Bahkan, mungkin ini pertama kali Ryan melihatnya. Siapa?
Dalam satu kedipan mata, gadis itu hilang. "Buset, cepet banget ilangnya. Kayak temen gue kalo gue lagi susah."
Ryan tidak berpikir macam-macam. Mungkin memang gaadis itu berlari sangat cepat tanpa ia sadari. Baru saja Ryan ingin melangkah ke luar UKS, sebuah buku jatuh tepat dihadapannya.
Buku itu kusam, dan lusuh. Sepertinya buku itu sudah berusia tua. Satu abad lebih mungkin?
Rasa penasaran Ryan yang kuat mendorongnya untuk mengambil buku itu. Awalnya ia ragu untuk mengambilnya, atau tidak.
Batinnya berperang antara dua pilihan itu. Sebagian dirinya memilih untuk mengambil, dan sebagian dirinya lagi tidak mau mengambil buku itu.
Tapi, Ryan telah memutuskan untuk mengambi buku itu. Sampul buku itu bertulisakn 'Memento Mori'. "Memento Mori? Bahasa apaan nih?"
Ryan terus membuka halaman demi halaman dari buku 'Memento Mori' itu. Tak satupun kalimat yang ia pahami. Buku itu ditulis dengan bahasa latin. Sampai di halaman tengah, secarik kertas jatuh.
Ryan kemudian memungut dan membaca tulisan yang ada di kertas tersebut, "Ryan Tambunan. A. Peperit Oktober, 199X. Bonum Mangelum, Salvator, " Ryan bingung, "Apaan dah maksudnya?"
Iya, otak Ryan sangat amat lemot. Butuh waktu lama baginya untuk mencerna maksud kalimat sederhana itu.
"Oke, oke. Disini ada nama lengkap gue, bulan sama tahun lahir gue, terus ini apaan? Bonum Magnum, eh bukan! Bonum Mange-Mangelum? Menggulum maksudnya? Terus ini Salvator, Elevator? Bonum maksudnya bonus kan? Bonus menggulum elevator gitu? Atau eskalator?"
BRAK!
"Disini lo rupanya!"
Ryan melirik, seseorang yang mendobrak pintu UKS adalah Nevan dan Dika.
"AJIB! Bener kata lo, Van! Ternyata si Yayan doyan buku sekarang!" seru Dika.
"Yayan Yayan, pala lo tempayang! Ini buku juga gue nemu!" ketus Ryan.
"Oh iya, tentang buku Indigo, gue gak ngelanjutin. Gue males berhubungan sama yang kayak 'gituan' sumpah. Gue takutnya itu malah mancing me—"
Ryan memotong perkataan Nevan. "Ya, ya. Terserah. Kita bahas itu ntar. Tapi sekarang, coba lo baca buku ini. Ngerti gak?"
Ryan menyodorkan buku yang di pegangnya ke Nevan. Nevan meraihnya dan membukanya. Mata nya membelalak seketika.
"Buset dah, lo ya, Yan. Sekalinya lo doyan buku, buku beginian yang lo baca!"
Ryan menaunkan kedua alisnya ditengah. "Maksud lo? Gue aja gak tau itu buku apaan!"
Dika yang penasaran, melihat sekilas judul pada buku itu. Wajahnya menampakkan raut terkejut walau hanya sebentar.
"Biarin aja lah Van, mungkin dia beneran pengen jadi ahli supranatural. Hal-hal mistis kayak gitu. Kita mundur wae lahh."
Ryan makin bingung dengan kedua temannya, apa yang mereka bicarakan? Supranatural? hal-hal mistis? Apa-apaan mereka itu!
"Gue udah bilang ke kalian, gue gak tau itu buku apaan, makanya gue tanya lo berdua! Terutama lo, Van!" protes Ryan.
"Memento Mori. Diambil dari bahasa latin yang artinya Semua orang akan mati atau Ingat Mati. Gue tau sedikit-sedikit tentang bahasa latin karena dulu Bokap gue pernah ngajarin. Lo tau apa yang di tulis di buku ini?"
Ryan menggeleng.
"Gak penting. Isinya cuman dongeng belaka. Sebaiknya lo gak baca, karena buku ini banyak ngejelasin tentang kematian."
Ryan terdiam.
"Gue harap lo gak akan main-main sama dunia mereka, Anderson."
****
Ryan menatap buku Memento Mori nya. Kini ia sedang berada di kamar miliknya. Ryan meraih laptop dan membuka Google Translate. menerjemahkan semua kata-kata yanga da di dalam buku itu.
Benar apa yang dikatakan Nevan, buku itu berisi tentang kematian di bab pertama, kehidupan di bab kedua, dan... dunia lain di bab ketiga.
Tunggu, masih ada bab ke empat. Bab itu masih membahas tentang dunia lain, tetapi dunia ini bukan dunia yang Ryan pikir. Dunia yang dimaksud dalam bab ke empat ini adalah, Dunia Dongeng?
Ryan men-skip tiga bab. Ia langsung meloncat bacaannya dari bab 1 ke bab 4. Apa ini sebuah dongeng fantasi pengantar anak-anak tidur?
Tentu itu tidak mungkin. Tidak ada kisah pengantar tidur yang membahas tentang kematian dan hantu. Lalu buku apa ini sebenarnya?
Dari bab ke empat, Ryan mengetahui banyak tentang Dunia ketiga yang dimaksud dalam buku ini.
Dunia ketiga ini bernama occultatum, yang jika diterjemahkan dari Latin ke Indonesia maka artinya adalah Tersembunyi.
Dunia 'Occultatum' ini berisi kurcaci, peri, dan hal persis lainnya yang sama dengan dongeng anak sebelum tidur.
Dunia Occultatum ini juga berisi sihir, hal yang tidak mungkin terjadi di Dunia nyata.
Tapi ada satu yang membedakan Dunia Occultatum dengan kisah Dongeng anak. Tidak ada kebahagiaan.
Dunia Occultatum yang dulu seindah kisah Dongeng, kini telah berubah menjadi neraka. Para orang baik dimusnahkan, digantikan dengan para orang-orang jahat.
Para peri dan malaikat baik di penjara dan di tahan. Di perlakukan seperti sampah. Akibatnya, satu per satu dari mereka mati.
Awalnya ryan tidak percaya dengan semua yang ditulis disana. Tapi paragaraf terakhir dari buku itu membuatnya meneguk ludah kasar.
Le monde Occultatum avait été détruit par un ami de sauvetage, Ryan Tambunan Anderson.
Ryan membuka kamus dan mencari artinya.
Dunia Occultatum telah dihancurkan oleh sang penyelamat, Ryan Tambunan Anderson.
Ryan? Penyelamat? Apa maksudnya?
@SusanSwansh sebelum ada buku itu, cerita saya udah rilis duluan;"
Comment on chapter My Ability