Read More >>"> Sahara (6. Huru-hara) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sahara
MENU
About Us  

Sejak dulu, Sia menempatkan diri untuk sekadar berada di balik layar. Ia enggan untuk terlihat menonjol di mata orang lain. Meski sedari tubuhnya masih terbalut seragam putih merah, nilai akademiknya yang gemilang, cukup mencuri perhatian para guru yang mengajarnya.

Namun sikap tertutup yang gadis itu tunjukkan, membuat para guru, atau pun teman sebayanya kesulitan untuk berinteraksi dengannya. Hal yang memang sengaja Sia lakukan. Membangun sebuah tembok tak kasat mata yang ia gunakan untuk membatasi diri dengan orang-orang di sekitarnya. Demi seseorang yang enggan menerima kehadirannya yang di yakini sekadar sebuah kesalahan.

"Mau jadi pawang pintu?" Suara itu menyentak Sia dari lamunan. Menolehkan wajah, gadis itu menemukan sesosok pemuda yang tengah bersedekap tangan di hadapannya.

"Jangan berdiri di depan pintu seperti itu. Kau bisa membuat para pelanggan lainnya kabur." Ucapnya, menampilkan wajah serius, sembari sesekali melarikan pandangan dari balik punggung Sia.

Penasaran, gadis itu mengikuti arah pandang Aldric, sebelum kemudian meringis, saat mendapati beberapa wanita. Baik yang masih remaja seusianya, maupun yang telah berusia paruh baya, terlihat berderet di belakangnya, sembari melirik kearahnya dengan mimik wajah takut. Seolah tengah di suguhkan sebuah penampakan yang untungnya tak membuat mereka semua lari terbirit.

Mengela napas, Sia merutuki kebodohannya. Siap juga yang tidak takut. Mendapati seorang gadis yang tengah berdiri di ambang pintu dengan surai panjang miliknya yang tergerai nyaris menutupi sebagian besar wajahnya. Dan hanya menampilkan satu sisi matanya yang tampak menatap sayu.

"Ya ampun ... Ini kenapa pintu masuk jadi padat merayap? Omong-omong, Akika nggak lagi  ngadain pembagian sembako ya, Say ...." Suara ceriwis seseorang menginterupsi kegiatan saling pandang memandang antara Sia dengan beberapa wanita yang berkumpul di depan pintu masuk. Gadis itu terkejut, saat tangan mungil miliknya di lingkupi sebuah tangan besar yang secara tiba-tiba menggenggamnya, sebelum kemudian menariknya secara perlahan, membuatnya beranjak dari ambang pintu. Mengurai kepadatan yang tanpa sengaja ia lakukan.

"Mas, tolong permak teman saya," tembak Aldric langsung, saat membawa Sia ke hadapan pria bertubuh tinggi kurus yang tadi berceloteh tentang kerumanan orang-orang yang tersendat di depan pintu masuk.

"Mas?" Pria itu menatap horor ke arah Aldric, mempertanyakan panggilan untuknya dari pemuda itu. "Aduh ganteng ... Kamu nggak liat ini pita segede pot bunga, bulu mata setebal es kepal, baju rumbai seramai pasar malam, masih aja Akika di sodorin panggilan Mas?" Celotehnya yang hanya di tanggapi datar oleh dua muda-mudi di hadapannya. Menelan dongkol, pria itu mencoba mengais kesabaran. "Panggil saja Huru-hara," ucapnya penuh ketenangan. Berbanding terbalik dengan raut wajah kedua remaja yang menatapnya seakan pria itu baru saja melakukan atraksi menumbuhkan tanduk di kepala. "Jadi? Kau ingin aku mempermak---aish ... Nggak enak banget istilahnya permak. Ganti yang rada-rada English aja, ok? Make Over serasa lebih pas. Maklum, lidah Akika biasa ngunyah keju. Jadi kalo bicara English jadi lebih licin," Celotehnya sebelum mengikik seorang diri. Tak mendapat respon, pria yang memperkenalkan diri sebagai Huru-hara itu merubah mode wajahnya sedatar dua mahluk yang masih menatapnya tanpa minat. "Baiklah, baiklah, acara bincang sepihak ini lebih baik di sudahi. Mari kita mulai ke inti acaranya saja, ok?" Mengangguk kaku dengan kompak. Huru-hara hanya bisa mengela napas melihat respon kedua remaja ajaib itu.

Menghela Sia untuk mendudukkan diri di sebuah kursi dengan kaca besar di hadapannya. Huru-hara mulai menilik keadaan rambut panjang milik gadis itu yang tampak hitam berkilau bak rambut milik model iklan iklan sebuah merek Shampoo. "Kamu punya rambut sebenarnya amat sangat bagus, Say," ucapnya sembari mengelus lembut rambut Sia yang terasa halus saat berada di telapak tangannya. "Sayangnya nggak ada modelnya, sebatas lurus panjang gitu aja, jadi terkesan flat kaya hidup jomlo yang kurang di sirami kebahagiaan dari seseorang, seperti Akika ini misalnya," Dalam diam, Sia mengela napas karena pendengarannya harus kembali di jejali celotehan tak berfaedah dari sosok yang masih menarik kesana-kemari rambut miliknya.

Jika bukan karena alasan balas budi, sudah sedari tadi Sia akan memilih untuk melarikan diri. Bahkan ketika penglihatannya menangkap sebuah plang bertuliskan nama salon kecantikan. Meski awalnya dilingkupi oleh perasaan ragu, ia berpikir Aldric yang hendak melakukan perawatan di tempat ini. Tapi tentu saja bukan. Karena tanpa pemberitahuan, pemuda itu melakukan sebuah tindakan sepihak, bahkan tanpa menanyakannya lebih dulu kepadanya. Untuk memangkas rambut Sia yang memang panjangnya sudah mencapai pinggang.

Sedari kecil, layaknya gadis lainnya. Ia pun mendamba paras cantik dari sebuah boneka Barbie. Terlebih, ketika usianya menginjak lima tahun, ia mendapat hadiah ulang tahun untuk pertama kalinya dari sosok yang sebelumnya begitu enggan menerima kehadirannya. Sebuah kotak yang bahkan tak terbungkus kertas kado. Hanya kresek putih dengan logo salah satu pusat perbelanjaan.

Satu-satunya boneka Barbie yang bahkan sampai sekarang masih di rawat dan di simpannya dengan baik. Ketika saudaranya yang lain mendapatkan tumpukan boneka sejenis, maupun berbagai boneka lainnya.

"Mau model rambut yang bagaimana, Say?"

"Apa saja, yang penting bisa tampak lebih manusiawi." Bukan Sia yang menjawab, tapi satu mahluk yang teronggok di sudut sebuah sofa yang yang berada tak jauh dari tempat Sia dengan pria bernama Huru-hara tersebut.

"Ya ampun, Say, cowok kamu ganteng-ganteng minta di sleding, yes? Masa pacar sendiri di anggap kurang manusiawi?" Bisiknya di telinga Sia, membuat gadis itu kian mengkeret di tempat duduknya. "Baiklah, baiklah, mari kita mulai!" Serunya, mengulurkan kedua tangan sembari melakukan peregangan otot seakan hendak melakukan pemanasan. Sebelum kemudian memulai aksinya.

Dari balik pantulan cermin, Sia meneguk ludah susah payah. Saat menemukan Huru-hara mengacungkan sebuah gunting dengan tangan kanannya, sementara tangan kiri pria itu tampak menggenggam rambut panjang miliknya. Sebuah pemandangan yang nyaris membuatnya melonjak dari tempat duduk, dan segera melarikan diri. Jika saja dari balik pantulan cermin itu juga, ia bisa menemukan sosok Aldric yang tampak mengawasinya. Meski tangan pemuda itu tengah lincah memainkan sebuah handphone yang berada dalam genggamannya.

Memejamkan mata rapat, kini Sia hanya bisa memanjatkan doa. Agar semua bisa segera berakhir dengan cepat. Suara gunting yang tengah memangkas rambutnya, bak alunan musik horor yang kini tertangkap oleh pendengarannya.

Sia hanya bisa merutuki kebodohannya yang begitu manut terhadap perintah seorang Aldric. Menundukkan pandangan, gadis itu merasa matanya memanas. Kala sebagian potongan rambut miliknya jatuh di atas pangkuan. Menggenggam helaian rambut miliknya, Sia hanya bisa memasrahkan diri. Setidaknya, ia melakukan semua ini agar tak lagi memiliki hutang budi. Dan lagi pula, meski nantinya mungkin harus menunggu lebih lama, ia masih bisa memanjangkan rambutnya kembali.

"Ya ampun, Say ... Akika punya tangan memang selalu bisa menghasilkan masterpiece, yes!" Jeritan Huru-hara yang memekakkan telinga mengembalikan fokus Sia. Gadis itu menegakkan duduk, sebelum kemudian mengangkat pandangan ke hadapan cermin, hanya untuk menemukan sosok asing yang tampak membelalakkan matanya.

 

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (13)
  • DekaLika

    Greget sama Hara. Btw itu kenapa namanya ngga Rezky aja ya :D

    Comment on chapter 2. Percakapan Aneh Kemal
  • wizardfz

    @Sherly_EF wkwkwk iya nih

    Comment on chapter 1. Telat Jemput
  • DekaLika

    Sensian amat Yura. Pms ya :v

    Comment on chapter 1. Telat Jemput
Similar Tags
BLACK HEARTED PRINCE AND HIS CYBORGS
271      151     0     
Romance
Ingin bersama siapa kau hidup hingga di hari tuamu? Sepasang suami istri yang saling mencintai namun dalam artian yang lain, saat akan reuni SMA pertama kali memutuskan saling mendukung untuk mendapatkan orang yang masing-masing mereka cintai. Cerita cinta menyakitkan di SMA yang belum selesai ingin dilanjutkan walaupun tak ada satupun yang tau akan berakhir seperti apa. Akankah kembali menya...
Nightmare
8      8     0     
Short Story
Malam itu adalah malam yang kuinginkan. Kami mengadakan pesta kecil-kecilan dan bernyanyi bersama di taman belakang rumahku. Namun semua berrubah menjadi mimpi buruk. Kebenaran telah terungkap, aku terluka, tetesan darah berceceran di atas lantai. Aku tidak bisa berlari. Andai waktu bisa diputar, aku tidak ingin mengadakan pesta malam itu.
I'll Be There For You
32      29     0     
Romance
Memang benar, tidak mudah untuk menyatukan kembali kaca yang telah pecah. Tapi, aku yakin bisa melakukannya. Walau harus melukai diriku sendiri. Ini demi kita, demi sejarah persahabatan yang pernah kita buat bersama.
Who Is My Husband?
299      169     0     
Romance
Mempunyai 4 kepribadian berbeda setelah kecelakaan?? Bagaimana jadinya tuh?! Namaku.....aku tidak yakin siapa diriku. Tapi, bisakah kamu menebak siapa suamiku dari ke empat sahabatku??
Kamu!
48      37     0     
Romance
Anna jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sony. Tapi perasaan cintanya berubah menjadi benci, karena Sony tak seperti yang ia bayangkan. Sony sering mengganggu dan mengejeknya sampai rasanya ia ingin mencekik Sony sampai kehabisan nafas. Benarkah cintanya menjadi benci? Atau malah menjadikannya benar-benar cinta??
The Secret Of Donuts
28      26     0     
Fantasy
Masa lalu tidak dapat dibuang begitu saja. Walau, beberapa di antara kita berkata waktu akan menghapusnya, tapi yakinkah semuanya benar-benar terhapus? Begitu juga dengan cinta Lan-lan akan kue donat kesukaannya. Ketika Peter membawakan satu kue donat, Lan-lan tidak mampu lagi menahan larangan gila untuk tidak pernah mencicipi donat selamanya. Dengan penuh kerinduan, Lan-lan melahap lembut kue t...
Teman
44      37     0     
Romance
Cinta itu tidak bisa ditebak kepada siapa dia akan datang, kapan dan dimana. Lalu mungkinkah cinta itu juga bisa datang dalam sebuah pertemanan?? Lalu apa yang akan terjadi jika teman berubah menjadi cinta?
Just Me [Completed]
809      396     0     
Romance
Gadis cantik bersifat tomboy itu adalah Viola dia biasa dipanggil Ola, dibalik sifatnya yang tomboy dia menyimpan duka yang teramat dalam yang hanya keluarganya yang dia tahu dia tidak ingin orang-orang khawatir berlebihan tentang kondisinya. dia anak yang pintar maka dari itu dia bisa sekolah di Amerika, tapi karena kondisinya sekarang dia harus pindah ke Jakarta lagi semenjak ia sekolah di Ja...
Secret Garden
7      7     0     
Romance
Bagi Rani, Bima yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Bima, Rani yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar jiwa?
Dunia Gemerlap
284      148     0     
Action
Hanif, baru saja keluar dari kehidupan lamanya sebagai mahasiswa biasa dan terpaksa menjalani kehidupannya yang baru sebagai seorang pengedar narkoba. Hal-hal seperti perjudian, narkoba, minuman keras, dan pergaulan bebas merupakan makanan sehari-harinya. Ia melakukan semua ini demi mengendus jejak keberadaan kakaknya. Akankah Hanif berhasil bertahan dengan kehidupan barunya?