Raina. Orang biasa memanggilku dengan nama itu. Iya itu namaku. Aku masih ingat dengan jelas kalau itu namaku. Kalau untuk mengingat yang lain? Susah. Mungkin aku terlalu banyak mengkonsumsi obat penenang sehingga perlahan-lahan ingatanku memudar. Sampai sekarang aku masih bingung kenapa aku bisa ada disini. Tempat yang di isi sama ratusan orang yang nggak "waras". Tiap tertidur, aku selalu berharap kembali ke dunia ku. Aku sekarang seperti sedang menjalani "cuci otak". Aku bahkan nggak bisa mengingat keluarga ku, teman-teman ku.
Tapi, ada 1 benda yang selalu ku bawa kemana-mana. Batu ruby ini, entah bagaimana ceritanya batu ini sudah di di saku baju ku. Seingatku, sehari sebelum aku disini, aku pergi bersama keluarga ku, kita piknik bersama. Aku masih ingat jelas senyuman dan tertawaan mereka. Dan entah semua seperti gelap, ketika aku terbangun aku sudah ada disini aja. Unknown place aku menyebutnya. Gimana bisa orang yang waras tinggal di tempat seperti ini. Awalnya aku mengira ini hanyalah mimpi tapi nggak, ini beneran nyata. Semua nya nyata. Hari pertama disini, aku tak mendapatkan informasi apa-apa. Semua yang aku ajak ngomong nggak pernah ngegubris diriku kecuali Suster Emi. Hari itu aku menangis, teriak dan merusak semua fasilitas disini, Suster Emi datang dan memelukku, meredam tangis dan amarahku tapi nggak bisa menjawab semua pertanyaanku. Ia hanya tersenyum. Itu aja. Dan begitu terus.Ketika aku hampir frustasi, seseorang datang. Iya itu Sam. Menurut Sam tempat ini aman untukku, dan cocok. Aku merasa jengkel. Cocok apanya, nggak mungkin dalam waktu sehari semalam aku bisa menjadi gila. Awalnya aku mengira Sam ini orang yang nggak waras, tapi dia waras. Hebatnya Sam tahu semua hal yang kusuka dan ku benci. Rasa antusiasme ku terhadap Sam semakin menjadi jadi.
Seperti biasa, Sam selalu membawa ku ke taman belakang, biar bisa melihat senja, katanya. Aku suka senja, ada perasaan tenang didalamnya, berlebihan memang tapi itulah yang aku rasain. Aku pernah berpikir untuk kabur, tapi rasanya nggak mungkin. Semua ini terasa asing bagiku. Entah harus berapa lama aku disini yang pasti cuma waktu yang bisa menjawab semua nya.
Kaka emeshh @kayla_nadira:) makasih ka udah baca cerita aku. Saranghamnida:*
Comment on chapter Between Us