Read More >>"> Snow (#5 Fine) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Snow
MENU
About Us  

Pria itu duduk dibangku halte yang sepi. Pikirannya menerawang kedepan. Banyak sekali pikiran - pikiran aneh yang bersemayam dipikirannya. Ia tidak salah kan jika terlalu kentara menyatakan perasaannya ? Ia hanya ingin gadis itu tahu apa yang ia rasakan. Tapi kenapa ia merasa hatinya sakit sekali saat gadis itu mengatakan kata 'teman' ? 

Drrrtttt Drrrttttt Ponsel pria itu bergetar. Ada pesan dari adiknya.

From : +628xxxxxxxxx

Aku rindu dengan kakak. Kapan kakak memutuskan untuk pulang kerumah ? 

To: +628xxxxxxxx

Apa kau baik - baik saja ? Apa bibi terlalu kasar kepadamu ?

From : +628xxxxxxxxx

Tidak ,aku baik - baik saja. Aku hanya ingin bertemu kakak.

To: +628xxxxxxxx

Jangan khawatir , musim liburan nanti kakak akan pulang. Kau tahu kan jika kakak harus lulus dulu untuk bisa menemuimu , bukan ?

From : +628xxxxxxxxx

Kalau begitu , berjanjilah kakak akan pulang saat musim liburan nanti

To: +628xxxxxxxx

Aku janji

Musim liburan masih beberapa bulan lagi. Itu berarti ia harus pergi ke negaranya sebentar lagi. Meninggalkan gadis itu untuk beberapa lama. Ia tidak akan merasa sedih kan ? Mungkin saja iya atau memang tidak. Setelah beberapa lama bus yang ia tunggu tiba. Ia menaiki bus itu dan duduk di bangku paling belakang. Untuk kemudian terhanyut dalam pikirannya tentang gadis itu. 

Cekkreekkk! Pertama kali membuka pintu , ia disambut oleh anjingnya yang setia menunggunya pulang. Pria itu menggendong anjing tersebut dan berjalan menuju kamarnya. Benar juga! Anjingnya pasti merasa lapar. Pria itu memutarbalik badannya dan menuju dapur. Ia harusnya ingat jika memiliki peliharaan seperti ini. Kenapa juga ia bisa lupa. Pria itu menuang makanan anjing di mangkuk dan memberikan makanan tersebut kepada anjingnya. Anjingnya tersebut ia beri nama Holy. Anjing kecil yang lucu , teman satu - satunya yang ia miliki akhir - akhir ini. 

" Maafkan aku karena lupa merawatmu " Guman pria itu. 

Pria itu memutuskan untuk membersihkan badannya dan berencana ingin segera bersantai disofa ruang televisi. Sebenarnya rumahnya cukup besar , tapi sepertinya terlalu besar jika untuk dirinya seorang diri. 

Ting Tong! Bel rumahnya berbunyi. Tumben sekali. Apalagi ini kan sudah cukup malam. Pria itu melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 22.15. Ia sempat berfikir jika sudah larut seperti ini harusnya ia tidur. Kenapa juga masih terjaga karena tontonan yang tidak jelas di televisi. Pria itu menuju pintu dan membukannya. Ada sebuah kotak disana. Kotak yang bertuliskan. 

" Ini barangmu , maaf karena meninggalkannya disini" . Ia berfikir apakah ia pernah meninggalkan suatu barang kepada seseorang ? Pria itu membawa kotak itu masuk dan menaruhnya diatas meja. Tidak mungkin jika didalamnya terdapat bom kan ? Kenapa ia ragu sekali ingin membukanya. Ia harap bukan sesuatu yang aneh. Perlahan pria itu membuka kotak itu dan betapa herannya ia melihat isi didalam kotak tersebut. Sebuah gelang dan juga boneka. Gelang ini .... Sepertinya ia pernah melihatnya. Tapi ia tidak ingat dimana pernah melihatnya. Apa selama ini ia mengalami amnesia ? Boneka dan gelang ini benar - benar jelas sekali bukan miliknya. Apa orang yang memberikannya itu salah alamat ? Jika ini benar miliknya ia akan seketika ingat. Tapi ia bahkan tidak bisa mengingat apapun walau melihat detail boneka dan gelang itu. Sepertinya memang salah alamat. Pria itu menutup kembali kotak tersebut dan menyimpannya diatas lemari didalam kamarnya. Siapa tahu memang penting. Pikirnya. Pria itu memutuskan tidur saat sudah merasa mengantuk. Memejamkan matanya dan terhanyut dalam mimpi - mimpinya.

Keesokan harinya. Berbeda dengan hari - hari sebelumnya. Hari ini langit tampak cerah. Salju - salju mulai mencair walaupun masih menyisakan warna putih disudut - sudut jalan. Gadis itu melangkah ringan membawa kantongan yang penuh makanan ringan. Berhenti di sudut jalan dan menunggu rambu berubah menjadi merah. Gadis itu yakin sekali hari ini ia bisa melewati hari dengan baik. Ia harus bisa melupakan kejadian yang kurang mengenakkan akhir - akhir ini. 

" Sepertinya banyak juga makanan yang kau beli ?" Suara ini .... jangan bilang jika ia harus bertemu pria menyebalkan itu lagi. 

" Hai ?" Pria itu melambaikan tangannya saat gadis itu menoleh kesumber suara.Gadis itu tersenyum , senyum yang dipaksakan. 

" Apa kau baik - baik saja ?" Gadis itu tidak menghiraukan pria disampingnya. Ia melangkah cepat saat rambu berubah merah. 

" Hei , aku bertanya kepadamu. Apa kau baik - baik saja ?" Suara pria itu nyaring sekali , mengundang perhatian orang - orang. Bahkan sudah ada yang menatap aneh. 

" Aku baik - baik saja. Berhenti mengikutiku " Ucap gadis itu setengah berbisik.

" Aku tidak mengikutimu , arah tujuan kita memang sama kan ?" Ucap pria itu

" Apa maksudmu ? kau ingin bertamu kerumahku lagi ?" Pria itu mengangguk mantap. 

" Tidak boleh ?" Ucap pria itu

" Tidak " Ucap gadis itu datar. Sekarang mereka melewati taman kota yang penuh dengan orang - orang.

" Aku tidak punya tujuan lagi. Lagipula , akan lebih baik jika .... "

" Tidak! Tidak! dan Tidak!" Ucap gadis itu tegas. Lagi - lagi percakapan mereka mengundang perhatian. Huft! Ia benci ini.

Mereka berhenti di jalanan yang sepi. Gadis itu membalikkan badannya. Mencoba berbicara serius dengan pria dihadapannya.

" Dengar! Apa kau tidak merasa jika semua yang kau lakukan itu bisa membuat orang lain merasa muak ?" Entah sejak kapan , tapi baru pertama kali ini gadis itu bisa berkata dengan lantang tanpa merasa gugup sedikitpun.

" Kau bilang kau merasa baik - baik saja. Lagipula aku sudah menanyakan nya tadi kepadamu bukan ?" Ucap pria itu.Gadis itu terdiam. Ia tidak tahu jika pertanyaan itu untuk situasi ini.

" Jadi ... kau merasa tidak baik - baik saja saat bersamaku ?" Ucap pria itu lagi.

" Tidak .... maksudku ... aku hanya .... " 

" Katakan saja jika kau merasa tidak baik - baik saja. Aku akan menjauh darimu, dengan begitu hidupmu akan tenang " Ucap pria itu

Gadis itu mengernyitkan alisnya. Apa pria ini sudah merasa putus asa ?

" Aku memang mengatakan baik - baik saja , tapi ... aku tidak tahu jika ... " Gadis itu terbata - bata , tidak tahu apa yang harus ia katakan. 

Pria itu mundur selangkah kemudian berkata " Aku akan menjauh jika itu yang kau inginkan " Pria itu membalikkan badannya dan menjauh pergi. 

Gadis itu diam mematung. Didalam lubuk hati terdalamnya. Ia tidak pernah mengharapkan hal ini terjadi. Sungguh , tidak pernah.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ketika Kita Berdua
1102      398     0     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...
Beautiful Sunset
6      6     0     
Short Story
Cinta dan Persahabatan. Jika kau memiliki keduanya maka keindahan sang mentari di ujung senja pun tak kan mampu menandinginya.
Broken Promises
588      435     5     
Short Story
Janji-janji yang terus diingkari Adam membuat Ava kecewa. Tapi ada satu janji Adam yang tak akan pernah ia ingkari; meninggalkan Ava. Namun saat takdir berkata lain, mampukah ia tetap berpegang pada janjinya?
Rinai Kesedihan
593      417     1     
Short Story
Suatu hal dapat terjadi tanpa bisa dikontrol, dikendalikan, ataupun dimohon untuk tidak benar-benar terjadi. Semuanya sudah dituliskan. Sudah disusun. Misalnya perihal kesedihan.
Lukisan Ilalang
13      13     0     
Short Story
Aku memandangi senja dalam lukisan padang ilalang itu, lukisan yang tertempel di dinding kamarku yang putih. Lukisan yang menjadi kunci dalam membuka masalaluku. Ayah, sekarang aku tidak perlu lagi berusaha untuk mencuri senja, karena sekarang aku sudah punya senjaku sendiri. Hadiah pertama dan terakhir dari ayah. Ayah aku mencintaimu dan aku bahagia bisa menyebutmu Ayah. Ayah, aku tidak pernah m...
Nonsens
299      246     3     
Short Story
\"bukan satu dua, tiga kali aku mencoba, tapi hasilnya nonsens. lagi dan lagi gadis itu kudekati, tetap saja ia tak menggubrisku, heh, hasilnya nonsens\".
ATMA
16      16     0     
Short Story
"Namaku Atma. Atma Bhrahmadinata, jiwa penolong terbaik untuk menjaga harapan menjadi kenyataan," ATMA a short story created by @nenii_983 ©2020
ALACE ; life is too bad for us
11      11     0     
Short Story
Aku tak tahu mengapa semua ini bisa terjadi dan bagaimana bisa terjadi. Namun itu semua memang sudah terjadi
One Step Closer
65      45     0     
Romance
Allenia Mesriana, seorang playgirl yang baru saja ditimpa musibah saat masuk kelas XI. Bagaimana tidak? Allen harus sekelas dengan ketiga mantannya, dan yang lebih parahnya lagi, ketiga mantan itu selalu menghalangi setiap langkah Allen untuk lebih dekat dengan Nirgi---target barunya, sekelas juga. Apakah Allen bisa mendapatkan Nirgi? Apakah Allen bisa melewati keusilan para mantannya?
Sweet Scars
7      7     0     
Romance