Read More >>"> Secrets (2. Arya Si Pembunuh) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Secrets
MENU
About Us  

Setelah perjalanan yang sangat melelahkan akhirnya Zana turun dari bis. Ia menghela napas dengan berat, menatap jalanan ramai di depannya. Perjalanannya masih panjang, dan itu masih harus ia lalui dengan Arya. Laki-laki itu selama perjalanan tidak banyak bicara, dan hal itu lah yang membuat Zana tidak nyaman. Perubahannya sangat cepat, bagi Zana, Arya adalah sosok yang periang, akan tetapi, dalam sekejap Arya menjadi sangat dingin sampai-sampai menatap matanya pun Zana enggan.

Jalan terlebih dahulu, Zana meremas dasi biru yang masih ia kenakan. Ia ingin lari, akan tetapi ia takut menyinggung Arya. Setelah hampir lima belas menit berjalan, akhirnya Zana tiba di belokan menuju blok rumahnya. Zana berhenti, menunggu Arya yang beberapa langkah di belakangnya.

"Kak gue belok di sini," ucap Zana lirih sembari terus menunduk.

"Kok kaku gitu sih." Arya terkekeh dan berdiri tepat di depan Zana. "Beda satu blok kita, ga mau gue anterin sampe depan rumah nih?"

Zana menggeleng cepat, "Mamah bisa marah kalau gue pulang sama laki-laki."

"Kata siapa Mamah marah?" ucap seseorang dari mobil yang berhenti tepat di belakang keduanya.

"Ma-mamah kok di sini?" ucap Zana terbata-bata.

"Kan Mamah udah bilang pulang jam 6. Zana habis kencan ya jam segini baru pulang," goda Maya--ibu Zana--yang berhasil membuat pipi Zana memerah.

Mengentak-entakkan kakinya, Zana mendekati Maya dengan wajah cemberut. "Mamah jangan gitu ih, Zana sama Kak Arya baru kenal tadi tau," ucap Zana setengah berbisik.

"Kenapa sayang? Mau nganterin Kak Arya sampe rumah?" Dengan dengan Maya meninggikan suaranya sembari melirik ke arah putrinya yang wajahnya sudah memerah.

Zana menoleh ke laki-laki di belakangnya. Wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus benar-benar membuat Arya tidak lagi mampu menahan tawanya. Melihat hal itu, Zana mengerucutkan bibirnya. Tanpa berkata apa pun ia segera masuk ke mobil, membanting pintu dengan keras kemudian duduk bersidekap. 

Menyadari putrinya dalam keadaan buruk, Maya berhenti menggodanya. Ia melempar pandang ke teman putrinya, tersenyum dengan lembut kemudian melajukan mobilnya perlahan. "Duluan,"

????????????????????

Arya tersenyum sembari terus memperhatikan mobil yang kini semakin menjauh darinya. Setelah cukup lama, akhirnya mobil tersebut hilang di salah satu belokan. Setelahnya, Arya memutuskan untuk segera pulang. Baru saja ia berbalik, seorang gadis kecil dengan seragam putih biru berhasil mengejutkannya. Melirik sekilas, Arya berjalan meninggalkan gadis yang tengah berkacak pinggang dengan sebal. 

Telinganya dengan jelas menangkap panggil serta makian yang ditunjukkan padanya. Akan tetapi, Arya menolak untuk berhenti dan semakin mempercepat jalannya. Gadis dengan rambut panjang yang dihiasi jepit berwarna merah tersebut mengentak-entakkan kakinya kemudian berlari mengejar Arya. 

"Kakak, cewe tadi siapa?" Ia memegangi tas Arya--Kakaknya--sembari tersenyum jail.

"Temen," jawab Arya cuek tanpa menoleh sedikit pun.

"Masa sih? Jarang loh liat Kakak bisa ketawa lepas sama orang lain." Kali ini ia berada di depan Arya dan berjalan dengan mundur.

Menghela napas sejenak, Arya menatap adiknya dengan engan. "Kakak udah bilang cuma temen Dek."

"Ah masa?" ucapnya dengan nada menggoda.

"Cantika Nurmala Hartono, ga paham ya orang ngomong? Mending diem aja!" ucap Arya dengan nada tinggi kemudian pergi begitu saja.

Selama beberapa detik, Cantika berdiri mematung. Membiarkan tubuh tinggi Arya melewatinya begitu saja. Ia masih mencoba mencerna apa yang baru saja kakaknya ucapkan. Untuk pertama kalinya, Arya, Kakaknya yanv pendiam membentaknya. Cantika mengepalkan tangannya erat, dadanya terasa panas.

"Dek ayo pulang."

Suara berat Arya menyadarkan Cantika. Gadis manis tersebut mengerucutkan bibirnya kemudian berjalan mengikuti Arya. Selama beberapa saat, keduanya berjalan dalam keheningan. Arya yang beberapa langkah di depan Adiknya berhenti. Ia menunggu Cantika mendekat lalu mensejajari langkah pendeknya. Dari ekspresi yang diberikan Cantika, Arya tahu adiknya tengah marah.

Merangkul Cantika, Arya sedikit menunduk menyamakan tinggi mereka. "Maafin Kakak ya, Kakak ga niat bentak Dede tadi."

"Cewe itu siapa sih? Karena dia Kakak bentak Dede?" Cantika berhenti. Ia menjauhkan tangan Arya dari bahunya. "Kakak udah janji, ga bakal pernah dingin, kasar, galak, atau apa pun itu sama Dede." 

"Kakak cuma lagi cape aja, bukan gara-gara dia kok," jelas Arya selembut mungkin.

"Oh!" ucap Cantika acuh sebelum meninggalkan Arya.

"Kakak traktir cokelat!" teriak Arya yang sukses menghentikan langkah Cantika.

Tersenyum penuh kemenangan, Arya berjalan mendekati Cantika. Adiknya memang sangat mudah dibujuk dengan menggunakan cokelat. 

"Tapi kalo bisa ngejar Kakak!" Arya mengacak rambut Cantika dengan gemas dan segera berlari meninggalkannya.

"Abang kampret!!" umpat Cantika sembari menyusul Arya yang telah jauh meninggalkannya.

????????????????????

Hampir sepuluh menit kakak beradik tersebut saling kejar, mereka berhenti di depan rumah berlantai dua dengan cat biru. Tepat di pintu, seorang wanita paruh baya tengah berdiri sembari tersenyum memperhatikan dua remaja tersebut. Sesekali ia menggeleng saat si anak laki-laki menjahili gadis yang lebih kecil darinya. Mulai dari mengacak rambut panjangnya dan berakhir dengan menggendong paksa gadis tersebut. Ia tak lagi mampu menahan tawanya saat kedua remaja tersebut jatuh tepat di depannya.

Menyadari dirinya menjadi bahan tertawaan. Si anak laki-laki segera berdiri sembari membantu gadis kecil di dekatnya. Keduanya tersenyum lebar hingga menampilkan deretan gigi putih.

"Kakak, Dede, asik banget bercandanya. Bunda ga diajakin nih?" canda Nina--Ibu Arya.

"Jangan Bun jangan, badannya sakit semua," cegah Cantika dengan air mata yang keluar akibat terlalu lama tertawa.

"Bun, ayah udah pulang?" tanya Arya.

Wanita tersebut mengangguk kemudian mengajak putra putri nya masuk. "Ayah udah nanyain kalian kenapa belum pulang."

"Kenapa Dede belum pulang tepatnya." Arya berkata datar kemudian berjalan mendahului Bunda dan Adiknya. 

Baru menaiki dua anak tangga, langkah Arya terhenti saat ia mendengar suara berat memanggilnya. Ia terdiam selama beberapa detik, menghembuskan napasnya dengan berat sebelum akhirnya memutuskan untuk berbalik. Melirik ke sumber suara, di sebelah kanan tangga, seorang pria paruh baya tengah duduk santai pada sofa cokelat. Dengan segelas kopi yang masih mengepulkan asap dan sepiring kue menemani waktu bersantainya. Di depannya, televisi tengah menampilkan reality show yang sedang banyak dibicarakan.

Selangkah menuruni tangga, Arya menghentikan langkahnya. Ia mencuri pandang ke pria tersebut, menelan ludahnya kemudian menghapus keringat sebesar biji jangung yang tiba-tiba muncul di pelipisnya. Padahal rumahnya ber-AC.

"Dari mana jam segini baru pulang? Dede juga?" Pria tersebut menyesap kopinya.

"Ga dari mana-mana, Yah. Kalo Dede, Kakak ga tau, kebetulan aja ketemu di jalan." Arya mendekat dengan enggan.

Laki-laki tersebut memandang Arya dengan kesal lalu kembali fokus pada televisi di depannya. Menyesap kopinya, ia berkata dengan dingin. "Ayah ga mau kalau Dede juga jadi pembunuh sepertimu."

Seketika dada Arya memanas. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat hingga kukunya menjadi biru. Tanpa berkata apapun Arya berbalik, menaiki tangga menuju kamarnya. Arya membanting pintu dengan keras kemudian menjatuhkan tubuhnya ke kasur empuknya.

"Ga usah marah, kamu aja ga nyesel kan!!" teriak laki-laki tersebut.

"Enggak, enggak, bukan Kakak Yah," ucap Arya lirih yang teredam oleh bantal yang sengaja ia gunakan untuk menutupi wajahnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Khalisya (Matahari Sejati)
41      17     0     
Romance
Reyfan itu cuek, tapi nggak sedingin kayak cowok-cowok wattpad Khalisya itu hangat, tapi ia juga teduh Bagaimana jika kedua karakter itu disatukan..?? Bisakah menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi..?? Semuanya akan terjawab disini. Ketika dua hati saling berjuang, menerobos lorong perbedaan. Mempertaruhkan hati fan perasaan untuk menemukan matahari sejati yang sesungguhnya &...
3600 Detik
38      16     0     
Romance
Namanya Tari, yang menghabiskan waktu satu jam untuk mengenang masa lalu bersama seseorang itu. Membuat janji untuk tak melupakan semua kenangan manis diantara mereka. Meskipun kini, jalan yang mereka ambil tlah berbeda.
Gue Mau Hidup Lagi
6      6     0     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
Marry Me
5      5     0     
Short Story
Sembilan tahun Cecil mencintai Prasta dalam diam. Bagaikan mimpi, hari ini Prasta berlutut di hadapannya untuk melamar ….
Phased
17      15     0     
Romance
Belva adalah gadis lugu yang mudah jatuh cinta, bukan, bukan karena ia gadis yang bodoh dan baperan. Dia adalah gadis yang menyimpan banyak luka, rahasia, dan tangisan. Dia jatuh cinta bukan juga karena perasaan, tetapi karena ia rindu terhadap sosok Arga, abangnya yang sudah meninggal, hingga berusaha mencari-cari sosok Arga pada laki-laki lain. Obsesi dan trauma telah menutup hatinya, dan mengu...
Bersua di Ayat 30 An-Nur
27      17     0     
Romance
Perjalanan hidup seorang wanita muslimah yang penuh liku-liku tantangan hidup yang tidak tahu kapan berakhir. Beberapa kali keimanannya di uji ketaqwaannya berdiri diantara kedengkian. Angin panas yang memaksa membuka kain cadarnya. Bagaimana jika seorang muslimah seperti Hawna yang sangat menjaga kehormatanya bertemu dengan pria seperti David yang notabenenya nakal, pemabuk, pezina, dan jauh...
Letter hopes
27      20     0     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
Kulacino
5      5     0     
Romance
[On Going!] Kulacino berasal dari bahasa Italia, yang memiliki arti bekas air di meja akibat gelas dingin atau basah. Aku suka sekali mendengar kata ini. Terasa klasik dan sarat akan sebuah makna. Sebuah makna klasik yang begitu manusiawi. Tentang perasaan yang masih terasa penuh walaupun sebenarnya sudah meluruh. Tentang luka yang mungkin timbul karena bahagia yang berpura-pura, atau bis...
G E V A N C I A
37      25     0     
Romance
G E V A N C I A - You're the Trouble-maker , i'll get it done - Gevancia Rosiebell - Hidupnya kacau setelah ibunya pergi dari rumah dan ayahnya membencinya. Sejak itu berusaha untuk mengandalkan dirinya sendiri. Sangat tertutup dan memberi garis keras siapapun yang berniat masuk ke wilayah pribadinya. Sampai seorang cowok badboy selengean dengan pesona segudang tapi tukang paksa m...
Forbidden Love
110      56     0     
Romance
Ezra yang sudah menikah dengan Anita bertemu lagi dengan Okta, temannya semasa kuliah. Keadaan Okta saat mereka kembali bertemu membuat Ezra harus membawa Okta kerumahnya dan menyusun siasat agar Okta tinggal dirumahnya. Anita menerima Okta dengan senang hati, tak ada prangsaka buruk. Tapi Anita bisa apa? Cinta bukanlah hal yang bisa diprediksi atau dihalangi. Senyuman Okta yang lugu mampu men...