Read More >>"> Nyegik (Perapian Sang Nyai ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Nyegik
MENU
About Us  

Dari cerita ibu ku,  di hari ke 5 sebelum acara pernikahan ini lah  paman ku pulang ke rumah dengan keadaan yang kurus kering .  

 

" assalamualaikum Ma! Pak! " suara paman ku dari luar pintu kayu rumah nenek ku kala itu 

 

"  waalaikumsalam ...  Wantooo" nenek ku langsung memeluk anak nya yang sudah lama tidak bertemu 

 

" ma... " paman ku memeluk erat wanita tua yang menjadi kebanggaan nya 

 

"  kemana kamu To! Ema rindu sama kamu! Kenapa kamu pergi lama sekali To " Kata nenek ku mencerca paman dengan beberapa pertanyaan 

 

"  maaf ma,  Wanto pergi merantau! Wanto tidak pulang karena Wanto pergi jauh " Kata paman ku 

 

"  sudah To! Kamu pulang pun Ema sudah sangat bersyukur! " Kata nenek ku 

 

Nenek ku mempersilahkan anak nya untuk masuk kedalam rumah yang sudah lama tidak dia temui.  Nenek ku terus mengenggam tangan anak nya untuk melampiaskan kerinduan yang sudah tidak tertahan kan itu ,  di tengah tengah perbincangan datanglah kakek dengan cangkul yang setia mengantung dipundaknya yang mulai membungkuk . 

 

" bapak " sapa paman ku kala itu 

 

"  masih ingat juga kamu sama rumah ini To " ketus kakek ku 

 

Kakek ku adalah tipe orang yang cuek dan juga sangat dingin terhadap semua anak anak nya .  Terlebih pada paman Wanto ,  kata ibuku paman Wanto sedari kecil adalah anak yang nakal .  Sudah terlalu banyak hal yang membuat kakek ku kecewa karena ulah paman Wanto. 

 

" maaf pak,  Wanto kerja " Kata paman ku 

 

"  kerja apa? Berapa gaji yang dijanjikan bos kamu sehingga kamu meninggalkan semua nya? Berapa To!!! " Kata kakek ku sembari menaruh cangkul di pojok rumah beserta perabot kakek yang lain nya 

 

"  udahlah Pak, kasihan Wanto! Dia kan baru pulang ,  bicarakan semuanya secara baik baik Pak! Selayaknya Bapak pada anak nya ,  bukan seperti ini  " Kata Nenek ku 

 

"  maafin Wanto Pak! " Kata paman ku 

 

"  simpan saja maaf kamu! " Kata kakek berlalu meninggalkan nenek dan juga paman ku kala itu 

 

-------

 

Singkat sekali waktu berlalu , dari cerita ibu hari ini adalah hari pernikahan ibu dan juga ayah .  Baik keluarga ayahku atau ibu sama sama tidak memiliki uang yang berlimpah untuk sekedar membuat syukuran kecil kecillan dihari pernikahan nya .  Tidak ada riuh riuh acara pernikahan di hari bahagia ibu juga ayahku ,  nenek ku terus menitikan air mata menyaksikan anak nya menikah tanpa ada sesuatu yang istimewa . 

 

" Ema gak perlu tangisin Marni " Kata ibu ku kala itu 

 

"  maafkan Ema Ni! " Kata nenek ku 

 

"  maafin Wanto juga ya Mbak! Harusnya Wanto bisa bantu Mbak sedikit sedikit  " Kata paman ku Wanto 

 

"  gak papa To! Kepulangan kamu adalah hadiah terindah untuk Mbak ,  jangan kemana mana lagi ya To! Ema butuh kamu " Kata ibuku 

 

"  harusnya kamu seperti Mbak Mbak dan Mas Mas mu To! Mereka sukses di perantauan! Kenapa kamu tidak bisa seperti mereka? " tanya Kakek ku 

 

"  mereka memang sukses pak! Tapi karena kesuksesan mereka itu lah mereka sibuk,  sampe sampe ke acara nikahan Mbak Marni aja mereka gak bisa " Kata paman ku 

 

Kakek ku hanya diam ,  paman ku pun kembali masuk ke kamarnya yang hanya dihalangi kain sebagai pembatas antara tempat tidur paman ku Wanto dan adik nya Wisnu .  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ibu ku mulai menyadari adiknya terpukul dengan perkataan kakek tadi , setelah acara selesai ibu ku yang masih berdandan pengantin itu lantas msuk ke dalam kamar adiknya dan mulai menengkan amarah di hati adiknya. 

 

" sabar ya To, maafkan saja bapak! Kamu tidak perlu merasa disakiti oleh bapak " Kata ibuku 

 

"  kenapa bapak selalu membandingkan Wanto dengan yang lain Mbak? Apa bapak tidak percaya Wanto bisa sukses dengan cara Wanto sendiri? " Kata paman ku menghela nafas karena sesak menahan tangis 

 

"  bapak mungkin masih ragu To! Tapi kamu tidak perlu patah semangat seperti ini ,  ada mbak yang percaya sama kamu " Kata ibu ku membesarkan hati adik nya 

 

" makasih ya Mbak! Cuma mbak yang mengerti " Kata paman ku pada ibu kala itu 

 

Malam mulai menunjukan batang hidung nya ,  suasana gelap juga dingin masih menjadi faktor utama paman ku sering terjaga sampai larut malam . Jam usang yang menggantung di dinding bilik kamar paman ku ini menunjukan pukul 12 malam ,  suasana malam ini sangatlah sunyi sehingga suara dentingan jarum jam pun terdengar sangat jelas .  Angan Angan paman ku sekelibat tertuju pada Nyi  Wangsih ,  perlahan matanya mulai terpejam ,  bayangan tentang Nyi Wangsih masih terus membumbung didalam Angan nya .  

 

" Wanto " 

 

Lirih seseorang di telinga paman ku .  Matanya mulai terbuka dan betapa terkejutnya paman ku ketika matanya terbuka dengan lebar Pamanku mendapati Nyi Wangsih sudah ada di kamarnya . 

 

"  Nyi.." lirih paman ku 

 

" mana kamar yang kamu Janji kan untuk ku Wanto? " tanya Nyi Wangsih 

 

"  rumah ku tidak memiliki kamar yang banyak Nyi! Jangan kan untuk dikosongkan, untuk kami tidurpun harus berdempetan seperti ini " Kata paman ku 

 

"  siapkan perapian didapur untuk ku " Kata Nyi Wangsih 

 

"  perapian? " tanya paman ku 

 

"  iya Wanto! Sudah saat nya kamu mengambil bekal yang aku janji kan waktu itu " kata Nyi Wangsih 

 

Paman ku pun berjalan menuju dapur dan mulai menyalakan api sesuai keinginan Nyi Wangsih ,  di tungku api tradisional ini lah paman ku mulai berkomat kamit sesuai arahan Nyi Wangsih ,  berharap kekayaan akan segera datang padanya .  

 

"  buka mata mu Wanto!  " lirih Nyi Wangsih 

 

Paman ku membuka matanya secara perlahan ,  Paman ku kembali tersentak ketika melihat begitu banyak uang di hadapan nya .  Tangan nya mulai meraih uang uang itu untuk memastikan apa yang dia sedang saksikan adalah sebuah kenyataan. 

 

"  nikmati uang mu Wanto! Jangan lupa aku adalah istri mu tidak ada yang lain " lirih Nyi Wangsih 

 

"  terima kasih Nyi !  Terima kasih " Kata paman ku sangat kegirangan 

 

Paman ku sangat senang sekali karena uang uang ghaib ini ,  dia terus memunguti uang yang begitu melimpah di hadapan nya .  

Sekarang uang itu sudah di masukan paman kedalam tas hitam lusuh nya, sekarang paman ku mulai sangat sangat di butakan oleh uang uang siluman itu. 

 

-----

 

Hari mulai berganti ,  paman ku membuka tas hitam nya ketika matahari mulai menampakkan cahaya nya lewat celah celah bilik yang menutupi semua bagian kamarnya . 

 

" uang nya masih ada,  berarti ini bukan mimpi " Kata paman ku melihat uang yang semalam diberikan oleh Nyi Wangsih pada nya 

 

"  Ma!!!  Ma!!!  "  paman ku berteriak memanggil nenek ku 

 

"  apa To?  "tanya nenek ku dengan kebingungan 

 

"  ema pergi kepasar sekarang juga,  beli apapun yang ema mau disana " Kata paman ku dengan tas hitam yang di jinjingnya 

 

" kamu kenapa sih To! Menghayal saja kerjaanmu " teriak kakek dari luar rumah 

 

"  Wanto punya uang yang banyak Ma! Ini hasil Wanto merantau selama 2 tahun ini " Kata paman ku menyodorkan tas hitam yang ada di tangannya pada nenek ku kala itu

 

"  apa ini To?  " tanya nenek sembari membuka tas hitam kumuh milik anak nya ini 

 

Betapa terkejutnya nenek ku ketika melihat lembaran uang pecahan seratus ribuan dengan jumlah yang banyak di tas anak nya. 

 

"  ini uang apa To? " tanya nenek ku 

 

"  ini uang Wanto ma! " jawab paman ku Wanto 

 

Mendengar keriuhan yang terjadi kakek ku yang pada saat itu sedang membersihkan cangkul nya dari lumpur segera menghampiri paman dan juga nenek ku. 

 

" darimana kamu dapatkan uang sebanyak ini To? " 

Kakek mempertanyakan perihal uang dengan jumlah yang banyak ini 

 

"  ini uang Wanto pak! Wanto merantau luar negeri ,  jadi Wanto dibayar dengan uang mereka ,  lalu Wanto tukar dan inilah hasil penukaran itu Ma! Tolonglah percayai Wanto ,  Wanto bukan mengambil hak orang lain " Kata paman ku 

 

"  baiklah kalau memang benar kamu tidak melakukan perbuatan itu,  pergi saja Ma kamu ke pasar!  Belikan apa yang Wanto minta " Kata kakek ku 

 

" iya ma,  kita akan makan enak kali ini !  Oh iya Ma ,  sekalian saja kita ubah saja rumah ini ,  supaya lebih bagus " Kata paman ku 

 

"  lebih baik jangan To! Ema tidak perlu rumah yang bagus ,  mending kamu simpan saja uang ini untuk keperluan mu nanti! Toh nanti pun kamu kan akan menikah dan kami akan kembali hidup berdua disini!  Sudahlah to! " Kata nenek ku 

 

"  Wanto janji pak, Ma! Wanto tidak akan meninggalkan kalian disini! Wanto akan bawa kalian kemanapun Wanto pergi " Kata paman ku 

 

"  terima kasih to! Kalau begitu Ema pergi ke pasar dengan Wisnu " Kata nenek ku menitikan air mata 

 

Nenek ku pergi kepasar dengan raut wajah yang nampak bahagia .  

 

"  terima kasih Nyi!  Nyai sudah memberikan kebahagian untuk Ema" lirih paman ku 

 

 

Tags: SMKN 1 Garut

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
IZIN
92      54     0     
Romance
Takdir, adalah sesuatu yang tidak dapat ditentukan atau disalahkan oleh manusia. Saat semua telah saling menemukan dan mencoba bertahan justru runtuh oleh kenyataan. Apakah sebuah perizinan dapat menguatkan mereka? atau justru hanya sebagai alasan untuk dapat saling merelakan?
Volleyball
9      9     0     
Short Story
A metaphorical story regarding multiple personality disorder
Menghapus Kesepian
14      14     0     
Short Story
Terasa sepi ketika kita pergi tanpa sahabat yang menemani.
Contract Lover
264      137     0     
Romance
Antoni Tetsuya, pemuda mahasiswa kedokteran tanpa pengalaman romansa berusia 20 tahun yang sekaligus merangkap menjadi seorang penulis megabestseller fantasy komedi. Kehidupannya berubah seketika ketika ia diminta oleh editor serta fansnya untuk menambahkan kisah percintaan di dalam novelnya tersebut sehingga ia harus setengah memaksa Saika Amanda, seorang model terkenal yang namanya sudah tak as...
SAMIRA
8      8     0     
Short Story
Pernikahan Samira tidak berjalan harmonis. Dia selalu disiksa dan disakiti oleh suaminya. Namun, dia berusaha sabar menjalaninya. Setiap hari, dia bertemu dengan Fahri. Saat dia sakit dan berada di klinik, Fahri yang selalu menemaninya. Bahkan, Fahri juga yang membawanya pergi dari suaminya. Samira dan Fahri menikah dua bulan kemudian dan tinggal bersama. Namun, kebahagiaan yang mereka rasakan...
Warna Untuk Pelangi
196      104     0     
Romance
Sebut saja Rain, cowok pecinta novel yang dinginnya beda dari yang lain. Ia merupakan penggemar berat Pelangi Putih, penulis best seller yang misterius. Kenyataan bahwa tidak seorang pun tahu identitas penulis tersebut, membuat Rain bahagia bukan main ketika ia bisa dekat dengan idolanya. Namun, semua ini bukan tentang cowok itu dan sang penulis, melainkan tentang Rain dan Revi. Revi tidak ...
Aku, dan kamu yang tak terlihat
9      9     0     
Short Story
Kisah seorang anak berusia 6 tahun yang bernama Dyan. Kejadian 10 tahun silam mengubah segalanya. Seperti garis Tuhan yang tak dapat ia hindari. Bagaikan takdir yang telah tercipta untuknya. Ia benar benar putus asa.
Find Dreams
10      10     0     
Romance
Tak ada waktu bagi Minhyun untuk memikirkan soal cinta dalam kehidupan sehari-harinya. Ia sudah terlalu sibuk dengan dunianya. Dunia hiburan yang mengharuskannya tersenyum dan tertawa untuk ratusan bahkan ribuan orang yang mengaguminya, yang setia menunggu setiap karyanya. Dan ia sudah melakukan hal itu untuk 5 tahun lamanya. Tetapi, bagaimana jika semua itu berubah hanya karena sebuah mimpi yan...
Nirhana : A Nirrathmure Princess
344      199     0     
Fantasy
Depresi selama lebih dari dua belas tahun. Hidup dalam kegelapan, dan berlindung di balik bayangan. Ia hanya memiliki satu harapan, yang terus menguatkan dirinya untuk berdiri dan menghadapi semua masalahnya. Ketika cahaya itu datang. Saat ketika pelangi akhirnya muncul setelah hujan dan awan gelap selama hidupnya, hal yang tak terduga muncul di kehidupannya. Fakta bahwa dirinya, bukanlah m...
Cintaku cinta orang lain
18      18     0     
Romance
"Andai waktu bisa diulang kembali ,maka aku gak akan mau merasakan apa itu cinta" ucap Diani putri dengan posisi duduk lemah dibawah pohon belakang rumahnya yang telah menerima takdir dialaminya saat merasakan cinta pertama nya yang salah bersama Agus Syaputra yang dikenalnya baik, perhatian, jujur dan setia namun ternyata dibalik semua itu hanyalah pelarian cintanya saja dan aku yang m...