Read More >>"> Breakeven ([7] Error) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Breakeven
MENU
About Us  

Rasa takut itu bervariasi dan ada pada semua orang, tak terkecuali dirimu.
Jadi jangan bertingkah sok peduli seolah kau bisa menenangkanku.
Karena itu akan terasa memuakkan jika taunya aku malah terjatuh untukmu.

-Breakeven ????

Letta : Dmn lo?

Galaksi : Di kelas. Kenapa? Tumben ngechat.

Letta : Gw tnggu d atap.

Galaksi : Ngapain?

Letta : Lima mnt lo g ada d sn, otong lo g akn slmt.

Galaksi : Jangan bawa-bawa otong dong, cuma satu ini, gaada suku cadangnya. Hehe.

Letta : BACOT SIALAN! Tiga menit dari sekarang! Gue udah nyiapin cutter kalo lo mau tau!

Galaksi malah tertawa kecil melihat isi chatnya barusan. Lantas setelahnya dengan ringan melangkahkan kakinya menuju atap sekolahnya, masih di iringi dengan kekehannya saat membaca ulang chatnya.

Kini, cewek yang berjarak kurang lebih lima meter itu lagi-lagi sedang menghisap rokoknya, membuat Galaksi menghela napasnya kasar.

"Lo, nyuruh gue ke sini ngapain?" tanyanya setelah berada tak jauh dari Letta.

Cewek itu menoleh. "Temenin gue ngerokok."

Galaksi mengedikkan bahunya, menempatkan dirinya duduk di samping Letta. "Lo ga makan?" tanya Galaksi.

Tiba-tiba Letta menyodorkan sebuah wadah bekal pada Galaksi. "Buat gue?"

Letta hanya mengangguk, masih menghisap rokoknya nikmat. Galaksi di sampingnya langsung membuka tutup bekal, dan alisnya bertaut, mendapati bekal yang di buat sedemikian rupa, berbentuk wajah karakter Mario tanpa Maurer.

"Lo yang bikin?"

Lagi-lagi Letta mengangguk.

"Khusus buat gue nih?"

"Itu sisa nasi buat kucing gue di rumah. Sayang kalo di buang."

Astaghfirullahaladzim...

"Lo becanda, kan?"

"Makan aja, sisa-sisa gitu, rejeki," ujar Letta datar. Galaksi mengatupkan belah bibirnya membentuk garis tipis. Mulai menyendok nasi juga lauk yang ada di bekal tersebut.

"Enak. Lo pinter masak ternyata," puji Galaksi setelah menelan suapan pertamanya.

"Berarti lidah lo sama kayak lidah kucing," ujar Letta sarkastis, membuat Galaksi hanya tersenyum masam.

Alih-alih membalas ucapan Letta, Galaksi kembali menyendokkan makanannya. "Lo ga makan?"

"Udah," jawab Letta singkat, masih sibuk dengan asap rokoknya. Galaksi menangguk.

"Gal, loker lo pasti isinya coklat semua, kan?" Letta tiba-tiba bertanya.

Galaksi lantas menurunkan lagi sendok yang hendak di suapnya. "Selalu. Bahkan kadang ada boneka juga. Kenapa? Lo mau?"

"Biasanya lo kemanain?" Letta malah mengajukan pertanyaan lagi.

"Gue buang. Kenapa?"

"Buat gue aja semuanya."

"Lo suka banget ya sama cokelat?" tanya Galaksi lagi.

"Mau ngasih gue nggak lo?"

Lah, ngegas.

"Yaudah. Ambil aja kalo lo mau."

Letta kemudian tersenyum tipis, walaupun lokernya sekarang penuh dengan sampah, kaos kaki busuk, bahkan makanan basi, setidaknya itu sebanding dengan apa yang ia dapatkan dari loker Galaksi.

Iya, pagi ini untuk pertama kalinya loker Letta penuh dengan sampah, kaos kaki busuk, dan makanan basi, tapi untungnya makanan itu hanya di letakkan saja, tidak di tumpahkan dari wadahnya, namun tetap saja, baunya membuat Letta berlari cepat ke kamar mandi dan akhirnya muntah di sana.

Wajahnya kontras memerah sehabis memuntahkan isi perutnya yang meminta keluar lagi setelah mencium bau neraka di lokernya itu. Letta tersenyum miring, tak menyangka hidupnya akan terlihat seperti drama-drama dalam novel.

Tapi tak apa. It's breakeven. Impas bukan?

"Makasih," gumam Letta, yang di jawab anggukan oleh Galaksi.

Mereka terdiam beberapa saat, sibuk dengan kegiatan masing-masing. Galaksi dengan bekal yang di suapkannya, Letta dengan rokok Jogednya.

"Letta?" panggil Galaksi. Letta berdeham menanggapi.

"Lo takut gelap?"

Letta mengangguk samar.

"Kenap-"

"Semua orang punya rasa takut yang bervariasi. Misalnya kayak lo yang mungkin takut buat patah hati lagi. Sedangkan rasa takut gue cuma sama gelap. So, itu hal biasa. Gausah kepo," tandas Letta, memotong ucapan Galaksi.

Galaksi menghela napasnya panjang, menutup bekal yang tak terasa sudah habis tersuap ke mulutnya.

Berbicara dengan Letta membuatnya tak pernah bisa berkutik lagi.

"Lo doyan, apa rakus?" sela Letta.

"Masakan lo enak, gue jadi doyan sama rakus. Hehe." Galaksi nyengir. Letta hanya memutar bola matanya jengah.

"Berarti, semuanya jadi lima belas ribu," ujar Letta, membuat Galaksi tiba-tiba mendelik.

"Anjir! Jadi ini nasi bayar juga?"

"Iya. Ini namanya service tambahan. Dan gue ingetin sekali lagi, ga ada yang gratis di dunia ini."

Galaksi refleks memijit keningnya. Bisa bangkrut Galaksi kalau lama-lama pacaran sama Letta. Eh, pura-pura pacaran maksudnya.

Galaksi mengangkat kepalanya, menatap Letta. "Lo minta gue ke sini buat nemenin lo ngerokok, kan?"

Letta mengangguk.

Galaksi menyeringai. "Gue dateng ke sini juga ga gratis, lima belas ribu. Lo bisa nyebut ini service tambahan," ujar Galaksi dengan senyum kemenangan mulai menghias bibirnya.

Letta diam, tak mencoba menanggapi. Melihat itu, Galaksi melebarkan senyumnya.

Lunas. Hehe.

"Kenapa lo ngerokok?" Galaksi tiba-tiba bertanya.

"Tanya sama rokoknya, gue lagi males jawab," jawab Letta random.

"Hhh..." Galaksi menghela napasnya kasar. Ia harus meningkatkan kesabarannya jika berbicara dengan cewek di sampingnya ini.

"Letta," panggil Galaksi. Lagi, Letta hanya merespon dengan dehaman.

"Ayo kita berhenti ngerokok."

Mendengar itu, lantas Letta langsung melepas hisapannya, beralih menatap sepenuhnya pada Galaksi di sebelahnya.

"Kalo lo berhenti ngerokok, gue juga bakal berhenti ngerokok," tambah Galaksi, balas menatap Letta.

Letta menarik sudut bibirnya. "Lo beneran udah tertarik sama gue kayaknya," ucapnya angkuh.

"Gue ga mudah jatuh cinta kalo lo mau tau," sela Galaksi. Karena memang benar, kenyataannya sampai sekarang, dalam hatinya ia masih menyukai sosok Nada.

Sret!

Tanpa menunggu respon cewek itu, Galaksi langsung mengambil rokok di tangan Letta, membuangnya ke lantai, menginjaknya, hingga apinya padam.

Letta yang kesal, refleks langsung melayangkan tangannya, hendak memukul kepala Galaksi. Namun itu kalah cepat. Galaksi menahannya.

"Gue beneran ga suka cewek ngerokok. Gue ga ada niat apa-apa. Lo jangan salah paham," tandasnya lagi.

"Lo suka atau nggak, itu bukan urusan lo, Galaksi Abimanyu."

"Kalo gitu, besok kita ke toko buku gue temenin sampai lo puas, dan juga, lo boleh ambil dua buku."

"Deal," ujar Letta cepat, menyunggikan senyum miringnya.

Membuat Galaksi berpikir dua kali, untuk jatuh cinta pada cewek seperti Letta.

Poin 3

Sebagai imbalan, pihak pertama yakni Galaksi Abimanyu akan membelikan satu bungkus perhari rokok merk Joged untuk pihak kedua yakni Zetheera Sekaletta dan menemani pihak kedua pergi ke toko buku setiap hari Minggu (13.30AM - 14.00AM), untuk membelikan satu buah buku.

~ Telah berubah secara otomatis ~

...

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • Gaki28

    Next...Next... pengen tahu si galaksi sama zetheera menjalani pura-pura pacaran dan tingkah fansnya galaksi melihat mereke berdua.. Hihihihi... ;d

    Comment on chapter [2] Sarkasme
  • Gaki28

    Mantap author... Next.... Pengen tahu jalan ceritanya....!!!1 ;d

    Comment on chapter [1] Agreement
Similar Tags
You Can
45      33     0     
Romance
Tentang buku-buku yang berharap bisa menemukan pemilik sejati. Merawat, memeluk, hingga menyimpannya dengan kebanggaan melebihi simpanan emas di brankas. Juga tentang perasaan yang diabaikan pemiliknya, "Aku menyukainya, tapi itu nggak mungkin."
Begitulah Cinta?
373      196     0     
Romance
Majid Syahputra adalah seorang pelajar SMA yang baru berkenalan dengan sebuah kata, yakni CINTA. Dia baru akan menjabat betapa hangatnya, betapa merdu suaranya dan betapa panasnya api cemburu. Namun, waktu yang singkat itu mengenalkan pula betapa rapuhnya CINTA ketika PATAH HATI menderu. Seakan-akan dunia hanya tanah gersang tanpa ada pohon yang meneduhkan. Bagaimana dia menempuh hari-harinya dar...
unREDAMANCY
210      144     0     
Romance
Bagi Ran, Dai adalah semestanya. Ran menyukai Dai. Ran ingin Dai tahu. Simple. Celakanya, waktu tak pernah berpihak pada Ran. Ini membingungkan. Ran tak pernah berpikir akan mengalami cinta sendirian begini. Semacam ingin bersama tapi dianya nggak cinta. Semacam ingin memaksa tapi nggak punya kuasa. Semacam terluka tapi ingin melihatnya bahagia. Ini yang namanya bunuh dir...
Hati Yang Terpatahkan
64      48     0     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
When the Winter Comes
2809      674     0     
Mystery
Pertemuan Eun-Hye dengan Hyun-Shik mengingatkannya kembali pada trauma masa lalu yang menghancurkan hidupnya. Pemuda itu seakan mengisi kekosongan hatinya karena kepergian Ji-Hyun. Perlahan semua ini membawanya pada takdir yang menguak misteri kematian kedua kakaknya.
Kisah Alya
8      8     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
The Yesterday You
15      15     0     
Romance
Hidup ini, lucunya, merupakan rangkaian kisah dan jalinan sebab-akibat. Namun, apalah daya manusia, jika segala skenario kehidupan ada di tangan-Nya. Tak ada seorang pun yang pernah mengira, bahkan Via sang protagonis pun, bahwa keputusannya untuk meminjam barang pada sebuah nama akan mengantarnya pada perjalanan panjang yang melibatkan hati. Tak ada yang perlu pun ingin Via sesali. Hanya saja, j...
Sibling [Not] Goals
37      33     0     
Romance
'Lo sama Kak Saga itu sibling goals banget, ya.' Itulah yang diutarakan oleh teman sekelas Salsa Melika Zoe---sering dipanggil Caca---tentang hubungannya dengan kakak lelakinya. Tidak tau saja jika hubungan mereka tidak se-goals yang dilihat orang lain. Papa mereka berdua adalah seorang pencinta musik dan telah meninggal dunia karena ingin menghadiri acara musik bersama sahabatnya. Hal itu ...
Rain
332      283     4     
Short Story
Hujan mengubah segalanya dan Hujan menjadi saksi cinta mereka yang akhirnya mereka sadari.
SURAT CINTA KASIH
371      303     6     
Short Story
Kisah ini menceritakan bahwa hak kita adalah mencintai, bukan memiliki