Read More >>"> Breakeven ([24] Maybe) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Breakeven
MENU
About Us  

Jangan lupa vote dan komen.
Selamat membaca.

...

Sekali lagi, tak ada yang namanya pertemanan antara laki-laki dan perempuan tanpa melibatkan perasaan.

Breakeven

"Oh my, SHIT!" maki Galaksi dalam gumaman, tatkala melihat apa yang ada dalam lokernya. Letta di sampingnya hanya bisa menghela napas pelan. Dia sudah terbiasa, sedangkan cowok di sebelahnya ini sepertinya baru pertama kalinya – tentu saja – melihat isi loker yang sudah tidak berperikemanusiaan lagi adanya. Catat, penuh sampah dan kuah basi.

Letta lantas langsung berbalik untuk meninggalkan loker Galaksi, mengurungkan niatnya untuk mengambil bukunya yang ternyata sudah lembab tersiram entah air apa. Oh, selanjutnya jangan lupa do'akan Letta agar untuk kuat menyalin ulang seluruh catatannya.

"Lo mau ke mana?" tahan Galaksi, dengan cepat mencengkram pergelangan tangan Letta.

"Nyari pinjeman buku. Lo liat sendiri kan kalo buku gue abis?"

"Sekarang pelajaran apa?"

"Pak Bram," jawab Letta lesu. "Udah, gue mau balik—Eh! Lo mau ke mana?!"

Letta refleks terpekik saat Galaksi tiba-tiba menarik pergelangan tangannya menuju sebuah ruang kelas, yang merupakan kelas XI IPS 2.

"Seingat gue, kalian hari ini ada pelajaran Pak Bromo—bukan, maksud gue Pak Bram, kan? Gue mau minjem dulu buku paketnya, sekalian catatan."

Alih-alih menjawab, hanya kasak-kusuk mereka yang terdengar juga senyuman cemooh terlihat di wajah siswa-siswa kelas tersebut, seolah tengah membicarakan Galaksi dan Letta yang menjadi pemeran utama dalam kisah 'bad people relationship', di sekolah mereka. Haish! Tentu saja berita Galaksi juga Letta yang sehari kemudian mengaku merokok langsung tersebar luas di sekolah mereka.

"Udahlah! Gue minta tolong sama Dion aj—"

Brak!

"GUE NANYA WOY! BUKAN MAU NGELIAT KALIAN NGEGOSIP!" bentak Galaksi yang spontan membuat seisi kelas terkejut bukan main, bahkan membuat Letta terkejut dengan kalimatnya yang spontan terhent. Hingga akhirnya, seseorang berkacamata bername tag Anwar berdiri, memberikan sebuah buku paket juga catatan seperti yang di pinta Galaksi tadi.

"Makasih," ucap Galaksi datar, setelahnya langsung saja pergi, menggandeng lengan Letta, meninggalkan seisi kelas IPS 2 tersebut yang penuh dengan sumpah serapah, makian, hujatan yang di tujukan pada 'bad people relationship' itu.

"Nanti gue yang ngurus loker sama buku-buku lo. Sekarang lo mas—"

"Gal," potong Letta, "lo tau kan kita masih di sangka pacaran? Dan gue udah bilang, gue ga mau sepakat tentang yang kemarin. Jadi, buat seolah kita emang udah putus, dengan lo yang jauhin gue mulai sekarang. Berhenti ngelakuin hal ga penting kayak tadi. Gue ga mau berhutang banyak sam—"

"Kita udah sepakat Letta. Lo lupa? Kita udah salam sepakat kemarin."

Letta spontan berdecak. "Lo yang maksa gue buat salaman!"

Galaksi tiba-tiba mendaratkan kedua tangannya untuk bertumpu pada masing-masing sisi pundak Letta lalu meremasnya pelan. "Masuk, nanti kita mampir ke toko buku buat beli buku tulis," ujarnya, lantas tersenyum kecil lalu meninggalkan Letta begitu saja.

Letta melangkahkan kakinya ke kelas dengan lesu, di iringi tatapan mengejek yang di lontarkan semua orang padanya.

'Peduli setan.' – pikir Letta.

Tep!

"Jangan duduk di belakang," ujar Dion yang duduk di tempat lamanya. Lelaki itu bergeser kembali ke tempatnya, menyuruh Letta duduk di sampingnya sekarang. "Di sana kotor," sambung Dion.

Letta menolehkan kepalanya pada kursi di bagian belakang tempat ia duduk tatkala bermaksud berusaha menjauhi Dion. Letta menahan napas seketika.

"Itu buku paket lo kan? Nanti kita beli yang baru," ujar Dion lagi, mengikuti arah pandang Letta pada kursi lamanya yang kini sudah di penuhi oleh rokok basah yang sengaja di hancur-hancurkan di atas buku paketnya yang telah basah tersiram air, juga tulisan yang mengejek dirinya.

Lesu, Letta mendudukkan dirinya di samping Dion. Meluruskan tangannya untuk menumpu kepalanya, memejamkan mata di sana.

"Tolong bilang ke Nada, terserah dia mau bocorin ke anak-anak kalau gue cuma pacar pura-pura Galaksi. Ga usah ngancam gue lagi biar ga ngebolehin deket sama lo. Gue capek," ujar Letta. Toh, dirinya juga sudah mencapai titik di mana ia habis dibully, walau tak sampai ke fisik, tapi ia telah cukup lelah.

"Gue udah ngurus itu, dan—" Dion menggantung kalimatnya, menghela napas sejenak di sana, "gue udah pacaran sama Nada, dan dia janji ga bakal nyebarin itu."

Letta spontan mengangkat kepalanya. "Lo ga perlu ngelakuin itu, bodoh!"

"Lo yang terpenting."

"Bodoh," gumam Letta sekali lagi, menghela napasnya berat, kembali membenamkan wajahnya pada meja.

Seharusnya Dion tak usah sesepeduli ini dengannya, juga seharusnya Dewa tak perlu membelanya mati-matian dulu, hanya karena kedua orang ini memiliki rasa lebih untuknya yang taunya tak bisa membalas itu yang Letta sendiri tak tahu mengapa. Karena baginya Dion dan Dewa adalah teman, maksudnya sahabat itu sudah lebih dari cukup untuknya.

Jangan lupakan fakta bahwa Letta adalah perempuan, dan perempuan tentu memiliki perasaan yang sangat-sangat peka akan semua perlakuan dari Dion dan Dewa dulu. Hanya saja, sepertinya kedua lelaki itu tak tau bagaimana menyatakan perasaan mereka. Dan sekarang, Letta sudah cukup lelah dengan seolah merasa dirinya berhutang banyak dengan Dion juga Dewa, dan sekarang di tambah lagi Galaksi.

Hingga akhirnya suara Pak Bram menginterupsi kegiatannya, dan berakhir dengan dirinya yang berdiri dari meja, membersihkan kursi belakang yang merupakan tempatnya duduk, juga terlinganya yang di rasa akan pecah mendengar semua nasehat--ah bukan! Lebih tepatnya hujatan yang di layangkan Pak Bromo padanya.

Sekali lagi, 'Peduli setan.'

...

"Buku tulis udah lo ambil?" tanya Galaksi saat keduanya sudah berada di toko buku, setelah sebelumnya Galaksi mati-matian memaksa Letta untuk ke sana, karena cewek itu menolak mati-matian pula. Letta beralasan enggan keluar uang dan Galaksi menyanggupi untuk membayar semua buku yang di beli untuk Letta.

"Demi apapun Galaksi, berhenti ngelakuin hal ga guna kayak gini buat gue. Harga bukunya mahal!" seru Letta dengan kesal tatkala Galaksi seolah tak mendengar apapun dan terus menyusuri rak buku paket jurusan IPS untuk Letta.

"Gue bisa ngikut Dion buat nebeng buku."

"Nggak," sambar Galaksi cepat.

"Gal—"

Tep! Galaksi langsung menahan tangan Letta yang hendak menarik keranjang buku di tangannya. Mata cowok itu langsung mengunci manik Letta dengan sarat akan intimidasi.

Oh, sungguh Galaksi ingin agar Letta setidaknya diam dan menurutinya saja? Jangan menyulut emosinya, karena demi apapun pula, Galaksi sebenarnya menyimpan amarah tentang apa yang terjadi pada diri Letta – tentang segala kelakuan fans Galaksi pada cewek itu – yang baru ia ketahui semalam. Hanya saja, Galaksi bukan tipe orang yang langsung melampiaskan amarahnya begitu saja.

"Pertanyaan pertama, kenapa ga dari awal kalo lo bilang ke gue kalo ngalamin hal-hal kayak gini?" tembak Galaksi tiba-tiba, yang lantas membuat Letta mengernyit tak mengerti, terdiam sebagai respon.

"Selama ini lo cuma diam ngalamin ini semua dan lo ga bilang apa-apa ke gue. Asal lo tahu, pas lo bilang itu semua ke gue, gue cukup marah semalam. Tapi gue berusaha nahan," lanjut Galaksi tanpa menunggu jawaban Letta. Pandangan Galaksi meredup. "Sekarang, gue minta lo diam, dan duduk manis selagi gue ngebayar yang terjadi sama lo selama ini gara-gara gue. Bisa?"

Letta lagi-lagi terdiam sebagai respon. Cengkraman tangan Galaksi di pergelangan tangannya semakin kuat. "Jangan bikin gue marah ke orang-orang yang udah nyusahin lo gara-gara gue," berat suara Galaksi mendayu di telinga Letta, cukup membuat Letta meremang.

Ting!

Oh, Letta spontan bersyukur dalam hati akan siapa saja yang mengirimi pesan di handphone Galaksi, karena sekarang cowok itu langsung melepaskan cengkramannya, beralih mengambil handphonenya di saku, membuat Letta sedikitnya bisa bernapas lega setelah sebelumnya ia sempat menahan napas akan perlakuan Galaksi padanya.

New message ~
Damar cayank :*
Gal, gue udah ngelobi Rangga. Tiga hari dari sekarang. Ring, jam lima sore.

Reply~
Okesiap ayank

Damar cayank :*
Najis sialan!

Galaksi tersenyum miring sebagai respon, kemudian menyimpan handphonenya kembali. Pandangannya balik teralih pada Letta yang hanya membuang muka darinya.

"Tinggal buku tulis, kan? Ayo." Ajak Galaksi dengan refleks memegang tangan Letta, menariknya.

Anehnya, Letta tak berusaha menepis, karena ialebih sibuk untuk mengatur detak jantungnya. Sejujurnya Letta sadar, ia mungkinsudah menyukai cowok yang menggenggam tangannya sekarang. Hanya saja,terlalu sulit untuk mengenyahkan Letta dengan sejuta sel gengsi yang memenuhitubuhnya.

...

Maaf terlalu lama kembali. Kuharap kalian tidak lupa jalan ceritanya.

Jika aku masih terlalu lama update cerita, silahkan terror aku sepuasnya. Haha...

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • Gaki28

    Next...Next... pengen tahu si galaksi sama zetheera menjalani pura-pura pacaran dan tingkah fansnya galaksi melihat mereke berdua.. Hihihihi... ;d

    Comment on chapter [2] Sarkasme
  • Gaki28

    Mantap author... Next.... Pengen tahu jalan ceritanya....!!!1 ;d

    Comment on chapter [1] Agreement
Similar Tags
Kamu!
50      38     0     
Romance
Anna jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sony. Tapi perasaan cintanya berubah menjadi benci, karena Sony tak seperti yang ia bayangkan. Sony sering mengganggu dan mengejeknya sampai rasanya ia ingin mencekik Sony sampai kehabisan nafas. Benarkah cintanya menjadi benci? Atau malah menjadikannya benar-benar cinta??
Dimensi Kupu-kupu
425      242     0     
Romance
Katakanlah Raras adalah remaja yang tidak punya cita-cita, memangnya hal apa yang akan dia lakukan ke depan selain mengikuti alur kehidupan? Usaha? Sudah. Tapi hanya gagal yang dia dapat. Hingga Raras bertemu Arja, laki-laki perfeksionis yang selalu mengaitkan tujuan hidup Raras dengan kematian.
Alicia
43      31     0     
Romance
Alicia Fernita, gadis yang memiliki tiga kakak laki-laki yang sangat protektif terhadapnya. Gadis yang selalu menjadi pusat perhatian sekolahnya karena memiliki banyak kelebihan. Tanpa mereka semua ketahui, gadis itu sedang mencoba mengubur luka pada masa lalunya sedalam mungkin. Gadis itu masih hidup terbayang-bayang dengan masa lalunya. Luka yang berhasil dia kubur kini terbuka sempurna beg...
Enigma
251      175     0     
Romance
enigma noun a person or thing that is mysterious, puzzling, or difficult to understand. Athena egois, kasar dan tidak pernah berpikir sebelum berbicara. Baginya Elang itu soulmate-nya saat di kelas karena Athena menganggap semua siswi di kelasnya aneh. Tapi Elang menganggap Athena lebih dari sekedar teman bahkan saat Elang tahu teman baiknya suka pada Athena saat pertama kali melihat Athena ...
DANGEROUS SISTER
290      175     0     
Fan Fiction
Alicea Aston adalah nama barat untuk Kim Sinb yang memiliki takdir sebagai seorang hunter vampire tapi sesungguhnya masih banyak hal yang tak terungkap tentang dirinya, tentang jati dirinya dan sesuatu besar nan misterius yang akan menimpanya. Semua berubah dan menjadi mengerikan saat ia kembali ke korea bersama saudari angkatnya Sally Aston yang merupakan Blood Secred atau pemilik darah suci.
Warna Rasa
325      134     0     
Romance
Novel remaja
Menuntut Rasa
278      229     3     
Short Story
Ini ceritaku bersama teman hidupku, Nadia. Kukira aku paham semuanya. Kukira aku tahu segalanya. Tapi ternyata aku jauh dari itu.
Haruskah Ku Mati
779      339     0     
Romance
Ini adalah kisah nyata perjalanan cintaku. Sejak kecil aku mengenal lelaki itu. Nama lelaki itu Aim. Tubuhnya tinggi, kurus, kulitnya putih dan wajahnya tampan. Dia sudah menjadi temanku sejak kecil. Diam-diam ternyata dia menyukaiku. Berawal dari cinta masa kecil yang terbawa sampai kami dewasa. Lelaki yang awalnya terlihat pendiam, kaku, gak punya banyak teman, dan cuek. Ternyata seiring berjal...
My Sunset
174      114     0     
Romance
You are my sunset.
CLBK: Cinta Lama Belum Kelar
123      82     0     
Romance
Tentang Edrea Lovata, yang masih terjebak cinta untuk Kaviar Putra Liandra, mantan kekasihnya semasa SMA yang masih belum padam. Keduanya dipertemukan kembali sebagai mahasiswa di fakultas yang sama. Satu tahun berlalu dengan begitu berat sejak mereka putus. Tampaknya, Semesta masih enggan untuk berhenti mempermainkan Rea. Kavi memang kembali muncul di hadapannya. Namun, dia tidak sendiri, ada...