Read More >>"> Aku Mau (Aku Mau) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Aku Mau
MENU
About Us  

Aku meringis pelas saat menyentuh pipiku. Sepertinya pipiku memar. Dengan keringat yang bercucuran aku berjalan menuju rumah dengan kondisi yang, entahlah aku juga tidak tahu harus menyebut bagaimana kondisiku ini.

“Farhan!” saat aku baru saja melangkahkan kakiku memasuki halaman rumah, kak Baba langsung bersahut keras dan langsung menghampiriku. Yang aku lihat, kak Baba sepertinya tengah membersihkan motornya.

“Lo abis ngapain? Tawuran?” Tanya kak Baba sembari memapahku, padahal kakiku tidak kenapa-napa.

“Enggak, kak.”

“Terus ini kenapa pipi kamu biru,” kak Baba menenkan memear di pipiku yang langsung disambut oleh suara ringisanku. “Seragam lo kotor lagi.”

“Biasalah bang urusan cowok.” Kilahku.

“Urusan cowok yang mana?!” Sewot kak Baba.

“Farhan!” seru bunda saat aku baru saja mendudukkan tubuhku di atas kursi ruang tamu. Aku menghela napas lelah, baru saja aku diintrograsi oleh kak Baba kini bunda. dan aku yakin jika kak Baba akan ikutan mengompori bunda.

“Kamu kenapa, nak?” bunda duduk di sampingku seraya memperhatikan memar di pipiku. “Kamu gak ikut tawuran lagi, kan?”

“Jangan mentang-mentang gak ada Ayu kamu ikutan tawuran lagi!”

Aku menggelengkan kepala. “Farhan gak ikutan tawuran kok.”

“Terus ini kenapa pipi kamu sampe biru gini?”

“Biasa mah urusan cowok.” Jawabku sama seperti kepada kak Baba.

“Urusan cowok apaan sampe kamu harus berantem?” Aduh ternyata bunda lebih ngegas.

“Lo rebutan cewek?” sahut kak Baba.

Buru-buru aku menggelengkan kepala. Mana mungkin aku berubutan perempuan sedangkan Ayu, eh.

“Jawab jujur Farhan!” desak bunda.

Aku menghela napas. “Farhan berantem sama Aldi.”

“Kamu ngapain berantem sama dia?”

“Abis Farhan gak suka liat dia, bun.”

“Ya gak usah lo liat!” sahut kak Baba.

“Pokoknya Farhan kesel banget liat dia yang tenang aja, gak tahu malu!”

~

Aku meringis pelan saat tanpa sengaja sisir yang aku gunakan mengenai memarku. Aku letakkan sisir tersebut di atas nakas dan melihat memarku melalui cermin dihadapanku. Aku pikir pukulannya tidak akan meninggalkan memar seperti ini.

Tok! Tok! Tok!

Aku beralih menatap pintu kamar yang baru saja diketuk. Melangkahkan kaki dan menarik kenop pintu, aku menemukan sosok yang beberapa hari terakhir menghindariku tengah berdiri di hadapanku dengan tingkah malu-malunya yang kurindukan.

“Farhan-“ ucapan Ayu terpotong oleh tindakan aku yang langsung menarikya dalam pelukanku. Itu gerakan refleks tergila yang pernah aku lakukan. Terserah jika sekarang Ayu tengah kebingungan dengan tingkahku atau mungkin irama jantungku yang berdegup kencang. Yang jelas, aku tidak ingin dia pergi lagi.

~

Aku terpejam dengan senyuman yang masih terpatri diwajahku. Aku merasakan sesuatu mulai membebani kepalaku. Saat suara langkah kaki terdengar aku membuka mataku. Menatap sosok dihadapanku. Sosok dalam cermin itu terlihat gagah dengan jubbah dari kain sarung milik kak Baba, pedang mainan yang menyala dari pasar, dan mahkota dari tangan ajaib milik Ayu.

“Yey!! Farhan jadi raja!” Ayu menepuk tangannya girang.

Aku membalikkan badanku menghadap Ayu. Aku mengangkat sedikit daguku dan berjalan dengan gagah ke arahnya. Setelah sampai aku bertekuk lutut dihadapan Ayu, seperti yang sering dilakukan pangeran-pangeran, walaupun aku berpakaian seperti raja.

“Putri Ayu.” Ayu terkekeh mendengar panggilanku padanya.

“Iya padukaraja.” Jawab Ayu.

Aku mengeluarkan sebuah donat yang aku ambil dari meja makan. “Mau kah kau menikah denganku?”

Ayu tertawa senang. “Aku mau paduka.”

Aku meraih jemarinya dan memasangkan donat itu di jari  manisnya dan nampak lucu saat melihat jika donat itu terlalu besar untuk kujadikan cincin.

~

“Ayu minta maaf soal kejadian kemarin.” Kini kami tengah berada di dalam kamarku dengan Ayu yang duduk di tepi ranjang dan aku yang tengah duduk di kursi meja belajar. “Ayu gak tahu harus ngomongnya gimana sama keluarga Farhan. Dan Ayu gak mau ngerepotin kalian terus.”

“Yang ada rumah kita jadi rame,” balasku menenangkan Ayu. “Terus kenapa beberapa hari sebelumnya Ayu ngehindarin aku?”

Ayu menangalihkan tatatpannya draiku ke arah lain. “Em, itu karena Ayu mau Farhan bisa terbiasa tanpa kehadiran Ayu lagi.”

“Terus, Ayu liat Farhan akhir-akhir ini deket banget sama Esti jadi Ayu gak enak aja kalo terus gangguin Farhan. Terus cara bicara Farhan ke Ayu juga agak beda.” Ucapan Ayu tadi langsung membuatku terkejut bukan main. Bagaimana mungkin Ayu beranggapan jika aku dan Esti sedang dekat.

“Kok kamu bisa mikir gitu?”

“Karena setiap kali ada Farhan di situ juga ada Esti jadi kan Ayu gak suka, ups!” Ayu menutup mulutnya dan mulai- memukul pelan bibirnya, dia juga bergumam tidak jelas.

Aku bangkit dari kursi dan menghampiri Ayu. “Ayu gak suka aku deket sama Esti?”

Ayu tidak menjawab ia lebih memilih berpura-pura diganggu oleh nyamuk yang jelas-jelas tidak ada. Aku tersenyum dan berlutut di hadapan Ayu.

“Ayu cemburu?” Ayu menundukkan kepalanya dan memperhatikan jemarinya yang sudah saling berkaitan, kebiasaan Ayu jika gugup. Aku maraih jemari Ayu yang saling bertautan itu dan membungkusnya oleh tangankku. “Farhan gak lagi deket sama Esti kok. Jadi Ayu gak perlu ngejauh lagi, dan gak boleh cuek lagi sama Farhan.”

Pipi chubi-nya bersemu merah ditambah oleh senyum malu-malu dan mata bulatnya menatap lurus padaku. “Jadi gak usah cemburu!”

“Tapi Farhan juga suka cemburu kan kalo liat Ayu merhatiin kak Aldi dulu.” Tuduh Ayu yang langsung membuat wajahku panas.

Ayu mengerutkan keningnya bingung. Iya menekan pipiku yang tidak memar dengan jari telunjuknya. “Sakit gak?”

Aku menantapnya bingung, tapi tetap menjawabnya dengan gelengan kepala. “Tapi kok pipi Farhan yang ini jadi merah, padahal yang memarkan cuman yang ini.”

Buru-buru aku menutupi kedua pipiku. “Farhan bohong, ya?”

“Enggak! Ini memar asli!” aku menunjuk luka memarku.

“Atau Farhan diam-diam pake blush on punya bunda.” aku melotot ke arah Ayu. Yang benar saja aku memakai peralatan make up.

Ayu tertawa melihat reaksiku tadi. “Ayu cuman bercanda. Farhan pasti lagi blushing.”

“Apaan sih, sok tahu.” Rengutku kesal.

“Ngaku aja, itu pipinya udah merah.” Ayu menyolek kedua tanganku yang masih setia menutupi kedua pipiku. Aku mengerucutkan bibirku sebal karena terus digoda olehnya. “Ih, Farhan keliatan jelek!”

Ayu tertawa terbahak-bahak hingga ia memegangi perutnya. “Ayu jahat!”

“Harusnya tadi Ayu photo. Kapan lagi coba liat wajah jelek Farhan.”

“Oh, berarti selama ini aku ganteng.” Ujarku sambil melepas kedua tanganku dari pipiku dan menyisir rambutku pelan.

“Emang ganteng!” balas Ayu tanpa basa-basi. “Hahahha! Farhan blushing lagi!”

Aku menatapnya kesal. Kuulurkan tanganku dan mencubit kedua pipinya gemas. “IH! Ayu nyebelin!”

“Aduh-aduh! Farhan sakit!” keluh Ayu tapi masih tetap tertawa.

Aku menjauhkan tanganku dari pipinya. “Jadi?”

Aku mengerutkan keningnya bingung dengan pertanyaan tidak jelasnya itu. Tiba-tiba sebuah ide muncul. “Jadi? Jadi, mau gak jadi kekasih hatiku.” Ucapku dramatis.

Ayu tersenyum dan, “Aku mau.”

[End]

Oleh Luthfita A.S

Terima kasih sudah membaca cerita ini hingga akhir. Untuk informasi ceritaku yang lain, kalian bisa cek instagram aku di @m.takar_s.

See you.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sweet Pea
37      23     0     
Romance
"Saya mengirim Kalian berdua ke alam itu bukan untuk merubah 'segala'nya. Saya hanya memberi jalan kearah 'happy ending'. Hanya itu." [Aku akan membenarkan yang typo secepatnya]
LELAKI DI UJUNG JOGJAKARTA
50      18     0     
Romance
Novel yang mengisahkan tentang seorang gadis belia bernama Ningsih. Gadis asli Jogja, wajahnya sayu, kulitnya kuning langsat. Hatinya masih perawan belum pernah mengenal cinta sampai saatnya dia jatuh hati pada sosok lelaki yang saat itu sedang training kerja pada salah satu perusahaan besar di Jogjakarta. Kali ini Ningsih merasakan rasa yang tidak biasa, sayang, rindu, kangen, cemburu pada le...
Aku Bukan Kafir!
133      72     0     
Inspirational
Pemuda itu bernama Arman, suku jawa asli yang lahir dari seorang buruh sawah di daerah pelosok Desa Peloso, salah satu Desa di Jombang. Ngatini adalah adik dari almarhumah Ibu kandung Arman yang naik ranjang, menikah dengan Pak Yusup yang biasa dipanggil Lek Yusup, Bapak kandung Arman, yang biasa dipanggil Lek Yusup oleh orang-orang sawah. Sejak kecil Arman selalu ikut Lek Yusuf ke sawah. Hingga ...
ORIGAMI MIMPI
523      143     0     
Romance
Barangkali, mimpi adalah dasar adanya nyata. Barangkali, dewa mimpi memang benar-benar ada yang kemudian menyulap mimpi itu benar-benar nyata. Begitulah yang diyakini Arga, remaja berusia tujuh belas tahun yang menjalani kehidupannya dengan banyak mimpi. HIngga mimpi itu pula mengantarkannya pada yang namanya jatuh cinta dan patah hati. Mimpi itu pula yang kemudian menjadikan luka serta obatnya d...
Senja di Sela Wisteria
5      5     0     
Short Story
Saya menulis cerita ini untukmu, yang napasnya abadi di semesta fana. Saya menceritakan tentangmu, tentang cinta saya yang abadi yang tak pernah terdengar oleh semesta. Saya menggambarkan cintamu begitu sangat dan hangat, begitu luar biasa dan berbeda, yang tak pernah memberi jeda seperti Tuhan yang membuat hati kita reda. “Tunggu aku sayang, sebentar lagi aku akan bersamamu dalam napas abadi...
Youth
293      130     0     
Inspirational
Salah satu meja di kafe itu masih berisikan tiga orang laki-laki yang baru setahun lulus sarjana, mereka mengenang masa-masa di SMA. Dika, Daffa, dan Tama sudah banyak melewati momen-momen kehidupan yang beragam. Semuanya tak bisa mereka pilih. Mereka diizinkan berkumpul lagi setelah sempat berjanji untuk bertemu di tanggal yang mereka tentukan. Apa pun yang terjadi, mereka harus berkumpul pa...
Arini
22      14     0     
Romance
Arini, gadis biasa yang hanya merindukan sesosok yang bisa membuatnya melupakan kesalahannya dan mampu mengobati lukanya dimasa lalu yang menyakitkan cover pict by pinterest
Love Never Ends
173      87     0     
Romance
Lupakan dan lepaskan
Sunset In Surabaya
6      5     0     
Romance
Diujung putus asa yang dirasakan Kevin, keadaan mempertemukannya dengan sosok gadis yang kuat bernama Dea. Hangatnya mentari dan hembusan angin sore mempertemukan mereka dalam keadaan yang dramatis. Keputusasaan yang dirasakan Kevin sirna sekejap, harapan yang besar menggantikan keputusasaan di hatinya saat itu. Apakah tujuan Kevin akan tercapai? Disaat masa lalu keduanya, saling terikat dan mem...
Black Lady the Violinist
290      115     0     
Fantasy
Violinist, profesi yang semua orang tahu tidak mungkin bisa digulati seorang bocah kampung umur 13 tahun asal Sleman yang bernama Kenan Grace. Jangankan berpikir bisa bermain di atas panggung sebagai profesional, menyenggol violin saja mustarab bisa terjadi. Impian kecil Kenan baru kesampaian ketika suatu sore seorang violinist blasteran Inggris yang memainkan alunan biola dari dalam toko musi...