Read More >>"> Rela dan Rindu (Kilas Balik) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rela dan Rindu
MENU
About Us  

Hujan di 2017.

Kesialan yang selalu kuhadapi setelah kuliah jam terakhir. Terjebak hujan dalam kondisi kelaparan. Aku sering begini, tapi tetap saja enggan membawa payung. Aku masih mahasiswa baru, jadi masih belum terlalu akrab dengan yang lainnya. Hanya Eka yang aku kenal baik, tapi dia pasti sudah tidur di kos sekarang. Dengan terpaksa, aku menunggu hujan di gazebo seberang ruang kelasku. Sebenarnya aku tak masalah kalau harus menerobos hujan, tapi aku malas kalau semua bukuku basah. Sambil menahan lapar, aku memainkan ponsel dengan bosan.

Langit sudah semakin gelap, dan hujan belum juga reda. Meminta Eka untuk menjemput juga percuma, karena ponselku mati sekarang. Gazebo semakin sepi, sudah banyak yang nekat pulang walau masih deras. Hanya ada satu lelaki yang asyik bermain game di ujung gazebo. Sepertinya aku pernah bertemu dia di suatu tempat, tapi aku lupa. Sambil terus memperhatikannya, aku mengingat kapan pernah bertemu dengannya. Tiba-tiba dia menoleh ke arahku dan tersenyum. Aku yang kepergok memperhatikannya, tersenyum balik dengan kikuk. 

Tak ada lagi yang harus aku lakukan, ponselku mati. Dan aku tak punya teman bicara. Jadi, kuputuskan tidur saja.

"Hei, kamu nggak pulang?" kata seseorang sambil menepuk pundakku.

"Oh, sudah reda?" jawabku padanya. Ternyata dia lelaki yang dipojokan tadi.

"Sudah. Kamu pulang sama siapa?"  tanyanya.

"Sendiri, kosku dekat kok" kataku sambil beranjak dari bangku.

"Bawa motor?" tanyanya lagi.

"Jalan kaki, kosku dekat banget kok" jawabku sambil tersenyum.

"Aku antar ya, bahaya kalau perempuan pulang sendiri. Udah malam" katanya lagi.

Setelah menengok kanan kiri yang memang sudah sangat sepi, aku mengangguk menerima tawarannya. Sepanjang perjalanan kami tak banyak bicara, hanya obrolan singkat dan perkenalan. Ternyata namanya Reyhan, satu angkatan denganku. Dan aku baru ingat kalau aku pernah bertemu dengannya di toko buku milik pamanku, dulu dia pernah membantuku membawa tumpukan buku yang harus kutata di rak toko. Ternyata kami sefakultas. 

"Sudah sampai. Makasih ya tumpangannya" kataku sambil tersenyum.

"Iya sama-sama. Aku duluan ya" katanya sambil memutar motornya.

"Oh iya, boleh minta nomornya? mungkin bisa nanya-nanya tugas" katanya lagi.

Aku langsung memberikan nomorku padanya. Karena memang dia keliatan orang yang baik, dan memang sebenarnya baik sih. 

"Terima kasih. Sampai ketemu lagi" katanya sambil menyalakan motor.

"Hati-hati" kataku. 

Dia tersenyum. Saat aku baru saja berbalik, tiba-tiba ia kembali memanggil. Seketika aku menoleh.

"Jangan tidur sembarangan. Bahaya" teriaknya sambil tertawa.

Aku juga tertawa. Memalukan. Bagaimana bisa aku tidur di sembarang tempat. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bajingan yang Terlalu Indah untuk Dilupakan
8      10     0     
Short Story
Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan dan yang mampu membuka pikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan (Kahlil Gibran)
Al Bashiir
11      11     0     
Inspirational
Bashiir , anak tuna netra yang tidak bisa melihat yang memiliki suara indah saat dirinya mengaji. Sebuah takdir membawanya ke sebuah kota besar. Dirinya yang hanya tinggal disebuah kaki gunung yang bahkan tidak pernah ada seorang pun dari luar kota menginjakkan kakinya kedesanya. Takdir membawanya kekehidupan baru saat pemuda baik datang kedesanya. Menjalani hari - harinya yang baru dengan seora...
Meruntuhkan Keraguan
908      649     3     
Inspirational
Dengan usaha kita bisa berjalan menuju tempat yang diinginkan. Namun, jika disertai dengan doa, maka kita bisa berlari sangat cepat ke tempat tersebut.
Petrichor
132      90     0     
Inspirational
Masa remaja merupakan masa yang tak terlupa bagi sebagian besar populasi manusia. Pun bagi seorang Aina Farzana. Masa remajanya harus ia penuhi dengan berbagai dinamika. Berjuang bersama sang ibu untuk mencapai cita-citanya, namun harus terhenti saat sang ibu akhirnya dipanggil kembali pada Ilahi. Dapatkah ia meraih apa yang dia impikan? Karena yang ia yakini, badai hanya menyisakan pohon-pohon y...
Journey to Survive in a Zombie Apocalypse
27      25     0     
Action
Ardhika Dharmawangsa, 15 tahun. Suatu hari, sebuah wabah telah mengambil kehidupannya sebagai anak SMP biasa. Bersama Fajar Latiful Habib, Enggar Rizki Sanjaya, Fitria Ramadhani, dan Rangga Zeinurohman, mereka berlima berusaha bertahan dari kematian yang ada dimana-mana. Copyright 2016 by IKadekSyra Sebenarnya bingung ini cerita sudut pandangnya apa ya? Auk ah karena udah telan...
12 Kenangan Shilla
320      247     4     
Short Story
Cerita tentang Shilla di hari terakhir di masa sekolahnya. Mau tau tentang 12 kenangan Shilla pada masa sekolah? Simak cerita ini!
Volleyball
8      8     0     
Short Story
A metaphorical story regarding multiple personality disorder
Jejak di Ujung Senja
26      20     0     
Action
Dinda, seorang penulis yang tengah mencari inspirasi, memutuskan untuk kembali ke desa kecil tempat ia menghabiskan masa kecilnya. Desa itu, dengan hamparan sawah, hutan kecil, dan rumah tua yang menyimpan kenangan, menyambutnya dengan damai. Namun, di tengah eksplorasi, ia menemukan sebuah buku harian usang milik seseorang bernama Rangga. Setiap halaman buku harian itu membawa Dinda pada teka-te...
Anderpati Tresna
64      51     0     
Fantasy
Aku dan kamu apakah benar sudah ditakdirkan sedari dulu?
Bestie
11      11     0     
Short Story
She changed me.