Read More >>"> Pangeran Benawa (Penaklukan Panarukan 7) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Pangeran Benawa
MENU
About Us  

“Kanjeng Adipati, memang Kanjeng Sultan secara khusus menyampaikan pesan agar Kanjeng Adipati berkenan menghadap Kanjeng Sultan,” Ki Tumenggung Suradilaga merasakan gemuruh dalam dadanya. Ia merasa kebingungan untuk mengatakan jika sebenarnya Sultan Trenggana memintanya untuk bertukar pendapat dengan Adipati Hadiwijaya.

Adipati Hadiwijaya menatap tajam Ki Tumenggung Suradilaga seolah mengerti keadaan batin utusan dari Demak itu. Lantas ia meletakkan Keris Sabuk Inten di atas pangkuannya, lalu berkata,”Aku mengerti jika Ayahanda memberimu tugas hanya untuk sebuah pesan sederhana seperti itu. Ki Tumenggung, sebaiknya kau abaikan apa yang kau duga akan menjadi beban pikiran dan perasaanku. Kedatanganmu kemari dengan membawa pusaka keramat ini telah menempatkanmu sebagai pengganti Ayahanda di hadapanku.”

Kata-kata tegas Adipati Hadiwijaya mampu mendesak Ki Tumenggung Suradilaga sehingga ia merasa jika memang harus melakukan seperti yang dikatakan Adipati Hadiwijaya.

“Kanjeng Adipati, sudah barang tentu Pajang mempunyai prajurit sandi dan banyak pengamat yang berada dalam tataran yang sama dengan apa yang dimiliki oleh Demak,” Ki Suradilaga mengawali pesan Sultan Trenggana dengan baik.

“Teruskan!” perintah Adipati Hadiwijaya.

“Kanjeng Adipati mungkin sudah mendengar apabila Jepara mulai meningkatkan kegiatan-kegiatan di sepanjang pesisir,” sambung Ki Suradilaga.

“Iya, aku telah mendengarnya,” Adipati Hadiwijaya berkata sambil membenahi letak duduknya. Ia berkata lagi,”Akan tetapi petugas sandi kami belum memperoleh keterangan yang cukup untuk dijadikan bahan pertimbangan. Meski begitu aku telah mempunyai sebuah dugaan yang mungkin saja ada hubungannya dengan kedatanganmu, Ki Tumenggung.”

“Baiklah, Kanjeng Adipati. Jepara menjadi sibuk karena permintaan Kanjeng Sultan untuk membuat persiapan-persiapan  yang diperlukan sebelum Kanjeng Sultan melakukan kunjungan ke wilayah timur,” Ki Tumenggung Suradilaga berkata dengan kepala tertunduk.

“Kunjungan? Apakah sekedar kunjungan atau ada rencana yang lain?” Adipati Hadiwijaya bergeser setapak lebih maju.

Setelah menimbang sesaat, Ki Suradilaga menjawabnya,”Sebuah rencana lain yang akhirnya menjadi sebab kedatanganku kemari, Kanjeng Adipati. Kanjeng Sultan Trenggana meminta kesediaan Kanjeng Adipati untuk berada di Demak selama Kanjeng Sultan melakukan lawatan ke timur.”

“Apakah Ayahanda memintaku membawa serta pasukan segelar sepapan?”

“Seperti itulah yang Kanjeng Sultan perintahkan kepadaku untuk menyampaikan.”

“Katakan dengan jelas, apakah Ayahanda memberi perintah padaku untuk berada di Demak dengan pasukan?”

Ki Tumenggung Suradilaga tegas menjawab,”Benar, Kanjeng Adipati. Dan Kanjeng Sultan juga meminta Pajang untuk mengirimkan tombak dan anak panah berikut peralatan untuk melontar dari jarak yang cukup jauh.”

Adipati Hadiwijaya bangkit dari kursinya lalu berdiri membelakangi Ki Tumenggung Suradilaga. Dari bibirnya kemudian terucap,”Apakah Ayahanda memberi batas waktu bagi Pajang untuk membuat semua senjata itu?” Ia kemudian memutar tubuhnya.

“Tidak, Kanjeng Adipati. Kanjeng Sultan mengatakan padaku jika pemimpin Pajang harus berada di Demak dalam waktu satu pekan semenjak kedatanganku.”

Raut muka Adipati Hadiwijaya tidak berubah ketika mendengar kabar yang sebenarnya sangat mengejutkan dirinya. Memang sebenarnya Adipati Hadiwijaya adalah orang yang mampu menguasai setiap gejolak yang dapat merubah keadaan batinnya. Rentang waktu yang panjang telah dilaluinya diantara lembah, lereng, sungai dan bagian-bagian hutan yang hening. Berbagai lelaku telah ia jalani dan banyak guru serta orang bijak yang ia temui maka tak heran apabila Adipati Hadiwijaya sekarang sangat ahli dalam mengendalikan perasaan.

“Kau dapat beristirahat di Pajang esok hari. Namun kau kubebaskan untuk kembali ke Demak setiap saat, sementara aku sendiri akan berangkat ke Demak sekitar dua atau tiga hari lagi. Beberapa tugas akan aku serahkan pada para tumenggung.”

Hampir saja Ki Tumenggung Suradilaga membuka bibirnya ketika terlihat olehnya sepasang mata yang tersembul dari balik pintu yang menghubungkan pendapa dengan pringgitan. Tiba-tiba pemilik sepasang mata yang jernih itu menyembunyikan diri. Namun tak lama kemudian, terlihat ujung rambutnya perlahan-lahan keluar dari balik pintu. Sepasang bola matanya bergerak-gerak melihat kedua orang lelaki dewasa yang tengah berada di pendapa.

“Kemarilah, Ngger,” kata Adipati Hadiwijaya. Namun ia kembali menarik kepalanya dan dan bersembunyi dengan merapatkan tubuhnya pada daun pintu. Adipati Hadiwijaya kembali mengulang perintahnya dan menambahkan,”Kau harus keluar dan mengenal salah seorang pamanmu, Ki Tumenggung Suradilaga. Lekas kemarilah!”

Lalu dari balik pintu itu keluarlah seorang anak lelaki yang berusia sekitar enam atau tujuh tahun berjalan menghampiri ayahnya.

“Kau juga harus memberi salam pada paman,” perintah Adipati Hadiwijaya pada anak lelakinya setelah mengulurkan tangan menerima hormat darinya. Anak lelaki itu berjalan dengan tegap dan gagah, ayunan langkah kakinya telah menunjukkan jika ia sedang dipersiapkan untuk sebuah perjalanan panjang dan berliku.

“Pangeran,” kata Ki Tumenggung sambil memberi hormat. Anak lelaki itu meskipun masih berusia sangat muda, namun telah mengerti apa yang harus dilakukan. Ia membalas penghormatan teman bicara ayahnya dengan sikap yang mengagumkan.

Seakan mengerti isi hati Ki Tumenggung Suradilaga, Adipati Hadiwijaya kemudian berkata,”Jaka Wening lebih sering menghabiskan waktu bersama Ki Buyut Mimbasara.”

“Jaka Wening?” desis pelan Ki Suradilaga.

Pendengaran tajam Adipati Hadiwijaya mendengar desah pelan Ki Suradilaga yang nyaris tidak terdengar. Lalu katanya,”Iya. Jaka Wening, begitulah Ki Buyut jika memanggilnya. Sedangkan aku tidak memberi nama itu padanya.” Adipati Hadiwijaya tersenyum lebar sembari mengusap kepala Jaka Wening.

“Dan agaknya Ki Buyut sendiri sepertinya keberatan apabila Jaka Wening terlalu sering berada di dekatku,” sambungnya kemudian. Ia meneruskan kata-katanya,”Ki Buyut pernah mengatakan padaku jika sehari saja tidak mendengar tawa atau suara bernada marah dari anak ini, Ki Buyut merasa seperti terhimpit oleh Merapi. Sehingga aku kira memang lebih baik jika saat fajar Jaka Wening telah berada di padepokan, meskipun begitu Ki Buyut pun turut menemaninya di bilik jika malam telah tiba. Keduanya seperti sudah tidak terpisahkan lagi.”

Kembali tangan Adipati Hadiwijaya mengusap anak lelakinya, lalu tiba-tiba saja Jaka Wening berlari kecil meninggalkan ayahnya. Ki Suradilaga cukup terkejut dengan hentak kaki Jaka Wening yang lebih ringan dan mantap jika dibandingkan dengan anak seusianya.

“Semoga Kanjeng Adipati telah menempatkan Angger Pangeran di bawah bimbingan orang yang tepat,” binar mata Ki Suradilaga menyiratkan sebuah harapan besar pada perkembangan Jaka Wening.

“Benawa akan mencari ruang dan waktu untuk mengukur kedalaman dirinya sendiri. Kemudian ia akan menjadi seorang Benawa. Ia tidak akan pernah menjadi seseorang seperti Jaka Tingkir atau siapa pun.” Setelah berkata demikian, kemudian Adipati Hadiwijaya mempersilahkan Ki Tumenggung memasuki biliknya dan mengambil waktu untuk menjaga keseimbangan raga dan batinnya.

Malam berlalu begitu cepat seperti anak panah yang melesat lepas dari busurnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    nice story broh. ditunggu kelanjutannya :)

    Comment on chapter Penaklukan Panarukan 1
Similar Tags
CATATAN DR JAMES BONUCINNI
88      72     0     
Mystery
"aku ingin menawarkan kerja sama denganmu." Saat itu Aku tidak mengerti sama sekali kemana arah pembicaraannya. "apa maksudmu?" "kau adalah pakar racun. Hampir semua racun di dunia ini kau ketahui." "lalu?" "apa kau mempunyai racun yang bisa membunuh dalam kurun waktu kurang dari 3 jam?" kemudian nada suaranya menjadi pelan tapi san...
Comfort
35      28     0     
Romance
Pada dasarnya, kenyamananlah yang memulai kisah kita.
Blue Diamond
72      51     0     
Mystery
Permainan berakhir ketika pemenang sudah menunjukkan jati diri sebenarnya
CATCH MY HEART
71      53     0     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
I'm Growing With Pain
426      204     0     
Romance
Tidak semua remaja memiliki kehidupan yang indah. Beberapa dari mereka lahir dari kehancuran rumah tangga orang tuanya dan tumbuh dengan luka. Beberapa yang lainnya harus menjadi dewasa sebelum waktunya dan beberapa lagi harus memendam kenyataan yang ia ketahui.
Kamu VS Kamu
67      45     0     
Romance
Asmara Bening Aruna menyukai cowok bernama Rio Pradipta, si peringkat pertama paralel di angkatannya yang tampangnya juga sesempurna peringkatnya. Sahabatnya, Vivian Safira yang memiliki peringkat tepat di bawah Rio menyukai Aditya Mahardika, cowok tengil yang satu klub bulu tangkis dengan Asmara. Asmara sepakat dengan Vivian untuk mendekatkannya dengan Aditya, sementara ia meminta Vivian untu...
Aku Mau
360      211     0     
Romance
Aku mau, Aku mau kamu jangan sedih, berhenti menangis, dan coba untuk tersenyum. Aku mau untuk memainkan gitar dan bernyanyi setiap hari untuk menghibur hatimu. Aku mau menemanimu selamanya jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum. Aku mau berteriak hingga menggema di seluruh sudut rumah agar kamu tidak takut dengan sunyi lagi. Aku mau melakukannya, baik kamu minta ataupun tidak.
Cinta Aja Nggak Cukup!
34      30     0     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
Dinding Kardus
316      166     0     
Inspirational
Kalian tau rasanya hidup di dalam rumah yang terbuat dari susunan kardus? Dengan ukuran tak lebih dari 3 x 3 meter. Kalian tau rasanya makan ikan asin yang sudah basi? Jika belum, mari kuceritakan.
One-room Couples
31      26     0     
Romance
"Aku tidak suka dengan kehadiranmu disini. Enyahlah!" Kata cowok itu dalam tatapan dingin ke arah Eri. Eri mengerjap sebentar. Pasalnya asrama kuliahnya tinggal dekat sama universitas favorit Eri. Pak satpam tadi memberikan kuncinya dan berakhir disini. "Cih, aku biarkan kamu dengan syaratku" Eri membalikkan badan lalu mematung di tempat. Tangan besar menggapai tubuh Eri lay...