Read More >>"> Mendadak Pacar (8) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mendadak Pacar
MENU
About Us  

-8-

 

Nyampe juga nih gue di kampus IKTI, Institut Kebudayaan dan Teknologi Indonesia. Katanya sih, 70% orang-orang pinter se-Bandung kuliahnya disini, nggak tau deh kenapa si Tiwi bisa sampe nyasar masuk kesini. Gue jalan dari parkiran bareng Asti, sambil liat-liat stand makanan. Kalo diliat dari dekorasi event cosplay ini, gue bisa liat mahasiswa disini kreatif-kreatif. Lampu-lampu lampion ala Jepang menghiasi area event. Dari kejauhan gue bisa liat panggung besar tempat nantinya band anak-anak manggung. Tempat ini penuh banget sama orang-orang dengan kostum warna-warni, nggak ngerti lah mereka ini ceritanya jadi apaan.

"Yang fotoin dong!" Seru Asti sambil berpose bareng salah satu cosplayer.

"Oke tahan ya, satu..dua..siiip!" Kata gue sambil motret si Asti.

"Anak-anak pada nunggu dimana Yang?"

"Nggak tau deh, kostum kamu juga masih di si Tiwi ya? Coba aku telfon si David dulu." Baru aja gue ngeluarin hape, Tiwi nyamperin pake kostum super sentai-nya.

"Asti sini ganti kostum dulu, kamu ke sana tuh Yo! Anak-anak nunggu disana." Kata Tiwi sambil narik tangan Asti.

"Oke oke." Jawab gue sambil nyamperin David yang lagi makan sesuatu sama si Nia.

"Makan aja Lu berdua, si Jaka mana?"

"Haghhii hammhhaaa hii hiinhaaa. Haaah panashh" Si David belibet ngomongnya, mulutnya masih penuh sama makanan.

"Makanya kunyah dulu sih sampe abis." Kata Nia. "Si Jaka lagi sama ceweknya dulu Yo." Sambungnya.

"Ooh, terus kalian kapan manggung?"

"Ntar sorean." Jawab Nia singkat.

"Hah panas." Kata David yang ngomongnya udah normal lagi, lidahnya melet-melet nggak jelas.

"Nih minum." Nia nyodorin minuman.

"Ketemu anak-anak sekolah nggak Yo?" Tanya Nia.

"Lah emang ada yang kesini juga?"

"Tadi sih gue liat si Velin sama cowoknya, cosplay juga."

"Si Yudhi alis nyambung juga ada Yo." Sambung David.

"Yahahaha dia bagusnya cosplay pake helm kayak si Tiwi, biar mukanya nggak keliatan." Kata gue.

Nggak lama kemudian si Jaka nongol sambil gandengan tangan sama  Wina si cewek espresso. Baru kali ini gue liat si Wina dari deket, beruntung banget si Jaka. Wina itu cantik banget, rambutnya panjang warna cokelat, kulitnya putih banget, idungnya mancung, bibirnya tebel, terus Wina tuh tinggi banget, jauh kalo dibandingin si Jaka yang mirip kambing dibajuin.

"Hei hei heiii!!" Sapa si Jaka sambil ngusap-ngusap rambut kusutnya, sementara tangan satunya masih gandeng tangan Wina. "Kenalin nih pacar gue!" Katanya dengan bangga.

"Hei, Nay." Kata Nia sambil menjabat tangan Wina, sementara gue sama David cuma melambai, masih malu gara-gara kejadian di mall.

"Yo, tuh si Asti tuh." David nyenggol gue pake sikutnya.

Dari kejauhan gue liat Asti sama Tiwi jalan, dan ini pertama kalinya gue liat Asti se-cantik ini. Tiwi emang jago banget bikin kostum, kayaknya memang khusus di desain buat Asti. Warnanya putih, lengkap ditambah topi lucu dengan hiasan telinga kucing. Atau mungkin juga bukan karena kostumnya, tapi Asti memang lagi cantik-cantiknya hari ini.

"Hei." Katanya sambil senyum-senyum malu.

"Kamu..cantik." Kata gue, Asti cuma senyum-senyum malu.

"Cie cie, yang katanya nggak suka acara cosplay." Kata Tiwi ngeledek.

"Mungkin ternyata suka, cuma selama ini nggak nyadar aja." Jawab gue sambil masih terpana ngeliat Asti.

* * *

Band ke-tiga udah mulai manggung, berarti abis ini giliran Senritsu. Gue, Asti, sama Wina udah enak banget dapet spot paling depan. Tiba-tiba Yudhi alis nyambung nongol sambil bawa-bawa handycam. Kostumnya nggak banget, pake jaket warna orange mencolok, plus wig kuning yang nggak sesuai banget sama mukanya.

"Wehh Yo! Dateng juga Lu!" Serunya sambil nyenggol gue.

"Anjrit, jadi apaan lu?"

"Naruto Yo, ahh elu masa nggak tau."

"Ooh tau lah, yang super saiyan itu kan?"

"Wah elu parah Yo, kalo sampe begini lu kebangetan lu."

Sebenernya gue tau lah Naruto, cuma kostum yang dia pake lebih mirip Goku yang abis ketabrak kereta daripada Naruto. Tapi gue tetep respect lah, dia pasti udah susah-susah tuh bikin kostumnya, cuma seru aja ngerjain si Yudhi.

"Lagian, mana ada Naruto bawa-bawa handycam." Kata gue.

"Ini sih handycam si Jaka, dia minta gue rekam gitu." Jawab Yudhi pas tiba-tiba Jaka nongol.

"Lah, nggak siap-siap lu?" Tanya gue.

"Minta semangat dulu sama bebeb." Jawabnya sok imut. "Doain lancar ya espresso." Sambungnya sambil cubit-cubit pipi Wina.

"Iya semangat ya kopi tubruk." Bales Wina sambil cubit-cubit pipi Jaka.

"Dih apaan sih lu berdua?!" Gue jijik.

"Ini panggilan sayang Yo."

"Iya deh iya cocok lu berdua, kopi susu!" Gue ngeledek pas tiba-tiba hape gue bunyi. "Halo Vid apaan?"

"Lu kesini backstage sama si Jaka cepetan, darurat!"

"Iya iya, ayo Ka disuruh ke backstage. Ti tunggu ya!" Kata gue sambil narik si Jaka.

Begitu gue nyampe di backstage, gue liat David lagi narik-narik helm si Tiwi. Beberepa crew yang ada di situ nggak ada yang berani bantu karena kayaknya sih takut ngerusak kostumnya Tiwi.

"Sini..sini ah ribet amat!" Gue narik pinggangnya Tiwi dari belakang.

"Gunting aja guntiiing, daripada kecengklak ntar." Kata Jaka seenaknya.

"Gamaooooo enak aja lu!!! Bagusan helm gue daripada muka lu, gunting aja muka lu!" Tiwi ngomel, suaranya mendem-mendem nggak jelas gara-gara ketutup helm. Jaka diam tak bergeming, gue ketawa, David kentut. Gue ketawa makin ngakak karena kombinasi ejekan Tiwi ke Jaka plus suara kentut David yang bunyinya udah kayak kentut kuda nil. Tanpa gue sadarin kekuatan gue pas gue ngakak jadi berkali-kali lipat. Tadaaaa, dan lepaslah helm Tiwi.

"Yo, ingetin aku untuk nggak bikin kostum ber-helm lagi." Kata Tiwi lemes, keringetnya banjir sampe mukanya basah semua.

* * *

Satu persatu anggota band Senritsu mulai memasuki panggung. Jaka naik duluan terus langsung duduk di posisi drummer, menyusul kemudian Nia masuk di posisi rhythm, Tiwi sebagai vokalis, Vanya sebagai bassist, terus David sebagai gitaris melody. Nggak kayak biasanya, David nggak membelakangi penonton. Apa mungkin karena dia manggung bareng Nia lagi?

Biarpun baru aja lolos dari tragedi helm, Tiwi masih oke nyanyinya. Jaka juga bagus banget main drumnya, si Wina pasti makin kesengsem tuh liat si kusut nge-drum. Nah kalo si David, udah lama gue nggak liat dia manggung se-ceria ini. Sesekali dia senyum ke Nia, Nia juga senyum balik ke David. Vanya juga keren main bass-nya. Intinya sih, meskipun mereka belom lama nge-band bareng tapi udah kompak banget.

Beres manggung semuanya ngumpul di stand makanan, termasuk si Yudhi yang lagi ngeliatin hasil rekamannya ke Jaka. Tiwi asik ngobrol sama Vanya, kayaknya seneng banget mereka karena manggungnya sukses. Gue duduk-duduk deket stand bareng Asti, David, dan Nia.

"Keren banget loh tadi kalian." Puji Asti.

"Oh ya iya dong, makasih Ti." Kata David.

"Ya jelas lah, mereka kan dulu pasangan gitaris paling keren di sekolah. Kayaknya bisa nih kalo lu berdua balikan, kan udah cocok banget." Gue ngeledek.

"Apaan sih lu Yo, gue kan udah punya cowok. Si David juga udah tau" Jawab Nia.

"Haaaah?!" Gue sama Asti sama-sama bingung.

 Beres acara, gue pamit duluan soalnya harus nganter Asti balik dulu. Kasian juga, kayaknya dia udah capek banget dari tadi foto-foto bareng cosplayer.

"Lucu ya, tadi Jaka sama Wina pake panggilan sayang segala." Kata Asti di parkiran motor.

"Iya." Jawab gue singkat.

* * *

Dalam perjalanan gue nganterin Asti, gue kepikiran sesuatu. Waktu dia bilang si Jaka sama Wina lucu, punya panggilan sayang segala, ada perasaan yang nyentak di pikiran gue. Kalo diinget-inget lagi, gue nggak pernah panggil dia 'sayang'. Gue nggak pernah bener-bener nunjukin perhatian gue ke dia, ah tapi kenapa juga sih gue mikirin itu? Ini semua kan cuma pura-pura, gue kan nggak sayang sama dia, gue kan sukanya sama Rena. Ditengah dinginnya perjalanan ke rumah Asti ini, seperti biasa dia peluk gue dari belakang. Gue jadi kebayang lagi muka cantiknya waktu pake kostum buatan Tiwi tadi, manja-manjanya dia kalo kita lagi berdua, senyumnya tiap dateng ke sekolah pagi-pagi, semua keluhannya di sekolah yang selalu rajin gue dengerin, sabarnya dia kalo lagi ngajarin gue matematika.

Gue selalu bilang kalo segala sesuatu itu mesti nunggu moment, tepat di moment inilah gue jadi bertanya ke diri gue sendiri. Apa sebenernya gue yakin kalo gue itu nggak sayang sama dia? Apa iya buat gue si Asti itu cuma sekedar cewek yang kebetulan duduk di posisinya Rena? Apa gue nantinya tega putusin Asti? Apa udah saatnya untuk bilang yang sebenernya ke Asti?

* * *

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • Rin17rin

    Mantap nih wajib dibaca

    Comment on chapter 1
Similar Tags
Sacred Sins
791      534     8     
Fantasy
With fragmented dreams and a wounded faith, Aria Harper is enslaved. Living as a human mortal in the kingdom of Sevardoveth is no less than an indignation. All that is humane are tormented and exploited to their maximum capacities. This is especially the case for Aria, who is born one of the very few providers of a unique type of blood essential to sustain the immortality of the royal vampires of...
Asa
115      49     0     
Romance
"Tentang harapan, rasa nyaman, dan perpisahan." Saffa Keenan Aleyski, gadis yang tengah mencari kebahagiaannya sendiri, cinta pertama telah di hancurkan ayahnya sendiri. Di cerita inilah Saffa mencari cinta barunya, bertemu dengan seorang Adrian Yazid Alindra, lelaki paling sempurna dimatanya. Saffa dengan mudahnya menjatuhkan hatinya ke lubang tanpa dasar yang diciptakan oleh Adrian...
It Takes Two to Tango
5      5     0     
Romance
Bertahun-tahun Dalmar sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki di kota kelahirannya. Kini, ia hanya punya waktu dua minggu untuk bebas sejenak dari tanggung jawab-khas-lelaki-yang-beranjak-dewasa di Balikpapan, dan kenangan masa kecilnya mengatakan bahwa ia harus mencari anak perempuan penyuka binatang yang dulu menyelamatkan kucing kakeknya dari gilasan roda sepeda. Zura tidak merasa sese...
Bulan di Musim Kemarau
9      9     0     
Short Story
Luna, gadis yang dua minggu lalu aku temui, tiba-tiba tidak terlihat lagi. Gadis yang sudah dua minggu menjadi teman berbagi cerita di malam hari itu lenyap.
Melody untuk Galang
6      6     0     
Romance
Sebagai penyanyi muda yang baru mau naik daun, sebuah gosip negatif justru akan merugikan Galang. Bentuk-bentuk kerja sama bisa terancam batal dan agensi Galang terancam ganti rugi. Belum apa-apa sudah merugi, kan gawat! Suatu hari, Galang punya jadwal syuting di Gili Trawangan yang kemudian mempertemukannya dengan Melody Fajar. Tidak seperti perempuan lain yang meleleh dengan lirikan mata Gal...
U&O
0      0     0     
Romance
U Untuk Ulin Dan O untuk Ovan, Berteman dari kecil tidak membuat Rullinda dapat memahami Tovano dengan sepenuhnya, dia justru ingin melepaskan diri dari pertemanan aneh itu. Namun siapa yang menyangkah jika usahanya melepaskan diri justru membuatnya menyadari sesuatu yang tersembunyi di hati masing-masing.
Chahaya dan Surya [BOOK 2 OF MUTIARA TRILOGY]
292      125     0     
Science Fiction
Mutiara, or more commonly known as Ara, found herself on a ship leading to a place called the Neo Renegades' headquarter. She and the prince of the New Kingdom of Indonesia, Prince Surya, have been kidnapped by the group called Neo Renegades. When she woke up, she found that Guntur, her childhood bestfriend, was in fact, one of the Neo Renegades.
My Teaser Devil Prince
101      59     0     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
The Red Haired Beauty
7      7     0     
Short Story
Nate Nilton a normal senior highschool boy but when he saw a certain red haired teenager his life changed
Taarufku Berujung sakinah
134      38     0     
Romance
keikhlasan Aida untuk menerima perjodohan dengan laki-laki pilihan kedua orang tuanya membuat hidupnya berubah, kebahagiaan yang ia rasakan terus dan terus bertambah. hingga semua berubah ketika ia kembai dipertemukan dengan sahabat lamanya. bagaimanakah kisah perjuangan cinta Aida menuju sakinah dimata Allah, akankah ia kembali dengan sahabatnya atau bertahan degan laki-laki yang kini menjadi im...