Read More >>"> Bintang Biru (11. Absurb) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bintang Biru
MENU
About Us  

Semenjak sabtu kemarin, aku mulai lari pagi.

Iya, aku menaati pesan Ayah. tubuhku mengkhianatiku. Tubuh ini sudah memiliki alarm sendiri ternyata. Apalagi, ada rasa cemas yang menggelayuti hati. Itu bisa dianggap sebagai batterynya.

Dua puluh menit sebelum adzan zubuh aku terbangun dan tidak bisa dipaksa tidur lagi. Jadilah aku pemanasan setelah shalat tahajud. Aku membangunkan teman sekamar untuk bersiap ke masjid.

Sekembalinya, aku segera memakai sepatu abu – abu dengan merek ternama yang siap kubawa lari.

“Mau kemana Ne?” Tanya Roro melihatku memakai sepatu.

“Lari. Mau ikut?”

“Rutenya?”

“Sampai lelah.”

“Jauh tuh kayaknya.” Sahut Uchi.

“Mau ikut enggak? Keburu mataharinya terbit,” Kataku yang berdiri diambang pintu.

Roro menyambar sepatu. “Ikut! Mau diet.”

Semua tertawa yang disusul sorakan. Roro memang memiliki badan yang paling gempal. Setelah itu baru Naila. Sedangkan yang paling mungil badannya yaitu aku. Bagaimanapun dan jam berapa aku makan, takkan bisa menambah berat badanku drastis. Jika naik, hanya dua kilogram saja.

Karena hari ini hari senin, teman – temanku sukarela menyisakan air mandi untukku. Karena sejak kemarin aku baru kembali ke kamar lewat dari waktu air hidup.

Setelah dua hari Roro menemani. Hari ini Roro tidak ikut karena tidak enak badan. Sepertinya itu efek dari diet ketatnya, yang baru seminggu ia lakukan.

Jadwal baruku sejak sabtu kemarin adalah setelah lari aku mengantarkan sarapan untuk Dipo yang kutitipkan di meja piket—tidak lupa dengan penutup wajah. Pagi ini ternyata isi tas kertas—sarapan Dipo di dalamnya—berbeda. Di dalam sana terdapat tabung mini yang bertuliskan Inhaler.

Aku tahu obat apa itu. Obat untuk penderita asma.

Terlepas dari keherananku akan obat asma itu, pagi itu keajaiban hadir.

Akhirnya, Dipo tidak membeli susu. Melainkan dia memakan bekal Mamanya di kantin. Di depan teman – temannya. Itu kemajuan. Sungguh, aku terharu melihatnya.

Dari kejahuan aku bisa melihat apa bekalnya. Seketika aku tahu alasan kenapa Dipo mendadak mau memakan bekal Mamanya secara terang – terangan. Bekalnya pagi ini bukan nasi, melainkan pisang goreng. Dengan wajah berseri dia melahap satu persatu.

Kelas minat yang kupilih hari ini adalah kimia, geografi, ekonomi, musik, dan matematika. Jujur, itu aku asal memilihnya.

Dan keajaiban keduanya adalah semua mata pelajaran itu aku sekelas dengannya. Walaupun dua pelajaran dia memilih duduk dengan Syaila ketika gadis itu sekelas dengan kami. Serta pelajaran musik yang bertempat di lab, tidak memungkinkan kami semeja.

Aku keluar dari kelas dengan hembusan napas pelan. Senang sekali, kelas minat hari ini berakhir. Saatnya aku membersihkan diri dan berkumpul dengan teman kamar 9.

Aku melipis merasakan ponsel disakuku bergetar.

“Ya Kak?”

“Ne, tolong banget. Aku ada tugas yang belum selesai dan enggak bisa ditinggalin.” Katanya dengan napas pendek – pendek, menandakan situasi mendesak.

“Apa Kak? Insya Allah bisa kubantu.”

“Tolong beliin boxer ke Indomaret.” Suaranya pelan seperti berbisik.

Butuh dua detik aku mencerna kalimat itu. Seketika aku melongo.

“HA? APAAN!?” Tanpa sadar aku berseru. Beberapa murid yang melewati lorong menoleh kearahku.

Itu tidak penting. Permintaan Rozan sungguh gila dan lebih utama.

“Buat Dipo Ne, tolong banget. Tadi Mamanya telepon. Cucian pakaian dalemnya salah kirim sama laundry nya. Dan persediaannya habis. Dia butuh banget, tolong Ne.” Kata Rozan memohon sangat. Mendengar suaranya aku tahu dia juga tidak tega menyuruhku untuk ini.

Aku berdecak. Wajahku berubah kesal. “Harus aku yang beli?”

“Iya Ne. Aku bener – bener enggak bisa kemana – mana sekarang. Enggak enak juga nyuruh temen – temen yang lain. Tolong ya Ne?”

Sekali lagi aku berdecak. Sungguh kalau di sini sepi aku akan meraung kesal. Bibirku sudah jatuh lima senti dari biasanya.

“Kak, kira – kira apa kata mba – mba atau mas – mas Indomaret?”

 

 

 

------Bersambung-------

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Satu Nama untuk Ayahku
193      82     0     
Inspirational
Ayah...... Suatu saat nanti, jikapun kau tidak lagi dapat kulihat, semua akan baik-baik saja. Semua yang pernah baik-baik saja, akan kembali baik-baik saja. Dan aku akan baik-baik saja meski tanpamu.
Silver Dream
116      46     0     
Romance
Mimpi. Salah satu tujuan utama dalam hidup. Pencapaian terbesar dalam hidup. Kebahagiaan tiada tara apabila mimpi tercapai. Namun mimpi tak dapat tergapai dengan mudah. Awal dari mimpi adalah harapan. Harapan mendorong perbuatan. Dan suksesnya perbuatan membutuhkan dukungan. Tapi apa jadinya jika keluarga kita tak mendukung mimpi kita? Jooliet Maharani mengalaminya. Keluarga kecil gadis...
Rain
327      278     4     
Short Story
Hujan mengubah segalanya dan Hujan menjadi saksi cinta mereka yang akhirnya mereka sadari.
PALETTE
6      6     0     
Fantasy
Sinting, gila, gesrek adalah definisi yang tepat untuk kelas 11 IPA A. Rasa-rasanya mereka emang cuma punya satu brain-cell yang dipake bareng-bareng. Gak masalah, toh Moana juga cuek dan ga pedulian orangnya. Lantas bagaimana kalau sebenarnya mereka adalah sekumpulan penyihir yang hobinya ikutan misi bunuh diri? Gak masalah, toh Moana ga akan terlibat dalam setiap misi bodoh itu. Iya...
Arion
26      18     0     
Romance
"Sesuai nama gue, gue ini memang memikat hati semua orang, terutama para wanita. Ketampanan dan kecerdasan gue ini murni diberi dari Tuhan. Jadi, istilah nya gue ini perfect" - Arion Delvin Gunadhya. "Gue tau dia itu gila! Tapi, pleasee!! Tolong jangan segila ini!! Jadinya gue nanti juga ikut gila" - Relva Farrel Ananda &&& Arion selalu menganggap dirinya ...
PUBER
44      30     0     
Romance
Putri, murid pindahan yang masih duduk di kelas 2 SMP. Kisah cinta dan kehidupan remaja yang baru memasuki jiwa gadis polos itu. Pertemanan, Perasaan yang bercampur aduk dalam hal cinta, serba - serbi kehidupan dan pilihan hatinya yang baru dituliskan dalam pengalaman barunya. Pengalaman yang akan membekas dan menjadikan pelajaran berharga untuknya. "Sejak lahir kita semua sudah punya ras...
REVIVE TIME
38      28     0     
Mystery
Kesalahan ada pada setiap orang. Kesalahan pernah terjadi pada setiap orang. Bagaimana caramu memperbaiki kesalahan di masa lalu? Yah, mungkin memang tidak bisa diperbaiki. Namun, jika kamu diberikan kesempatan untuk kembali ke masa lalu akankah kamu memperbaikinya?
Sejauh Matahari
10      10     0     
Fan Fiction
Kesedihannya seperti tak pernah berujung. Setelah ayahnya meninggal dunia, teman dekatnya yang tiba-tiba menjauh, dan keinginan untuk masuk universitas impiannya tak kunjung terwujud. Akankah Rima menemukan kebahagiaannya setelah melalui proses hidup yang tak mudah ini? Happy Reading! :)
Telat Peka
18      13     0     
Humor
"Mungkin butuh gue pergi dulu, baru lo bisa PEKA!" . . . * * * . Bukan salahnya mencintai seseorang yang terlambat menerima kode dan berakhir dengan pukulan bertubi pada tulang kering orang tersebut. . Ada cara menyayangi yang sederhana . Namun, ada juga cara menyakiti yang amat lebih sederhana . Bagi Kara, Azkar adalah Buminya. Seseorang yang ingin dia jaga dan berikan keha...
Di Balik Jeruji Penjara Suci
0      0     0     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?