshua bangkit tanpa terlebih dahulu mendorong kursinya, sehingga menimbulkan suara gaduh dan membuat meja makan sedikit berguncang. “Zack, kauuruslah dia!” cetusnya tanpa menghiraukan kegaduhan yang ia timbulkan. “Aku sudah tak peduli lagi.” Ia pun melangkah pergi dengan langkah panjang dan marah.

Damn!” Jamie mengumpat pelan, lalu beranjak menyusul sahabatnya. “Joshua, tunggu!”

Tapi Joshua terus melangkah seolah tak mendengar seruan Jamie. Derap langkahnya menandakan bahwa ia sedang luar biasa kesal.

“Joshua, dengarkan aku dulu!” Jamie berhasil meraih lengan Joshua saat pria tegap itu berkutat dengan kunci mobilnya.

Joshua berbalik dan langsung menyergah, “Apa?! Apa lagi yang perlu kudengar? Bukankah semuanya sudah jelas? Meskipun kau tak mengatakan apa-apa, aku tahu kau ingin berhenti dari The Hunters karena Natasha.”

“Lalu kenapa?” Jamie jadi ikut emosi mendengar perkataan Joshua yang memojokkannya. “Kenapa kau marah? Ini hidupku. Aku yang berhak membuat keputusan. Terserah aku mau melakukan apa. Karena Natasha atau bukan, aku berhak melakukan apa pun yang kumau. Kau tak berhak marah-marah!”

Rahang Joshua tampak makin mengeras. “Kau benar,” desisnya. “Ini hidupmu. Jadi, lakukan apa pun yang kausuka. Kau tak butuh aku atau siapa pun. Dan katakan pada Zack untuk tidak meneleponku saat kau terlibat masalah.” Joshua membuka pintu mobilnya, lalu memasukkan tubuhnya dan membanting pintunya dengan keras. Beberapa detik kemudian, Mercedes hitamnya sudah melaju kencang meninggalkan halaman rumah Jamie.

Jamie kembali mengumpat entah pada siapa, lalu melangkah memasuki rumahnya dengan langkah kesal. Ia tak mengerti kenapa Joshua harus semarah itu hanya karena ia berniat berhenti dari The Hunters. Ia bisa mengerti kalau Joshua kecewa. Mereka sudah bekerja bersama bertahun-tahun, bahkan karena serial itulah mereka jadi dekat. Tapi kan tak perlu semarah itu. Ya Tuhan, itu kan cuma serial televisi. Mereka bisa mengganti aktor kapan saja. Kenapa sahabatnya mendadak begitu dramatis?

*

“Menurutku sebaiknya kaupikirkan masak-masak dulu,” saran Zack sembari meneguk kopi yang baru diseduhnya dan memberikan secangkir pada Jamie. “Kau kan sedang dalam perasaan kurang baik. Jangan sampai kau membuat keputusan dalam keadaan emosi dan menyesal di akhir.”

Jamie menghirup kopinya. Ia bisa saja bilang ‘aku sudah memikirkannya’, tapi tak bisa memungkiri kalau saat ini ia juga dalam keadaan emosi. Joshua benar, ia memang mengambil keputusan itu karena Natasha.

“Kurasa sebaiknya kau berlibur.”

“Apa?” Jamie menatap Zack dari balik cangkirnya.

“Kau perlu menenangkan hati dan pikiranmu,” sahut Zack. “Pergilah berlibur. Aku sudah mengosongkan jadwalmu sampai akhir bulan.”

“Berlibur, ya,” gumam Jamie sambil kembali menghirup kopinya. Ia tak pernah memikirkan liburan menjelang musim semi seperti ini. Biasanya ia hanya berlibur saat musim panas—itu pun kalau tidak sibuk dengan The Hunters—atau di musim dingin bersamaan dengan libur Natal. “Ke mana?”

“Ke mana saja, terserah,” jawab Zack. “Kau bisa pergi ke Miami, Karibia, Hawaii, atau Bali. Ke mana saja asal keluar dari L.A.”

“Menurutmu aku harus melakukannya?”

Absolutely,” sahut Zack yakin. “Keluar dari L.A. akan membuat perasaanmu lebih baik. Dan saat kau sudah bisa berpikir jernih nanti, baru kau boleh mengambil keputusan.”

Jamie meletakkan cangkir kopinya. Mungkin ia memang harus mengikuti saran Zack.

Well, aku harus pergi,” kata Zack seraya bangkit setelah menandaskan kopinya. “Telepon aku kalau kau butuh apa-apa. Pergilah berlibur, tapi jangan terlalu lama. Pertengahan April nanti ada jadwal meet and greet bersama penggemar The Hunters. Kau harus datang apa pun keputusan yang kauambil nantinya.” Setelah berkata demikian, Zack pun melenggang pergi. Tapi beberapa langkah sebelum mencapai pintu, ia kembali berbalik. “Satu lagi,” katanya. Jamie menoleh. “Kau harus berbaikan dengan Joshua.” Dan ia pun benar-benar berlalu. Meninggalkan Jamie sendiri di dapur, atau lebih tepatnya di rumahnya yang luas.

Meski sudah terbiasa sendirian di rumah, belum pernah Jamie merasa sesepi ini. Mungkin karena satu minggu ini ia terbiasa ditemani teman-temannya. Atau mungkin kekalutan yang melandanyalah yang membuatnya merasa kesepian.

Seandainya saja Ceria ada di sini, pikiran Jamie kembali melanglang pada Ceria, ia pasti tak akan merasa kesepian.

Tidak seperti Joshua yang meninggalkannya saat marah, Ceria tak akan meninggalkannya sendirian. Meski kecewa mendengar niatnya hengkang dari The Hunters, Ceria akan selalu berada di sisinya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (60)
  • siboratukangtulis

    Ceritanya keren kak????

    Comment on chapter 1. Meeting
  • Amelia2708

    keren ceritanya.

    Comment on chapter Prolog
  • Duth

    Mantap kak, pembawaan suasanya dapeet banget. Good luck yaa

    Comment on chapter Prolog
  • EqoDante

    Kereennn ceritanya.

    Comment on chapter Prolog
  • NaniSarahHapsari

    Keren

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    @Agrnysn Wahh, makasih kak xD

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    @Moonchild Nanti dijelaskan perlahan kok kak di chapter selanjutnya. Hehe

    Comment on chapter Prolog
  • Agrnysn

    Pertama kali aku baca cerita berlatar Korea yang mengangkat unsur misteri. Good!! Kebetulan aku kpopers, kaget nemu cerita Korea yang ngangkat unsur mister krn selama ini baca cerita romance melulu. Hehe
    Good lahh,

    Comment on chapter 1. Meeting
  • Moonchild

    Masalalu Eunhye sperti apa ya?

    Comment on chapter 1. Meeting
  • ReonA

    @suckerpain_ baca ampe akhir kreb wkwkwk

    Comment on chapter 1. Meeting
Similar Tags
The Last Name
48      40     0     
Fan Fiction
Ketika wanita dan pria saling mencintai satu sama lain apakah sebuah hal yangsalah? Tidak, tidak ada yang salah. CInta menjadi salah jika kau mencintai seseorang yang secara takdir memang tidak bisa kau cintai.
Switched A Live
99      75     0     
Fantasy
Kehidupanku ini tidak di inginkan oleh dunia. Lalu kenapa aku harus lahir dan hidup di dunia ini? apa alasannya hingga aku yang hidup ini menjalani kehidupan yang tidak ada satu orang pun membenarkan jika aku hidup. Malam itu, dimana aku mendapatkan kekerasan fisik dari ayah kandungku dan juga mendapatkan hinaan yang begitu menyakitkan dari ibu tiriku. Belum lagi seluruh makhluk di dunia ini m...
Got Back Together
10      10     0     
Romance
Hampir saja Nindyta berhasil membuka hati, mengenyahkan nama Bio yang sudah lama menghuni hatinya. Laki-laki itu sudah lama menghilang tanpa kabar apapun, membuat Nindyta menjomblo dan ragu untuk mempersilahkan seseorang masuk karna ketidapastian akan hubungannya. Bio hanya pergi, tidak pernah ada kata putus dalam hubungan mereka. Namun apa artinya jika laki-laki hilang itu bertahun-tahun lamanya...
Werewolf, Human, Vampire
99      73     0     
Fan Fiction
WATTPAD PUBLISHED STORY!(username: msjung0414) 700 tahun lalu, terdapat seorang laki-laki tampan bernama Cho Kyuhyun. Ia awalnya merupakan seorang manusia yang jatuh cinta dengan seorang gadis vampire cantik bernama Shaneen Lee. Tapi sayangnya mereka tidak bisa bersatu dikarenakan perbedaan klan mereka yang tidak bisa diterima oleh kerajaan vampire. Lalu dikehidupan berikutnya, Kyuhyun berub...
SATU FRASA
406      219     0     
Romance
Ayesha Anugrah bosan dengan kehidupannya yang selalu bergelimang kemewahan. Segala kemudahan baik akademis hingga ia lulus kuliah sampai kerja tak membuatnya bangga diri. Terlebih selentingan kanan kiri yang mengecapnya nepotisme akibat perlakuan khusus di tempat kerja karena ia adalah anak dari Bos Besar Pemilik Yayasan Universitas Rajendra. Ayesha muak, memilih mangkir, keluar zona nyaman dan m...
Kisah Alya
8      8     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
Perjalanan Kita: Langit Pertama
86      56     0     
Fantasy
Selama 5 tahun ini, Lemmy terus mencari saudari kembar dari gadis yang dicintainya. Tetapi ia tidak menduga, perjalanan panjang dan berbahaya menantang mereka untuk mengetahui setiap rahasia yang mengikat takdir mereka. Dan itu semua diawali ketika mereka, Lemmy dan Retia, bertemu dan melakukan perjalanan untuk menyusuri langit.
A & O
35      22     0     
Romance
Kehilangan seseorang secara tiba-tiba, tak terduga, atau perlahan terkikis hingga tidak ada bagian yang tersisa itu sangat menyakitkan. Namun, hari esok tetap menjadi hari yang baru. Dunia belum berakhir. Bumi masih akan terus berputar pada porosnya dan matahari akan terus bersinar. Tidak apa-apa untuk merasakan sakit hati sebanyak apa pun, karena rasa sakit itu membuat manusia menjadi lebih ma...
If Is Not You
264      159     0     
Fan Fiction
Kalau saja bukan kamu, mungkin aku bisa jatuh cinta dengan leluasa. *** "Apa mencintaiku sesulit itu, hmm?" tanyanya lagi, semakin pedih, kian memilukan hati. "Aku sudah mencintaimu," bisiknya ragu, "Tapi aku tidak bisa melakukan apapun." Ia menarik nafas panjang, "Kau tidak pernah tahu penderitaan ketika aku tak bisa melangkah maju, sementara perasaank...
UnMate
34      26     0     
Fantasy
Apapun yang terjadi, ia hanya berjalan lurus sesuai dengan kehendak dirinya karena ini adalah hidup nya. Ya, ini adalah hidup nya, ia tak akan peduli apapun meskipun...... ...... ia harus menentang Moon Goddes untuk mencapai hal itu