Read More >>"> CATCH MY HEART (3. Siraman Si Coklat Cinta) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - CATCH MY HEART
MENU
About Us  

“Gimana? Ini cukup?” tanya Handoko kepada Cempaka yang hanya terduduk di balik meja kafe bersama Soraya. Handoko pulang setelah beberapa hari yang lalu Soraya menelepon dan mengutarakan keinginan untuk kuliah.

Tentu saja, selama ini Handoko meminta Soraya untuk kuliah tapi anak itu menolak. Dan, sekarang beliau tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Terlebih, semua ini berkat Cempaka. Soraya memang sangat menyayangi Cempaka, mereka bersahabat sejak di sekolah menengah atas. Soraya seringkali mengutarakan keinginannya untuk memiliki saudara dan dengan adanya Cempaka membuat Soraya begitu ceria.

“Om, ini berlebihan banget, deh! Cemcem nggak bisa nerima semua ini. Cemcem nggak enak sama Om, tante, Soraya juga,” jawab Cempaka tampak tak enak hati saat melihat Handoko menyimpan banyak tas belanjaan ke atas meja.

“Om nggak boleh ngasih hadiah buat anaknya sendiri?”

“Tapi, Om—”

“Udah, Cem! Nggak usah banyak protes, deh!” ucap Soraya memotong percakapan Cempaka dengan Handoko. Handoko tampak tersenyum lalu ikut duduk bersama dua gadis yang sejak tadi menemaninya di mall tersebut.

“Betul kata Aya. Lagian, Om beliin barang yang sama kayak Aya buat kamu. Nggak ada tolak-menolak. Om akan marah kalau kamu terus menolak.”

Cempaka menghela napas sesaat. Sebetulnya, ia merasa begitu sungkan dengan semua kebaikan keluarga Soraya. Mereka membiayai kuliah dan membelikan Cempaka perlengkapan kuliah serta kebutuhan pribadi. Cempaka hanya tidak ingin banyak berhutang budi karena dikasihani oleh keluarga Soraya. Tapi, perkataan Handoko membuat Cempaka tak dapat berkata-kata.

“Ya udah, Cemcem terima, Om. Makasih banyak. Tapi—“

“Cukup! Nggak pakai tapi,” potong Handoko, membuat mulut Cempaka akhirnya terkatup dengan rapat. “Hmm, untung aja pendaftaran mahasiswa baru masih dibuka. Kalian suka seenaknya kalau buat keputusan. Bukannya kuliah dari dulu, malah keluyuran nggak jelas. Makasih, ya, Cempaka. Karena kamu, Aya jadi mau kuliah. Walaupun Om tetap menyayangkan waktu dua tahun kalian terbuang percuma.”

“Papa apa-apaan, sih? Yang penting Aya mau kuliah, kan?”

“Hah, iya, iya! Ngomong-ngomong, tes masuknya bagaimana? Bisa jawab?”

“Waaa! Susah banget, Pah! Tapi, Aya sama Cemcem lolos tes, yeay!” teriak Soraya sumringah. Handoko mengacak-acak rambut anak gadisnya diiringi tawa riang.

Sementara, Cempaka membeku di tempat. Rasanya seperti sebilah bambu runcing menohok jantung. Menyesakkan dan menyakitkan. Tetapi, menyelipkan sebuah kerinduan.

Tanpa terasa sebutir air mata membasahi pipi Cempaka. Namun, dengan cepat gadis itu menghapus dan menghilangkan jejak kesedihannya dengan rapi. Tak ingin dua orang yang tengah tenggelam dalam romantisme ayah dan anak merasa terganggu oleh kesedihan klasik yang ia rasakan.

“Oke. Kalau gitu, Papa pergi dulu, ya? Emm, Cempaka!”

Cempaka langsung menoleh saat mendengar namanya disebut.“Ya, Om?”

“Mulai hari ini, kamu tinggal di rumah Om. Bukan cuma saat Om dan Tante nggak ada. Tapi, setiap hari. Setiap waktu. Kamu tanggung jawab Om sekarang.” Handoko mengakhiri ucapannya dengan senyuman yang hangat.

Pandangan mata Cempaka beralih berkali-kali dari Soraya dan Handoko. Tetapi, raut wajah dua orang yang teramat baik itu sama sekali tidak menampakkan gurauan. Senyuman mereka jelas menandakan senyuman kebahagiaan dan ketulusan.

“M-maksud Om?” tanya Cempaka tergagap.

“Om mau kamu jadi saudara perempuannya Soraya, jadi anak Om,” tutur Handoko lalu saling melempar senyuman dengan Soraya. Soraya mengangguk bersemangat dan langsung memeluk papanya seraya mengucapkan terima kasih, meluapkan kebahagiaan ala anak manja, seperti biasanya.

“Entah, Cemcem mesti bahagia ataukah sebaliknya. Tapi, apa semua ini nggak berlebihan buat anak menyedihkan kayak Cemcem?”

“Hei, kamu ngomong apa, sih? Sini, peluk Papa!” ujar Handoko lalu menarik Cempaka turut serta.
Beberapa saat kemudian, Handoko melepas pelukan lalu berpamitan kepada Soraya dan Cempaka. Ia hendak kembali ke kantor.

Sementara, Soraya dan Cempaka menikmati beef burger yang mereka pesan. Soraya dengan bersemangat mengunyah burger. Sedangkan, Cempaka masih terdiam. Ia lalu mendongak dan meraih lengan Soraya.

“Aya, gue nggak bisa—“

“Stop!” Soraya memotong perkataan Cempaka dan menatapnya. Ia tersenyum lalu menghela napas. “...kau mencuri hatiku, hatiku!”

Cempaka menjitak kepala Soraya dan menyandarkan tubuh pada sandaran kursi dengan sebal. Ia mendelik malas sementara Soraya yang tertawa terpingkal-pingkal, tak menghiraukan tatapan kesal Cempaka.

Cempaka mengalihkan pandangan ke arah lain sekadar menetralisir kekesalan. Namun, ia tertegun saat bertemu pandang dengan si pemilik iris mata hitam pekat. Hanya sesaat. Tatapan mata itu teralih saat Cempaka menyadari, seolah menghindari tatapan mereka bertemu.


Senyuman manis tampak dari bibir mungil Cempaka, ia beranjak lalu berjalan cepat meninggalkan Soraya. Soraya gelagapan, ia berusaha mengikuti langkah Cempaka. Hanya saja, tas belanjaan yang banyaknya tiada terkira menyulitkan Soraya. Hingga Soraya memutuskan untuk duduk dan menunggu Cempaka kembali.

Sedikit berlari kecil, Cempaka mengikuti lelaki yang terlihat berhenti di depan teller sebuah kafe lalu memesan coklat dingin. Cempaka tak melakukan pergerakan, ia hanya terdiam sambil tersenyum dalam jarak sekitar satu meter di belakang pria itu. Hingga dalam hitungan dua menit kemudian, lelaki itu berbalik dan tampak terkejut saat melihat Cempaka berdiri menatapnya sambil tersenyum.

“Hai,” sapa Cempaka lantas berjalan menghampirinya, namun lelaki itu melengos pergi tanpa berniat membalas sapaan Cempaka. Cempaka mengikuti lelaki itu, bahkan berusaha menyejajarkan langkah kakinya.

“Lo lupa sama gue? Gue yang waktu itu di food fair pakai kostum ayam!” ucap Cempaka kembali, menarik perhatian lelaki tersebut. Namun, sama sekali lelaki itu tak menghiraukan perkataan gadis di sampingnya.

“Emm, kata orang, kalau kita ketemu sama seseorang tanpa disengaja lagi dan lagi, mungkin itu jodoh namanya!” Cempaka terkikik geli. Sedikit terkejut ketika lelaki itu menghentikan langkah dengan tiba-tiba.
Lelaki itu tersenyum sebal, lalu berbalik menatap Cempaka. Senyuman itu menjelma menjadi senyuman manis tiada terkira.

Cempaka membalas senyuman itu dengan riang. Lalu tanpa ada kata terucap lagi, air berwarna coklat yang tadinya berada dalam wadah di tangan lelaki itu sukses berpindah ke kepala Cempaka. Lelaki itu tersenyum licik lalu pergi begitu saja.

Cempaka mengusap wajah yang basah karena siraman cinta si coklat dingin. Ia menatap kepergian lelaki itu dengan senyuman penuh tekad.

“Gue bakalan dapatin hati lo, kita jodoh Mas tampan. Gue yakin. Sarang tawon, Oppa!” tutur Cempaka lantas berjalan kembali menghampiri Soraya yang sudah menggembungkan pipi. Namun, langsung tertawa keras saat melihat kondisi Cempaka.

“Lo kenapa, Cem? Ya ampun! Hahaha!”

“Gue abis ketemu pangeran gue, Aya! Ah, gue yakin dia jodoh gue. Sumpah, dia ganteng banget!”

“Lha, terus ngapa rambut lo jadi bau coklat kayak gitu?”

“Ish, ini tuh tanda sayang dia ke gue. Xixixi!”

Soraya mengerutkan kening. Ia merasa Cempaka sudah sedikit kehilangan kewarasan. Tapi, Soraya merasa penasaran akan sosok yang disebut-sebut Cempaka sebagai pangerannya.

“Siapa?” tanya Soraya semakin heran.
Cempaka tersenyum tidak jelas lalu mengedikkan bahu. “Gue belum tahu, sih, siapa dia. Tapi, gue super yakin kalau dia jodoh gue!”
Soraya memutar bola mata. “Lo memang udah gila.”

Cempaka tersenyum semakin tidak jelas. “Gue yakin lo jodoh gue, lelaki Korea KW super! Kita juga udah main siram-siraman coklat cinta. Uh! Hati gue ada krenyes-krenyesnya!”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    nice story

    Comment on chapter 1. Balada Gadis Siluman Ayam
Similar Tags
Pemeran Utama Dzul
4      4     0     
Short Story
Siapa pemeran utama dalam kisahmu? Bagiku dia adalah "Dzul" -Dayu-
Hamufield
586      154     0     
Fantasy
Kim Junsu: seorang pecundang, tidak memiliki teman, dan membenci hidupnya di dunia 'nyata', diam-diam memiliki kehidupan di dalam mimpinya setiap malam; di mana Junsu berubah menjadi seorang yang populer dan memiliki kehidupan yang sempurna. Shim Changmin adalah satu-satunya yang membuat kehidupan Junsu di dunia nyata berangsur membaik, tetapi Changmin juga yang membuat kehidupannya di dunia ...
Itenerary
606      137     0     
Romance
Persahabatan benar diuji ketika enam manusia memutuskan tuk melakukan petualangan ke kota Malang. Empat jiwa, pergi ke Semeru. Dua jiwa, memilih berkeliling melihat indahnya kota Malang, Keringat, air mata, hingga berjuta rahasia, dan satu tujuan bernama cinta dan cita-cita, terungkap sepanjang perjalanan. Dari beragam sifat dan watak, serta perasaan yang terpendam, mengharuskan mereka tuk t...
Midnight Sky
25      17     0     
Mystery
Semuanya berubah semenjak kelompok itu muncul. Midnight Sky, sebenarnya siapa dirimu?
Who are You?
26      18     0     
Science Fiction
Menjadi mahasiswa di Fakultas Kesehatan? Terdengar keren, tapi bagaimana jadinya jika tiba-tiba tanpa proses, pengetahuan, dan pengalaman, orang awam menangani kasus-kasus medis?
Special
53      35     0     
Romance
Setiap orang pasti punya orang-orang yang dispesialkan. Mungkin itu sahabat, keluarga, atau bahkan kekasih. Namun, bagaimana jika orang yang dispesialkan tidak mampu kita miliki? Bertahan atau menyerah adalah pilihan. Tentang hati yang masih saja bertahan pada cinta pertama walaupun kenyataan pahit selalu menerpa. Hingga lupa bahwa ada yang lebih pantas dispesialkan.
Fallen Blossom
315      220     4     
Short Story
Terkadang, rasa sakit hanyalah rasa sakit. Tidak membuatmu lebih kuat, juga tidak memperbaiki karaktermu. Hanya, terasa sakit.
Ansos and Kokuhaku
41      28     0     
Romance
Kehidupan ansos, ketika seorang ditanyai bagaimana kehidupan seorang ansos, pasti akan menjawab; Suram, tak memiliki teman, sangat menyedihkan, dan lain-lain. Tentu saja kata-kata itu sering kali di dengar dari mulut masyarakat, ya kan. Bukankah itu sangat membosankan. Kalau begitu, pernah kah kalian mendengar kehidupan ansos yang satu ini... Kiki yang seorang remaja laki-laki, yang belu...
One-room Couples
12      8     0     
Romance
"Aku tidak suka dengan kehadiranmu disini. Enyahlah!" Kata cowok itu dalam tatapan dingin ke arah Eri. Eri mengerjap sebentar. Pasalnya asrama kuliahnya tinggal dekat sama universitas favorit Eri. Pak satpam tadi memberikan kuncinya dan berakhir disini. "Cih, aku biarkan kamu dengan syaratku" Eri membalikkan badan lalu mematung di tempat. Tangan besar menggapai tubuh Eri lay...
Paragraf Patah Hati
75      38     0     
Romance
Paragraf Patah Hati adalah kisah klasik tentang cinta remaja di masa Sekolah Menengah Atas. Kamu tahu, fase terbaik dari masa SMA? Ya, mencintai seseorang tanpa banyak pertanyaan apa dan mengapa.